Teror mama minta cucu

Tempat yang paling Kana sukai jika berkunjung di rumah mertuanya adalah taman yang ada di teras samping menyatu dengan dapur bersih. Kana suka karena mertuanya yang hobi berkebun itu punya koleksi bunga berbagai jenis seperti anggrek, mawar dan tanaman hias lainnya. Selain sejuk di mata taman ini juga memberi kesan meneduhkan. Cocok buat merenung sambil minum teh.

Selain itu tempat kedua yang Kana sukai adalah ruang makannya. Interiornya unik serba kayu yang kata ayahnya Adrian, semua kayu jati yang ada di rumah ini dibeli langsung dari Yogyakarta. Maklum ayah dan ibu Adrian kan asalnya dari Yogyakarta.

"Enak gak ikan bakar buatan bunda?" tanya Rahayu, bunda Adrian membuyarkan lamunan Kana.

Kana mengangguk. "Enak banget Bun! Gak ada obat ini mah! Kana belum bisa masakin kak Adrian ini Bun. Besok ajarin ya?" pinta Kana mengerjap lucu.

"Kamu udah pinter masak ya sekarang?" tanya Rusman, ayah mertua Kana yang sejak tadi asik dengan sendok dan garpu melahap makanan buatan istri tercintanya.

"Lumayan sih Yah? Ya kan Kak?" Kana meminta pendapat Adrian yang lantas cepat-cepat mengangguk. Adrian tidak bohong, Kana ini kan walaupun lemot dan polos tapi anaknya mau belajar dan tidak pernah menyerah.

Bunda tersenyum lalu menatap ke arah Adrian. "Pantesan tubuh kamu gemukan Dri pasti Kana masaknya enak."

"Tuh kan Kak, berati yang dibilang Moli keliru." Kana menatap kedua mertuanya ."Masa, kata temen Kana Kak Adrian gemukan karena susunya cocok , padahal Kak Adrian jarang minum susu. Jadi gemuk pasti karena masakan Kana." Kana berkata dengan sombong membuat mertuanya saling berpandangan kemudian tertawa kecil.

"Kamu ini polos sekali." Rusman tertawa melirik Adrian yang menunduk malu. Bisa-bisanya anaknya yang terkesan selalu serius punya istri yang polos seperti Kana. Kenapa Kana yang bisa membuat Adrian bertekuk lutut. Kana sudah memberi warna di hidup Adrian yang monoton.

"Ngomong-ngomong, kalian kapan ngasih bunda cucu?" tanya Rahayu membuat Kana memelankan kunyahannya. Pertanyaan yang Kana hindari saat ini adalah soal anak. Baru saja tadi siang diomongin, sekarang udah kejadian.

"Bunda udah gak sabar lho, pokoknya kalian harus segera ngasih kami cucu. Kami sudah tua sudah pengen nimang cucu. "Bunda menatap Adrian dan Kana penuh harap. Membuat Kana tidak tega kalau harus menolak melihat binar-binar di mata mertuanya saat membicarakan tentang cucu itu.

"Iya, Bunda tenang saja kami masih terus berusaha kok Bun. Ya kan Na?" Adrian menoleh pada Kana meminta persetujuan, Kana hanya mengangguk canggung.

"Pokoknya Bunda mau cucu yang banyak."

Kana tersedak dan terbatuk-batuk mendengar permintaan mertuanya itu. Banyak? Satu saja Kana masih mikir, ini minta banyak.

"Soalnya Adrian kan anak tunggal, jadi kami mau minta cucu yang banyak biar ramai,"imbuh bunda penuh harap. Sungguh Kana tidak tega kalau harus bilang tidak. Bagaimana ini?

"Iya, doain saja Bun." Adrian tersenyum menyodorkan segelas air putih pada Kana.

"Sudah jangan ngomongin cucu di meja makan. Doakan saja mereka. Lagipula usia pernikahan mereka kan baru 4 bulan." Rusman menangkap perubahan wajah Kana yang sedikit panik saat membicarakan tentang cucu. Wajar usia Kana saja masih 23an .

" Pokoknya ya usaha terus. Mulai sekarang makannya diperhatikan, nanti bunda kasih menu apa saja yang harus kalian konsumsi."

Rupanya Rahayu tidak main-main, sebelum Adrian berpamitan pulang dia memberikan catatan panjang tentang menu-menu yang boleh dan tidak boleh di makan oleh Kana dan Adrian bahkan ada jadwal jam-jam efektif melakukan hubungan suami istri.

"Kenapa Sayang?"Adrian yang baru selesai mandi itu melirik istrinya yang sejak tadi menatap binggung ke arah kertas panjang di tangannya.

"Kak, aku-" Kana tak melanjutkan kata-katanya. Mana mungkin dia menolak punya anak setelah mertuanya barusan berharap banyak padanya soal cucu.

"Kenapa?" Adrian menanti jawaban Kana tangannya sibuk memakai kaos rumahan yang biasa Adrian pakai buat tidur.

"Aku-" Belum sempat Kana menjawab ponsel di atas nakas bergetar tanda panggilan masuk. Kana buru-buru, mengambil ponselnya.

"Mama." Kana menunjuk nama yang tertera di layar ponselnya. Adrian mengangguk memberi isyarat agar Kana segera mengangkat telponnya.

"Iya mama."

"Udah sampai rumah Na?"

Kana mengernyit tahu dari mana dia baru pulang. Oh, pasti bunda menelponnya. "Udah, Ma. Tumben nelpon?"

"Kamu udah baca catatan yang dikasih bunda Rahayu?"

Tuh kan benar pasti bunda yang nelpon mertuanya. "Hem."

"Jangan lupa Na, semua yang ditulis di situ diterapin. Mama sama papa kamu juga udah gak sabar nimang cucu."

Ihh, bunda sama mama ternyata kongkalikong buat minta cucu. "Hem," sahut Kana malas.

"Kamu ini ya. Jawab yang serius dong sayang."

Kana memutar bola matanya. "Iya mama."

"Adrian di situ?"

Kana menatap Adrian yang sedang memperhatikannya."Ada."

"Kasih telpon-nya ke Adrian."

Kana cemberut lalu menyodorkan ponselnya ke arah Adrian yang menatapnya dengan tatapan bertanya. " Mama mau ngomong sama Kakak."

"Iya Ma gimana?" tanya Adrian setelah ponsel Kana di tangannya.

"...."

"Oh ehm, Adrian belum nanya Ma."

"...."

"Oh, gitu ya Ma."

"...."

"Iya Ma, nanti Adrian tanya."

Pembicaraan Adrian dan Mama Kana selesai. terlihat saat Adrian mematikan ponsel Kana.

"Mama bilang apa?" tanya Kana menerima ponselnya kembali.

"Teror Mama minta cucu." Adrian tersenyum. Tapi tidak dengan Kana wajahnya berubah masam.

"Kamu kenapa?"

"Kana sebel sama Mama Kak, ngebet banget punya cucu." Kana melipat kedua tangannya di depan dada wajahnya cemberut bukannya terlihat menyeramkan tapi malah menggemaskan di mata Adrian.

"Gak boleh bilang sebel sama Mama. Wajar Na, mama sama bunda ngebet punya cucu karena kita sudah nikah juga. Lagipula ini kan cucu pertama buat mereka." Adrian berkata dengan hati-hati, dia sadar sepertinya suasana hati Kana sedang buruk sejak sekembalinya dari rumah orangtua Adrian.

"Kamu gak mau punya anak?" tanya Adrian menyentuh kening Kana yang berkerut menatap istrinya lembut lalu mengambil tangan Kana dan mengenggam jemarinya.

Kana menunduk. Dia memang takut untuk hamil, takut punya anak. Takut semua yang dikatakan Moli dan Nea itu terjadi padanya.

"Kana?" Adrian mengangkat dagu Kana agar menatapnya.

"Kana bukannya gak mau Kak.Tapi- Kana belum siap," jawab Kana lirih.

"Belum siap atau takut?" Adrian memastikan.

"Dua-duanya." Kana menjawab lirih nyaris berupa gumaman.

Adrian tersenyum lalu mencium punggung tangan Kana. " Kenapa takut? Jelasin ke Kakak."

Kana mengigit bibir bawahnya takut-takut. "Kata Moli hamil itu ribet. Mual muntah gak boleh ini gak boleh itu. Terus nanti gak bisa jalan-jalan, hangout. " Kana berkata dengan mata yang berkaca-kaca.

Adrian menarik napas. Teman-temannya lagi. "Yang dikatakan Moli itu benar." Adrian tersenyum.

Kana menatap suaminya tak percaya. "Jadi benar Kak?" Kana kira Moli dan Nea hanya menakutinya saja.

Adrian mengangguk. "Benar, tapi kamu tahu gak? Dengan semua kesulitan itu atau dengan semua yang teman kamu bilang ribet itu, Allah menjanjikan pahala untuk seorang ibu hamil yang berjuang untuk anaknya." Adrian menjelaskan hati-hati.

" Sudah kodratnya seorang wanita itu hamil untuk mempertahankan keturunan Na, jangan dijadikan beban apalagi suatu kesulitan karena banyak pahala yang akan di dapat. Lihat mama kamu dan bunda, mereka juga ibu mereka juga mengalami semua yang kamu takutkan. Tapi kamu bisa lihat sendiri mereka bahagia melihat anak-anak tumbuh dengan baik." Adrian berharap Kana menangkap maksud di balik semua yang dikatakan Adrian. Karena jika boleh jujur Adrian sudah ingin punya anak. Adrian suka dengan anak kecil.

"Dan aku, orangtua kita, kakak kamu akan selalu ada buat kamu sayang. Kamu tetap boleh jalan-jalan atau kumpul sama teman-teman kamu meskipun sudah punya anak nantinya. Dengan catatan tidak melupakan tugas kamu sebagai istri dan ibu." Adrian mengusap kepala Kana. Merapikan anak rambutnya yang berantakan.

"Jadi, masih takut untuk hamil?" tanya Adrian was-was. Semoga saja apa yang dikatakan panjang lebar olehnya itu bisa menyadarkan Kana jika punya anak tidak semenakutkan yang dia pikir.

Kana menatap Adrian mengerjapkan matanya beberapa kali. Sudut bibirnya ketarik membentuk senyuman. " Enggak. Kana mau kok punya anak dari Kakak."

Adrian bernapas lega. Syukurlah, tidak sia-sia kultumnya hari ini, sepertinya Adrian berbakat jadi seorang konsultan rumah tangga. "Oh iya, tadi mama pesen sama aku."

Kana mengernyit. "Apa?"

"Aku disuruh mama untuk memastikan, seminggu lagi kamu tanggalnya haid kan?"

Kana menyalakan ponselnya lalu membuka aplikasi kalender tentang datang bulannya.

"Iya Kak, kalau menurut itung-itungan kalender sih seminggu lagi memang tanggalnya aku haid. Kenapa emang?" Kana kebingungan tidak biasanya mama menyuruh Adrian memastikan tentang hal seperti itu sedangka Ardian berdecak dalam hati memuji kehebatan mertuanya yang selalu tahu tentang putri kecilnya bahkan hal-hal sepele seperti ini.

"Kata mama ini masa subur kamu berati?"Adrian tersenyum penuh arti.

"Subur? Gemuk gitu? Tega banget sih ngatain aku gemuk. " Kana cemberut.

Adrian mengacak kepalanya gemas. " Bukan Na. Subur dalam artian siap untuk-" Adrian binggung harus menjelaskan bagaimana agar Kana bisa menangkap maksudnya.

"Untuk?"

"Untuk dibuahi. Untuk hamil gitu. Jadi kalau kita iuiu kemungkinan jadinya lebih besar. Mau ya?" Adrian menatap Kana penuh harap.

"Emangnya Kana pernah nolak?" Kana tersenyum malu-malu.

Yes! Malam ini dapat!

*****

Terpopuler

Comments

Meisri Sudarmini

Meisri Sudarmini

iuiu
asal bukan
uiui (bunyi sirene)..
🚑🚓🚒
😝🙃🤣

2022-01-31

0

Rafika Aprilyanti Alfian

Rafika Aprilyanti Alfian

wooww yg lg giat"nya bikin adonan uiui an deh tuh terus yah thoor yg semangat deh thoor buat kak adrian yg aku doa kn semoga cepat si neng kana nya hamil biar authoor nya seneng dn semangat up nya😁🤣

2021-11-28

0

Apienk Akim

Apienk Akim

semangat 2 lanjut trs Thor

2020-05-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!