Kebetulan ini hari minggu, jadi selesai sarapan Mas Surya mengajak ayah dan ibu ngobrol di ruang tengah tempat biasa kami bersantai dan menonton tv. Dengan serius dia berbicara pada ayah dan ibu.
"Ayah, Ibu, ada yang mau Surya omongin," Mas Surya berkata dengan serius.
"Ada apa Nak?" Ayah pun menoleh padanya sedikit penasaran dengan apa yang akan di bicarakan menantunya.
"Minggu depan Surya mau ngajak Hana pindah ke rumah yang udah Surya siapin Yah, kami ingin hidup mandiri, merasakan hidup sebagai keluarga kecil, menata rumah tangga kami sendiri." Dengan lancar dia menjelaskan pada ayah dan Ibu.
"Loh.. Kok buru buru Nak? kami gak masalah kok kalo kalian mau tinggal disini sampe cucu Ibu lahir," Dengan genit Ibu memainkan sebelah matanya padaku saat dia menyenggol lenganku.
"Ibu nih kayak gak pernah pengantin baru aja sih, ya mereka mau ehem ehem yang lebih leluasa lah Bu, kalo disinikan rame ni ada kita bertiga.." Lida menyahut ucapan Ibu.
sambil terkekeh kecil Lida menjelaskan pada ibu, membuat wajahku memerah, apanya yang malu, bahkan menyentuhku saja tidak.
"Ibu udah maklum yang begituan, jadi gak usah sungkan, ya ya ya..tinggal disini aja..." Bujuk Ibu kekeuh..
"Biarkanlah Bu mereka jika ingin mandiri, lagian kan mereka udah nikah, udah punya rumah tangga sendiri, wajar donk kalo mereka ingin membina keluarga kecil mereka.." Kata Ayah dengan bijak.
"Tapi kan Yah.." sebelum ibu melanjutkan kata-kata nya Akupun segera memotong nya, "Bu, biarkan lah kami belajar hidup mandiri, ya...lagian seorang istri kan memang harus ikut kemanapun suaminya pergi, Hana janji deh nanti sering-sering main kesini,"
"Iya bu, nanti kalo kakak gak sempat kemari Lida yang temeni ibu kerumah mereka ya, ibu jangan sedih lagi. kan masih ada Lida disini.." bujuk Lida pada ibu
" Ya sudah kalau begitu mau kalian, memang seharusnya setelah berumah tangga tinggal dirumah sendiri.." dengan mata yang berkaca-kaca ibu banyak menasehati kami sebagai pasangan baru.
Aku hanya mendengarkan tanpa tau meresapi setiap kata-kata Ibu, entah kenapa aku gak bisa konsentrasi, ku pandangi dia yg hanya manggut-manggut dan menjawab iya, pada setiap nasehat yang diberikan Ibu.
Maafkan anakmu ini Bu, Yah, karna udah bohongi kalian, yang sebenarnya Aku pun tak tau apakah aku akan bahagia disana atau tidak.
Lida yang melihatku sedikit murung lantas bertanya, "Kakak kenapa? kok muka nya jadi murung? atau kakak juga gak mau pindah ya?"
"Bukan nya gitu, berat rasanya nya ninggalin kalian, tapi demi menjadi istri yang berbakti pada suami, itu lah yang harus di jalankan kan?" kulihat dia yang lebih banyak diam sambil menonton TV, ternyata dia tak merespon ucapanku,
apa sih yang ku harapkan dari nya?
" Udah, Kakak gak usah sedih, nanti kami akan bantu pindahannya." sambil memeluk bahu ku,
" Iya,makasih ya.."
Tak lama kemudian Akupun meninggalakan mereka menuju ke kamarku, Aku rasa hari ini Aku butuh menenangkan pikiran. Lagian banyak barang yang akan Aku bawa ke rumah baruku, haha.. Aku tersenyum miris jika mengingat rumah baruku? apakah itu mungkin?
Itu hanya rumah untuk pelarian suamiku, agar dia bebas bersama dengan kekasihnya,
mungkin sebagian besar orang menganggap Aku ini bodoh, mau saja menikah dengan orang yang tak mencintaiku, tapi bagiku ini adalah sebuah ujian yang harus Aku lewati. Tuhan tak akan memberikan ujian yang melewati kemampuan hambaNya.
Aku tau Allah itu sayang pada semua makhluk ciptaanNya. Dia menguji hambaNya karena ingin melihat sebesar apa kita sebagai ciptaanNya mengingat dan bersyukur atas nikmat yang Allah berikan.
setiap ujian itu adalah nikmat, karena dengan ujian yang diberikanNya kita bisa lebih dekat dengan sang Pencipta..
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
🍊𝐂𝕦𝕞𝕚
gak betah bu karena gak bisa bebas pacaran sama iren
2022-09-29
0
sahla nabila
sabar ya hana.....nanti kesabaran mu akn terbayar.....
2022-09-05
0
Ita Rahayu
Smoga lulus ujiannya yaa Hana 🙏❤🙏
2021-10-25
0