........................
Gavin mencoba menenangkan Bu Ratih. Mungkin Bagas menelfon lantaran dia nggak langsung pulang.
"Kamu, nggak usah takut. Sekarang ada aku yang akan melindungi dan menemani kamu." ucap Gavin.
"Aku takut Seno akan bertindak yang tidak-tidak terhadap keluargaku, terutama bisnis Kakakku." jawab Bu Ratih.
"Maksud kamu gimana, Tih.? bisnis Kakakmu.?" tanya Gavin.
"Nanti aku jelasin dimobil. Sekarang antarkan aku pulang.!" sahut Bu Ratih.
Mereka langsung menuju mobil. dilajukannya mobil menuju rumah Bu Ratih. Gavin masih penasaran dengan kata-kata Bu Ratih soal bisnis Kakaknya.
"Tih., tolong, Bilang sama aku. Apa maksud kalimatmu tadi. yang soal bisnis.?" tanya Gavin.
"Seno adalah rekan bisnis Mas Bagas. Dia berjasa banget dalam perjalanan karier Mas Bagas dan bisnisnya. Sewaktu Papa meninggal, perusahaan langsung dipegang Mas Bagas dan sempat hampir bangkrut. disitu Seno hadir menyelamatkan perusahaan Papa." jelas Bu Ratih.
"Jadi, intinya keluarga kamu punya utang budi sama Seno.?" tanya Gavin.
"Ya, seperti itulah." jawab Bu Ratih lirih.
Gavin manggut-manggut dibelakang kemudi. Setidaknya sekarang dia juga Harus bisa mencari solusi buat masalah ini.
Akhirnya tibalah dirumah Bu Ratih. Mereka berdua turun lalu masuk kerumah. Gavin dan Bu Ratih kaget karena disitu sudah ngumpul semua. Bagas, Mamanya Bu Ratih serta Seno.
Bagas menatap tajam ke arah Bu Ratih dan Gavin. Dia sudah menahan marah.
"Ratih.!! Apa sebenarnya mau kamu.? tadi Seno sudah bela-belain jemput, tapi kamu malah pulang sama anak bau kencur ini.!" suara Bagas terdengar marah.
"Mas Bagas.! tolong, jangan bicara seperti itu sama Gavin." sahut Bu Ratih.
"Belain terus sana mahasiswa kesayangmu itu.!" jawab Bagas.
"Asal tau saja, tadi memang aku yang minta diantar pulang sama Gavin, aku nggak mau dijemput sama dia." jawab Bu Ratih.
"Memang kenapa, kamu nggak mau dijemput sama Seno.?" tanya Bagas.
"Tanya aja sama orangnya." jawab Bu Ratih.
Seno kaget kenapa Bu Ratih sampai bilang seperti itu. Gavin masih berdiri disamping Bu Ratih. Ingin rasanya dia ikut bicara, tapi mungkin belum saatnya.
"Sekarang, Mas tekankan sekali lagi sama kamu Tih.! kita kenal Seno bukan satu dua hari. Dia juga seperti keluarga sendiri. Jadi kamu harus tetap menikah sama Seno.!" tukas Bagas.
Bu Ratih langsung memandang ke arah Gavin. Dia mengerti mungkin Gavin disuruh ngomong.
"Maaf, Mas kalau saya ikut bicara. Kami berdua saling mencintai. Jadi saya mohon mengerti kami Mas." ucap Gavin.
"Sebelum kenal kamu, Ratih itu sudah saya jodohkan dengan Seno. Semenjak kenal kamu Ratih jadi melawan Kakaknya.!" ucap Bagas.
"Mas Bagas..! Mas Bagas kan tahu kalau dari awal aku sudah nggak mau dijodohkan dengan Seno.! tapi Mas terus aja paksa Ratih" sahut Bu Ratih.
"Seno itu sudah banyak membantu keluarga ini. Jadi mengerti lah Tih.?" ucap Bagas.
"Maaf, Gas., mending sekarang kamu rundingan dulu sama keluarga. Aku tunggu jawabannya segera. Sekarang aku pamit dulu." Tiba-tiba Seno pamit pulang.
"Iya, Sen. Aku akan segera kabari kamu." jawab Bagas.
Akhirnya Seno meninggalkan mereka yang masih berada di ruang tamu.
"Lihat itu, si Seno langsung pulang. mungkin dia tersinggung atas sikap kalian." ucap Bagas.
"Mas, aku nggak mau menikah dengan Seno." ucap Bu Ratih.
"Kenapa, sih kamu kok susah dibilangin.!" ucap Bagas.
"Aku nggak cinta sama dia, Mas.? aku cinta sama Gavin." jawab Bu Ratih.
"Gavin.!Gavin.!Gavin..! terus katamu.? anak bau kencur itu yang kamu banggakan.!" teriak Bagas.
"Maaf, Mas Bagas. Saya memang masih bau kencur. Tapi, saya bisa bahagiakan Ratih. Selepas lulus kuliah saya akan cari kerja dan buktikan kalau saya bisa bahagiakan Ratih.!" terang Gavin.
"Saya nggak peduli dengan semua itu. Karena Ratih akan tetep saya nikahkan dengan Seno.!" jawab Bagas sambil meninggalkan tempat itu.
Mamanya Bu Ratih yang dari tadi diem aja nggak berani ngomong, sekarang baru berani ngomong.
"Nak Gavin, maafkan atas semua omongannya Bagas ya, Nak?" ucap Mamanya lirih.
"Iya, Bu. nggak apa-apa kok." sahut Gavin.
"Vin, sebaiknya kamu pulang dulu aja. Nanti Mama kamu nyariin." ucap Bu Ratih.
"Iya sayang. makasih, ya?" jawab Gavin.
"Ati-ati, ya.?" ucap Bu Ratih.
"Iya..., Bu, saya pamit dulu." ucap Gavin.
"Iya Nak."
Gavin melangkah meninggalkan mereka. Dalam perjalanan pulang Gavin masih mencoba bagaimana caranya supaya Bu Ratih nggak jadi nikah sama Seno. Dia nggak mau kehilangan wanita pujaannya itu. Kenapa bisa seperti ini Tuhan.? teriak Gavin dalam mobilnya.
Pikirannya menjadi nggak fokus. Disaat Gavin terbenam dengan pikirannya yang kalut. Dia nggak tahu kalau di depannya ada mobil yang mendadak berhenti. Seketika Gavin banting setir untuk menghindari biar nggak nabrak. Akhirnya mobil Gavin menabrak trotoar lalu.
Braaakkk...!!!!
Next.............(10)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 254 Episodes
Comments
Heny Ekawati
tuhkn gk konsen sih
2021-08-19
0
Beci Luna
aduh gavin..moga tdk apa apa..
2021-03-10
1