Penasaran

Tanpa sadar rasa yang baru

Menyusup pada hati yang penasaran

****

Ayana masih merutuki kebodohannya tadi pagi tentang tingkah konyolnya. Ketika lelaki di depannya mengenalkan diri sebagai pegawai baru disana sebenarnya dia tidak langsung percaya Akan tetapi kehadiran Anggit rekan kerjanya yang lama saat menyapa. Pikiran bodoh itu terpatahkan karena Jonathan memang teman seangkatan laki-laki yang telah lama duduk di sebelahnya itu.

Ayana mendesah kesal, suasana di sekitarnya terasa canggung. Dia kembali fokus pada komputer di depannya, mencoba mencari nama pegawai yang di depannya di sistem informasi pegawai.

Seingatnya auditor baru yang pindah ke sini tidak ada yang bernama Jonathan, entahlah apa mungkin dia lupa atau tidak terlalu mengikuti perkembangan kantor. Tapi rasanya tidak mungkin, karena semua pegawai baru pasti dia masukkan di dalam *database-*nya.

Dia mengetikkan nama laki-laki itu, sayangnya di sistem informasi pegawai belum ter-update jadi sia-sia pencariannya. Ayana melihat sekilas laki-laki yang di depannya, astaga apa dia tidak salah lihat kalau si Jonathan itu terus memandanginya.

Dia seketika mengecek penampilannya sepertinya tidak ada yang salah, jangan-jangan laki-laki itu mau balas dendam, waduh harus siap siaga empat lima pikirnya.

Sementara Jonathan dia masih menerka nerka pikiran seorang gadis di depannya, paska perkenalan tadi dia hanya diam saja tanpa mengajak bicara dengannya padahal kalau ke pegawai baru lain dia sangat ramah berbeda ketika berhadapan dengannya.

Dari sikapnya saja terlihat seperti menjaga jarak. Laki-laki itu lalu bangkit dari duduknya, berniat untuk mengajak ngobrol Ayana, berharap bisa meluruskan kesalahpahaman diantara mereka. Tapi mengapa dia harus melakukan hal itu, kenapa sikap perempuan itu yang berbeda menjadi urusannya.

Saat dia mau melangkah ke depan, suara ketua tim menginterupsinya untuk mengajak pegawai di divisi Ayana dan dirinya untuk berkumpul di Aula untuk saling memperkenalkan diri.

Sebenarnya hanya ada 3 pegawai baru di divisi itu dan semuanya adalah auditor. Sementara Ayana hanya bertugas sebagai staff biasa, satu-satunya staff di divisi tersebut karena seniornya di pindah ke pusat dan belum ada pengganti yang mumpuni untuk masuk ke divisi tersebut.

Dua pegawai telah berkenalan, dan mereka semua berasal dari luar Pulau Jawa. Mereka merasa sangat beruntung karena pusat akhirnya memindahkah mereka ke Pulau Jawa tepatnya di Ibukota, terlebih perjuangan mereka di kantor sebelumnya sangat tak mudah.

Ayana yang mendengar itu merasa tertampar, selama ini perempuan berhijab itu selalu mengeluh di tempatkan di Ibukota yang jauh dari keluarga.

Dia memang bukan asli Jakarta melainkan berasal dari sebuah kota kecil di Jawa Tengah. Dalam hati dia memohon ampun kepada Allah karena selama ini tidak bersyukur terhadap nikmat-Nya.

Tanpa dia sadari, Jonathan terus memandangnya. Entahlah dia merasa penasaran dengan tingkah permpuan berhijab di depannya yang selalu berubah-ubah. Dalam artian hanya dengan dia saja, gadis itu bersikap ketus.

Ayana bukannya tidak tahu bahwa dia ditatap sedemikian insten oleh auditor baru tersebut. Hanya saja dia berpura-pura tidak tahu, karena dia amat sangat malas meladeninya.

"Jonathan, Pak Jonathan."

Suara ketua divisi membuyarkan lamunannya.

"Oh iya maaf Pak."  Ucapnya menyesal, karena terlalu asyik melihat Ayana membuatnya tidak fokus.

"Iya tidak papa, silahkan perkenalkan dirimu."

Lelaki itu berdehem kecil untuk menghilangkan kecanggungannya.

"Baiklah, perkenalkan nama saya Jonathan Evan, biasa dipanggil Jo atau Evan, penempatan sebelumnya di Solo, dan ini adalah penempatan ulang setelah saya menyelesaikan progam studi saya."

Mendengar kata "Solo" membuat Ayana mengalihkan pandangannya ke arah Jonathan. Karena kantor itu adalah kota penempatan impiannya. Dan lagi telinganya mendengar bahwa lelaki itu penempatan ulang, pantas saja namanya tidak ada di pengumuman terakhir mungkin ada surat pengumuman sendiri yang dia tidak tahu.

Jadi saat ada pegawai baru, kantor pusat membuat pengumuman untuk seluruh kantor cabang untuk menghindari miss komunikasi. Namun tampaknya kali ini tujuan pengumuman itu tidak dirasakn oleh Ayana.

"Oh ya, meskipun penampilan saya agak nyentrik saya bukan pencuri ya,jadi jangan takut saat bertemu dengan saya." ucapnya santai dan memandang lekat Ayana.

Terdengar kekehan tertawa dari para pegawai. Sementara Ayana mendelik kesal ke arah pegawai itu. Sungguh dia merasa tersindir. Tapi hey, orang yang melihat penampilannya pasti akan menganggap dia adalah seorang preman.

"Pak Jonathan ini ada-ada saja, selera humornya boleh juga."

Pak Refian tertawa lagi dan diikuti pegawai lainnya. Dan Ayana tentu saja hanya tersenyum canggung.

"Selamat datang kepada pegawai baru, semoga ke depannya kita bisa menjadi pegawai yang solid."

Pak Refian lalu mengintruksikan kepada bawahannya untuk saling bersalaman dengan pegawai baru setelah itu dilanjutkan dengan acara makan bersama. Memang sudah menjadi kebiasaan di kantor itu, jika ada pegawai baru mereka akan mengadakan acara makan sekaligus sambutan untuk pegawai baru. Tujuannya supaya saling mengenal satu sama lain.

Setelah perkenalan singkat di aula, masing-masing Ketua Tim mengajak auditor baru untuk membahas tentang pekerjaan dan perubahan timmereka nantinya. Ayana yang hanya staff biasa tidak ikut rapat bersama mereka, dia langsung kembali duduk di kubiklenya untuk melanjutkan pekerjaannya.

"Ay, Ay." panggil Jonathan.

Yang dipanggil tidak menyahut, mungkin karena dia sedang menggunakan headphone.

Jonathan yang melihat itu menjadi kesal. Dia dengan lancang melepaskan headphone dari kepala Ayana. Tindakannya tentu saja membuat si empunya kaget dan memandang marah.

"Apa-apaan sih!" sembur Ayana kesal karena lelaki itu menganggu kegiatannya

"Salah siapa dipanggil tidak merespon." balas Jonathan tak mau kalah.

"Kamu kan tahu aku sedang pakai headphone,bisa panggil baik-baik." Balas Ayana sengit. Semakin bertambah daftar ketidaksukaannya pada laki-laki di depannya.

"Males ah kelamaan, Kalau ada cara yang cepat kenapa pilih cara yang lama."

Ayana menghela napas frustasi, dalam pikirannya sudah terbentuk kumpulan bom yang kapanpun bisa meledak jika laki-laki di depannya terus mengganggunya.

"Iya, ada apa?" balas wanita itu dengan nada lembut yang dipaksakan

"Komputerku nggak bisa digunakan,di mejaku juga nggak ada apa-apa." Keluh Jonathan. Tempat kerjanya memang baru tersedia seperangkat komputer saja, yang bahkan belum di setting oleh teknisi. Lagipula mana ada pegawai baru langsung bekerja.

Baru hari pertama aja udah sok rajin. Batin Ayana dalam hati.

"Kalau soal komputer, mending kamu tanya sama operating-nya

aja, kalau alat tulis kantor tinggal ambil di lemari itu." Jelas Ayana

mencoba sabar.

"Panggilin dong." Pintanya tanpa dosa.

Ingin sekali Ayan menjedorkan kepala Jonathan ke tembok, definisi dikasih hati minta jantung sepertinya cocok untuk Jonathan.

"Panggil sendiri kan bisa, emang apa yang mau dikerjakan? Surat perintah dari pak Bos aja belum keluar." sahut Ayana kesal

"Sedia payung sebelum hujan dong, biar besok bisa langsung kerja." Balasnya dengan percaya diri.

"Huhhh, iya iya aku panggilin." balas Ayana kemudian karena tidak ingin memperpanjang debat.

Dalam hati dia tertawa, karenamungkin keluhannya nanti kepada operating tidak ditanggapi karena jam sudah menunjukkan pukul empat dan sudah menjadi rahasia umum lagi kalau jam empat tidak akan melakukan kegiatan lintas divisi.

Dan benar dugaannya, Widi operating kantor itu meminta maaf karena tidak bisa menyanggupi permintaan Jonathan untuk memperbaiki komputernya.

Pada akhirnya Jonathan duduk dengan raut wajah kesal, bagaimana dia bisa kerja kalau komputernya belum bisa digunakan.

Ayana yang melihatnya hanya bisa terkekeh geli, tapi senyumnya menghilang saat bendahara datang ke tempatnya untuk berhutang dana paguyuban kantor untuk menutupi pengeluaran kantor.

Selain menjadi staff divisi auditor, Ayana juga menjadi bendahara paguyuban kantor. Dana yang berasal dari iuran pegawai di kantor itu. Karena terlalu banyak dana yang mengendap.

Bendahara kantor sering meminjamnya untuk kebutuhan rumah tangga kantor. Karena anggaran yang diberikan kantor pusat kepada kantor cabang sering kali kurang. Bendahara bisa mengajukan revisi, sayangnya persetujuan kantor pusat membutuhkan waktu yang tidak sedikit.

Untuk itulah Bendahara kantor sering meminjam kepada Bendahara Paguyuban untuk kebutuhan-kebutuhan mendesak.

"Yang kemarin saja belum dikembalikan Li." keluh Ayana.

Bukannya dia pelit, toh yang dia pegang bukan uangnya. Akan tetapi hutang bendahara kantor sudah terlampaui banyak. Apa bagian keuangan tidak bisa membuat susunan anggaran yang benar.

"Yahhh mau gimana lagi, dana kantor udah mau habis nih. Kalau utang ke Bank lama cairnya plus bunga lagi. Nanti kalau revisi keuangan disetujui pusat, akan segera kami kembalikan, lagipula ini demi kebaikan kantor kita juga." balasnya dengan tersenyum tapi perempuan di depannya masih kekeh dengan raut wajah judes.

"Yaudah aku kasih tapi bilang sama Pak Agus ya bulan depan harus dilunasi utang yang dulu."

Pak Agus adalah ketua bagian keuangan di kantor itu. Ayana menyerahkan amplop yang berisi uang kepada Ali

beserta tanda terima yang harus ditandatangani lelaki itu.

"Ok siap, makasih Yana." Ucapnya kemudian berlalu pergi.

Perempuan berhijab itu hanya membalas dengan deheman malas.

Jonathan yang melihat itu menjadi tahu kalau Ayana hanyajudes kepada dua orang, yang pertama dirinya dan kedua adalah laki-laki yang baru saja mendatanginya. Tapi entah kenapa dia seperti bisa melihat titik kesedihan di mata Ayana saat melihat bendahara itu. Dan dia tidak menyukai hal itu. Tapi apa urusannya dengan hal itu?

Tanpa sadar rasa yang baru menyusup pada hati yang penasaran

Terpopuler

Comments

luluk

luluk

ooo....teryata ali dan ayana 1 kantor?

2020-10-04

0

Nona Yohana

Nona Yohana

Ali dan ayana satu kantor?! aduhhh pedihnya..

2020-06-28

2

Almaira

Almaira

soLo hadir

2020-06-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!