Vengeance Of The Wind Sword

Vengeance Of The Wind Sword

1. Pengorbanan Ratu Pemanah

Sebelum lanjut ada info.. yang mau gabung group Kuores silahkan masuk saja, ajak teman kalian jika ingin lebih rame lagi.. terimakasih.. silahkan menikmati cerita..
DWAR..
Kilat dan petir menyambar dengan dasyatnya.
Monster bertubuh besar setara tinggi 3 pria dewasa dengan ganasnya menghancurkan kota secara membabi buta.
5 pendekar terlihat kelelahan mengatasi gesitnya monster tersebut.
Seorang wanita dewasa dengan bayinya berdiri tepat di tengah kota.
Ia meletakkan bayi tersebut dalam sebuah gerobak sayur.
Seluruh warga merasa bingung dengan apa yang dilakukan wanita itu.
kelima pendekar menghadang niatnya untuk maju.
Wanita pemanah
Wanita pemanah
Ia menginginkan putraku, biarkan aku pergi dan menemui suamiku.
An
An'xein (Pendekar)
Apa yang kamu lakukan, kita tidak tahu apa suamimu masih hidup atau sudah mati.
Wanita pemanah
Wanita pemanah
(Tersenyum) Siapapun yang menjaga putraku, ia akan memiliki seluruh kota ini apabila mampu menyelesaikan syarat yang diberikan oleh pendekar An'xein.
Wanita pemanah
Wanita pemanah
(Berjalan mendekati monster) Aku disini, bawalah aku dan biarkan putraku tetap hidup.
HWAAAAR..
Monster tersebut menggenggam tubuh wanita itu dengan mudahnya dan pergi meninggalkan kota yang sudah cukup hancur tersebut.
An
An'xein (Pendekar)
Kalau begitu, setelah pengorbanan Ratu pemanah terhebat di negeri ini. Jangan sia-siakan mengorbanannya.
An
An'xein (Pendekar)
Seperti yang sudah kalian dengar, siapapun yang dapat merawat putranya dan dapat menyelesaikan 3 syarat, maka ia akan menjadi pemimpin kota ini.
An
An'xein (Pendekar)
Tapi ingat, apabila Ratu pemanah dan Raja Pedang selamat, maka berjanjilah akan mengembalikan hak mereka
Warga
Warga
Baiklah.
8 tahun kemudian.
Terlihat anak-anak yang bermain dengan ceria dan berlarian dipinggir kota.
Kota ini dapat dikatakan hanyalah sebuah kota kecil di pulau Jian.
Pulau ini adalah sebuah tempat para pengungsi yang akhirnya menetap dan menjadi warga dikota ini.
Anak-anak
Anak-anak
Hei, jangan lempar itu.
Anak-anak
Anak-anak
Tidak masalah, aku akan melakukannya dengan hati-hati.
Buk.
Suara benda jatuh setelah terkena lemparan batu membuat 2 buah mangga jatuh dari tangkainya.
Anak-anak
Anak-anak
Wah, aku dapat 2.
Anak-anak
Anak-anak
Beri aku satu ya.
Anak-anak
Anak-anak
Ambil sendiri, ini hasil dari usahaku.
Anak-anak
Anak-anak
Ayolah.
Anak-anak
Anak-anak
Tidak mau. (Berlari)
Warga
Warga
Anak-anak itu, sudah diberi mangga pergi begitu saja.
Qian
Qian'er
Paman, apa saya boleh meminta mangga itu?
Warga
Warga
Hah, pergi menjauh dari rumahku.
Qian
Qian'er
Eng, baiklah.
An
An'xein (Pendekar)
Apa yang kamu lakukan disini?
Qian
Qian'er
A, Paman An'xein. Tidak, aku hanya ingin meminta mangga itu, tapi tidak diizinkan.
An
An'xein (Pendekar)
Lain kali akan paman bawakan, pergilah ketempat lain, pemilik rumah itu sepertinya tidak menyukaimu.
Qian
Qian'er
Baiklah paman.
Qian
Qian'er
Berapa lama aku harus seperti ini? (Batinnya)
Qian'er berjalan kearah perkebunan, dimana tempat ini adalah salah satu tempat bermain anak-anak kota.
Qian
Qian'er
Ah (memegangi kepalanya)
Anak-anak
Anak-anak
Hei kau, pergilah dari sini.
Anak-anak
Anak-anak
Benar, kami hanya akan sial jika didekatmu. Pergilah menjauh dari kami!
Qian
Qian'er
Tapi aku hanya ingin bermain.
Anak-anak
Anak-anak
Tidak ada tempat untukmu disini, kota kami akan hancur jika kamu tetap disini. Pergilah menjauh!
Dengan perasaan sedih yang terus ia rasakan setiap saat, akhirnya Qian'er pergi menjauh.
Sejak berusia 5 tahun ia mengenal dunia luar, ia tidak pernah memiliki teman dikota ini.
Tidak ada satupun yang mau bermain dengannya, bahkan para orang tua mereka juga melarang untuk mendekatinya.
Qian
Qian'er
Ayah, aku pulang.
Kepala Kota
Kepala Kota
A, kamu sudah kembali, kenapa melewatkan makan siangmu?
Qian
Qian'er
Aku hanya berusaha mencari teman.
Kepala Kota
Kepala Kota
Putraku, jangan memaksakan dirimu.
Qian
Qian'er
Tidak apa ayah, lagipula aku akan kembali kesekolah minggu depan.
Qian
Qian'er
Akan sulit apabila tidak memiliki seorang teman sebagai rekan belajar.
Kepala Kota
Kepala Kota
Ayah tidak dapat melakukan apapun, maafkan ayah.
Qian
Qian'er
Ini bukan salah ayah, mungkin mereka hanya tidak ingin bermain denganku. Jangan salahkan diri ayah, aku akan pergi makan siang dan beristirahat.
Kepala Kota
Kepala Kota
Baiklah.
LIKE, VOTE, RATE, DAN KOMEN.
TERIMAKASIH.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!