Chapter 4

"Bagiku dia bukan orang asing. Kurasa aku mengenalnya.. dulu.."Youri mendekati Ichigo dan mengulurkan tangannya ke arah Ichigo.

Ichigo menatap Youri, ia merasa bimbang karena untuk pertama kalinya jantung Ichigo berdegup kencang karena seorang lelaki selain Key. Selama ini hanya Key yang mengisi hatinya, tak ada orang lain yang dapat membuatnya terpesona selain Key.

"Apa kau juga siluman?" tanya Ichigo kepada Youri dan membuat Youri terkejut dengan pertanyaannya.

"Apa kau ingat kupu-kupu yang menyelamatkanmu tadi? Mereka bukan hanya sekedar peliharaanku. Tapi akulah yang menguasai mereka."Youri membentangkan kedua tangannya dan keluarlah segerombolan kupu-kupu.

Kali ini bukan rasa takut yang menghantuinya, tapi rasa hangat dan tenang meliputi hatinya. Ada perasaan kehilangan sesuatu dan menemukannya kembali, seperti rindu yang begitu dalam hingga hati terasa sakit. Tiba-tiba di depan mata Ichigo terlihat seorang wanita sedang menari dengan iringan banyak kupu-kupu, dan seorang lelaki tersenyum di tepi kolam teratai sambil melihat wanita itu menari.

Ichigo merasa tak asing dengan wanita itu, ia lalu melangkah maju dan wanita itu membalikkan badannya. Ichigo terkejut dan airmatanya banjir membasahi pipinya, rasa sesak memenuhi hatinya yang sakit hingga ia sulit bernafas. Bagaimana tidak, wanita itu sungguh sangat mirip dengannya. Namun wanita itu begitu anggun dan menawan bagaikan bulan purnama yang bersinar di malam hari.

"Tsukiko..."gumam Ichigo perlahan.

Youri yang melihat Ichigo menangis dan menyebut nama wanita yang dirindukannya merasa terkejut dan melangkah ke arah Ichigo. Belum sempat Youri menggapai Ichigo, ia kembali tak sadarkan diri. Youri menangkap tubuh Ichigo sebelum ia terjatuh ke lantai.

"Apa itu tadi kenangan kalian berdua?" tanya Rikuo setelah Youri kembali merebahkan kembali tubuh Ichigo di atas kasur.

"Ya, itu kejadian saat aku menyatakan perasaanku padanya. Saat itu pula Teratai Tujuh Warna itu muncul, tepat saat bulan purnama di musim semi."kenang Youri.

Bulan purnama di musim semi? Bukankah itu saat dimana Tsukiko menghilang?"tanya Rouri penasaran.

Youri tak menjawab, dia hanya memandangi Ichigo yang terbaring dengan raut wajah sedih. Youri mengusap pipi Ichigo yang terdapat seberkas putih sisa airmatanya yang mengering. Wajah yang dirindukannya selama ratusan tahun kini muncul di depannya walaupun dari dunia yang berbeda, rasa dalam hatinya bercampur aduk.

Brakk..!!!

Seorang kakek dengan pakaian bangsawannya tiba-tiba datang dan mendobrak pintu kamar Ichigo dengan tergesa-gesa. Terlihat jelas ia sedang panik.

"Dimana dia..?!"ucap kakek itu setengah teriak.

"Hei pak tua, siapa kau? Berani-beraninya kau mendobrak pintu rumah orang lain"tanya Rikuo sambil mengacungkan jari ke arah kakek itu.

"Apa itu dia? Tsukiko..."ucap kakek tua itu dengan suara semakin pelan saat melihat Ichigo terbaring. Rikuo dan Kichiro terkejut karena kakek itu menyebut nama Tsukiko.

"Hei pak tua, aku bicara padamu. Apa kau tuli?!" ucap Rikuo kesal karena kakek itu mengabaikannya.

Belum sempat Rikuo menyambung kalimatnya, Youri bangkit dan mempersilahkan kakek tua itu duduk di tepi kasur Ichigo sementara Youri berdiri di dekat mereka.

"Tuan, silahkan duduk. Kichiro, antarkan Rikuo ke ruang tengah."ucap Youri.

"Baik tuan. Tuan Rikuo, mari ikut dengan saya."ajak Kichiro dan diikuti oleh Rikuo. Mereka berdua pergi meninggalkan kamar Ichigo menuju ruang tengah.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***