The Architect

"Saya arsitek di dunia saya sendiri."

🔥🔥🔥

Sebagai penyiar anak muda, Andara sudah hafal luar kepala segala tips dan motivasi kepada Besties —sebutan untuk para pendengar Best FM— agar mudah melupakan mantan. Mulai dari berusaha menyibukan diri sendiri, jangan pernah memperlihatkan kegalauan di sosial media, hanya unggah foto-foto saat bahagia saja, jangan stalking mantan, jangan terima dia lagi, mulai membuka diri dengan orang lain juga mengubah penampilan lebih baik lagi, dan bersikap santai saat bertemu.

Dia sudah memotong pendek rambut dan mengecat rambutnya menjadi hitam. Dengan rambut hitam, kulit kuning langsat khas Asia Tenggaranya pun lebih terlihat bersinar. Dia juga menyibukan diri sendiri dan tidak menunjukkan kegalauan di sosial media. Andara selalu mengunggah foto bahagia dan tidak stalking Buana. Akan tetapi, dia belum bisa bersikap santai jika ketemu mantan. Terakhir mereka bertemu ya saat tragedi Coca-Cola itu.

Sebenarnya bukan hanya prediksi Natha, kemungkinan akan ada pembalasan dari Buana juga sudah dipikirkan oleh Andara. Namun, Andara tidak bisa menghindar dari Buana di tempat-tempat semestinya mereka ada, seperti di kampus. Apalagi dua bulan terakhir ini dia akan selalu sekelas dengan Buana, mereka memang mengambil mata kuliah yang sama. Namanya dulu tidak pernah terpikirkan olehnya kalau mereka akan putus. Katakanlah Andara bodoh, dan saat ini, dia ingin sekali memaki kebodohannya.

Agar tidak menjadi perhatian penghuni kelas kalau dirinya menghindari Buana, Andara memilih masuk di detik-detik terakhir, mengekori Dosen. Dia duduk di bangku paling depan yang tersisa. Lagi pula Buana tidak mungkin mengambilkan sebuah bangku kosong di samping pemuda itu, seperti saat mereka masih berpacaran.

Andara tahu Buana pasti marah karena dipermalukan, disiram di depan keramaian, dibaca tanpa dibalas pesannya. Seorang cowok dengan harga diri sangat tinggi seperti Buana tentunya tidak akan terima, tetapi itu membuat Andara semakin senang. Rasa-rasanya penjelasan Dosen mengenai Hukum Acara PTUN di depan lebih mudah Andara tangkap, kali ini. Dia bahkan melewati dua jam mata kuliah itu tanpa melengos sama sekali. Duduk di depan yang selama ini dihindarinya malah mengasyikan ternyata.

Begitu Dosen menutup perjumpaan, Andara langsung mengemasi peralatan dan bergegas meninggalkan kelas. Dari absen manual yang diisinya tadi, dia tahu kalau ada Buana di kelas ini. Terburu-buru Andara menyusuri koridor sambung ke arah Fakultas Ekonomi untuk mengambil jalur potong menuju perpustakaan. Jarak itu sebenarnya jauh jika melalui jalan raya. Yap, Andara menghindari bertemu Buana. Dia mesti menyusun semuanya dengan rapi sebelum berhadapan kembali.

Setelah dirasanya aman, langkah Andara mulai santai. Dia berjalan melewati kolam besar yang ada di depan perpustakaan pusat. Setiap fakultas di universitas ini memang memiliki perpustakaan, tetapi perpustakaan pusat tetap terlengkap, terbesar dan terbaik. Lokasinya yang luas dan nyaman. WiFi-nya juga kencang.

Andara menempelkan kartu mahasiswa sebagai alat masuk, segera menuju lantai tiga, ke jajaran rak di sebelah kanan. Dia mengambil beberapa buku yang diperlukan dan duduk pada sebuah meja terpencil dan tidak ramai. Andara menyetel Best FM di telinga sambil membuka buku-buku, lalu mencatatkan pendapatnya di selembar kertas polio yang sudah dibawa. Tugas yang akan dikumpulkan nanti belum diselesaikannya. Konsentrasi Andara terganggu seminggu terakhir ini karena kata putus dari Buana.

Baru setengah polio, mata Andara menangkap sesuatu. Dia sangat mengenali punggung Buana. Cowok itu sedang berbicara dengan Nina. Pemandangan pasangan itu sangat memuakkan. Ya Tuhan, nggak modal sekali mereka pacaran di perpustakaan?

Andara mengemasi buku dan pindah ke tempat lain, yang berhadapan langsung dengan jendela. Dia berusaha menyelesaikan tugas selekas dia bisa, tidak peduli jika tulisannya sudah tidak rapi lagi, yang penting memenuhi satu lembar polio dan masih terbaca. Ketika Andara mengembalikan buku pinjaman ke rak, ponselnya berbunyi, sebuah pesan masuk dari Kin.

Kin Dhananjaya: Ra, lo di kampus? Kata Natha lo kuliah pagi ini.

Andara memang mengambil semester pendek untuk mengisi liburan dan mengejar ketinggalannya.

Andara Ratrie: Iya, kenapa?

Bukan balasan yang Andara dapat melainkan telepon. Kin bilang dia sedang berada di kawasan kampus dan mengajaknya makan bersama. Cowok itu hendak mencoba satu menu rekomendasi sang sepupu yang letaknya berada di kawasan kampus. Andara tidak perlu menunggu lama, Kin datang dalam hitungan menit saja.

"Tumben pakai kemeja," komentar Kin ketika Andara masuk ke jipnya. Memang biasanya Andara hanya memakai kaus oblong yang ditutupi jaket berkerah agar terkesan formal.

"Hari ini ada mata kuliah yang wajib pakai kemeja. Ya ikutin ajalah daripada gue ngulang buat yang ketiga kali cuma gara-gara kemeja," jelasnya. Prof. Taufik yang merupakan salah seorang guru besar bidang hukum di kampus ini memang terkenal rapi dan tegas. Andara tentu tidak mau bermain-main nasib lagi dengan sosok killer itu. "Di mana tempatnya?"

"Katanya sih daerah pintu utama, tapi gue juga lagi nyari-nyari."

"Jadi lo belum tahu tempatnya?"

Kin menyengir. "Belum, nggak ada juga gue cari di Gmaps."

"Ini sih bukan ngajakin makan tapi ngajakin nyasar namanya," sungut Andara. Dia pikir Kin sudah mengetahui tempat yang menjadi tujuan mereka.

Cowok itu malah tertawa sambil melajukan mobil ke arah gerbang kampus. "Makanya gue ngajak lo, biar kalau nyasar bareng-bareng."

"Bareng-bareng palelu." Andara merutuk. Matanya ikut menjelajah dan mencari nama restoran yang Kin sebutkan.

 ***

"Lo ngapain upload foto kita di IG lo?" tanya Andara ketika menyelesaikan makannya. Dia tahu foto itu akan terlihat kontroversional di Instagram Kin apalagi cowok itu sampai mematikan kolom komentar. "Niat amat bikin Ririn cemburu."

Kin tertawa sambil mengaduk jusnya. "Kayak lo enggak."

Andara balas tertawa. Kin sepertinya dapat menebak niatnya mengunggah foto mereka berdua.

"Ada reaksi dari Buana?" Kin melirik ke arahnya, yang membuat Andara tersimpul kecil sambil mengangguk. "Mesti bayar royalti kalau gitu," imbuh Kin.

"Impas! Lo kan upload foto gue juga."

"Oh, iya, ya." Kin mengangguk sambil menghabiskan minuman. "Nggak bakal menang kalau ngomong sama lo."

"Terima kasih. Pujian itu terasa familier untuk saya." Andara berlagak mengibaskan rambut, tingkahnya itu membuat Kin terbahak. Dia membiarkan Kin tertawa sesukanya. Tawa yang membuat mata Kin terlihat seperti garis lurus. "Lo ketawa jangan melotot juga kali. Seram kayak Annabelle!"

Kin memegangi perut. Cowok itu tidak bisa membalas perkataan Andara. Baginya, celetukan-celetukan Andara memiliki lelucon tingkat dewa. "Udah, ah, Ra. Keram perut gue."

"Yang nyuruh lo marah siapa, Om?"

"Bodo, Ra. Bodo!" Kin berusaha meredam tawa. Dia membeli kode ke udara kepada pelayan untuk meminta tagihan. Seperti biasa, Kin selalu menolak setiap kali Andara berusaha membayar tagihan. "Biar gue aja, cuma makan doang."

"Makanya karena cuma makanlah gue mau bayar. Lo kalau mau bayarin gue yang mahalan dikit, umroh gitu."

Kin mengibaskan tangan ke udara setelah menyelipkan uang di dompet tagihan dan menyerahkan ke pelayan. Muka putih itu memerah karena kebanyakan tertawa. Andara bangkit dan mengikuti Kin ke parkiran. Mata kuliah selanjutnya masih ada sekitar empat puluh menitan lagi.

"Gue antar ke mana, nih?" Kin melirik dengan mata yang sudah tidak terlihat segaris lagi.

"Kampus. Gue ada masuk lagi jam dua." Andara melihat arlojinya. Dia berharap waktu dapat berjalan cepat tetapi berulang kali dilihat, jarum jam tidak juga jalan lebih cepat.

Hujan mulai turun bertepatan jip Kin meninggalkan kafe itu. Seperti kenangan yang menghambur, hujan yang turun langsung mendadak deras. Kin menjalankan mobilnya dengan pelan-pelan, tidak ingin menyipratkan air ke pengguna jalan yang lain. Sementara Andara tertegun menatap jalan yang berkabut dan jarak pandang yang pendek.

Dahulu, dia suka sekali hujan, dan sering hujan-hujanan bersama Buana. Memeluk tubuh cowok itu dari belakang sambil merangkulkan sebelah tangan di bahu kanan Buana dan sebelah lainnya dari bawah lengan kiri. Pelukan berbentuk diagonal agar Buana tidak kedinginan. Membiarkan basah menyatukan tawa mereka dan keriangan-keriangan yang tercipta di atas motor yang menderu. Meski hujan membasahi apa yang mereka pakai sampai lapisan terdalam, hujan juga menghangatkan mereka untuk berbagi kecupan. Buana selalu menggenggam erat tangannya, mengusir gigilnya.

Andara selalu suka genggaman Buana. Tautannya selalu kokoh dan susah untuk dilepas seolah ingin menunjukan kepada dunia kalau Andara adalah miliknya. Buana selalu menggandengnya di mana pun. Di koridor kampus, di mal, di pinggir jalan, bahkan kadang saat Dosen sedang menjelaskan. Untuk itu mereka sering duduk di bagian belakang, kuliah sambil pacaran diam-diam.

Buana itu penyemangatnya. Semalas apa pun Andara kuliah, cowok itu selalu berhasil menyeretnya ke kampus. Mereka selalu berangkat kuliah bersama, mengerjakan tugas bersama, menyontek bersama, membolos dan titip absen bersama. Setiap hari selalu dilewatkan dengan kehadiran Buana. Setiap hari. Dari matahari terbit sampai terbenam kembali, Buana selalu menjemput dan mengantarnya. Jika Buana sudah sampai rumah, cowok itu akan segera meneleponnya setelah berganti pakaian. Mereka akan bercerita apa saja sampai salah satu dari mereka meracau lalu tertidur.

Buana adalah keseharian Andara. Buana adalah sebuah dunia penuh warna bagi Andara. Dan Buana adalah kebahagiaan bagi Andara. Setidaknya begitu, sampai cowok itu berubah aneh sekitar dua bulan yang lalu.

"Ra. Andara..." Kin melambai di depan wajah Andara. "Hujan-hujan ngelamun. Ngelamun jorok, ya?"

"Ha?" Sadar jika ketahuan melamun, Andara menoleh. "Kenapa?"

"Udah sampai," ujar Kin memperhatikan hujan yang masih deras. "Lo bawa payung?"

Andara menggeleng.

"Gue lupa masukin payung juga ke mobil habis dipakai kemarin."

Andara menoleh ke samping. Dia juga tidak ingin sampai lebih cepat dari waktu seharusnya. Kampus ini selalu mengingatkan dia kepada Buana, di setiap tikungan, di setiap kelas, di setiap sudut selalu ada kenangan bersama Buana. "Lo buru-buru, nggak? Kalau nggak, temenin gue nunggu hujan reda. Masih lama nih masuknya."

"Boleh." Kin mematikan AC dan membuka sedikit jendela. Cowok itu meraih rokok. "Siaran jam berapa lo?"

Andara juga ikut mengambil sebatang dan menyalakan. "Malam, jam sepuluh sampai jam dua belas."

"Kalau siaran malam gitu, pulangnya gimana, Ra?"

Andara diam. Dia memang tidak memiliki kendaraan. Selama ini, dia sering menginap di studio jika siaran malam dan pulang ketika pagi. Sejak menjadi pacar Buana, cowok itu sering menjemput dan mengantarnya meski tengah malam sekalipun.

"Ra. Ngelamun lagi," decak Kin.

"Nginap." Andara merutuki ingatannya yang masih saja berbalik ke satu tokoh utama.

Kin mengangguk. "Rumah gue kan dekat. Kalau lo mau pulang dan gue memang belum tidur kabarin aja. Siapa tahu bisa antar."

"Baik benar. Ada misi terselubung, nggak?"

Kin tertawa lagi. Cowok itu sepertinya mudah sekali menarik kedua garis di bibirnya. "Nggak usah, deh. Nggak jadi gue tawarin bantuannya."

Andara berdecak sambil mengusap dada, menampilkan muka miris. "Cowok di mana-mana memang sama. Sama-sama jahat."

Asap yang ada di sekitar mereka bergerak lincah karena tawa Kin mulai memenuhi udara. Cowok itu seperti tahu kalau Andara masih merasa sedih meski berusaha tidak ditampilkannya.

"Ra, kalau lo butuh bantuan gue tinggal bilang. Kata Natha, lo butuh pacar pura-pura supaya mantan lo nyesal. Pura-pura pacaran sama gue aja."

Terpopuler

Comments

Mala SaTsuki

Mala SaTsuki

awalnya pura pura.. selanjutnya terserah anda..😁😁😁

2021-04-21

0

ren_iren

ren_iren

Ara sm Kin duduk depan...
lah aq nya kayak lg nyamukin dibelakang mereka... astaga kayak bener2 masuk ...

2021-03-21

1

Darknight

Darknight

kin ada rasa gk ya sm andara hehe

2021-02-14

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!