'Tante?' gumam Sisil.
"Iya, Tante. Aku meski panggil apa memangnya, selain Tante?" ucap Lala.
Sisil kesal mendengar perkataan Lala. Dia tak habis pikir karena Lala memanggilnya Tante.
"Dasar bocah, nggak tahu sopan santun!" kesal Sisil.
Lala geram mendengar perkataan Sisil.
Apa katanya? Bocah?
'Dia benar-benar nyebelin. Orang yang kamu bilang bocah ini, bahkan udah punya bocah,' batin Lala.
"Maksudnya apa, ya? Siapa yang bocah?" tanya Lala dengan menatap Sisil tajam.
"Ya, kamulah. Aku heran, kenapa Ilham mau menikahi wanita kasar, dan nggak tahu sopan santun kayak kamu. Aku yakin, Ilham pasti terpaksa menikahi kamu!" kesal Sisil.
"Heh! Jangan sok tau, ya! Kamu bahkan nggak tau siapa Saya!" ucap Lala masih dengan menatap Sisil tajam.
"Aku bukan sok tau, ya. Tapi aku tau betul tipe cewek seperti apa yang Ilham sukai. Yang jelas, bukan cewek kayak kamu ini! Udah kasar, nggak sopan. Oh, ayolah. Lihat aja diri kamu, bagaimana bisa Ilham suka sama cewek yang nggal terawat kayak gini? Kamu bahkan nggak bisa merawat diri kamu sendiri!" ucap Sisil sambil memperhatikan penampilan Lala dari ujung rambut hingga ujung kaki Lala.
"Apa maksudnya sisil bilang kaya gitu? apa maksudnya aku gabisa ngerawat diri?' batin Lala.
Lala mencoba mencerna ucapan Sisil sambil terus melihat ke arah Sisil yang mulai meninggalkannya.
****
Di dalam mobil, Lala hanya diam sambil menatap jalanan, dia masih kepikiran kata-kata Sisil tadi saat di Hotel.
Lala dan Ilham sampai di rumah. Lala langsung masuk sambil masih terdiam. Saat akan menaiki anak tangga, tiba-tiba saja sang mama muncul.
"Kalian, kok, pulangnya cepet banget, La?" tanya mama.
Lala tersenyum terpaksa.
"Ah iya, Ma. Lala kepikiran Bila terus, takut Bila nyariin Lala. Ya udah, Lala ke atas dulu, ya, Ma," ucap Lala dan meninggalkan mama mertuanya.
Mama Ilham berpikir ada yang aneh dengan Lala, ditambah lagi saat melihat wajah Ilham yang terlihat murung.
"Ada apa, Nak?" tanya mama.
Ilham menggeleng dan tersenyum.
"Nggak ada apa-apa, Ma. Ilham ke atas dulu, ya," ucap Ilham dan meninggalkan mamanya.
"Kayaknya, ada yang nggak beres," gumam mama.
Ilham memasuki kamarnya dan hanya melihat Bila yang sedang tertidur pulas.
Ilham mengambil pakaian di lemari dan mengganti pakaiannya. Tak lama terdengar suara pintu kamar mandi terbuka.
Ilhamp melihat ke arah suara tersebut, dilihatnya Lala yang sudah memakai piyamanya.
Ilham terus memperhatikan Lala, tetapi Lala terus melangkah ke tempat tidur dan saat Lala akan duduk tiba-tiba Ilham menarik tangan Lala.
"Dek, tolong jangan diemin Mas!" ucap Ilham.
Lala melihat Ilham, dia melepas tangan Ilham. Lala masih tetap dengan diamnya.
"Ade boleh marah, Ade boleh maki-maki Mas, tapi tolong jangan diemin Mas kayak gini," ucap Ilham.
Lala masih tak bersuara, membuat Ilham menjadi kesal sendiri didiamkan seperti ini.
"MAU KAMU APA SIH, HA? AKU UDAH MINTA MAAF KAN? KENAPA KAMU MASIH DIEMIN AKU? bentak ilham yang membuat Lala kaget.
Sebelumnya Ilham tak pernah bicara dengan aku kamu, bahkan tidak pernah membentaknya.
Lala melihat Ilham dan lagi-lagi tak bicara.
Ilham semakin geram dan emosi. Dia tak suka didiamkan seperti itu.
"Oh, ayolah. Kamu ini sudah dewasa, jangan bersikap kekanakan seperti ini!" Geram Ilham.
Hati lala sakit mendengar ucapan Ilham.
'Apa maksudnya kekanakan? Sikap aku yang mana yang kekanakan? Apa salah kalau aku cemburu?' batin Lala.
Tanpa sadar air mata Lala menetes. Lala mulai terisak menunduk, Ilham hanya melihat tanpa membujuknya.
Sesaat kemudian Lala mengusap air matanya dan menatap Ilham.
"Tolong kasih tau aku, sikap aku yang mana yang kekanakan? Apa karena aku cemburu? Apa aku salah, kalau aku marah melihat Suami sendiri menatap wanita lain saat aku sendiri sedang berada, dan berdiri di samping Suamiku? Apa aku salah, kalau aku cemburu? Kamu bahkan dengan mudah ngelupain aku yang jelas-jelas saat itu ada di deket kamu," ucap Lala semakin terisak. Entah mengapa dia menjadi berani bicara dengan panggilan 'Aku' dan 'Kamu' pada Ilham. Padahal, sebelumnya dia tak pernah menyebut Ilham dengan panggilan 'Kamu'
"Aku bahkan nggak habis pikir, apa jadinya kalau aku nggak ada di sana saat itu? Aku bahkan nggak berani bayangin," ucap Lala.
Sungguh hatinya benar-benar sakit. Untuk pertama kalinya setelah dua tahun menikah, mereka bertengkar sehebat ini. Ilham bahkan berani membentaknya.
Asal tahu saja, hati Lala ini begitu lembut, dia dibesarkan dan dirawat dengan penuh kasih sayang dan kelembutan. bahkan almarhumah ayah Lala dan bunda lala tak pernah membentaknya. Sekalipun Lala membuat kesalahan, mereka akan menasehatinya dengan lembut, dan untuk pertama kalinya dalam hidup Lala dibentak oleh seseorang dan orang itu Suaminya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
@sulha faqih aysha💞
pesona mantan lupa ingatan
pesona istri terabaikan
2021-11-30
0
Ashika ruhab
q ikutan sedih...🥺😢
jangan kasar2 donk bang kalau ngomong...toh itu kesalahan kamu...jaga mata jaga hati donk...🙄
kamu nikahin Lala umurnya yg masih muda yg masih gampang emosi seharusnya lebih extra bersabar LG & mengayomi, menasehati, membimbing dengan lemah lembut...jangan ngegas bang ILHAM...😒🙄🤦
bener2 bikin emosi kamu bang...🤦🤦🤦
2021-10-16
0
mintil
gile aje digituin. masih wajar lala diem2 bae. kalo ngamuk habis isi rumahmu
2021-07-24
0