Seminggu setelah kejadian di cafe, Mas Surya tetap dingin padaku, semua cara sudah ku lakukan untuk menarik hatinya, tapi tetap saja dia cuek.
Untung aku masih tinggal dengan orang tuaku, kalau tidak entah gimana sepinya aku. Dia selalu aja sibuk dengan pekerjaannya, sehingga sering pulang larut malam, terkadang orang tuaku pun bertanya2 kenapa dia tak pernah memberikan waktu lebih padaku setidaknya dengan pulang cepat. Aku pun hanya menjawab sekedarnya saja, ngeles agar ortu ku gak curiga.
Baru seminggu nikah udah banyak kebohongan yang aku berikan pada orang tua ku, haaahhh... entah gimana aku menghadapinya kalu aku lebih lama tinggal disini,
Entah kenapa malam ini mataku enggan terpejam, kulihat dinding jam menunjukkan pukul 10, akupun bertanya-tanya dalam hati apakah Mas Surya pulang begitu larutnya sampai orang tuaku curiga? Akupun berinisiatif menunggu. Tak ku sangka ternyata jam sudah menunjukkan pukul 23.15WIB, ceklek... suara pintu terbuka,
"Kok baru pulang mas?" tanya ku ketika Mas Surya masuk kamar
Aku langsung bangkit dari tempat tidur mengambil alih tas yang ada di tangannya, dia tak menjawab, langsung masuk ke kamar mandi membersihkan diri. Aku pun menunggunya dengan sabar.
Aku harus menyelesaikan ini batinku, tak lama dia keluar dari kamar mandi, sambil tetap duduk di kasur aku mulai membuka suara, "Ada yang pengen Hana omongi mas"
"Apa?" dia menjawab dingin.
" Tadi pagi Ibu negur Hana, dia tanya kenapa Mas pulangnya larut malam terus, kenapa Mas gak pernah kasih waktu untuk Hana walaupun cuma dengan pulang cepat" jelas ku padanya.
Aku menundukkan kepalaku, kalau teringat segala macam pertanyaan ibu tadi pagi bahkan hampir setiap pagi, aku rasa sedih. Ingin sekali aku menjatuhkan bulir-bulir kristal ku, tapi aku mencoba kuat.
"Aku sibuk, banyak yang harus aku kerjakan." dia menjawab dengan membelakangiku.
"Walaupun mas gak mencintaiku tapi bisa gak untuk besok pulang cepat? Tunjukin sama ibu kalo kamu peduli sama Hana,?" tanyaku dengan harap-harap cemas,
" Aku gak bisa, lagian kapan lagi aku punya waktu untuk bisa ketemu pacarku kalau bukan jam pulang kantor? kamu aja udah ngambil waktu aku banyak. dengan aku nikahin kamu aja udah buat waktu aku untuk pacar aku berkurang banyak tau gak?! jadi jangan tuntut lagi waktu aku untukmu, gak akan pernah ada." dia menjawab dengan nada yang sedikit kasar.
Aku hanya bisa menangis, dengan jawaban yang diberikannya, sebegitu burukkah aku di matanya sampai-sampai dia tak ada niat mencintaiku? Setidaknya jangan lah berkata kasar padaku, dengan lembut pun dia bilang Aku pasti paham, karna emang aku udah banyak mengambil waktunya,
"Minggu depan kita pindah kerumah yang aku siapkan. Dengan kita pindah Ibumu tak akan lagi bertanya-tanya kalau aku pulang telat, bahkan jika aku tak pulang sekalipun."
Hah?? dia mengajakku pindah? yang benar saja, di rumah ortuku saja dia berani menelantarkan aku, apalagi dirumah sendiri??
ya Tuhan....apa niat dia sebenarnya? Aku galau memikirkan nya, tapi aku adalah tanggung jawabnya, kalaupun dia mengajakku pindah, memang sudah seharusnya aku mengikiti kemanapun suamiku pergi.
Tapi apa Aku sanggup nantinya? pasti bakalan ada drama yang lebih besar lagi, aku tak ingin mengkhawatirkannya, tapi aku kepikiran. dengan terpaksa ku katakan ya, minggu depan kita pindah, biarlah jika memang aku harus tersakiti, sampai pada akhirnya jika aku tak mampu bertahan maka aku akan menyerah...
bersambung...
mohon dukungannya..🙏🙏
like, komen dan favorit
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
🍊𝐂𝕦𝕞𝕚
niat dia agar lebih leluasa bertemu pacarnya han
2022-09-29
0
Herlina Maharani
waduuuhh.... semoga di dunia nyata g ada ya yg begini🤭
2021-12-25
0
Frizky Adri Algibran
eh iya bner berasa nonton Indosiar 😅
2021-12-01
0