Tersangkut

"Emm itu, flashdisk-ku ketinggalan, jadi

aku mengambilnya."

Jonathan mencoba mencari alasan lain, semoga saja gadis itu percaya denganan alasannya.

"Owhh." Ayana enggan untuk berkomentar lagi

karena dia memang sudah merasa sangat lelah.

"Di flashdisk itu ada kerjaan aku, ya jadi mau nggak mau aku harus mengambilnya." Tambah Jonathan menggebu-nggebu mencoba meyakinkan Ayana.

Ayana hanya menganggukkan kepala tanda mengerti membuat laki-laki itu bisa bernapas lega.

"Ayo kita pulang sekarang." Ajak Jonathan

"Tapi Jo, pekerjaanku belum selesai." Tolak

Ayana.

"Sudahlah tidak usah kau pikirkan, bagianmu sudah aku selesaikan dari tadi, apa kamu tidak sadar ketika kamu menginput data di

aplikasi, maka sistemnya akan membaca kalau data tersebut sudah dihapus." Jelasnya enteng.

"Hah, apa, kok kamu nggak bilang sih." bentak

Ayana

Dia merasa kesal dengan Jonathan karena membuatnya melakukan pekerjaan yang sia-saia, tahu begitu dia bisa langsung pulang. Dan tak perlu mengalami kejadian seperti tadi.

"Tadi aku mau bilang, tapi lupa, dan lucu aja lihat ekspresi kamu tadi." Gurau Jonathan tanpa rasa bersalah. Sebenarnya dia

tadi sudah berniat memberi tahu hal itu kepada Ayana, namun dia lupa.

"Jahat banget sih, udah sana pergi." Usir

Ayana.

"Beneran nih kamu ngusir aku, kalau begitu selamat tinggal Ayana."

Jonathan mulai melangkahkan kakinya, dia sebenarnya hanya ingin mengerjai Ayana.

"Hiks, hiksss, hiksss"

Ayana kembali menangis, dia sendirian lagi di sini mana dengan suasana kantor yang sangat gelap sekali.

"Ay, jangan menangis lagi, maafkan aku."

Jonathan kembali menenangkannya.

"Aku minta maaf deh."

Tampaknya permintaan maafnya sama sekali tidak mempengaruhi Ayana, tangisnya malah semakin kencang.

"Ay, aku minta maaf, aku janji nggak akan gangguin kamu, dan aku akan melakukan apa saja permintaanmu." nada suaranya melembut.

Suara isakan itu semakin reda.

"Janji?" tanya Ayana pelan.

"Iya Janji."

Ayana tersenyum licik di balik tangannya.

"Okey, aku maafkan." Ucapnya enteng.

Jonathan akhirnya bisa bernapas lega, tanpa tahu bahwa gadis di depannya sedang menyusun rencana untuk mengerjainya.

"Ay, ayo pulang." Ajak Jonathan lagi.

Ayana masih bergeming tanpa membalas ajakannya.

"Aku nggak tega biarin kamu jalan sendirian,

lagipula kamu tidak bisa menaiki motor seandainya kupinjamkan motor, dan aku

yang berjalan."

Gadis itu masih meragu.

"Nanti kamu kasih penghalang tasmu, biar kita tidak bersentuhan, lagipula ini sudah malam, dan mati lampu pula."

Ayana yang dibujuk akhirnya luluh juga.

"Baiklah, tapi pelan-pelan ya, soalnya aku pakai rok."

"Siap Ay."

Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang, Jonathan berjalan di depan sementara Ayana mengikutinya di belakang.

Suasana kantor tampak sepi, semua pegawai yang lembur tampaknya sudah pulang. Hanya terlihat beberapa satpam yang berjaga di gerbang depan.

Motor itu meluncur pelan sesuai dengan permintaan gadis yang dia bonceng, atau mungkin sebenarnya dia ingin berlama-lama dengan Ayana. Sementara yang berada di belakangnya memegang roknya seerat mungkin agar tidak

tertiup angin.

Jalanan yang mereka lewati terbilang kecil, karena mereka memilih melalui jalur tikus yang dirasa lebih dekat daripada jalan utama. Jalur tikus itu berupa gang kecil yang berada di samping kantor lalu menembus ke

belakang. Kos mereka memang terletak di belakang kantor.

"Bruk."

Jonathan tiba-tiba menghentikan motornya. Ayana yang di diboncengnya tentu saja kaget karena laju motor yang tidak stabil dan membuat pegangan di roknya lepas.

Deg

Jantung Ayana berpacu cepat bukan karena kekagetannya melainkan karena apa yang telah dia lakukan, tangannya tanpa sengaja memeluk pinggang Jonathan. Sontak saja wajahnya meemerah padam.

"Maaf Jo." Ungkapnya lirih.

Jonathan hanya menanggapinya dengan tersenyum kecil, karena jujur saja saat ini dia sedang berperang dengan detak jantungnya.

"Justru aku yang minta maaf, kamu nggak papa kan Ay." lanjutnya.

Sebenarnya Jonathan sudah menggendarai dengan pelan, tapi karena kondisi jalannya yang gelap, dia tidak menyadari ada tanjakan di tikungan ini.

"Aku nggak papa." Balas Ayana gugup.

Ayana merutuki dirinya,kenapa suaranya terdengar gugup semoga saja Jonathan tidak menyadari kegugupannya.

"Sip."

Jonathan lalu mulai melajukan motornya, tapi ada yang aneh dari motornya, karena sepertinya tersendat sesuatu. Seingatnya motornya sudah di- service, dan tadi sepertinya baik-baik saja, kenapa sekarang menjadi seperti ini.

"Jo, jo, berhenti." ucapan Ayana menghentikan

laju motor Jonathan.

"Kenapa Ay?" tanya Jonathan panik karena Ayana berteriak histeris.

"Rokku, sepertinya nyangkut di jeruji."

"Hah, apa?"

Laki-laki itu tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.

"Pantas saja, aku merasa ada yang aneh dengan motorku, sebentar kamu bisa turun dulu?"

Ayana mencoba turun meskipun sedikit kesulitan, dia bingung harus berbuat apa.

Jonathan yang melihatnya menjadi tidak tega. Beruntung sekarang listrik sudah menyala sehingga jalanan menjadi tidak gelap lagi, sehingga dia bisa dengan cepat mengambil tindakan. Laki-laki itu mulai menarik rok Ayana, tapi ternyata roknya sudah terselip jauh.

"Jo, jangan diangkat-angkat." Bentak Ayana.

"Maaf, tapi ini susah banget, satu-satunya cara aku harus menggunting rokmu."

"Enggak, aku nggak mau." bantah Ayana.

Jonathan sebenarnya menyadari ketakutan Ayana, tentu saja dirinya tidak mau kakinya terlihat, yah walaupun gadis itu sepertinya sudah memakai celana panjang di balik roknya.

"Tapi nggak ada cara lain, Ay."

"Hiks. . .hiks. . .hiks. ." sebuah isakan lolos

dari bibirnya.

"Minggir aku coba dulu."

Ayana mencoba menarik roknya sendiri, tapi tetap saja

hasilnya nihil. Isakannya semakin keras.

"Ay." panggil Jonathan, sebenarnya dia tidak

tega tapi mau bagaimana lagi, tidak ada cara lain.

"Aku akan menutup mataku." tambahnya lagi.

"Hiks. . .hiks. . .hiks."

Karena tak mendapat tanggapan dari gadis itu, Jonathan mulai memotong rok itu dengan gunting yang selalu dia bawa di jok motor.

Dengan berhati-hati dia memotong rok itu, dan membersihkan ptongan kain yang menyangkut di jeruji besi.

"Hey, sudah selesai, tenanglah." Ucap Jonathan berusaha menenangkan Ayana.

Ayana hanya diam saja, hanya isakan yang terdengar dari dirinya.

"Kumohon bicaralah, jangan membuatku bingung."

"Hikss, belum ada yang pernah melihatku seperti ini, padahal aku hanya ingin suamiku yang melihatnya dan itu didahului oleh

kamu." ucapnya sambil terus sesunggukan.

"Hey, aku tidak melihatnya, tenanglah."

"Sama saja, kamu pasti melihatnya walaupun

sedikit." bantah Ayana

"Ya sudah kalau begitu, aku saja yang jadi suamiku nanti." balas Jonathan tanpa beban.

Tak menyadari efek kalimat yang diucapkannya pada gadis itu.

"Gampang banget kalau ngomong, sebel, ini

rasain."

Ayana tidak bisa menyembunyikan kekesalannya lalu memukul Jonathan dengan tas selempangnya.

"Hentikan Ay."

"Habis, kalau ngomong nggak bisa disaring, lagian kita beda."

"Beda agama." lanjutnya dalam hati.

"Hah apa?" tanya laki-laki itu tak mengerti.

"Ya sudahlah, ayo cepat kita pulang."

Mereka lalu melanjutkan perjalanan yang tertunda. Langit malam itu tampak indah dengan bintang-bintang yang bertebaran. Ditambah dengan bulan sabit yang menambah keindahan lukisan Tuhan kala itu. Lalu suara kembang api terdengar bersahut-sahutan, disertai dengan kerlap-kerlip warna warni yang

ikut menghiasi langit.

"Indah."

Ayana mengagumi indahnya pemandangan yang dihatnya.

Jonathan yang di depannya tersenyum kecil, dia merasa sangat bahagia saat ini. Karena akhirnya dia menemukan apa yang telah lama dia cari.

****

Terpopuler

Comments

🍓🍓🍓🍓🍓

🍓🍓🍓🍓🍓

Dah beberapa biji gamis ku yg bagian bawah nya bernoda hitam😔😔😔😔ada yg baru di pake sekali pula... Korban babang gojeg yg pake motor bebek bukan matic, jadi suka nyangkut di rantai motornya, sabar.. Ikhlas hi.. hi...🤣🤣🤣

2021-06-29

0

Liya Homsar

Liya Homsar

nak ini juga pernah ku alami al hasil rok hitam q yang panjang jadi pendek

2021-03-18

0

luluk

luluk

seru

2020-10-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!