Satu tahun sudah usia Nabila. Kini bila sudah mulai belajar merangkak berjalan, meski masih tertatih dan kadang terjatuh lagi. Bila juga sudah mulai banyak mengoceh meski tak jelas apa artinya.
Hari ini hari Sabtu, Ilham libur bekerja dan memilih diam dirumah menemani anak dan istrinya. Ilham begitu asik bermain dengan Bila yang saat ini sedang duduk di strollernya. Sementara di dapur Lala tengah sibuk menyiapkan makan siang. Kini Lala semakin kerepotan karena harus mengerjakan pekerjaan rumah sendiri. Sudah satu bulan ini di rumahnya tidak ada asisten rumah tangga. Bibi yang sebelumnya bekerja, kini sudah tidak bekerja lagi di rumahnya dikarenakan anaknya meminta bibi berhenti bekerja dan menyuruhnya istirahat saja.
Setelah selesai menyiapkan makan siang, Lala menghampiri Ilham diruang tamu sambil membawa semangkuk nasi tim.
"Mas!"
Ilham menoleh melihat Lala.
"Ya," ucap Ilham.
"Ade udah siapin makan siang di meja. Mas makan dulu sana!" ucap Lala.
"Ade udah makan?" tanya ilham.
Lala menggeleng.
"Belum," jawab Lala.
"Kenapa nggak makan duluan?" tanya ilham.
"Ade mau suapin Bila dulu. Ini udah waktunya Bila makan siang," ucap Lala.
Ilham mengangguk dan pergi menuju meja makan.
Ilham mengambil nasi, lauk dan sayurnya dengan porsi agak banyak. Setelah selesai mengambil makanan, Ilham kembali ke ruang tamu dan duduk di samping Lala yang tengah menyuapi Bila.
Lala menoleh ke arah Ilham dan melihat piring yang ada ditangan Ilham.
"Tumben makannya banyak," batin Lala.
meskipun Ilham pria tetapi porsi makannya tidak banyak.
"Tumben, Mas makannya banyak. Biasanya sedikit kayak anak gadis," ucap Lala sambil tersenyum.
"Iya, Ini Mas bawain sekalian buat Ade. Ini ayok, aaa ..." ucap Ilham dengan menyendokan makanan dan menyuapkannya pada Lala. Ilham tahu betul Lala pasti kerepotan dan sudah pasti lelah mengerjakan semuanya sendiri. Ilham bahkan tak tega melihat tubuh istrinya yang agak kurusan.
"Uluh ... Uluh ... Romantisnya Suamiku ini," ucap Lala sambil mengelus pipi Ilham dengan gemas.
Mereka pun makan bersama, dengan piring yang sama.
*****
Waktu menunjukan pukul tujuh malam. Bila sudah tertidur pulas. Sementara Lala dan Ilham tengah menonton televisi di ruang tamu. Tak lama sebuah panggilan telepon masuk ke ponsel Ilham. Ilham pun menjawab telepon tersebut.
'Halo.'
'Halo, Ham,' ucap Rio di telepon.
'Hhmm ... Ada apa?' tanya Ilham.
'Lo sibuk?' tanya Rio.
'Nggak, kenapa?' tanya Ilham.
'Sini, Ham. Kumpul, nih, sama teman-teman alumni Kampus kita,' ucap Rio.
Ilham melihat Lala, Lala pun menatap Ilham dan Ilham melengos ke arah lain.
'Nggak, ah. Gue lagi memenin Istri gue,' ucap Ilham.
'Yailah, Ham. Sesekali, kenapa? Semenjak menikah, lo jadi jarang kumpul lagi,' ucap Rio.
Memang benar, semenjak menikah dan punya anak, Ilham memang lebih sering menghabiskan waktu bersama keluarganya dibandingkan diluar.
'Udah, deh. Gue nggak bisa,' ucap Ilham dingin.
'Oke ... Oke ... Oh, ya. Besok, si Boim nikah, lo datang, kan?' ucap Rio.
'Lihat besok, lah. Tanya Lala dulu,' ucap Ilham.
'Oke,' jawab Rio.
Telepon pun berakhir.
"Kenapa, Mas? Siapa yang telepon?" tanya Lala.
"Rio yang telepon. Oh, ya. Besok Mas ada undangan nikahan temen Mas. Ade mau temenin Mas, kan datang kenikahannya besok?" tanya Ilham.
"Hhmmm ... Ade sih, mau aja. Tapi gimana sama Bila? Bila masih kecil, belum boleh dibawa ke tempat rame kayak gitu. Di sana kan pasti bakalan ketemu sama banyak orang," jawab Lala.
"Gimana kalau dititipin di Mama dulu? Lagian udah lama juga Mama ga ketemu Bila. Mama pasti seneng kalo bila main ke rumah Mama," jawab Ilham.
"Emang nggak apa-apa, Mas? Nanti ngerepotin Mama. Terus kalau Bila mau Asi gimana?" ucap Lala bingung.
"Ya, Ade stok aja Asi-nya. Lagi juga nggak akan lama, kok," ucap Ilham dan diangguki oleh Lala.
*****
Keesokan harinya dirumah Mama Ilham.
Waktu sudah menunjukan pukul setengah delapan malam. Sperti biasa Bila sudah tertidur pulas.
Ilham dan Lala sudah bersiap untuk pergi ke acara respesi pernikahan Boim, teman kuliah Ilham dulu. Ilham memakai batik lengan panjang dengan celana bahan hitam dan Lala menggunakan dress brukat selutut dengan warna yang senada dengan batik yang Ilham kenakan, rambutnya dicepol ke atas, tak lupa menggunakan high heels agar mengimbangi tinggi Ilham. Ya, setidaknya agar tak terlihat terlalu pendek saat berdampingan dengan Ilham.
"Ilham sama Lala pamit, Ma. Tolong titip Bila," ucap Ilham dan diangguki oleh sang mama.
"Iya. Kalian bersenang-senanglah. Jangan khawatir soal Bila, anggap aja kalian sekalian berkencan. Kapan lagi kam, kencan berdua?" ucap mama tersenyum seakan mengerti pasangan itu sudah lama tak berkencan.
"Makasih ya, Ma," ucap Ilham dan Lala kemudian bergegas masuk ke mobil dan mulai pergi.
****
Sesampainya di Ho tel yang menjadi tempat resepsi pernikahan Boim. Sudah banyak tamu yang hadir. Aedangkan pengantin sedang asik berfoto. Ilham melihat sekeliling, mencari seseorang yang dia kenal, dan menemukan Rio yang tengah melambaikan tangannya dan menyuruh Ilham menghampiri Rio.
Ilham menghampiri Rio sambil menggandeng Lala. Setelah saling menyapa, tiba-tiba datanglah seorang wanita cantik menggunakan dress yang tak begitu terbuka tetapi menampilkan lekuk tubuhnya, membuatnya terlihat seksi.
"Hai, Ilham!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
@sulha faqih aysha💞
kayaknya bau bau pelakor
2021-11-30
0
Ashika ruhab
hati2 banyak pelakor berkeliaran la... waspadalah... waspadalah...🙄😒😁
2021-10-16
0
seempuk setumpuk Tini
mantan dteng
2021-06-19
1