Dari Mantan Jadi Manten

Dari Mantan Jadi Manten

Ketemu Mantan

Tak salah ada orang yang bilang, 'I hate monday', karena memang itu yang terjadi padaku setiap waktu. Sejak masih duduk di bangku sekolah, aku paling benci hari senin. Karena di hari senin selalu ada upacara, pelajaran yang memusingkan, dan kenangan tentang mantan. Tunggu, kenapa tiba-tiba ada kata mantan di sini?

Oke, kembali ke hari senin, sampai sekarang ketika sudah bekerja di sebuah perusahaan elit pun aku tetap membenci hari senin.

"Beb, bagaimana persiapan presentasimu? Penjualan minggu ini masuk target, gak?"

Hah... ini nih yang bikin malas mengawali hari. Presentasi dan target penjualan.

"Lho kok malah bengong sih?"

"Berisik banget sih. Ini masih pagi dan kamu udah nyerocos aja kayak burung beo," sungutku sebal.

Oh ya, dia adalah Trianawati Ayudya. Sahabatku dari SMA. Entah takdir atau kutukan, sejak kelas 1, kuliah, hingga kerjapun kami bisa selalu bersama. Sahabat baikku yang lucu, gemesin, dan menjengkelkan di waktu yang berbeda. Hehe

Sedangkan aku adalah Annisa Hapsari, bapak memberi nama itu berharap agar aku bisa menjadi wanita yang seperti bidadari. Padahal kalau dipikir-pikir, sifatku sangat jauh bila dibandingkan dengan bidadari surga. Bayangkan saja, sampai sebesar ini aku masih suka naik pohon, mengusili orang-orang, dan banyak lagi kelakuan absurd lainnya. Semoga saja bapak tak malu pada bidadari nantinya karena menamai anaknya Hapsari padahal kelakuannya mirip lutung kasarung.

"Kamu kenapa sih sensi banget? Apa keinget mantan?"

Uhuk! "Kenapa dengan mantan?"

"Ya, mungkin saja kamu keinget dia karena ini kan hari senin. Senin saat dia menembakmu dan senin saat dia memutuskanmu. Haha," tawanya sungguh sangat keji.

Aku menatapnya jengah, "Sudah kubilang berkali-kali, buanglah kata mantan di tong sampah kalau perlu ke septic tank sekalian. Aku kesal karena target penjualanku kurang memenuhi syarat. Coba bayangkan, pak Udin pasti menghabisiku saat meeting nanti. Hahhh ... apa yang harus kulakukan?" Nama sebenarnya manager marketing kami adalah pak Syarifudin, tapi kami berdua lebih suka memanggilnya pak Udin, tentu saja di belakang orangnya.

Setiap senin, para karyawan harus menyetorkan hasil rekapan penjualan para sales. Jika hasilnya kurang memenuhi target maka bisa dipastikan bonus tak akan didapatkan.

"Sssttt ... " Tri menatap sekitar kemudian mendekatiku dan berbisik, "tenang saja, aku dengar dari Aira bahwa meeting nanti tidak akan membahas tentang target tapi rencana pemindahan pak Udin ke cabang di kota lain." Aira adalah sekretaris pak Udin.

"Apa? Ini serius?" tanyaku ikut berbisik.

"Yap! Kata Aira yang akan menggantikan pak Udin adalah anaknya big boss. Jadi, santai saja jangan terlalu berpikir tentang target."

"Ini baru berita bagus. Huahh ... aku suka hari senin." Aku tersenyum lebar.

"Aku malah lebih penasaran dengan penggantinya pak Udin. Karena anaknya big boss jadi pasti dia seumuran dengan kita. Pasti ganteng."

"Hmm ... tak bilangin mas Zaenal baru tahu rasa." Mas Zaenal adalah pacar Tri dari kuliah yang kini bekerja di Bandung. Mereka menjalani hubungan jarak jauh saat ini.

"Eh, jangan dong. Aku kan cuma bercanda. Hehe. Cuma buat cuci mata di kantor, Beb. Cintaku cuma buat mas Zaenal tersayang."

Aku memasang ekspresi seolah sedang mual. Tri hanya tertawa sambil melempariku map.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Berita dari Tri tadi pagi memang bukan isapan jempol. Meeting hari ini yang biasanya selalu serius dan menegangkan kini malah berubah menjadi keharuan dan kesedihan. Hal ini tak lain dan tak bukan karena pak Syarifudin mengumumkan bahwa dirinya akan dipindah tugaskan di cabang kota lain. Sontak kabar ini mengagetkan banyak orang, tentunya selain aku dan Tri.

Sebenarnya pak Syarifudin adalah manager yang baik dan royal, selama target terpenuhi. Tak jarang dia mentraktir anak buahnya selepas pulang kerja, atau mengundang makan-makan di rumahnya ketika akhir bulan. Baik kan.

"Jadi, di senin terakhir saya di sini, saya mengucapkan banyak terima kasih karena kalian sudah menjadi bagian dari hidup saya. Kalian adalah kumpulan orang-orang hebat, yang mampu berjuang dan berusaha demi memenuhi target perusahaan. Kalianlah yang mengajarkan pada saya arti pengorbanan, perjuangan, kebahagiaan, dan rasa peduli. Kalianlah yang terbaik. Jadi selepas saya pergi, saya berharap kalian pun mengajarkan pada kepala bagian yang baru tentang hal itu."

Aku melihat beberapa karyawan wanita menitikkan air mata bahkan sampai terisak mendengar pak Syarif berbicara dengan suara yang lembut. Bagi kami pak Syarif bukan hanya sekedar bos tapi juga teman, sahabat dan bapak kedua. Satu persatu karyawan menyalami pak Syarif, bahkan ada yang memeluknya.

Tiba saatnya aku menyalaminya. "Nisa, berusaha terus mengejar targetmu, ya. Jangan malas-malas."

"Siap, Pak. Bapak jaga kesehatan ya dan jangan lupakan saya."

"Mana mungkin saya lupa pada karyawan yang diam-diam memanggil Udin di belakang saya? Kamu kira saya OB?" ujarnya tersenyum menggoda.

Ehh? Duh malunya. Ternyata dia tahu tentang kebiasaanku dan Tri. Buru- buru aku pamit dan keluar ruangan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Seminggu berlalu dan belum pernah kulihat manager yang baru. Tri bilang dia akan datang hari ini. Desas desus menyeruak di kantor bahwa manager baru itu ganteng dan cowok idaman banget. Entahlah, aku sendiri juga tak terlalu memikirkannya.

Sejak pagi, sudah ramai karyawan yang bergosip. Memang anak-anak ini, gak ada bos bukannya mengerjakan laporan malah asyik ngumpul di mejanya Aira.

Aku perhatikan juga dandanan mereka lebih wah daripada biasanya. Si Aira misalnya, dia kelihatan feminim banget dengan baju, rok, dan tas pink. Tak lupa Sasha, teman seberang meja, dia me-rebonding rambutnya hingga kelihatan lurus kayak jalan tol. Apalagi Jenni, dia tampil dengan bibir dan pipi semerah saos bakso. Aku hanya geleng-geleng kepala.

"Beb, si bos baru kapan datangnya ya? Perasaan ini sudah mau jam makan siang tapi belum kelihatan batang hidungnya," Tri kelihatan gelisah sambil sesekali melihat pintu masuk.

Ini lagi, Trilala Trilili, apaan coba pake maskara dan eyeshadow yang sumpah gak nyambung banget dengan warna kulitnya. Istilahnya cabe hijau nabrak sama kue kacang. Apa hubungannya? Ya, pokoknya gak nyambung aja.

"Ishh, ini anak ya kebiasaan. Ditanya bukannya jawab malah bengong."

"Aku gak bengong, Say. Cuma bingung aja lihat kamu. Ngapain coba dandan gak jelas kayak gini?"

"Hehe. Cantik gak? Tadi aku minta didandani bibi lho."

Aku menepuk jidat. Pantes saja warnanya itu Joko Sembung bawa golok, harusnya dia mah dandan di salon, ini malah minta pembantu buat dandanin.

"Cantik gak, nyeremin iya. Udah sekarang kamu ke kamar mandi, hapus tuh make up terus kita ke kantin. Daripada di sini jamuran nunggu bos baru mending makan bakso."

"Good idea."

Selang setengah jam kemudian, kami sudah berada di kantin. Suasana masih sepi, karena memang jam istirahat kurang setengah jam lagi. Dua mangkok bakso dan dua gelas es jeruk pun sudah terhidang membuat air liurku ingin menetes.

Tanpa ragu kutuangkan 5 sendok sambal. Tri hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuanku.

"Masih aja bandel. Udah tahu punya maag, malah makin dibanyakin sambalnya."

Aku hanya mengangkat bahu, cuek. Perlahan kuseruput kuah bakso. Hmm... kurang pedas. Tambah lagi 2 sendok.

Di tengah acara makan kami, tiba-tiba Tri tersedak. Aku langsung memberinya es jeruk. Dia masih terbatuk-batuk dan menepuk dadanya pelan.

"Kenapa sih?"

"Uhuk! Man- uhuk uhuk man- uhukk ."

"Mandor?" aku kembali menyuap bakso hingga mulutku penuh.

Sambil terbatuk-batuk Tri menunjuk ke arah belakangku. Aku yang penasaran segera berbalik dan detik berikutnya, gantian aku yang tersedak. Pentol yang sedang aku kunyah mendarat mulus di lantai dengan cipratan kuah dan liur tentu saja. Sedangkan aku terbatuk hebat karena rasa panas yang memasuki hidung akibat kuah yang panas dan pedas.

"Nis, kamu gak apa-apa?"

Oh sial, suara ini.

"Annisa Hapsari, kenapa mantanmu yang tengil ini ada di sini?!!" teriak Tri histeris.

Terpopuler

Comments

Rila Finka

Rila Finka

keselek bakso pedes gak enak loooo

2021-01-09

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!