03. Kau Baik-Baik Saja

Dear Readers, part ini akan berisi flashback pada masa-masa Bram di Paris, agar pembaca baru memahami sedikit banyaknya yang sudah terjadi antara Bram dan Marin. Yang sudah ikutin Diandra dari awal, mohon diikuti saja alurnya ya, hehe terima kasih banyak 🙏

***

"Di luar dugaan, kau tampak begitu baik-baik saja. Berbanding terbalik dengan aku yang begitu kesulitan bernapas tanpamu." ~Bram Trahwijaya.

.

.

.

Kota itu masih sama. Dengan udara yang berhembus sepoi, tidak memberikan sensasi dingin atau menyejukkan, namun berganti dengan sinar mentari yang begitu menghangatkan.

Jika pertama kali dulu Bram menginjakkan kaki di kota ini bersama Diandra, maka kali ini dia datang sebab mantan iparnya--Alberto, yang juga adalah sepupu dari mantan istrinya, mengatakan bahwa dia punya beberapa urusan yang harus dia selesaikan di Paris.

Paris masih seperti itu, begitu menenangkan meski hiruk pikuk warganya tampak jelas sekali terlihat. Setelah memastikan tempat tinggal mereka yang akan ditempati selama mereka berada di kota ini, Bram mengambil jeda untuk beristirahat beberapa jam.

Tidak ingin lama-lama bersantai, dia harus mempersiapkan diri untuk menemui mantan istrinya--Diandra, yang mungkin akan berada di sekitar lelaki itu, Gionard Butcher. Meski dia tahu Gionard tidak pernah berniat mencuri Diandra dari sisinya, tetap dia tidak bisa menyembunyikan fakta bahwa dia masih memiliki rasa cemburu yang mengisi relung hati. Di satu sisi dia tersiksa, namun di sisi lain dia cukup tenang sebab dia yakin Gionard pasti bisa melindungi gadis itu dengan sangat baik.

Merapatkan jaket, Bram sudah berbelok untuk menuju pada sebuah tempat bersejarah untuknya, yaitu sebuah museum paling terkenal di Paris, Musee du Louvre. Mengingat dia pertama kali mengunjungi bangunan indah ini bersama Diandra, mau tidak mau membuka lagi kepingan kisah yang belum usai. Entah bagaimana soson perempuan itu telah muncul di pelupuk mata, tepat saat dia melangkahkan kakinya memasuki museum.

Menyusuri bangunan yang memamerkan maha karya dari ratusan seniman handal dari seluruh penjuru dunia, Bram menghentikan langkah saat dia berdiri tepat di depan sebuah lukisan fenomenal dari pelukis ternama, dengan maha karyanya Mona Lisa.

Lelaki itu tidak tahu dia akan menemui mantan istrinya begitu cepat. Hanya berencana menyusuri museum yang dulu pernah dia datangi bersama gadis itu, kini Bram benar-benar menatap pada manik kecoklatan milik mantan istrinya.

Diandra berdiri di sana, bergeming. Hingga pertemuan itu menyadarkan Bram bahwa di antara keduanya, hanya dia yang terluka. Setelah perceraian mereka, hanya dia yang merasa kehilangan yang begitu dalam. Menarik napas panjang, Bram telah mengambil kesimpulan bahwa dia selama ini memang terlalu bodoh.

Gadis itu tampak menawan. Dengan dress sebatas lutut yang membalut tubuhnya, wajah Diandra tidak berubah sama sekali. Persis seperti saat dia mengucapkan selamat tinggal di bandara kala itu, tetapi kali ini tidak tampak raut kesedihan pada mimik wajah Diandra. Gadis itu hidup dengan baik, bahkan pancaran matanya tampak lebih indah sejak terakhir kali Bram menatap manik kecoklatannya.

"Aku hamil, Bram. Kami akan memiliki anak."

Kalimat yang kembali menyadarkan seorang Bram Trahwijaya bahwa dia seharusnya memang tidak datang. Seharusnya dia mengabaikan saja tiket dan visa yang ditinggalkan Alberto --mantan abang iparnya-- di mejanya tempo lalu. Kini, di hari keduanya berada di kota romantis itu, Bram telah menyesali diri. Menyesali keputusan yang dia ambil. Mengutuk diri sendiri sebab perasaan yang tidak bisa dia kendalikan. Kali ini rasa cintanya begitu terasa menyiksa, menusuk hingga relung hatinya yang paling dalam.

Fakta yang tidak dapat dia pungkiri adalah, bahwa dia merasa hancur sehancur-hancurnya. Tidak ada lagi harapan, tidak ada lagi kesempatan. Mereka benar-benar sudah usai. Bahkan Bram sempat berpikir apakah Diandra pernah sedikit saja memikirkan dia setelah perceraian mereka. Ingin sekali bertanya, namun itu semua hanya tertahan di ujung lidah tanpa bisa dia ucapkan sepatah kata pun.

Memikirkan bagaimana hidupnya setahun ini tanpa kehadiran gadis itu, Bram menggeleng pelan. Mengingat betapa bodohnya dia, bagaimana dia terus terjerat cinta masa lalu. Biarlah dia yang merasakan, biarlah dia yang mencoba merelakan.

Tidak mampu berkata apa pun, Bram berjanji akan membiarkan Diandra hidup dengan baik kali ini. Meratapi kesalahan memang sudah jadi bagian dari rutinitas hidupnya, yang entah sampai kapan akan dia lakukan.

Menatap pada manik indah Diandra, yang kini telah resmi menjadi istri pria lain, Bram menarik napas dalam-dalam. Merengkuh asa, meski dia tahu semuanya sudah terlambat.

Diandra, maafkan aku. Seharusnya aku tidak muncul lagi di hadapanmu. Sebab kisah kita telah usai, dan kau baik-baik saja tanpa aku. Meski aku tidak demikian, tetapi berjanjilah agar kau terus hidup bahagia.

***

"Kau kemari kan hanya untuk memastikan dia hidup bahagia, Bram. Hanya itu saja, kan?" Masih terngiang di telinga Bram bagaimana Alberto mengatakan kalimatnya tempo lalu.

Menyadarkan Bram bahwa memang kedatangannya ke Paris kali ini memang adalah untuk memastikan keadaan mantan istrinya dengan mata kepalanya sendiri. Sebab dengan itu dia berpikir dia mungkin bisa melepaskan diri dari belenggu cinta yang telah padam.

Berusaha untuk fokus menyelesaikan urusannya dan Alberto di Paris, Bram tidak lagi berharap apa pun. Dia telah berusaha merelakan, terutama ketika dia benar-benar bertatapan langsung dengan manik tajam Gionard Butcher, suami sah mantan istrinya yang dulu pernah jadi partner bisnisnya. Bram melihat kebahagiaan di sana, di manik Gionard. Keduanya bahagia, baik Diandra atau pun Gionard. Jika ada orang yang tidak bahagia, maka sudah pasti itu adalah dirinya sendiri.

Meski ada sejumput perasaan benci di dalam hatinya, namun Bram bukanlah pria pendendam. Setidaknya dia bersyukur, meski sedikit tidak rela bahwa Diandra kini hidup bahagia bersama seorang lelaki seperti Gionard. Bram sudah tahu lelaki itu menyimpan ketertarikan pada Diandra, bahkan saat sebelum dia mengenal Diandra sampai gadis itu berakhir menjadi mantan istrinya.

Tidak ada yang perlu disesali, setidaknya seperti itu yang Bram mulai pikirkan. Hingga dia tanpa sadar telah dipilih kembali secara acak oleh semesta, saat semesta memainkan takdirnya untuk ke sekian kalinya.

Saat semesta mempertemukannya dengan seorang gadis bermata biru, yang menolongnya ketika dia hampir saja kehilangan dompetnya yang berharga di sebuah jalanan Paris yang ramai. Untungnya gadis itu berada di sana, dan berhasil mencekal tangan sang pencopet nakal. Jika sedikit saja terlambat, sudah dapat dipastikan Bram akan mengalami kesulitan untuk mengurusi surat-surat dan paspornya yang hilang.

Gadis itu memiliki manik biru yang menyihir. Dia mengerjapkan mata dengan bulu mata yang lentik, menggores seutas senyuman indah di wajah khas Parisian miliknya. Dengan tubuhnya yang tampak normal, Bram tidak menyangka dia punya kekuatan luar biasa untuk melumpuhkan pencopet hanya dengan sebelah tangan. Bibirnya yang merah muda mengeluarkan suara khas saat dia berbicara, dengan kata-kata yang terdengar sopan dan terdidik.

Merasa tidak enak hati, Bram memilih untuk membelikan gadis bermata biru itu secangkir kopi, setidaknya sebagai ucapan terima kasih.

Beranggapan bahwa pertemuan itu akan menjadi pertemuan pertama dan terakhir bagi mereka, Bram sungguh tidak menyangka ketika dia kembali bertemu dengan sang gadis penyelamat itu untuk yang kedua kalinya. Fakta yang lebih mengejutkan adalah, saat Bram mengetahui gadis yang bernama Marinda Schoff itu adalah salah satu rekan dari Gionard Butcher dan Diandra Lee.

Sungguh memang dunia yang sempit.

Semesta semakin tertawa, semesta semakin menikmati keadaan. Menenggelamkan Bram dan membuatnya berada di beberapa situasi menegangkan bersama Marin, semesta telah memilih untuk tetap mempertemukan keduanya. Entah apa yang dipilihkan semesta untuk menjadi takdir mereka nanti, hanya takdir yang tahu.

Bram tidak menyadari, namun mungkin inilah balasan untuk semua rasa bersalahnya selama ini. Tanpa dia sadari, semesta mendengar doanya, tampak sedang berusaha mencari jalan terbaik bagi kehidupan masa depannya.

Sesaat berfikir mereka tidak akan pernah bertemu lagi, Bram kembali untuk benar-benar mengucapkan selamat tinggal pada Diandra. Setelah dua minggu yang dia habiskan di kota indah itu, Bram telah memecahkan batu penghalang yang selama ini menahan langkahnya.

Dia telah berdamai. Dengan dirinya sendiri, dengan masa lalu mereka. Memperbaiki keadaan, meminta maaf dengan cara yang benar. Tidak ingin lagi menyalahkan masa lalu, pria itu telah menjadi dewasa dan lebih matang setelah melalui beberapa peristiwa penting.

Kepulangannya ke Indonesia, pastilah tidak berpengaruh apa pun untuk si gadis bermata biru. Setidaknya begitulah yang Bram simpulkan, hingga dia memutuskan untuk tidak mengucapkan sepatah kata pun sebagai ucapan selamat tinggal.

Kembali, lelaki itu telah duduk di sebuah kursi kelas bisnis Air France, bersiap untuk menatap hari esok. Dia sudah siap, dia telah siap.

Memandangi ke langit luar, Bram tahu dia begitu dekat dengan langit. Lagi-lagi tidak menyangka semesta telah memilihnya, tidak menyadari bahwa dia telah melupakan sesuatu.

Ucapan selamat tinggal yang tidak terucap, bisa saja mempertemukanmu lagi dengan orang yang sama. Entah untuk sekedar memberi kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal dengan benar, atau malah memberikan kesempatan untuk mengucap halo kembali.

Saat semesta mengatur pertemuannya kembali dengan Marin sang pemilik mata kebiruan, kira-kira kata apa yang akan Bram ucapkan? 'selamat tinggal' atau 'halo'?

Hanya ada dua pilihan. Kata pertama yang terucap akan sangat menentukan. Setelah itu, biar semesta mengatur sisanya.

.

.

.

🗼Bersambung🗼

~Dear Readers, kalau sedikit kurang paham mohon maaf ya. Untuk yang belum baca Diandra boleh baca dulu, biar lebih kenal sama sosok Bram Trahwijaya. Terima kasih sudah mampir 🙏

Terpopuler

Comments

ᐤ༺ Ⓡⓘⓢⓨⓐ🏹Hiat༻

ᐤ༺ Ⓡⓘⓢⓨⓐ🏹Hiat༻

jejak

2021-12-06

0

Edmundus Ason

Edmundus Ason

udah jadi milik orang ,ya kamu cari lagilah

2021-11-19

0

Ita Widya ᵇᵃˢᵉ

Ita Widya ᵇᵃˢᵉ

dengan kata hallo Marin kita bertemu lagi..

2021-11-11

0

lihat semua
Episodes
1 01. Preambule
2 02. Prolog
3 03. Kau Baik-Baik Saja
4 04. Seseorang yang Baru
5 05. Halo yang Lain
6 06. Kecupan Tetangga Baru
7 07. Balasan Kecil
8 08. Berbagi Tanpa Sadar
9 09. Sering Kali
10 10. Tidak Sama
11 11. Seorang Gadis Jepang
12 12. Menuju Desa
13 13. Rinai Hujan
14 14. Terjebak
15 15. Menghangatkan
16 16. Profile : Bram Trahwijaya
17 17. Melewati Waktu
18 18. Misi
19 19. Bunga
20 20. Membuka Diri
21 21. Mengunjungi (1)
22 22. Mengunjungi (2)
23 23. Modus
24 24. Daging Panggang
25 25. Tinggal
26 26. Petunjuk Baru (1)
27 27. Petunjuk Baru (2)
28 28. Kerapuhan
29 29. Minum
30 30. Tersadar
31 31. Kejujuran Tidak Sengaja
32 32. Kobayashi-san?
33 33. Ingatan Al
34 34. Bongkahan Batu
35 35. Fakta
36 36. Bayang
37 37. Pilihan Marin (1)
38 38. Pilihan Marin (2)
39 39. Pergi
40 40. Berlalu
41 41. Kesempatan Lain (1)
42 42. Kesempatan Lain (2)
43 43. De La Vientienne
44 44. Kota Indah
45 45. Datang
46 46. Menemukan (1)
47 47. Menemukan (2)
48 48. Sang Pencuri (1)
49 49. Sang Pencuri (2)
50 50. Manik yang Sama
51 51. Sang Kembar
52 52. Butcher
53 53. Ikatan Takdir (1)
54 54. Ikatan Takdir (2)
55 55. Ikatan Takdir (3)
56 56. Ikatan Takdir (4)
57 Haii, Author Menyapa~
58 58. Menanti Sebuah Jawaban
59 59. Jawaban yang Dinanti (1)
60 60. Jawaban yang Dinanti (2)
61 61. Jawaban yang Dinanti (3)
62 62. Yang Tertahan (1)
63 63. Yang Tertahan (2)
64 64. Yang Tertahan (3)
65 65. Rencana
66 66. Bermain Kata (1)
67 67. Bermain Kata (2)
68 68. Bermain Kata (3)
69 69. Profile: Diandra Lee
70 70. Yang Tidak Terkatakan (1)
71 71. Yang Tidak Terkatakan (2)
72 Pengumuman Bentar Yak
73 73. Memecahkan Tabir (1)
74 74. Memecahkan Tabir (2)
75 75. Mempersiapkan (1)
76 76. Mempersiapkan (2)
77 77. Bertemu Kembali (1)
78 78. Bertemu Kembali (2)
79 79. Tempat Seharusnya
80 80. Mr & Mrs Trahwijaya (1)
81 81. Mr & Mrs Trahwijaya (2)
82 82. Satu Langit (1)
83 83. Satu Langit (2)
84 84. Satu Jiwa (1)
85 85. Satu Jiwa (2)
86 86. Satu Jalan (1)
87 87. Satu Jalan (2)
88 88. Hadiah
89 89. After Marriage (1)
90 90. After Marriage (2)
91 91. After Marriage (3)
92 92. After Marriage (4)
93 93. Bantuan (1)
94 94. Bantuan (2)
95 95. Bantuan (3)
96 96. Menyelamatkan (1)
97 97. Menyelamatkan (2)
98 98. Menyelamatkan (3)
99 99. Menyelamatkan (4)
100 100. Pemegang Kuasa (1)
101 101. Pemegang Kuasa (2)
102 102. Pemegang Kuasa (3)
103 103. Menjauhnya Kau (1)
104 104. Menjauhnya Kau (2)
105 105. Menjauhnya Kau (3)
106 106. Hadiah Untuk Bram
107 107. Epilog
108 The Hardest Goodbye~
109 BONUS: THE CAST
110 Bonchap 1 - Aku dan Kehamilan
111 Bonchap 2 - Aku Sudah Bercerai
112 Bonchap 3 - Mungkin Ada Celah
113 Bonchap 4 - Pria Seperti Aku
114 Bonchap 5 - Filosofi Bola
115 Bonchap 6 - Menjadi Malam Mingguku
116 Bonchap 7 - Mimpi Yang Tidak Diharapkan
117 Bonchap 8 - Arti Hidup Sebenarnya
118 Bonchap 9 - Pesawat Terbang
119 Bonchap 10 - Mengabulkan Permintaanku
120 Bonchap 11 - Tentang Cita-Citaku
121 Bonchap 12 - Perempuan Selain Kau
122 Numpang Promo Lagi Yaelah
123 Bonchap 13 - Menggeser Prinsipku
124 Bonchap 14 - Aku Akan Menunggu
125 Bonchap 15 - Menggantikannya Tanpa Bersisa
126 Bonchap 16 - Kekhawatiranku
127 Bonchap 17 - Bersiaplah Untuk Jatuh Cinta
128 The Last Extra Part (THE END)
129 GOODBYE, Readers...
130 [KARYAKU LAINNYA]
Episodes

Updated 130 Episodes

1
01. Preambule
2
02. Prolog
3
03. Kau Baik-Baik Saja
4
04. Seseorang yang Baru
5
05. Halo yang Lain
6
06. Kecupan Tetangga Baru
7
07. Balasan Kecil
8
08. Berbagi Tanpa Sadar
9
09. Sering Kali
10
10. Tidak Sama
11
11. Seorang Gadis Jepang
12
12. Menuju Desa
13
13. Rinai Hujan
14
14. Terjebak
15
15. Menghangatkan
16
16. Profile : Bram Trahwijaya
17
17. Melewati Waktu
18
18. Misi
19
19. Bunga
20
20. Membuka Diri
21
21. Mengunjungi (1)
22
22. Mengunjungi (2)
23
23. Modus
24
24. Daging Panggang
25
25. Tinggal
26
26. Petunjuk Baru (1)
27
27. Petunjuk Baru (2)
28
28. Kerapuhan
29
29. Minum
30
30. Tersadar
31
31. Kejujuran Tidak Sengaja
32
32. Kobayashi-san?
33
33. Ingatan Al
34
34. Bongkahan Batu
35
35. Fakta
36
36. Bayang
37
37. Pilihan Marin (1)
38
38. Pilihan Marin (2)
39
39. Pergi
40
40. Berlalu
41
41. Kesempatan Lain (1)
42
42. Kesempatan Lain (2)
43
43. De La Vientienne
44
44. Kota Indah
45
45. Datang
46
46. Menemukan (1)
47
47. Menemukan (2)
48
48. Sang Pencuri (1)
49
49. Sang Pencuri (2)
50
50. Manik yang Sama
51
51. Sang Kembar
52
52. Butcher
53
53. Ikatan Takdir (1)
54
54. Ikatan Takdir (2)
55
55. Ikatan Takdir (3)
56
56. Ikatan Takdir (4)
57
Haii, Author Menyapa~
58
58. Menanti Sebuah Jawaban
59
59. Jawaban yang Dinanti (1)
60
60. Jawaban yang Dinanti (2)
61
61. Jawaban yang Dinanti (3)
62
62. Yang Tertahan (1)
63
63. Yang Tertahan (2)
64
64. Yang Tertahan (3)
65
65. Rencana
66
66. Bermain Kata (1)
67
67. Bermain Kata (2)
68
68. Bermain Kata (3)
69
69. Profile: Diandra Lee
70
70. Yang Tidak Terkatakan (1)
71
71. Yang Tidak Terkatakan (2)
72
Pengumuman Bentar Yak
73
73. Memecahkan Tabir (1)
74
74. Memecahkan Tabir (2)
75
75. Mempersiapkan (1)
76
76. Mempersiapkan (2)
77
77. Bertemu Kembali (1)
78
78. Bertemu Kembali (2)
79
79. Tempat Seharusnya
80
80. Mr & Mrs Trahwijaya (1)
81
81. Mr & Mrs Trahwijaya (2)
82
82. Satu Langit (1)
83
83. Satu Langit (2)
84
84. Satu Jiwa (1)
85
85. Satu Jiwa (2)
86
86. Satu Jalan (1)
87
87. Satu Jalan (2)
88
88. Hadiah
89
89. After Marriage (1)
90
90. After Marriage (2)
91
91. After Marriage (3)
92
92. After Marriage (4)
93
93. Bantuan (1)
94
94. Bantuan (2)
95
95. Bantuan (3)
96
96. Menyelamatkan (1)
97
97. Menyelamatkan (2)
98
98. Menyelamatkan (3)
99
99. Menyelamatkan (4)
100
100. Pemegang Kuasa (1)
101
101. Pemegang Kuasa (2)
102
102. Pemegang Kuasa (3)
103
103. Menjauhnya Kau (1)
104
104. Menjauhnya Kau (2)
105
105. Menjauhnya Kau (3)
106
106. Hadiah Untuk Bram
107
107. Epilog
108
The Hardest Goodbye~
109
BONUS: THE CAST
110
Bonchap 1 - Aku dan Kehamilan
111
Bonchap 2 - Aku Sudah Bercerai
112
Bonchap 3 - Mungkin Ada Celah
113
Bonchap 4 - Pria Seperti Aku
114
Bonchap 5 - Filosofi Bola
115
Bonchap 6 - Menjadi Malam Mingguku
116
Bonchap 7 - Mimpi Yang Tidak Diharapkan
117
Bonchap 8 - Arti Hidup Sebenarnya
118
Bonchap 9 - Pesawat Terbang
119
Bonchap 10 - Mengabulkan Permintaanku
120
Bonchap 11 - Tentang Cita-Citaku
121
Bonchap 12 - Perempuan Selain Kau
122
Numpang Promo Lagi Yaelah
123
Bonchap 13 - Menggeser Prinsipku
124
Bonchap 14 - Aku Akan Menunggu
125
Bonchap 15 - Menggantikannya Tanpa Bersisa
126
Bonchap 16 - Kekhawatiranku
127
Bonchap 17 - Bersiaplah Untuk Jatuh Cinta
128
The Last Extra Part (THE END)
129
GOODBYE, Readers...
130
[KARYAKU LAINNYA]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!