Lembur di akhir tahun, hal yang selalu menjadi rutinitas gadis berhijab itu beberapa tahun belakang ini, setidaknya setelah bekerja di kantor auditor tersebut.
Dan lembur tersebut hanya berlaku untuk yang masih single, saat Ayana mempertanyakannya kepada atasan mereka, jawabannya karena yang masih single tidak terlalu punya kegiatan, sementara yang sudah keluarga pastilah punya kegiatan tersendiri dengan keluarga mereka.
Saat mendengar jawaban atasannya, sungguh Ayana sudah menyanggah mati-matian, tapi tetap saja tradisi tersebut tidak berubah.
Jadilah dia bersama Anggit selama dua tahun ini harus lembur di akhir tahun dan tentu saja melupakan keseruan tahun baru. Karena saat
waktu lembur telah usai, mereka memilih langsunng kembali ke kos untuk
beristirahat.
Malangnya tahun ini Ayana kembali terjebak di situasi yang menurutnya sangat membosankan, apalagi di sini dia hanya berdua dengan makhluk astral, yang entah kenapa sejak tadi senyum-senyum tak jelas.
Memang sebegitu menariknya ya, kerjaan lembur mereka. Padahal menurutnya kerjaan mereka sangat membosankan, roboting data
yang tidak valid lagi. Dalam artian membuat data-data klien yang sudah tidak sesuai lagi, dan semua itu dilakukan melalui aplikasi. Jadi dia hanya
memonitoring saja.
Meskipun terlihat mudah, akan tetapi jika data yang dibaca salah, maka aplikasi akan berarti dan itu menyebabkan dia harus mencari
data yang salah tersebut. Karena tentu saja aplikasi tidak secanggih itu untuk
memberi tahu mana data yang salah. Sumber data berupa Microsoft Excel yang
berisi ribuan data klien.
“Ay, ay.”
Panggil Jonathan, lelaki itu tampak melakukan peregangan kecil pada tubuhnya.
Merasa dipanggil, Ayana mengecilkan volume suara di komputernya untuk mendengar apa yang akan dibicarakan oleh Jonathan.
“Ay, Ay, kamu dengar suaraku kan?”
Jonathan bertanya karena melihat gadis di hadapannya masih sertia menggunakan benda itu di telinganya.
“Ada apa, santai aja aku dengar kok.” Balas Ayana sedikit kesal.
Jonathan bangkit dari kursinya lalu mendekat ke meja Ayana, dia melepas headphone dari telinga gadis itu.
“Kenapa dilepas, aku masih dengar suaramu.”
Dia mencoba merebut benda itu dari tangan Jonathan, tapi lelaki itu berhasil menyembunyikannya di balik punggungnya.
“Balikin sini.” Perintahnya gusar.
Ohh makhluk astral satu ini suka sekali mengganggu dirinya seperti kurang kerjaan saja, ngomong-ngomong soal kerjaan. Dia baru menyelesaikan seperempat dari tugasnya. Dan tampaknya dia akan membutuhkan waktu yang lebih lama lagi karena gangguan dari Jonathan.
“Please Jo, aku mau lanjut kerja.”
“Ngapain, kan udah selesai.”
“Selesai dari mananya coba, ini orang sukanya ngarang saja.” Batin Ayana bersungut-sungut.
“Huhhhh, sebenarnya kamu mau ngomong apa sih, buruan aku dengerin.” Akhirnya Ayana mencoba mengalah, karena Jonathan tidak akan mau kalah dengan dirinya.
“Jadi begini Ay, kamu tahu cerita horror di kantor ini nggak?” Tanya Jonathan dengan suara yang dibuat-buat.
“Hah, mana ada, selama dua tahun bekerja di sini aku merasa aman-aman saja, jangan ngarang deh, jangan-jangan kamu mencoba menakuti aku ya.” Tuduh Ayana.
“Beneran tahu, kamu tahu Pak tri satpam kantor kita?”
Siapa yang tidak tahu Pak Tri, dia adalah satpam senior kantor auditor tersebut. Kabarnya dia sudah menjaga gedung ini bahkan sebelum gedung ini berubah menjadi kantor Ayana. Usut punya usut Gedung ini dulunya adalah sebuah swalayan. Entah karena sebab apa, swalayan itu ditutup.
Menyebabkan gedung ini terbengkalai selama beberapa tahun. Hingga kemudian
pemilik gedung menjualnya kepada pemilik Auditor yang sekarang yang tak lain
dan tak bukan adalah pak Roy.
“Memangnya ada apa dengan Pak Tri?” Tanya Ayana penasaran, karena menurutnya tidak ada yang aneh dari satpam itu.
“Kemarin waktu di masjid, Pak Tri berbicara kepadaku.”
Ayana malah fokus dengan kata Masjid, memangnya mau apa makhluk astral ini ke masjid. Kan dia tidak sholat.
“Katanya kantor ini berhantu, kamu pasti tahu kan, kalau kantor kita pernah lama tidak dihuni. Nah saat bertugas Pak Tri sering melihat kejadian aneh terutama di lantai tiga ini.”
“Sudahlah Jo, kamu ngacau deh, balik kerja sana.” Balas Ayana ketus untuk menutupi rasa takutnya.
“Huuu, nggak percaya, kamu lihat gudang di pojok sana, nah gudang itu sering terbuka dan terbuka sendiri, lalu kamu tahu ruangan Pak
Refian. Saat malam tiba sering terdengar suara ketikan padahal tidak ada orang
di sana. Kamu tahu kan pasti bukan manusia yang melakukannya melainkan makhluk
dari dunia lain.”
Suara Jonathan dibuat menjadi lebih rendah hingga menimbulkan suasana seram. Buku kuduk Ayana langsung berdiri, matanya menatap was-was ke tempat yang diceritakan oleh makhluk Astral itu.
Eh tunggu jangan-jangan kedatangan Jonathan malah semakin memancing kedatangan teman-temannya yang tak lain dan tak bukan Hantu.
Ayana begidik ngeri.
“Stop Jo, kamu jangan cerita lagi.”
“Apa kamu takut Ayana.” Goda Jonathan dengan mengerlingkan sebelah matanya.
“Siapa juga yang takut, nggak ada namanya hantu.” Elaknya
“Ohhh jadi tidak takut, baiklah kalau begitu aku pulang dulu ya.”
"Hah?" Ayana tentu saja kaget,memang dia sudah selesai mengerjakannya.
"Hapus pikiranmu,tentu saja aku sudah menyelesaikan
bagianku, jadi aku boleh pulang kan?"
Memang benar apa yang dikatakan Jonathan, bahwa yang sudah menyelesaikan pekerjaannya boleh pulang, tapi tetap saja mereka diwajibkan untuk absen pulang, agar lemburnya diakui oleh kantor.
Apakah Jonathan tidak mengetahui hal itu, tapi buat apa Ayana repot-repot memberitahunya. Memikirkan hasil kerja keras Jonathan akan sia-sia entah kenapa membuat dia terkikik geli. Rasa takutnya sedikit hilang karena memikirkan lagi.
Jonathan tampaknya tidak terganggu dengan tingkah Ayana, hingga dia hanya diam lalu langsung meninggalkan kubiklenya.
Sekarang tinggal Ayana sendirian di ruangan. Pekerjaannya tinggal sedikit lagi, harusnya dia bisa menyelesaikannya sejak tadi kalau saja tidak ada data yang salah pada databasenya atau dia salah memasukkan rumus di aplikasinya, sehingga sistemnya lambat. Entahlah dia tidak mau menerka-nerka lagi, karena dia memang tidak tahu jawabannya.
"Yahhh, salah lagi." ucapnya saat
apkikasinya error.
"Kalau gini caranya, kapan selesainya mana udah
ngantuk banget, sendirian lagi."
Tunggu saat kata sendirian terlintas di benaknya, bulu kuduknya langsung berdiri dengan sendirinya. Dia jadi teringat,perkataan
Jonathan bahwa di lantai tiga ini ada cerita horrornya. Pandangangannya beralih
ke gudang di sudut lantai.
“Aman, masih tertutup.” Begitu pikirnya
Lalu matanya melirik ke meja Pak Refian.
Aman juga, tidak terdengar suara mencurigakan dari ruangan tersebut. Jadi terbukti bahwa cerita Jonathan hanyalah Hoax belaka. Ayana kembali melanjutkan pekerjaannya yang sedikit tertunda, agar dia bisa cepat pulang ke kosan.
Deg
Saat melihat ke arah monitor, dia seperti melihat bayangan hitam melintas.
“Tenang mungkin efek lampu.”
Ayana mencoba meyakinkan dirinya sembari memindai seluruh ruangan, tidak ada sesuatu yang mencurigakan. Akan tetapi saat kembali fokus ke monitor, dia seperti mendengar suara keyboard dan suara kursi bergeser di
ruangan pak Refian padahal tidak ada siapapun disana..
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
luluk
jangan jd cerita hantu ya thor.....ak takut
2020-10-05
0
Arum
pasti itu kerjaan jonatan 😁😁😁
2020-09-30
1
Nona Yohana
aih.. kok jd cerita horor sih? aku kan penakut..
2020-06-28
0