Menikah itu pasti
Jomblo itu pilihan
Jodoh nggak akan kemana
Akan datang di saat yang tepat dan dengan orang yang tepat
(Airi Yasuko)
****
Sakit, itu yang dirasakan oleh Ayana saat ini. Air matanya tak berhenti untuk mengalir. Rasa sedih yang dia kubur rapat-rapat kini muncul kembali ke permukaan. Disisi lain dia merutuki kebodohannya kenapa dia harus menjadi seperti ini untuk seseorang yang telah meyakiti hatinya.
Ayana menatap bayangan dirinya di cermin kamar mandi, wajahnya tampak sembab, dan kerudungnya terlihat tak rapi karena dia tadi mengusap bagian wajahnya terlalu keras. Dia tidak bisa membayangkan jika ada yang melihat dirinya saat ini, mungkin rasa malu yang akan dia dapatkan. Beruntung kamar mandi ini terletak di ujung lorong yang sangat jarang dilalui.
Setelah merapikan diri, akhirnya dia memutuskan untuk keluar.
"Astaghfirullahaladzim."
Pekik dia kaget saat mendapati Jonathan sedang bersandar di dinding dengan santainya.
"Jonathan? ngapain kamu disini?"
"Aku?"
Jonathan mengernyitkan bingung dengan memberikan tatapan aneh kepada gadis di hadapannya.
Ayana yang ditatap seperti itu tentu saja tidak nyaman, hey belum pernah ada yang menatapnya setajam itu.
"Jo, hey." Ayana menepukkan tangannya di depan wajah pria itu, karena Jonathan tak berhenti untuk melihatnya.
"Ay, kamu habis nangis ya?" tanyanya dengan tatapan mengejek sekaligus menyelidik.
"Heiii, siapa yang habis nangis, aku habis cuci muka tahu."
Ayana mencoba mengelak, ternyata Jonathan adalah orang yang sangat teliti. Padahal dia tadi sudah susah payah membenarkan jilbabnya lalu menyapukan sedikit BB Cream ke wajahnya agar terlihat segar.
"Mana ada cuci muka, matanya sembab, hayo ngaku, wahh sepertinya perlu di foto nih, terus disebar ke grup auditor."
Ucapnya tertawa sambil mengeluarkan ponsel di sakunya.
"Jangan."
Ayana yang tidak terima tentu saja berusaha mengambil ponsel itu, hingga tanpa sengaja menyentuh tangan Jonathan. Dia yang tersadar, buru-buru melepaskan genggaman tangannya. Rasa canggung langsung merasuk ke
dalam hatinya.
"Aku pergi dulu Ay." Suara Jonathan memecahkan keheningan.
"Eh iya." Jawab Ayana tergagap.
Jonathan akhirnya meninggalkan Ayana, namun baru beberapa langkah dia menghentikan langkahnya.
"Ay, jangan pernah berharap kepada manusia, karena hanya menimbulkan rasa kecewa, berharaplah kepada-Nya."
Setelah mengucapkan kalimat itu, dia melanjutkan langkahnya.
Sementara Ayana masih terpaku sendirian di lorong itu.
"Berharap kepada-Nya."
Kata itu dia rapalkan dalam hati, dan barulah dia sadar bahwa selama ini dia salah, dulu dia terlalu mencintai lelaki itu, kemudian dia merasakan rasa sakit karena ditinggalkan. Apakah ini sebuah teguran untuknya agar tidak berharap pada makhluk ciptaan-Nya? sehingga tanpa sadar melupakan penciptanya.
***
"Ayana, tumben diam saja?" Tanya Anggit saat mendapati temannya hanya diam saja sedari tadi seperti bukan Ayana yang biasanya.
Namun bukankah Ayana yang biasanya adalah pribadi yang pendiam tapi bukan pendiam seperti sekarang ini. Suasana di divisi mendadak langsung sunyi senyap jika teman di sebelah kubiklenya hanya diam saja.
"Eh, apa?" Tanya Ayana tanpa menyembunyikan rasa kagetnya.
"Aduh ni anak." Anggit berdecak kecil.
"Tahun baru, kamu nggak kemana mana kan?" Tanya Anggit sembari berdiri.
"Kenapa emangnya?"
Ayana mengernyit bingung, untuk apa Anggit menanyakan kegiatannya di akhir tahun, Eitsss tunggu akhir tahun, seolah baru menyadari pemikirannya, Ayana mencoba protes.
"Jangan bilang, aku disuruh lembur lagi oleh Pak Bos." Ayana menggerutu sebal.
"Kan diantara kita, cuman kamu yang masih single."
"Eittss, kamu aja baru nikah bulan lalu."
"Biar yang penting judulnya udah berkeluarga, yah mau nggak mau kamu lembur sendiri, maaf banget ya tahun ini aku nggak bisa nemenin kamu, kan aku sudah tidak single, bukan jomblo ngenes lagi kayak kamu."
"Biarin jomblo, aku kasih tahu ya Anggit, Jomblo itu pilihan, menikah itu pasti, kalau bukan tahun ini berarti nanti, jodoh nggak akan kemana, kitanya aja yang kemana-mana."
"Hahahahahaha." Suara tawa mengintrupsi mereka
Tahu siapa suara itu langsung membuat Ayana sebal.
"Ngapain coba makhluk astral ini ikut-ikutan ketawa." Batinnya.
"Jo, jo puas banget kamu ketawanya." Sindir Anggit
Jonathan masih tidak bisa menghentikan tawanya, dia sungguh tidak menyangka kalua gadis chubby itu bisa berkata seperti itu.
"Sumpah, Ayana lucu banget, bisa juga dia ngomong seperti itu." Ucapnya sambil terus tertawa.
Anggit hanya tersenyum lalu menggeleng kecil.
"Kamu jangan tertawa dulu, kamu kan juga masih single jadilah kamu ikut lembur dengan Ayana."
"Loh, kok bisa gitu sih." Jonathan memprotes.
"Dari dulu aturannya, kalau masih single di akhir tahun diwajibkan lembur, tiga tahun yang lalu aku juga seperti itu."
"Rasain tuh." Ejek Ayana.
"Tenang aja yang dari bagian pelayanan banyak kok, lagian cuma sehari dan itupun hanya sampai jam sembilan malam."
"Nggak mau." tukas Jonathan
"Terserah, selamat berlembur sahabat-sahabatku."
Anggit lantas meninggalkan tempat itu tanpa menghiraukan protes darinya.
"Arghhh." Jonathan mengacak rambutnya frustasi.
Ayana yang melihatnya sontak hanya bisa tertawa, jarang-jarang kan dia bisa menertawakan cowok di hadapannya ini.
Mendengar suara tawa itu entah mengapa membuat Jonathan menghentikan gerakan tangannya, dia menoleh ke arah Ayana, dan tertegun sejenak melihat tawa itu.
"Cantik."
Katanya lirih, namun suara itu mapu di dengar oleh gadis di hadapannya. Ayana menghentikan tawanya lalu segera duduk dan pura-pura kembali fokus pada layar komputer di hadapannya,mencoba menyangkal jantungnya yang
berdetak tak karuan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
IntanhayadiPutri
Aku mampir nih kak, udah 5 like dan 5 rate juga.. jangan lupa mampir ya ke ceritaku
TERJEBAK PERNIKAHAN SMA
makasih 🙏🙏
2020-12-21
0
Catur Priyati
ada temen lembur....asik...
2020-11-24
1
luluk
lembur bareng nih
2020-10-04
0