"bagaimana aku bisa menjadi istri keduamu mas? kamu udah janji sama aku kalo aku akan jadi satu-satunya.." air matanya mengalir deras dari pipi putihnya.
"maafkan aku sayang, aku terpaksa, aku di jodohkan. Dan aku juga gak bisa nolak permintaan orang tuaku." aku berusaha menjelaskannya
"tapi kamu udah bohongi aku mas, kamu bohongi aku!!" dia menepis tanganku kasar dan berteriak.
" sayang...maaf, aku bisa jamin padamu, aku hanya menganggapnya sebagai istri di atas kertas, bahkan sampai saat ini kami pun tidak tidur sekamar..sayang, percayalah padaku.." aku memohon padanya.
"mas, sudahlah. Aku tak ingin disebut sebagai pelakor. Aku tak mau itu terjadi, jadi kita akhiri saja hubungan kita." Iren berusaha tegar dengan air mata yang terus mengalir deras.
bagai petir disiang bolong, aku tak dapat menahan air mataku, pertahananku runtuh, cinta yang ku tanamkan padanya selama 7 tahun harus berpisah seperti ini. Aku tak mau itu terjadi. Aku harus mempertahankannya. jika ada yang harus pergi dari hidupku itu adalah Hana, bukan Iren. Aku sangat mencintainya.
"tidak, sampai kapan pun aku akan tetap mempertahankan mu."
"enggak, aku..." kalimatnya terputus karena bunyi dering telponnya yang ternyata dari pihak rumah sakit.
Iren: "halo..."
"iya, saya anaknya"
"apa?! baiklah, saya akan segera kesana."
"terimakasih suster.."
Iren pun langsung bergegas hendak pergi meninggalkanku, aku menarik tangannya dan bertanya "ada apa?"
"papaku kritis, aku harus segera kerumah sakit.."
"biar aku antar,."
" kamu harus kembali kerja, biar aku pergi sendiri, masalah hari ini cukup sampai disini saja."
"tidak,!!" dengan tegas aku mengatakan padanya. "ayo, aku akan cuti hari ini."
Tanpa menunggu persetujuannya aku menarik tangannya menuju ke mobilku. Dia diam saja. Selama dalam perjalanan tak ada satupun dari kami yang berbicara, kulihat dia hanya menangis, aku tau dia pasti sedih dengan kondisi sang ayah. Ditambah lagi dengan masalah kami, aku hanya dapat menghela nafas berat.
Sesampainya di Rumah Sakit, dia bergegas keluar dari mobil, langsung menuju kamar rawat ICU dimana ayahnya tengah berbaring.
karena ruangan harus steril, jadi suster menyarankan agar kami memakai pakaian khusus saat masuk keruang ICU.
"pa.."
Dengan lembut dia memanggil sang papa..aku hanya memegangi bahunya, menguatkan dia agar tidak terlalu sedih..
" pah...bangun pa..Iren disini..papa janji sama Iren kalau papa gak bakalan kenapa-kenapa. Bangun lah pa..."
Dengan sedihnya dia berbicara pada papanya. Dia menggenggam efat tangan sang papa yang terpasang selang infus, sedangkan tangan satunya terpasang alat-alat yang lain lagi, ada penghitung detak jantung, ada juga penghitung kadar oksigen yang masuk dalam tubuh. dan masih banyak lagi alat yang terpasang di dadanya.
tak lama papa nya terbangun, membuka mata dan berbicara padanya.
"nak, menikahlah dengan kekasihmu. Waktu papa sudah tak banyak lagi, papa mau liat kamu berbahagia nak.."
"tapi pa..."
Aku langsung menepuk bahunya dan menggelengkan kepala, lalu aku berpamitan pada om Satya untuk mencari pak penghulu. Iren hanya diam. Aku tak peduli lagi untuk menunggu aku bercerai, yang terpenting aku harus memenuhi permintaan om Satya.
Sekembalinya aku dengan membawa pak penghulu ke ruang ICU, ku minta izin pada dokter dan beberapa suster untuk menjadi saksi pernikahan kami.
terjadilah pernikahan ku dengan Iren di hadapan sang papa. Ku lihat om Satya tersenyum setelah melihat kami menikah.
Lalu dokter menyarankan agar membiarkannya istirahat. kami pun keluar ruangan. Aku berharap semoga beliau tidak apa-apa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
🍊𝐂𝕦𝕞𝕚
Surya tak tegas dengan keputusan nya pada akhirnya dia menyakiti banyak hati
2022-09-30
0
Ita Rahayu
Bikin sebel lihat Surya 😭😭😭
2021-10-25
0
Sugiyanto Samsung
jahat bgt surya
2021-09-13
0