"THAT GOSHT"

"THAT GOSHT"

"THAT GOSHT"

Merinding bulu kudukku karena hembusan angin yang sangat kencang dimalam ini.Setelah sekian lama akhirnya dia muncul lagi,iya dia si hantu yg pernah hilang ceritanya karena dimakan zaman.Tak disangka pada zaman yang sudah maju ini dia masih berkeinginan untuk mengganggu orang-orang.Aku adalah Lira,tak heran jika melihatnya karena memang itulah duniaku,sepanjang malam pagi hingga sore hanya sosok sosok menyeramkan yang slalu menggangguku entah minta pertolongan ataupun sekedar menakuti-nakutiku.Pada malam ini teman-temanku akan datang ke rumahku untuk belajar bersama.Tak lama menunggu mereka berdua datang.Tiara dan Sasa,mereka temanku yang sudah sejak lama berteman denganku,mereka duduk di kursi ruang tamu dan mulai mengeluarkan buku,kami biasa belajar diruang tamu.Aku pun masuk kedalam untuk mengambil beberapa makanan ringan dan minuman hangat,cuaca malam ini sungguh dingin,pasti dalam perjalanan yang jauh mereka merasa kedinginan.Aku dibantu bundaku untuk menyiapkan makanan dan minuman untuk mereka.Setelah semua selesai ku hidangkan dimeja dekat dengan buku-buku mereka."Malam ini sangat dingin,bagaimana jika kalian tinggal disini semalam"ujar ku untuk mencegah mereka pulang,karena memang sejak sore firasat ku sudah merasa tidak enak."Ide yang bagus"jawab Sasa sambil memegang sepotong kripik ditangannya.Kami mulai belajar dan tak terasa waktu begitu cepat waktu menunjukkan pukul 23.20.Karena sudah malam aku tutup pintu ruang tamuku.Bunda menyuruh kami lekas tidur karena hari sudah larut malam dan besok juga harus bangun pagi-pagi untuk sekolah.Saat kami mengemasi buku-buku,"tok...tok...tok...tok...tok..."suara ketukan keras terdengar dari pintu.Iya siapa"jawab Tiara sambil menyelidiki tugasnya."Jangg......"ucapanku yang bermaksud jangan menjawab ketukkan itu,tapi sudah terlambat saat Tiara menjawabnya.Seketika suasana menjadi hening dan "duarrrrrrr...."pintu terbuka dengan keras padahal sudah ku kunci dengan benar.Sosok tinggi menjulang didepan pintu dengan memakai pakaian berwarna putih yg memanjang kebawah,aku sangat kepo dengan sosoknya namun rambutnyanya yang panjang dan tak terurus menutupi seluruh wajahnya,dan perutnya yang berlubang penuh dengan darah membuatku ingin muntah.Dalam sekejap Tiara dan Sasa berlari kebelakang ku dan memegang tanganku dengan erat sambil berteriak trial histeris.Aku yang berusaha menenangkan mereka kalah dengan teriakan mereka yang keras dan tak ada hentinya.Aku pun memandangi sosok itu dan segera melantunkan ayat-ayat suci,baru saja ingin memulainya sosok itu sudah menghilang dengan sekejab.Aku berbalik dan menggoyang-nggoyang badan Tiara dan Sasa untuk menghentikan teriakan mereka namun tidak bisa dibendung lagi aku mengambil minuman yang tadi aku suguhkan dan mengguyurkan kearah wajah mereka.Mereka pun terhenti oleh batuk yang mungkin karena airnya masuk ke hidung merek."Lihatlah sudah tidak ada apa-apa,kalian terus saja berteriak-teriak seakan sedang memenangkan lotre"teriakku sambil menghadapkan wajah mereka ke atas pintu.Mereka hanya memandanginya dengan wajah yang pucat dan berkeringat,seakan-akan sudah tak sanggup berbicara lagi.Bunda keluar dan bertanya ada apa.Aku segera menjawab ada kecoa.Ibupun menghela nafas besar dan kembali masuk kedalam rumah."Jangan ceritakan kejadian ini pada siapapun,termasuk pada ibu ku,aku tak mau ibu ku menjadi takut,oke.Ayo-ayo cepat tidur ini sudah malam" ucapku pada mereka yang menatapku dengan mata yang masih melirik ke sana kemari seperti mengecek keadaan.Aku menutup pintu dan kembali memegang tangan mereka untuk mengajak mereka tidur ke kamar."Basuh dulu kakimu,lalu berdo'a sebelum tidur"perintahku pada mereka.Mereka segera berlarian ke kamar mandi dan meloncat ke kasur.Kami bertiga tidur dalam satu kasur,mereka berdua hanya menatap keatas langit-langit kamar dan *******-***** selimut mereka.Aku menceritakan sedikit cerita konyol pada mereka agar mereka bisa lebih tenang dan lekas tidur.Beberapa menit kita saling bercerita mereka mulai melupakan kejadian itu,dan mulai menguap,lalu menutup mata pelan-pelan.Saat mereka sudah terlelap aku terus saja memikirkan sosok itu,apakah mungkin ada sesuatu yang mau disampaikan.Entahlah apapun itu aku harus segera tidur karena besok harus sekolah.Sebelum jam alarm berbunyi aku mulai membuka mata perlahan sambil mengedip-ngedipkannya agar lebih jelas.Jam masih menunjukan pukul 4.30 pagi.Aku mengangkat badanku yg terhimpit Tiara dan Sasa, setelah sudah merasa sadar aku turun dari kasur dan berjalan ke kamar mandi untuk menyeka wajahku dan berwudlu.setelah selesai aku membangunkan mereka berdua berniat untuk mengajak sholat subuh bersama,namun mereka hanya menggerang dengan malas.Yasudahlah aku sholat sendiri.Setelah selesai sholat dan jam menunjukan pukul 5,aku membangunkan mereka berdua'a."Ayo mandi ini sudah pukul 5"ujar ku sambil menggoyang-nggoyang kan tubuh mereka berdua."Kenapa harus mandi sepagi ini ya Allah"tanya tiara dengan suara yang masih serak."Ayo mandi,setelah mandi kalian harus pulang untuk bersiap-siap,kan kalian tidak membawa baju ganti"perintahku sekali lagi sambil menarik kaki mereka berdua.Mereka mulai bangun pelan-pelan dan masih saja menguap dan melemaskan badan mereka sambil menggeliat.Aku pun bergegas berjalan ke kamar mandi untuk mandi terlebih dahulu sambil menuggu mereka sadar.Setelah selesai mandi aku bersiap-siap dan menunggu mereka mandi.Tiara dan Sasa sudah selesai mandi dan aku sudah selesai bersiap-siap,kami bertiga turun untuk sarapan bersama.Seperti biasa Aroma sedap masakan bunda selalu menghiasi ruang makan kami."Emmmmm...harum sekali bun,bunda masak apa hari ini?"tanyaku sambil berjalan menuju meja makan.setelah kami bertiga duduk bunda menjawab bahwa bunda masak makanan favorit ku yaitu ayam kecap.Bunda menyuruh kami bertiga agar segera mencicipi masakanya.Tiara dan Sasa serasa tak tahan lagi dan segera mebalik piring dan mengambil nasi.Setelah mereka selesai makan Tiara dan Sasa pamit untuk pulang karena mereka belum bersiap-siap."Daaaaa Tante,makasih ya sarapannya"ucap bersama Tiara dan Sasa sambil berjalan menjauh dari kami.Kini sisa aku,bunda dan bibi.Bibi membersihkan dapur karena sudah selesai memasak,dan bunda berada didepan kulkas sambil menata sisa bahan masakan yg tersisa,dan aku masih menikmati sarapanku yang begitu lezat."Kamu dianter pak.Adi ya sayang,biar cepat Sampek"perintah bunda sambil menata sayuran di kulkas."Nggak usah Bun,aku lebih suka naik bis sambil lihat-lihat suasana dijalan"jawabku sambil memegang gelas air yang hendak ku minum.Bunda menggelengkan kepala seakan sudah bosan dengan jawabanku,tapi mau gimana lagi memang aku suka menikmati orang yang sibuk lalu lalang dijalan.Setelah selesai makan aku berpamitan pada bunda.Aku berjalan menuju luar rumah dan sedikit berjalan menuju tempat penungguan bis karena memang rumahku tak begitu jauh dari penungguan bis hanya butuh waktu beberapa menit untuk sampai kesana.Dengan tubuhnya yang menjulang tinggi,dan matanya yg masih mengantuk sambil sedikit menguap,dan rambutnya yang tak tertata,dia bersenderkan ditiang tempat penungguan bis.Dia Rian anak konglomerat yang sekolah sama denganku, bahkan kami satu kelas.Dia tampan dan pandai,namun aku tak begitu suka dengan sikapnya yang tengil dan suka mengganggu murid-murid disekolah kami.Tapi anehnya dia tak pernah menggangguku'justru selalu berada di sekitarku untuk menjaga dan membantuku.Aku masih melanjutkan perjalanan sambil pura-pura tak melihatnya,karena bis sudah datang aku segera bergegas masuk kedalam bis.Diapun sadar aku baru saja lewat di depannya,dan dia segera meninggalkan tiangnya dan berjalan cepat dibelakang ku dan lagi-lagi duduk di sampingku.Aku pun memandangi tubuhnya yg menjulang tinggi sambil menghela nafas.Dia duduk dan membuka resleting tasnya seakan ingin mengeluarkan sesuatu.Aki sudah menebaknya jika dia akan menawarkan makan kepadaku.Dan dugaan ku tak pernah salah."Kamu sudah sarapan,hari aku bawa sedwits buatan mamaku,ciumlah baunya begitu sedapkan,satu untukmu dan satu untukku" ujarnya yang membujukku sambil menjulurkan kotak makanya.Aku hanya menggelengkan kepala tanpa melihat ke arahnya ataupun makanannya.Mengapa dia begitu keras kepala selalu saja menawarkan hal yang sama padahal aku tak pernah menghiraukan ya."Yasudah awas nanti kamu pasti kebayang-bayang dengan baunya" ucapnya sambil mulai mengangkat sedwits nya kedekat mulut untuk dimakan.Waktu begitu terasa lama saat aku bersamanya.Entah dosa apa yang pernah aku perbuat hingga selalu berdampingan dengan orang yang tidak punya perasaan.Bis berhenti dan aku segera berdiri untuk keluar bis,namun dia masih duduk dan tak beranjak berdiri.Akupun segera menggeser kakinya yang begitu besar karena memang dia anak yang rajin berolah raga.Butuh perjuangan yang begitu banyak untuk menghadapinya disetiap pagi, lagi-lagi pagiku hancur karna harus berada disekitar anak nakal itu.Tak cukup mengikutiku di dalam bis dia juga berjalan di sampingku untuk menunju kelas bersama,ya seperti biasa seluruh siswa yang sudah datang memandangi kami yang selalu berjalan bersama,entah apa yang mereka pikirkan tentang kami.Dia begitu banyak bicara diperjalanan menunju kelas namun aku tak pernah menghiraukan ya.Pagi itu masih sepi belum ada yang datang hanya ada aku dan Rian,aku segera duduk di bangku ku dan Rian juga duduk di bangkunya yang paling belakang, suasana yang tadinya dingin seketika berubah menjadi sangat panas dan senyap,aku merasa ada yang aneh dibelakang.Aku segera menengok kebelakang dan benar firasat ku,sosok yang tadi malam berani muncul dihadapan ku dan temanku sekarang ada dibelakang Rian si anak nakal itu.Mungkinkah dia akan mencelakai Rian karena dia anak yang nakal.Walaupun dia nakal dan menjengkelkan tapi aku tak mau seseorang terluka karena hantu itu.Akupun bergegas menuju kearah bangku Rian agar sosok itu pergi.setelah aku duduk di bangku samping Rian sosok itu menghilang.Rian yang tadinya tidur dengan berbantalkan tangannya mulai membuka matanya karena mendengar suara kursi yang aku duduki.Seketika dia merasa kaget dan menatapku dengan wajahnya yg menyebalkan.Aku bingung mencari alasan."Emmmm...apakah kamu sudah mengerjakan tugasmu"hanya itu alasan yang aku punya dikepalaku.Dia hanya diam dan menatapku sambil tersenyum-senyum.Aku bingung apakah yang aku lakukan itu benar,aku sangat gugup karena tak pernah berbicara kepadanya walau hanya satu huruf.Karna kesal dengan reaksinya yang tak menjawab pertanyaanku akupun berdiri dan akan kembali kebangkuku.Satu langkah dan dia menarik tanganku."Apakah aku bermimpi,kamu bertanya padaku,coba cubit tanganku.apakan aku berkhayal"tanyanya sambil cengengesan yang berniat mengejekku juga.Aku segera menghempaskan genggaman nya dan melanjutkan langkahku.Aku masih bertanya tanya masalah apa yang dimiliki Rian sehingga hantu itu ada disisinya.Bel istirahat berbunyi semua meninggalkan kelas hanya tersisa aku dan Rian,tak lama setelah semua siswa keluar Rian menghampiriku dan mengajakku untuk makan dikantin bersama."Ayo makan bakso dikantin,aku Yang bayar"ajaknya sambil menurunkan tubuhnya kelantai agar sejajar dengan tubuhku.Aku hanya menggelengkan kepala sambil membaca novelku.Tak menunggu lama seperti biasa dia keluar dari kelas.Setelah beberapa menit,para siswa berteriak diluar kelas seperti memberitahu bahwa ada siswa yang berkelahi di parkiran,dan terselip suara nama Rian diteriakan para siswa itu.Aku tak begitu heran jika dia yang membuat onar,aku tak menghirauka dan kembali membaca novelku.Seketika aku khawatir karena tadi ada sosok itu didekatnya.Aku pun bergegas menuju parkiran dan meninggalkan novel ku dimeja.Aku terhenti dan tercengang,Rian berkelahi dengan siswa yang dirasuki sosok tadi.Sambil mengatur nafasku aku mendekati Rian dan siswa itu,aku berusaha menghentikannya namun sayang pukulan siswa itu tak sengaja mengenai pipiku.Setelah sosok itu tau aku yang ada disitu diapun pergi dan siswa itu pingsan.Dengan sigap Rian memegang pipiku dan memeriksa kondisiku."Apakah sakit,ayo kuantar ke UKS"ucapnya dengan nafas yang tak teratur karena baru saja menghadapi siswa yang kerasukan itu."Tidak perlu,aku tidak apa-apa,kamu antar saja siswa ini ke UKS,kasian dia pingsan"jawabku sambil memandangi siswa yang pingsan itu.Tanpa menghiraukan ucapanku dia menarik tanganku dan bergegas membawaku ke UKS."Bu tolong pacar saya terluka" permohonana yang menyebalkan dari Rian kepada penjaga UKS.Aku tak begitu menghiraukan perkataanya karena dia memang begitu.Penjaga UKS menyuruhku untuk duduk dan diobati.Banyak pertanyaan yang terlontar dari guru yang menjaga UKS itu.namun aku menjawabnya dengan beralasan luka ini karena tak sengaja menabrak pintu kelas.Rian menungguku saat diobati dengan wajahnya yang sangat serius seperti sedikit cemas.Setelah selesai kami berjalan bersama menuju kelas.Di perjalanan dia terus memandangi lukaku."Lihat saja aku akan menghabisi anak itu, berani-beraninya dia memukul pacarku"ucapnya pelan.Aku terhenti dan menghadap padanya."TIDAK USAH BERKELAHI"perintahku dengan ucapan yang keras,entah kebranian dari mana aku berani berbicara keras kepadanya.Akupun kembali bergegas melanjutkan langkahku.Rianpun hanya bisa terdiam dan tertinggal dari langkah ku.Bel masuk berbunyi dan wali kelas datang ke kelas kami untuk menyampaikan bahwa hari ini ada pelajaran mendadak yang mengharuskan semu siswa belajar hingga malam.Setelah kejadian diparkiran tadi Rian bertukar bangku dengan siswa yang ada di sampingku.sepanjang pelajaran dia tak memperhatikan pelajaran hanya menatap lukaku dengan lamat-lamat.Bel istirahat kedua telah berbunyi,tak seperti biasanya.Biasanya waktu begitu lama jika Rian ada disekitar ku,tapi kali ini berbeda waktu sepertinya berputar lebih cepat,Rian pergi keluar kelas dan setelah beberapa menit dia kembali dengan membawa 2 bungkus makanan ditangannya."makanlah kamu pasti lapar,lukamu juga perlu vitamin kan"ucapnya sambil menyodorkan bungkusan makanan itu didepan ku.Dia mengambil kursinya dan menariknya ke dekat mejaku.Aku tak menghiraukan perintahnya dan terus membaca novelku."Kamu budek ya" teriaknya sambil menarik novelku.Lalu dia mengambil dan menaruh novelku dimejanya.Mau tidak mau akau harus memakainya agar dia lekas pergi dan memang perutku sudah lapar dari tadi.Dia makan sambil terus menatap luka yang ada di pipiku.Setelah aku selesai makan diapun membereskan semua sampah yang ada di meja ku.Tak seperti biasanya kali ini dia begitu sigap dan tak mau berjauhan dariku.Sambil menunggu bel les tambahan berbunyi.Akupun melipat kedua tanganku di atas meja dan membaringkan kepalaku di atas tanganku.Aku terbangun dari tidurku dan kelas sudah kosong hanya tersisa aku dan Rian yg memandangi ku."Kemana semua orang,apakah les tambahan dibatalkan?"tanyaku padanya."Les sudah berakhir sejak 5 menit tadi,pak guru tak tega membangunkanmu.Mari pulang aku akan mengantarmu sampai dirumahmu"jawabnya sambil berdiri.Tanpa menjawab aku memasukan bukuku kedalam tas dan bergegas berjalan untuk pulang,jam kelas sudah menunjukan pukul 8 malam.Aku berjalan dan dia mengikutiku aku terhenti ditengah perjalanan karena ada sosok itu."ada apa?apakah ada yang tertinggal?"tanya rian sambil menengok kearah bangkuku."Aku berputar badan dan menggandeng tangan Rian,agar hal buruk yang tidak diinginkan tidak terjadi.Aku menarik tangannya dan mengajaknya untuk bergegas berjalan.Sosok itu hilang dan perasaanku sedikit lega.Dalam perjalanan itu Rian sangat diam tidak seperti biasanya yang banyak bicara dan wajahnya yang sok imut itu terus saja tersenyum tersipu malu karena aku menggandeng tangannya,entah apa yang dipikirnya aku tidak peduli.Aku hanya menghawatirkan keselamatannya.Setelah berjalan lama dan tempat penungguan bis sudah dekat aku melepas genggaman ku dan mulai melihat kondisi jalan untuk menyebrang.Kukira semua sudah berakhir dan tak disangka saat aku sudah menyebrang Rian berjalan pelan dan mencium-cium tanganya sambil tersenyum dan melamun.Ada mobil yang melaju cukup kencang didekatnya.Tak sempat berteriak akupun berlari dan mendorongnya.Kami berdua jatuh ditepi jalan,untung saja tak terjadi apapun.Aku melihat disekeliling dan ternyata ada sosok itu.Lagi-lagi dia dengan sigap memeriksa kondisiku "apakah kamu terluka,mengapa mobil itu berkendara sangat cepat"tanyanya yang tak menghiraukan kondisinya sendiri.Didekat tempat penungguan bis ada taman dan aku menarik tanganya dan mengajaknya duduk di taman,ada luka di tanganya.Aku segera mengambil kotak obat didalam tasku dan mengobati lukanya."Apakah kamu pernah punya masalah dengan seseorang,atau menjahati seseorang"tanyaku sambil mengobati lukanya.Dia tak menjawab dan hanya tersenyum-senyum memandangi ku.Aku menekan lukanya dan barulah dia sadar dan berteriak kesakitan "aku tak pernah menjahati seseorang,aku hanya menggoda siswa-siswa disekolah,kamu sendiri tau itu.Aku tak sejahat itu sampai harus berbuat jahat kepada orang lain"jawabnya sambil mengelus-elus lukanya yang tadi kutekan dengan keras.Aku memerhatikan sekeliling dan berusaha mencari sosok itu.Dia tidak ada tapi tetap saja perasaanku tidak tidak bisa tenang karena kadang sosok itu muncul dengan tiba-tiba."Mari pulang aku akan mengantarmu"ajak ku sambil menggandeng tangan ya dan berdiri mulai melangkah.sesaat ingin melangkah tangan Rian yang satunya memegangi tanganku yang menggenggam tangannya,"kamu ini bicara apa,memangnya aku tidak bisa berjalan.Aku kan masih sehat dan kuat,aku yang akan mengantarkan mu untuk pulang,kesempatan yang bagus ini gaboleh kan di sia-siakan" jawabnya sambil sedikit menyengir kegirangan.Aku malas berdebat dengannya kami melanjutkan langkah untuk pulang karena bis sudah tidak ada yang lewat kami berdua berjalan kaki untuk pulang.Malam ini begitu menguras tenaga."tinn...tin..."dari kejauhan ada mobil hitam yang mengklakson,sepertinya mobil itu tak asing.Aku dan Rian memandangi mobizl itu sambil menghentikan langkah serempak.Kaca mbilny terbuka pelan-pelan dan ternyata "non mari pulang"sapa dari pak.Adi supir dirumahku.Seketika aku merasa bersemangat karena untuk saja ada p.Adi jadi sekaligus bisa mengantarkan Rian pulang kerumahnya."Mari kuantar kamu pulang"ajakku sambil menarik tangannya kearah mobil.Aku terhenti karena dia tidak bergerak sama sekali,aku berbalik "tidak usah aku jalan kaki saja,tidak enak jika harus merepotkan mu"jawabnya sambil berusaha melepaskan genggaman tanganku.Selalu saja berbicara hal yang tidak penting.Tak menghiraukannya aku tetap memegang erat tangannya dan meriknya kearah mobil,Kubuka Kan pintu depan agar di duduk didepan bersama pak.Adi.aku masuk ke belakang."Pak ini teman saya,karena sudah larut tolong antarkan dia juga,kasian jika harus berjalan sendiri tengah malam begini"perintahku kepada pak Adi.pak Adi hanya menjawab dengan anggukan,sepanjang perjalanan mereka berdua bercanda seperti seseorang yang sudah lama kenal.Setelah lama bercanda mobil terhenti didepan rumah dengan pagar besi yang sangat tinggi,walaupun pagarnya yang tinggi,namun rumah itu masih bisa terlihat,entah ada lantai berapa dan begitu mewah.Sebelumnya memang aku tak pernah mengetahui rumahnya dan baru pertama kali aku melihatnya.Dia membuka pintu dan keluar."Terimakasih pak sudah mengantarku pulang,terimakasih juga lira,Daaaaa...."sapanya sambil berjalan mendekati pagar.Aku dan pak Adi belum pergi,berniat menunggunya hingga masuk kedalam rumah,tak lama bel dipencet seorang jongos laki-laki berbadan kekar membukakan gerbang dan menganggukkan kepala kepada Rian.Rian berbalik dan melambaikan tangannya,barulah kami melanjutkan perjalanan.Aku berfikir untuk diantar saat kesekolah agar aku juga bisa mengantarkan Rian pulang.Aku tak menyukainya juga tak bermaksud menggodanya,aku hanya cemas dengan apa yang nanti akan terjadi jika dia sering sendiri.Beberapa saat berfikir mobil berhenti,dan tak disangka begitu cepat sampai dirumah.Aku turun dan masuk kedalam rumah."kamu ini dari mana saja,selalu saja membuat bunda khawatir,kenapa hari ini pulang terlambat?"tanya mama sambil menyeka wajahku "aduhhhh..." desahku karena bunda memegang bagian yang memar karena tadi terjotos oleh siswa yang berkelahi dengan Rian.Dengan sigap bunda melepaskan tangannya dan memeriksa dibagian pipiku "kamu kenapa,ini gimana kok bisa kaya begini,yampun lira.Ayo-ayo bunda obati cepat duduk diruang tamu"perintah bunda sambil berbalik dan akan melanjutkan perjalanan ke arah kotak obat.Aku menarik tangannya dan menjawab "tidak apa-apa Bun,ini tadi tidak sengaja kebentur pintu kelas,tadi sudah diobati sama guru yang berja di UKS"ujarku sambil melepaskan genggaman."baiklah segera ganti baju,dan bersihkan dirimu,mari kita makan bersama".Setelah selesai membersihkan diri dan makan malam bersama bunda,aku masuk ke kamar untuk beristirahat,badanku rasanya sakit semua,hari ini benar-benar melelahkan.Entah kejadian apalagi besok yang akan terjadi.Malam ini aku hanya bisa termenung dan berfikir apa yang harus aku lakukan agar hantu itu tidak menyakiti Rian.Susah sekali rasanya untuk menenggelamkan mataku.Akupun menyalakan tv agar bisa cepat tertidur,tak lama setelah menyalakan tv aku mulai merasa ngantuk dan mataku sudah sangat berat untuk terbuka,tak sempat mematikan tv akupun terlelap."sayang ayo bangun ini ada temanmu"teriak bunda sambil mengetuk-ngetuk pintuku.Aku segera bangun dari tidurku dan keluar dari kamar,siapa pagi-pagi begini sudah bertamu.Tidak mungkin jika Tiara dan Sasa,karena sejak kejadian malam itu mereka sudah tak berani lagi kesini."Siapa bun? pagi-pagi begini sudah bertamu"tanyaku sambil mengusap rambut yang menutupi wajahku."Pagi bagaimana,ini sudah puku 10 lewat,mungkin kamu kelelahan jadinya bunda nggak tega mau bangunin kamu".Aku pun tercengang karena jam yang disebutkan bunda dan seseorang yang bertamu ke rumahku.Bunda menyuruhku untuk mengajak Rian berbicara dulu diruang tamu,dan bunda akan menyiapkan minuman untuknya."Bagaimana lukamu?,apakah sudah sembuh?,atau masih terasa sakit?,atau semakin parah?atau butuh kupanggilan dokter spesialis bedah"tanyanya sambil menyodorkan sebuah tas yang entah apa isinya."suttttttttttt......"desusku sambil menutup mulutnya,jika tak kuhentikan maka dia tak akan selesai bicara.Aku menyuruhnya untuk duduk dan memberitahu bahwa aku baik-baik saja dan tak perlu dokter spesialis bedah.Dia begitu banyak bicara dan sangat alay."Kamu pasti jenuh,mari keluar aku akan mengajakmu menghirup udara segar,dan mungkin kamu akan lekas sembuh"ucapnya sambil merapikan kemeja kotak-kotak biru yang dia pakai."Tidak"menurutku itu jawaban yang sudah cukup jelas,setelah lama berdiam-diaman bunda datang dengan membawa 2 gelas minuman dingin.Setelah sedikit bertanya-tanya kepada Rian bunda langsung kembali kedalam."Yasudah kalau kamu tidak mau jalan-jalan,aku tak akan memaksa.Aku pulang dulu,jangan lupa memakan roti yang aku belikan'titip salam untuk bunda mu"katanya sambil melangkah keluar.Dia sudah pulang dan aku kembali ke dalam kamar,masih memikirkan hal yang sama dengan semalam.Apa yang harus aku lakukan untuk menyingkirkan setan itu.Selang beberapa menit berfikir sebuah ide muncul dibenak ku. Hanya aku dan mendiang nenekku yang tau,kalau aku punya kemampuan khusus untuk melihat sosok tak kasat mata itu,Bahakan bundaku pun tak pernah tau.Karna aku pendam dalam-dalam.Aku teringat bahwa dulu nenek memberikanku sebuah kalung jimat,namun karena aku malu memakainya,akupun tak pernah memakainya,lagi pula aku bisa menjaga diriku sendiri.Aku terus mengingatnya dimana aku menyimpannya,tak lama berfikir aku ingat kalau jimat itu ku simpan dikotak di atas lemari ku,aku mengambil kursi untuk menggapainya karena memang lemari itu cukup tingi.Kotak itu terpegang oleh tanganku,aku segera mengambilnya.Kotak itu berbentuk persegi panjang dan ada ukiran bunga diatasnya,karena lama tak terawat kotak itu sangat kotor dan berdebu.Aku turun dari kursi dan mengabil jimatnya dari kotak.Keesokan harinya aku membawa jimat itu didalam tasku,berniat memberikanya pada Rian,agar aku tak selalu khawatir dan selalu menjaganya.Aku belum memberikan jimat itu padanya karena pada dua hari ini sosok itu tidak pernah muncul lagi,ini sungguh membingungkan ku.Hari ke 3 aku tak mau menunggu lagi,aku akan tetap memberikan jimat ini kepada Rian.Sampai bel jam masuk berbunyi Rian masih belum memasuki kelas,ya aku tidak heran kan dia memang anak yang nakal.Hingga jam bel pulang berbunyi Rian belum datang,entah apa yang membuatnya tidak masuk hari ini,tanpa keterangan lagi.Aku mulai berfikir negatif dan menghawatirkan keadaanya.Aku tak mau ambil resiko dengan berfikir panjang,zkupun keluar dari kelas'dan setelah sampai didepan gerbang sekolah lak.Adi sudah stand bay.Aku memberitahu ke pak.Adi bahwa aku ingin mampir dulu ke rumah Rian.Saat beberapa menit diperjalanan,sampailah kita didepan rumah Rian,beberapa kali pak.Adi mengklakson dan keluar penjaga rumah Rian,sebelum membukakan gerbang satpam itu bertanya apa tujuan kami kemari,aku menjawab bahwa aku teman sekelas Rian dan ingin memberikan buku catatan hari ini, satpam itu percaya dan segera membukakan pintu gerbang.Saat mobil berhenti dihalaman depan rumah kita sudah dihadapkan dengan bagian depan rumah yang sangat besar,megah dan begitu terlihat mewah karena cet warna emasnya.2 tiang didepan rumah begitu besar,dan ada beberapa anak tangga untuk naik keatas.Aku menyuruh pak.Adi agar tetap menungguku didalam mobil,aku turun dan segera menaiki anak tangga itu,saat sudah sampai didepan pintu,aku sudah disambut oleh 2 seorang perempuan yang memakai seragam,sejak melihatnya aku sudah mengira bahwa mereka mungkin pembantu disini.Salah satu pembantu bertanya,siapa yang sedang akau cari,aku langsung menjawab jika aku mencari Rian."oo non ini temennya tuan muda ya,jadi begini non,sejak kemaren tuan muda sedang tidak enak badan,dia juga tidak mau makan,bahkan tidak ada seorang pun yang dibolehkan masuk ke kamarnya,kami semua bingung harus berbuat apa,jika non ada pesan yang mau disampaikan,bicarakan saja kepada saya,nanti saya sampaikan"kata salah satu pembantunya."Tidak ada pesan,aku hanya ingin menemuinya bisa antar aku ke kamarnya"jawabku.Kedua pembantu itu hanya mengangguk dan salah satunya mengantarkanku.Kamarnya ada di atas jadi kami harus naik tangga lagi terlebih dahulu,rumahnya benar-benar begitu megah dan mewah,banyak barang-barang yang berharga menghiasi ruang tamu,dengan adanya sofa yang besar membuatnya semakin terlihat megah.Setelah beberapa saat menaiki anak tangga,aku dihadapkan dengan sebuah pintu yang sangat besar,kukira mungkin ini kamarnya."tuan ada teman yang ingin bertemu"ucap sang pembantu kepada Rian sambil mengetuk pelan pintunya.Tidak ada jawaban sama sekali."non sebaiknya non pulang saja,kembali besok saja jika tuan sudah mendingan"bujuk pembantu itu kepadaku,"baiklah kalau begitu bik,aku tidak ingin mengganggunya,kalau begitu aku pamit dulu"jawabku sambil memutar badan siap melanjutkan perjalanan.Pada langkah pertama"tunggu"suara Rian yang begitu pelan karena di iringi dengan suara pintu yang terbuka.Aku segera membalikkan badan dan melihatnya dengan wajahnya yang pucat namun tetap berusaha cengengesan."Bik tolong buatkan temanku minuman"perintahnya pada pembantunya."Bawakan juga makan"sahutku sebelum pembantu itu menjawab.Wajah Rian langsung merasa heran,dia menyuruhku masuk kekamarnya.Kamarnya begitu penuh dengan stiker,dan ada PS besar didepan ranjang tidurnya.Kamrnya begitu luas sehingga menyisakan banyak ruang kosong,aku mendekati jendela,dan melihat kebawah.Terlihat jelas rumah besar kumuh yang ada di samping rumah Rian,aku mengamati rumah itu dan sedikit kaget karena ada sosok hantu itu yang terlihat dari jendela."Rian,itu rumah siapa yang ada di samping rumahmu,sepertinya begitu tak terurus"tanyaku."Itu dulu rumah teman ku,saat beberapa tahun lalu seluruh keluarga itu meninggal karna kerampokan.Kecuali temanku Rendi.Tapi karna kedua orang tuanya sudah meninggal Rendi dipindahkan ke rumah saudara ibunya,aku sangat kesepian karena sejak kepergian ya aku tidak punya teman bermain lagi".Ucapnya sambil menghela nafas besar.Aku terus berfikir keras siapa sosok hantu itu,atau memang ada sesuatu yang belum terselesaikan,yang membuatnya berada di dunia yang jelas bukan tempatnya.Tak lama setelah pertanyaan ku terjawab pembantu datang dan membawakan makanan dan minuman."Apa ada yang lain tuan"tanya pembantu itu"tidak ada bik,bibik boleh pergi"jawab rian.pembantu itu menganggukkan kepala dan pergi meninggalkan kami berdua.Aku menaruh tasku di atas kasurnya dan, mengambil makanan itu dan duduk di samping rian,"makanlah agar lekas sembuh"perintahku sambil menyodorkan makanan kepadanya.Wajahnya berubah menjadi merah dan tersenyum-senyum tidak jelas.Dia mengambil makanannya dan memakannya,tidak ada yang tersisa.Setelah makanannya habis,aku mengambil piringnya dan menaruhnya dimeja dan mengambil air untuknya.Aku mengambil jimat itu dari tasku,dan aku menyuruhnya untuk berbalik,segera aku pasangan jimat itu."Apa ini,apakah ini hadiah hubungan kita"tanyanya sambil tersenyum kegirangan.Aku memplototinya dan dia hanya tersenyum."Pakailah,itu hadiah dariku,jangan sampai terlepas dari lehermu,jaga baik-baik.Aku kesini hanya untuk memberikan itu,kalau begitu aku langsung pulang"jawabku sambil menutup resleting tas.Tanganku ditariknya saat mau berdiri,dan membuatku terduduk kembali."Terimakasih sudah mengkhawatirkan ku dan aku pasti akan menjaga baik-baik hadiah darimu,aku akan mengantarmu keluar"ucap Rian.Aku melepas genggaman tangannya "tidak usah,kamu harus banyak istirahat agar lekas sembuh,jangan lupa untuk makan,dan meminum obatmu"ujarku sambil berdiri melangkah pergi.Dia mengatakan hati-hati dan aku menjawab dengan mengangguk.setelah menuruni tanggal seorang pembantu menghentikan langkahku karena memegangi pundak k,dan menyuruhku duduk sebentar di sofa besar ruang tamu."Kami begitu beruntung,karena kamu bisa membujuk tuan untuk makan,setelah kematian temanya yang sudah lama kejadiannya.Dia berubah menjadi tuan muda yang begitu nakal dan keras kepala,dulu ia anak yang baik dan sangat penurut meski dengan para pembantunya,kematian Rendi lah yang membuatnya berubah,ditambah lagi tuan dan Yonya yang tak pernah pulang karena sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.Sekali lagi terimakasih ya non"ucap pembantu itu.Aku menjawabnya dengan anggukan dan pamit untuk pulang,setelah sampai di rumah,aku tak turun untuk makan.Aku terus mencerna kata-kata pembantu itu.Aku masih belum tidak mengerti ada hubungan apa hantu itu dengan Rian.Malam tiba,hembusan angin begitu terasa karena jendelaku yang masih terbuka,aku berniat menutup jendelaku,saat mendekati jendela aku terpental kebelakang dengan keras hingga terjatuh kelantai dan sosok hantu itu muncul."Buat dia berubah,buat dia kembali seperti dulu,maka aku akan pulang"ucap sosok itu dengan suara yang serak dan menyeramkan,dan dalam sekejap sosok hantu itu hilang.Lagi-lagi aku dibuat berfikir keras,apakah yang dimaksud itu Rian.Karna akhir-akhir ini aku hanya dekat dengannya dan dia anak Yang sangat nakal.Aku tidak mau membuat hantu itu terus berkeliaran.Mau tak mau setiap hari waktu aku habiskan bersama rian.aku tak perlu mengajarinya pelajaran,karena memang dia sudah menjadi nomer satu disekolah ini,tanpa belajar.Aku hanya perlu mengajarinya bersikap baik.Begitu mudah mengajarinya,karena semua perintahku tak pernah ditolaknya.Seiring berjalanya waktu dia semakin menjadi baik dan banyak berubah.Aku turut senang.Saat petang ingin sekali rasanya pergi untuk berolahraga,saat kompleks masih gelap dan udara masih begitu dingin aku memutuskan untuk berjoging mengelilingi komplek,baru beberapa langkah lari kecil,sosok hantu itu tiba-tiba saja muncul dan membuatku kaget.Seluruh wajahnya tidak jelas karna tertutupi rambut hanya bibirnya yang terlihat pucat.Bibirnya seperti tersenyum kepadaku lalu menghilang.Enyah siap dia dan apa hubungannya dengan Rian aku masih belum mengerti.Kasus ini membuatku pusing dan terus berfikir.Aku sudah tak mau lagi memikirkan nya,karena membuatnya pulang ke alamnya saja sudah membuatku senang.Sejak saat itu sosok hantu itu tidak pernah muncul,dan mengganggu Rian,dan sejak itu aku dan Rian berteman sangat dekat,bahkan kami seperti saudara yang kemana-mana selalu bersama.Mungkin kali ini aku belum bisa memecahkan teka teki ini,tapi suatu saat pasti akan kutemukan jawabannya.
Episodes
Episodes

Updated 1 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!