Tibalah saatnya kami pindah rumah, dengan senang hati kedua orang tua ku dan juga mertuaku membantu kami di rumah baru ini. Rumah sederhana, tipe minimalis, aku suka.
Rumah ini tidak terlalu besar, hanya ada 2 kamar saja disini, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 dapur dan 1 kamar mandi di dapur.
Aku suka, karena tidak banyak yang harus aku siapkan dan bersihkan dirumah ini, karena setiap ruangan ini hanya 4x4m. Setelah selesai menyusun barang-barang aku menyiapkan makan siang, karena jam sudah menunjukkan pukul 12.30 WIB.
Setelah selesai aku mengajak seluruh keluargaku untuk makan, Aku bentangkan karpet di ruang tengah dan ku susun semua makanan diatasnya. Karna meja makan tak akan muat untuk untuk ukuran keluarga besar ku.. hehe...
"Semuanya.. ayo kita makan, Hana udah masak ini...perdana rumah baru.. "aku tertawa kecil sambil memanggil seluruh anggota keluarga.
" Wahh,, menantu Papa udah masak? cepet banget? Pasti masakan nya enak ni Mah" sambil menoleh pada mama mertuaku dan tersenyum
"Iya dong Pah, Mama gak akan salah pilih menantu, wong Ibunya aja pinter masak, apalagi anak nya yang jadi menantu kesayangan mama ini.. "sambil mencubit pipiku gemas..
Aku hanya tersenyum mendengar percakapan Papa dan Mama mertuaku,
" Ya udah hayuk segera makan, mama udah laper, yuk San,, " mama menggaet lengan Ibuku. setelah menjadi besan, mereka tak lagi menyebut nama jika memanggil satu sama lain, mereka menyebut "San" yang arti dari "Besan".
"Ayuk... " Ibu pun semangat berjalan ke tempat makanan yang udah di siapkan.
Setelah semua duduk ditempatnya masing2, Aku mengambilkan nasi beserta lauk pauk nya untuk suamiku, setelahnya baru aku mengambil makanan untukku sendiri.
Aku merasa sangat sangat bahagia dengan kebersamaan ini, bisa melewati hari ini dengan kebersamaan yang luar biasa, mungkin cuma hari ini, besok gak ada lagi. Dan cuma hari ini aku bisa menjadi istri yang melayani suaminya dirumah kami sendiri.
"Tambah lagi nasinya mas? " tanya ku pada suamiku.
"Enggak, udah cukup, aku bisa ambil sendiri" dengan ketus nya Mas Surya menjawab.
Hufft... menjengkelkan, setidaknya di depan keluarga ya lembut sedikit kek, ini malah ketus kaya gitu..
"Kamu itu ya kalo ngomong lembut sikit to Le, kok kasar bener sama Istrimu. Dia itu istrimu lo, awas kamu kalo kasar2 sama menantu kesayangan Mama" kata Mama yang mendengar ucapannya.
Dia hanya berdehem saja. Aku hanya dapat membuat, senyum palsu yang ku paksakan.
"Mungkin mereka masih canggung San, jadi gak usah khawatir, nanti pasti bisa lembut kok. " kata Ibu menimpali
" Lha ya gak bisa gitu toh mbak, saya aja nikah dijodohin ndak pernah e ngomong kasar sama Mamah nya Surya. Saya ndak setuju dengan Mbak e, Saya dukung Istri Saya ini, kalo Surya berani lagi bentak2 menantuku, tak jadiken sambel Koe. " Papa juga ikut-ikutan sambil menunjuk ke arah Surya.
Yang bersangkutan hanya diam tanpa kata, menahan kesalnya karena semua membela ku. Aku hanya dapat tersenyum dalam hati, jika dia tak mampu memberikan cinta untukku setidaknya keluarga besar kami mencintaiku dengan tulus.
Untuk saat ini aku hanya berharap kebahagiaan hari ini jangan cepat berlalu...
Ini akan menjadi hari yang paling membahagiakan untuk ku, untuk selanjutnya aku akan berusaha untuk menciptakan kebahagiaan ku sendiri, dengan atau tanpa dia disisi ku.
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
Ita Rahayu
Smoga bahagia pada waktunya 🙏❤🙏
2021-10-25
0
Sugiyanto Samsung
sabar hanna
2021-09-12
1
Merry Julaini
sedih banget ):
2021-09-10
1