Janji Mia

Nyonya Tika paling malas jika orang yang ditanya tidak menjawab dengan jelas. Ia kesal dengan perawat itu.

"Tunggu, lalu di mana Tuan Dika sekarang?"

"Tuan Dika, ada di 'Ruang Jenazah', Nyonya," jawabnya pelan.

"Itu ... tidak mungkin."

"Saya permisi, Nyonya," pamit perawat itu meninggalkan Nyonya Tika yang tampak syok mendengarnya.

Setelah diberi tahu di mana keberadaan Tuan Dika, Nyonya Tika langsung berlari menuju ke sana.

Kebetulan, saat di lorong rumah sakit ia berpapasan dengan Ahra. Namun ada yang membuat Nyonya Tika merasa aneh, "Apa tadi dia baru saja tersenyum?" heran Nyonya Tika dengan wajah bingungnya.

Entah kenapa ia merasa harus mengikuti Ahra yang menuju kamar mandi. Saat akn masuk ke kamar mandi, ia mendengar suara tawa mengerikan dari dalam.

"Siapa itu yang tertawa?"tanyanya pada diri sendiri, ia terkejut mendengar suara tawa itu.

Lama ia diam di luar kamar mandi, tak lama pintu kamar mandi terbuka dan di sanalah Ahra. Nyonya Tika menatapnya heran.

Ahra malah tersenyum menantang, "Kau mendengarnya?"

Nyonya Tika langsung merasa ia berbeda dengan Ahra yang pernah ditemuinya. "Ahra? Kau baik-baik saja?" tanya Nyonya Tika khawatir.

Tentu ia bersikap begitu, karena tahu Ahra itu teman Mia.

"Kau mengenalku?" tanya Ahra memastikan.

"Tentu saja, kau kan temannya Mia," jawab Nyonya Tika.

Namun, setelah Ahra mendengar itu, ia malah tersenyum senang. "Kau mamahnya Mia?"

Nyonya Tika merasa pertanyaan itu aneh. Bukankah mereka pernah bertemu sebelumnya, meski bisa dihitung dengan jari, tapi tiga kali pertemuan dapat mengingat wajah seseorang kan.

"Bukankah kita pernah bertemu? Kamu lupa pada tante?"

"Iya, sepertinya."

Nyonya Tika mencoba melupakan kejadian tadi, sikap aneh Ahra saat tersenyum menyeringai padanya.

"Ahra, apa yang terjadi pada ayahmu?"

"Dia ...." Ahra tiba-tiba saja menangis, lalu menutup wajahnya dengan kedua tangan.

Ah, aku memang artis yang hebat, puji nya pada diri sendiri.

"Ahra, sabar ya," ujar Nyonya Tika tulus. Ia merasa turut bersedih, bagaimanapun juga Tuan Dika sudah Mia anggap seperti papah sendiri.

Nyonya Tika langsung menarik Ahra ke dalam pelukannya laku menepuk punggung Ahra.

"Ah!"

Ada yang berbeda, punggungnya panas .... batin Nyonya Tika.

Ahra hanya diam saat dirinya dipeluk, tanpa sadar kalau Nyonya Tika merasa curiga padanya.

---

Mia yang menunggu mamahnya kembali, hanya bisa menghela napas berkali-kali. Ia terus berdoa tidak akan terjadi apa-apa pada Tuan Dika.

Bagaimana keadaan nenek itu? Apa ia sudah sadar? batinnya bertanya-tanya.

Ia juga khawatir pada nenek itu. Apalagi nenek itu tahu bagaimana cara membawa Ahra kembali. Seolah nenek itu satu-satunya harapan Mia.

Sejak siang papahnya belum kembali. Tuan Dimas sedang mengurus laporan tentang penyerangan pada Mia. Tidak mungkin kan Mia memberitahu siapa pelaku sebenarnya. Bisa-bisa ia dianggap gila saat bilang kalau Ahra dirasuki sosok lain.

"Tunggu, itu berarti ... mamah akan bertemu dengan Ahra? Ini tidak boleh terjadi!" Mia langsung merasa cemas pada mamahnya.

Pikirannya langsung ke mana-mana. Jika Ahra berani macam-macam pada nenek itu dan padaku, maka ia juga tak akan segan mencelakai mamah, pikirannya berkecambuk.

Ia berusaha bangkit dari posisinya meski itu sulit. Untungnya, ada perawat yang masuk.

"Nona, hati-hati!" Perawat itu langsung menahan tubuh Mia dan kembali menidurkannya. "Anda masih belum pulih."

"Mamahku ... dia dalam bahaya," lirih Mia.

Perawat itu tampak kaget, "Apa pelaku penyerangan pada Anda sedang mengincar mamah Anda?"

"Iya ...."

"Kalau begitu, kita hubungi polisi," usul perawat itu sambil beranjak pergi.

Mia langsung menahan tangan perawat itu dengan susah payah. "Jangan ...." cegah Mia yang membuat perawat itu bingung.

"Tolong panggil mamahku di kamar ***, dia ada di sana," pinta Mia.

"Baiklah, tunggu di sini." Perawat itu langsung pergi dengan sedikit berlari.

Mia menghela napas mencoba mengatur napasnya. Ia merasa sangat lelah meski hanya berbicara sedikit.

Sepertinya memang aku butuh istirahat ....

Mia langsung memejamkan matanya perlahan dan mencoba untuk tidur.

---

Awalnya ia merasa hangat pada tubuhnya, namun lama kelamaan menjadi dingin menusuk tulang. Perlahan, ia membuka matanya.

Lagi ... Mia kembali ke hutan itu. Satu pertanyaan yang belum bisa ia jawab, kenapa bisa ia berada di hutan itu.

"Sebenarnya, kenapa aku selalu ke sini?"

Mia mulai menyusuri hutan itu, berjalan ke arah depan. Ia berjalan menyusuri tanah yang tidak berumput, seolah itu memang jalan. Tak lama, ia melihat kunang-kunang yang menghiasi hutan.

"Tempat ini ... berbeda."

Ia kembali mengingat-ingat bagaimana suasana hutan itu sebelumnya. Tidak seperti waktu itu yang sepi dan sunyi, tapi sekarang terasa sedikit ... hangat. Meski memang cuacanya dingin, tapi suasana yang tercipta itu berbeda.

"Mia ...."

Suara itu seperti dikenalnya, ia langsung menoleh ke belakang di mana asal suara itu tadi.

"Paman?" Mia mengerutkan kening heran. "Paman, Mia senang bisa bertemu dengan paman kembali." Mia tersenyum sampai matanya menyipit.

"Selamatkan Ahra, jangan sampai wanita itu menguasai tubuhnya."

"Maksud paman?"

Tuan Dika tersenyum tanpa mengucapkan apa-apa lagi.

Ia mencoba menghampiri Tuan Dika yang berada tak jauh darinya. Tak lama kabut tebal menghalangi pandangannya.

---

"Paman ...." gumamnya lalu tiba-tiba saja terbangun.

Napasnya terengah-engah, dan keringat dingin seketika membasahi pelipis Mia. Ia mencoba mengatur napas dengan menarik napas dalam-dalam. Ia merasa seperti ada yang memperhatikannya.

Saat menoleh ke arah samping, ternyata di sana ada Ahra yang sedang melihat ke arahnya yang langsung tersenyum.

"Kau!" Mia tampak terkejut.

"Hai, bagaimana kabarmu?" Ahra duduk di kursi samping ranjangnya.

"Bagaimana kau--"

"Apa kau penasaran apa yang terjadi pada mamahmu?"

"Kau! Jangan berani-berani nya menyakiti mamahku!"

Mia berusaha untuk bangkit, namun tubuhnya terasa sangat berat dan kaku.

"Kau tahu, aku bisa membunuhmu hanya dengan jariku. Mau bukti?"

Ahra mengarahkan jari telunjuknya pada Ahra, lalu memggerakannya ke bawah seolah ia sedang menekan sesuatu.

Tak lama, Ahra merasa dadanya sakit. Ia kesulitan bernafas dan kepalanya mulai pusing. "Ka--kau--"

"Sekarang kau tahu kan, kalian itu tidak ada apa-apanya."

Ahra tersenyum remeh pada Mia. Ia melihat dengan tenang Mia yang tersiksa. Tubuh Mia benar-benar tak bisa digerakkan.

Nyonya Tika yang baru saja kembali, langsung terkejut saat melihat Mia seperti kesakitan. "Mia!"

Ahra yang merasa terkejut langsung menarik jarinya lalu berdiri spontan.

"Ah ...."

Seketika efek yang dirasakan Mia tadi langsung hilang, termasuk tubuhnya yang kini sudah bisa digerakkan.

"Ahra, apa yang kau lakukan? Kenapa kau bisa setenang itu melihat Mia kesakitan seperti tadi!" Nyonya Tika merasa kesal pada sikapnya pada Ahra tadi.

"Aku ...."

Nyonya Tika menatap Ahra dengan tajam. Ia hampir saja memaki Ahra.

-Uhuk! Uhuk!-

Mendengar Mia terbatuk, Nyonya Tika mengalihkan pandangannya pada Mia.

"Minggir!" Nyonya Tika menarik Ahra menjauh dari samping ranjang Mia.

"Mia, kau baik-baik saja?"

Sambil terbatuk, Mia menggangguk mengiyakan.

"Mamahmu mencarimu, Ahra. Dan lagi, kenapa kamu berkeliaran? Bukan kah kamu sedang sakit?" ucap Nyonya Tika sinis.

Ahra yang mendengar itu langsung merasa kesal. Ia langsung pergi meninggalkan ruangan Mia tanpa pamit sedikitpun.

Mia menatap punggung Ahra yang menjauh. Ahra ... tunggu saat bulan purnama, aku akan membawamu kembali, batin Mia bertekad.

Terpopuler

Comments

Kenza al_el

Kenza al_el

ini cerita nya non islam apa thor?
biasanya klo yg berhubungan dng mistis kn bs mendekatkan manusia dng Tuhan nya, ky minta tlg k kiyai gt misal

2020-07-22

0

Adi Kusma

Adi Kusma

lanjut donk

2020-07-16

0

Satriyo Agung Prawiro

Satriyo Agung Prawiro

Wahh seruu euy ceritanya kak, Semangat trs yaa kak.

2020-07-15

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!