Bab 04

Waktu menunjukan pukul empat shubuh dan Lala pun terbangun dari tidurnya karena mendengar tangisan Nabila. Dia bangun dan menggendong Bila yang berada di box bayinya lalu memindahkannya ke tempat tidurnya. Lala mulai memeberikan Asi pada Bila dengan posisi tidur menyamping. Sudah terbiasa Lala akan ikut terlelap saat memberikan Asi dengan posisi tersebut.

Pukul lima shubuh, Lala terbangun karena merasakan ada sesuatu yang dingin dan basah menyentuh kulit area dadanya. Saat dia membuka mata, alangkah terkejutnya dia karena saat ini Ilham sudah berada di atas tubuhnya dengan satu tangan menopang tubuhnya dan sedang mengecup area dada Lala. Lala bingung karena seingat dia, sebelumnya dia sedang menyusui bayi mungil, tapi mengapa sekarang malah bayi besar yang ndusel-ndusel di dadanya?

Lala melihat ke arah box bayi Nabila dan ternyata Bila sedang tidur pulas. Sepertinya ,Ilham yang sudah memindahkannya.

Ilham terus bermain di dada Lala sampai akhirnya terdengar suara lenguhan dari mulut Lala.

Ilham yang mendengar suara itupun mendongak dan menatap Lala.

"Sayang ..." ucap Ilham dengan suara serak khas bangun tidurnya.

Lala tersenyum.

Ilham mengecup kening Lala, lalu turun ke mata, hidung, dan berakhir di bibir tipis Lala. Dengan lembut dan perlahan Ilham memberikan ******* di bibir mungil itu. Beberapa saat berlalu dan Ilham semakin memperdalam kegiatannya hingga lagi-lagi terdengar suara lenguhan dari mulut mungil istrinya itu, membuat suhu tubuh Ilham semakin terasa memanas. Dia segera mengatur posisi, bersiap untuk kegiatan panas selanjutnya.

Oek.. Oek.. Oek..

Nabila menangis kencang, sontak membuat Ilham dan Lala terkejut. Lala bahkan sampai mendorong tubuh Ilham dan hampir membuat Ilham terjengkang.

Lala bergegas menghampiri dan menggendong Bila.

Sedangkan Ilham berdecak kesal karena gagal memasuki Lala padahal sudah benar-benar tidak tahan. Ilham bergegas menuju kamar mandi dan menutup pintu kamar mandi agak keras, membuat Lala menengok ke arah pintu tersebut.

Lala menjadi tak enak hati. Sebetulnya diapun menginginkannya, apalah daya anaknya menangis dan kehausan. Dari pada memikirkan hasratnya, anaknya lah yang lebih penting.

******

Di meja makan, Ilham hanya makan dan diam tanpa bersuara. Setelah selesai, dia meletakan piringnya ke tempat cuci piring dan bersiap berangkat kerja. Saat Lala akan menyalimi tangan Ilham, Ilham justru melengos dan bergegas keluar rumah. Dia masuk ke dalam mobilnya dan melajukannya keluar dari halaman rumah.