"Selamat pagi!" Sapaan itulah yang Kana dengar ketika membuka mata pertama kali.
Kana menoleh ke arah samping. Ada Adrian yang tidur tengkurap dengan tangan sebagai bantalan tersenyum manis ke arahnya.
"Pagi," sahut Kana dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Masih sakit?" tanya Adrian mengusap pipi Kana.
Kana menatap dirinya sendiri di bawah selimut dia hanya memakai kaos kebesaran Adrian tanpa memakai apa-apa di dalamnya. Kana terlalu lelah hanya untuk sekedar mengambil bajunya sendiri, panas menjalari wajah Kana saat dia teringat apa yang sudah dia lakukan bersama Adrian semalam.
Akhirnya dia pecah perawan, lepas segel atau apalah sebutannya untuk malam pertama mereka semalam yang menakjubkan. Walaupun sama-sama terkesan amatir tapi mereka berdua mampu melakukannya dengan sangat baik.
"Sedikit." Kana ingat betul semalam dia berteriak terlalu kencang saat penyatuan mereka pertama kali bahkan dia sempat mengigit pundak Adrian dan menjambak rambutnya untuk menahan rasa sakit. sewaktu penyatuan mereka.
*Flashback on
"Kalau aku minta sekarang boleh?" Adrian menyatukan kening mereka. Berbisik seduktif, membuat sesuatu di diri Kana berdesir hebat. Kana tersipu lalu mengangguk pelan membuat Adrian bersorak dalam hati.
Melupakan dirinya yang bahkan belum mandi Adrian menangkup wajah Kana mengamati lebih detail setiap bagian dari wajah Kana yang tercipta nyaris sempurna.
Tak ingin membuang waktu dan bisa jadi Kana akan berubah pikiran Adrian segera mencium bibir mungil sang istri.
Kana memilih memejamkan matanya bersiap menerima semua perlakuan Adrian. Kana pasrah. Malam ini dia milik Adrian.
Ciuman Adrian terkesan hati-hati agar Kana merasa nyaman karena ini adalah pertama buat mereka berdua.
Adrian menyesap bibir atas dan bawah Kana secara bergantian. Tangannya yang bebas menelusup masuk ke belakang punggung Kana membelai lembut di sana merasakan betapa halusnya kulit sang istri.
Kana mendesah tertahan seiring dengan tangan Adrian yang lain dengan cekatan melepas kancing bajunya satu persatu menurunkan ke bawah dan membiarkan tubuh bagian atas Kana terekspos. Bagi seorang amatir apa yang dilakukan Adrian cukup mahir.
Adrian melepas ciumannya, memberi waktu Kana untuk menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Adrian hanya memberi waktu sebentar untuk menghirup udara karena detik berikutnya dia sudah membaringkan Kana dengan lembut. Menikmati setiap inci tubuh Kana di mulai dari mencium rahang Kana turun ke ceruk lehernya berlama-lama di sana. Satu tangan Adrian sudah melepas kaitan bra Kana dan melemparnya begitu saja. Tangan yang lain bermain-main di dada Kana memberikan gelenyar aneh pada diri Kana.
"Kak-" desah Kana, mencengkram rambut Adrian saat Adrian dengan lembut bermain di kedua dada Kana membangkitkan gairahnya yang lama tidur. Kana cukup terkejut saat dirinya sudah tak memakai sehelai kain pun di tubuhnya. Sebegitu nikmatnya sentuhan Adrian hingga dia tidak sadar Adrian sudah melepas semua kain yang melekat di tubuhnya.
Adrian menarik tubuhnya sejenak, berdiri untuk melepas semua pakaiannya dan melemparnya ke lantai begitu saja.
Kana memejamkan matanya, malu. "Hei, jangan ditutup," bisik Adrian yang sudah kembali mengurung Kana di bawahnya. Kana membuka mata dan menatap Adrian yang juga menatapnya lembut.
"Aku janji ini gak akan sakit Na." Adrian tersenyum meyakinkan lalu kembali mencumbu Kana yang hanya bisa mendesah menahan kenikmatan yang diberikan oleh suaminya.
Hingga saat penyatuan itu terjadi yang terdengar hanya jeritan Kana dan desahan keduanya.
flashback off*
"Hei, kok melamun?"
Suara bass Adrian mengembalikan Kana ke dunia nyata.
"Pundak Kakak sakit gak?" Kana menyentuh pundak Adrian ada bekas gigitan hasil karyanya di sana.
"Gak papa kok." Semua terbayar dengan kenikmatan yang Kana berikan.
"Jam berapa Kak?" Kana melirik jam di atas nakas lalu menjerit pelan. Jam 8 pagi dan dia baru bangun padahal seharusnya jam segitu Adrian sudah harus berangkat bekerja.
"Ya ampun aku belum bikin sarapan buat kalian." Kana menyibak selimutnya tapi tangan Adrian menahannya.
"Hari ini Minggu Na. Kamu lupa?"
Kana termenung sejenak lalu menepuk keningnya sendiri. "Oiya, Kana lupa Kak."
Adrian tersenyum misterius. "Kamu pasti keenakan ya sampai lupa hari begitu," goda Adrian.
Kana memiringkan tubuhnya hingga berhadapan dengan Adrian. "Keenakan apanya Kak?"tanya Kana polos menatap Adrian dengan tatapan lucunya membuat Adrian gemas dan ingin memasukinya lagi. Padahal mereka sudah melakukannya dua kali dan itu dengan durasi yang tidak sebentar untuk ukuran pemula seperti mereka itu adalah pencapaian yang luar biasa.
" Keenakan yang semalam. Malam pertama Kana." Adrian setengah berbisik di telinga Kana membuat rona merah terlukis jelas di kedua pipinya.
" Apaan sih!" rajuk Kana tersipu.
Adrian tertawa kecil lalu mengubah posisi tidurnya meraih Kana ke dalam pelukannya yang hangat.
"Terimakasih ya Na, kamu udah mau melakukan kewajiban kamu sebagai seorang istri. Semalam benar-benar luar biasa." Adrian mengelus punggung Kana.
Kana tersenyum mengusap-usap dada Adrian, membuat pola-pola dengan telunjuknya. " Makasih juga ya Kak, udah ngajarin Kana. Kayaknya Kakak pengalaman banget, jangan-jangan ini bukan yang pertama ya buat Kakak?" Tiba-tiba Kana menarik diri dari pelukan Adrian menatap suaminya dengan tatapan menyelidik.
Adrian gelagapan saat mata Kana menatapnya tajam. "Ini yang pertama buat aku Na. Aku bukan penjahat kelamin yang bisa sembarangan menyembur7kan benih ke mana-mana ya."
"Tapi kok kayaknya udah mahir begitu?" tanya Kana masih tidak mau menyerah mendapat jawaban yang pasti dari Adrian.
"Ya namanya pria Na. Itu udah naluri lah sebagai kaum pria." Apalagi pria matang sepertiku, Adrian tersenyum dengan alis dinaik turunkan Kana hanya manggut-manggut.
"Kalau gitu sekarang kita harus ngasih tahu orang-orang dekat kita Kak." Kana kembali tersenyum ceria dan Adrian bersyukur Kana tidak membahasnya lagi.
"Ngasih tahu apa Na?" Adrian bertanya binggung.
"Ya ngasih tahu kalau kita udah ngelakuin malam pertama."
Adrian menatap Kana. "Kok dikasih tahu ke orang?"
"Ya, kata bang Kanda kalau udah malam pertama harus dikasih tahu ke orang-orang, biar jadi berkah." Kana menjelaskan dengan gamblang dan dengan ekspresi yang ceria. Adrian tersentak kaget. Dasar kakak iparnya itu, menggunakan kepolosan istrinya, benar-benar ya tuh kunyuk satu.
"Na, apa yang dibilang kakak kamu itu tidak benar. Malam pertama itu privasi sayang. Urusan ranjang tidak boleh orang lain tahu, cukup kita berdua."
"Tapi kata Bang Kanda- "
"Jangan percaya kakak kamu," potong Adrian cepat.
"Tapi Moli sama Nea juga bilang begitu."
Adrian menghela napas. "Jangan percaya mereka. Malam pertama tidak boleh orang lain tahu cukup kita berdua dan akan menjadi berkah kalau hanya kita yang tahu." Adrian harus meluruskan ini, kalau tidak Kana bisa benar-benar menceritakan malam pertama mereka ke orang-orang.
"Jadi mereka bohongin aku?"Alis Kana menyatu dengan mulut terlipat cemberut. Membuat Adrian benar-benar gemas dibuatnya.
"Mereka hanya terlalu peduli sama kamu Na. Makanya ingin tahu semua yang terjadi sama kamu termasuk malam pertama. Tapi ingat pesan aku ya. Jangan dikasih tahu siapa-siapa termasuk mama kamu sekalipun."
"Iya aku nurut sama Kakak." Kana tersenyum manis. Membuat jantung Adrian berdegup lebih kencang, hanya dengan tatapan Kana. Sebesar itukah rasa cinta Adrian pada Kana?
"Na sekali lagi yuk!" ajak Adrian.
"Apanya Kak?"
"Naik-naik ke puncak gunungnya." Kode Adrian tapi sayangnya Kana yang polos tidak bisa mengartikan kata kiasan dari Adrian itu.
"Gak mau ah Kak! Ini ku masih sakit, tau! Kalau dibuat jalan, apalagi naik-naik ke puncak gunung tinggi-tinggi sekali. Gak mau ah!"
Tuhkan istrinya yang polos ini salah mengartikan kiasannya.
"Maksudnya, iuiu lagi yuk kayak yang semalam. Udah gak capek kan?" Ardian mengerling ke arah Kana. Sadar dengan yang dimaksud suaminya wajah Kana langsung merona.
"Sekali lagi ya Na, udah gak sakit banget kan?" rayu Adrian tak menyerah.
"Nanti aku deh yang cuci spreinya," imbuh Adrian masih berusaha merayu istrinya.
Kana mengerutkan keningnya seperti berpikir keras. "Benar ya Kakak yang cuci sprei yang tadi?"
Adrian mengangguk. " Jadi mau kan naik-naik ke puncak gunung lagi?"
Kana tak menjawab, tapi senyum malu-malunya mengisyaratkan kalau dia tidak menolak.
"Waktunya naik-naik ke puncak gunung!" bisik Adrian seduktif lalu mengurung Kana lagi. Sepertinya mereka benar-benar akan menghabiskan hari ini dengan 'mendaki'.
********
***Akhirnya .... selamat ya Adrian sudah lepas segel😂😂. Maaf ya story' ini hanya untuk hiburan\, yang tidak suka tidak apa-apa karena setiap tulisan punya pembacanya sendiri. happy reading guys!?
terimakasih untuk komen\, like dan votenya***.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Meisri Sudarmini
Kana-Adrian..
kok dicritain ke readers...🔥🔥
2022-01-29
0
Tri Utami 🔥
🤣🤣
2022-01-05
0
Sri Tutin
plong....berhasil juga lanjutttty
2021-06-16
0