"Aku akan menikahi kekasihku."
DEGH.
Seketika itu juga, jantung Fatma merasa berhenti. Siapa wanita yang siap di madu? Meskipun pernikahan mereka hanya sebatas perjanjian, tapi tetap saja itu sangat menyakitkan.
"Me–menikah, lagi?" tanya Fatma lagi untuk memastikan pendengarannya.
Reymond mendengus kesal dan membuang tatapannya ke arah lain. "Aku menikahi mu hanya untuk menutupi pernikahanku yang lain," ucap Reymond.
"Ya Tuhan, pernikahan macam apa yang sedang kujalani saat ini?" tanya Fatma dalam hatinya.
"Jadi, bersikap baiklah nanti saat aku sudah menikahi kekasihku," ucap Reymond sambil menudingkan telunjuknya di hadapan wajah Fatma. "Apa kamu mengerti?"
Fatma cukup terkejut saat ia sadar jika Raymond sudah berada di hadapannya. "Ba–baik, Tuan. Sa–saya mengerti," ucap Fatma sambil menundukkan kepalanya.
"Bagus. Sekarang kamu pergilah dari sini," bentak Reymond sambil menunjuk ke arah pintu.
"Ba–baik, Tuan. Sa–say permisi." Fatma membungkukkan badannya sebelum ia pergi dari sana.
Reymond POV
Betapa bahagianya saat rencana yang ku lakukan berjalan mulus, esok aku akan menikah dengan Nadira, kekasihku. Aku benar-benar tidak peduli dengan perasaan gadis itu, karena bagiku hanya Nadira-lah yang akan menjadi istriku satu-satunya.
Aku melakukan itu semua agar keluarga yang masih di negara B percaya jika aku menikah dengan gadis lain. Apalagi aku sudah mengirimkan foto buku nikah pada mommy dengan nama wanita yang berbeda.
Entah karena alasan apa mommy tidak menyukai Nadira. Padahal menurut ku, Nadira adalah wanita yang baik, dia bahkan rela membiarkan ku menikah dengan gadis lain demi hubungan kami.
Reymond POV end
Esok harinya, orang-orang yang ada di mansion sangat sibuk menyiapkan pernikahan Reymond yang hanya tinggal beberapa jam lagi. Begitu pula dengan Fatma, Reymond menyuruh untuk mempersiapkan semua keperluannya.
"Tidak bisakah kamu bekerja dengan benar? Sebentar lagi kita semua harus berangkat!" bentak Reymond pada Fatma yang saat itu sedang merapikan bajunya.
Fatma dibuat terkejut karena bentakan itu, tangannya sampai bergetar, bahkan pin/bros yang ia gunakan di baju Reymond pun sampai berapa kali terjatuh.
"Ma–maaf, Tuan," ucap Fatma sambil menundukkan kepalanya dan membenarkan letak pin yang seharusnya ada di sebelah kiri dadanya.
"Jika di lihat dari dekat, ternyata dia manis juga," batin Reymond yang secara tidak sadar sudah memperhatikan istrinya. "Gila, kenapa aku malah memperhatikannya?" tanya Reymond pada dirinya sendiri setelah ia sadar dengan perbuatannya.
Dengan segera, ia bangkit dan menjauhi Fatma saat gadis itu telah selesai memasangkannya pin.
Fatma pun tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya memperhatikan suaminya yang kini sudah sangat tampan dengan balutan jas pengantin.
"Segera ganti bajumu, ikut dengan ku!" perintah Raymond, "Walau bagaimana pun, kamu adalah istri pertamaku, jadi kamu harus hadir di sana," sambungnya.
Tanpa berkata apa-apa lagi, Fatma segera pergi dari kamar Reymond dan menuju kamar tempatnya tidur untuk mengganti bajunya.
Sepanjangan perjalanan dari kamar menuju kamarnya, banyak pelayan yang memperhatikan. Ada yang menatap iba ada juga yang menatapnya dengan cemooh. Bahkan mereka tidak segan-segan menyindir Fatma dihadapan orangnya.
"Kasihan sekali Dia, baru kemarin menikah, besoknya harus menerima pernikahan suami dengan wanita lain. Makanya kalau mimpi itu jangan terlalu tinggi!" ucap seorang pelayan yang tidak Fatma ketahui namanya
"Ya Tuhan, apa paman dan bibi mengetahui tentang semua ini?" tanya Fatma dalam hatinya.
Dengan perasaan yang tidak menentu, ia pun segera menghampiri sang bibi yang sedang berjalan dengan seorang pelayan lainnya.
"Bibi," panggil Fatma.
Bibi Fani berhenti dan menyuruh temannya untuk pergi terlebih dulu.
"Ada apa?" tanya Bibi Fani pada Fatma.
"Apa Bibi mengetahui tentang semua ini?" tanya Fatma.
Bibi Fani menarik sudut bibirnya ke atas, "Apa peduliku? Yang penting sekarang kamu sudah menikah dengan Tuan Rey dan aku juga bisa mendapatkan sebagian uang darinya." Bibi Fani menjawab dengan sinis sambil mencibir dalam hatinya, ia merasa puas karena keponakannya bisa menghasilkan uang untuknya.
Fatma cukup terkejut dengan penuturan bibinya, ia tidak menyangka jika Bibi yang seharusnya melindungi, kini malah menjadikannya penghasil uang lewat pernikahannya.
Seketika itu juga mata Fatma memerah, antara marah dan sedih bersamaan. "Bibi tega melakukan ini semua padaku?"
Melihat Fatma yang marah, Bibi Fani malah semakin memandang remeh padanya, "Wah, wah, wah. Sekarang kamu semakin berani padaku, ya? Bukannya terima kasih, malah bersikap kurang ajar seperti ini." Bibi Fani meninggalkan Fatma sambil menggerutu, tapi dalam hatinya ia tertawa puas.
Fatma menatap kepergian Bibi Fani dengan sedih, "Bisakah waktu kuputar kembali? Aku menyesal telah menerima pernikahan ini," batin Fatma sambil menundukkan kepalanya dan menutupi wajahnya dengan telapak tangan.
***
Fatma duduk sendirian di kursi yang tersedia di sana, ia menatap kosong kearah sepasang pengantin yang sedang berbahagia di depan sana, resepsi megah dan mewah menjadi saksi bisu kesakitan hatinya yang kesekian kali.
"Anda terlihat sangat bahagia di sana, Tuan," batin Fatma menatap wajah sang suami dengan tangan yang sesekali mengusap ujung matanya yang basah.
"Nona, kita bisa pergi sekarang," ucap Pak Kus yang menjadi kepala pelayan di mansion Reymond.
"Baik, Pak." Fatma menjawab seraya bangkit dari duduknya, ia pun pergi dari sana tanpa menoleh lagi ke belakang.
Reymond sempat menatapnya sekilas saat Pak Kus menghampiri istri pertamanya, tapi ia tidak menghiraukannya.
Singkat cerita.
Setelah Fatma pulang ke mansion, iapun segera bergabung dengan teman-teman pelayannya yang lain, untuk menyiapkan kepulangan Reymond dan juga istri keduanya.
"Fatma, apa kamu baik-baik saja?" tanya Rere yang sedari tadi melihat Fatma termenung.
"Aku tidak tahu, Kak." Fatma menjawab sambil menunduk dan menautkan kedua tangannya.
"Kamu yang sabar, ya," ucap Rere yang tahu akan posisi Fatma di mansion itu.
Fatma mengangguk, "Iya, Kak. Terima kasih," jawabnya sambil tersenyum.
Tak lama kemudian, Pak Kus memanggil semua pelayan untuk menyambut kedatangan Reymond dan Nadira. Mereka diarahkan untuk berbaris dengan rapih dan teratur, semua orang di sana hadir termasuk Fatma.
Hingga beberapa saat mereka berdiri, mobil yang membawa Reymond dan Nadira pun datang. Para pelayan dengan hormat menundukkan tubuhnya untuk menyambut kedatangan pengantin baru itu.
"Sangat berbeda jauh dengan saat pertama kali aku datang kemari," batin Fatma menatap sedih kedua orang yang baru saja melewatinya.
Reymond tidak menyadari keberadaan Fatma, dia mengira jika Fatma tidak ikut menyambut kedatangannya karena merasa sakit hati.
"Perkenalkan, ini adalah Nadira. Dia adalah istriku dan juga Nyonya satu-satunya di mansion ini," ucap Reymond dihadapan para pelayan yang sedang berdiri menyambut mereka.
"Selamat datang Nyonya Nadira, selamat atas pernikahan kalian," ucap para pelayan itu, termasuk Fatma juga ikut mengucapkan selamat pada mereka.
Setelah acara perkenalan itu, mereka pun berlalu pergi dan meninggalkan para pelayan yang masih berdiri di sana.
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAKNYA YA
TERIMAKASIH 🤗🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Nova Lasari
hiks hiks hiks hiks
2022-03-24
0
Sari Susanti
mukin maksudnya dia manis juga 🤔
2022-02-11
0
Erna Oktaviana
kamu harus kuat Fatma tunjukan pada suamimu bahwa kau wanita yg kuat
2022-02-07
1