ANKOT Lima

Aku melongo, Slamet tepat berdiri di depanku, padahal seluruh mata dikantin sudah menatap kehadirannya. Dan yang paling aneh mereka berbisik Saga. Siapa Saga? Apa nama panjang Slamet?.

Aku memandang Dian, meminta penjelasan darinya. Tapi ku rasa itu sebuah langkah yang salah, Dian justru menganga.

"Kenapa?" Tanya ku heran.

"Lo dipanggil guru BK" jawabnya.

"Oh"

Aku berdiri, mengikuti dia dari belakang. Karena memang aku tidak tahu apa apa tentang sekolahan ini. Jadi aku mengikutinya dibelakang tanpa banyak bicara . Sampai didepan ruang BK, langkah kami terhenti. Dia menolehku, menatap dari atas sampai bawah.

"Besok ganti ya seragamnya" titahnya.

Enak banget sih, tiba tiba nyuruh ganti seragam gitu aja. Memangnya dia siapa? Ingin aku menjawab seperti itu.

"Terserah gue dong" aku justru nyolot.

Dia tersenyum, senyum smrik yang membuat jantung ku berdetak.

"Lo lebih cantik pakek putih abu abu"

Rasanya aku ingin berlari, mencari seragam putih abu abu yang kuletakkan diatas kasur semalam. Menggantinya dan berkata pada Slamet, apa aku sudah cantik. Astaga ada apa dengan ku.

"Gue pakek apa aja juga cantik" justru itu yang aku ucapkan sambil mendorong knop pintu.

"Eh" aku menoleh saat dia masih memandangi ku "tungguin gue, gue lupa jalan balik ke kelas"

Sebenarnya tidak sepenuhnya jujur, buktinya sekolah ini tidak seluas SMA ku dulu. Slamet hanya mengangguk tanpa banyak komentar.

Selesai dari ruang BK yang kebanyakan mendapat bimbingan setelah perpindahan dan hanya ku jawab iya iya dan iya.

Aku keluar dari ruangan BK, menoleh ke kanan kiri dan menghentakakan kaki sebal.

"Bego banget sih, udah gue bilangin tungguin malah ditinggal" gurutuku tidak tahu kalau dia tengah ada di samping ruangan. Ruangan BK adalah ruangan akhir, disampingnya adalah koridor menuju gerbang.

"Ngomongin gue" aku tersentak saat menoleh ke samping kanan. Dia berjalan mendekat sambil memasukan tangan kedalam saku. Aku terpaku, dia benar benar tampan, aku mengakuinya.

Ingat Vanda, elo udah punya Ajil.

Aku mengelus dada sambil menguatkan diri.

Aku ikut berpindah ke sisi ruangan BK. Kami sama sama terdiam bersandar di dinding.

"Mau balik ke kelas?" Tanyanya memecah keheningan.

Aku menatapnya, dia tersenyum, senyum yang selalu berhasil menyembunyikan mata sipit nya.

"Iya"

Kami berjalan menuju kelas yang tidak jauh juga dari ruang BK. Karena kelas ku adalah kelas yang paling dekat dengan lapangan utama, ruang guru, BK , kepala sekolah dan perpustakaan.

Tidak ada percakapan antara kami, kami sama sama terdiam, mungkin masih canggung saja. Sampai dikelas aku menoleh nya, dia hanya memberikan tampang datar yang mampu membius ku. Udah, dia diem gitu masih ganteng kok.

"Makasih" kataku langsung masuk kedalam kelas.

Agaknya Dian sudah kembali ke kelas, ada ciki ciki yang berserakan di meja. Beberapa lelaki dan perempuan yang duduk satu bangku. Kayaknya lagi pacaran.

Aku duduk di kursi, membersihkan ciki ciki Dian yang berserakan. Beberapa saat Dian kembali ke kelas dengan botol mineral ditangannya. Dia menyodorkan botol mineral itu padaku.

"Nih, tadi elo gak sempet minum"

"Eh" aku kaget, bukan karena minumannya tapi aksen elo gue yang tiba tiba digunakan Dian.

Dian duduk di sebelahku, sambil membuka ciki miliknya. Dian menyodorkan ciki itu kearah ku, menawarkan. Aku menolaknya sambil tersenyum, tapi tetap memandanginya lekat.

"Ada apa Van?"

Aku rasa Dian paham dengan tatapanku, aku berdehem. Nanya gak ya.

"Elo kenal Slamet gak?" Tanya ku ragu ragu.

"Slamet" alis Dian terangkat, mungkin sedang berfikir, Slamet siapa yang aku maksud.

"Itu, Slamet yang nganterin gue ke kelas tadi pagi" paparku.

"Ha, Slamet" Dian masih bingung "emang elo tadi di antar siapa aja selain Saga?"

Saga? Nama itu lagi yang disebutkan mereka. Sebenarnya siapa sih saga?

"Saga siapa?"

Dia menunjuk seorang siswa yang dimaksud, Slamet tengah berjalan dengan membawa buku paket ditangannya.

"Iya, itu dia namanya Slamet kan?" Kataku mulai antusias.

Dian memutar bola matanya, lalu tertawa dan menepuk bahu ku. Sebenarnya aku tidak menyukai kebiasaan ini, kebiasaan dimana saat tertawa pasti selalu mencari bahan untuk dipukul. Tidak Kayla tidak Dian sama saja.

"Itu bukan Slamet, tapi Saga Alvaro" paparnya.

Aku tercengang, jadi tadi aku ditipu sama dia. Oh bagus, kenapa aku baru sadar sekarang. Dan orang yang menipuku tidak merasa bersalah untuk itu.

"Dia Saga, maksud lo dia nipu gue?" Tanya ku mulai merasa marah.

"Memangnya tadi dia ngomong kalo namanya Slamet?" Tanya Dian sambil tertawa terbahak bahak. Sumpah, ada yang lucu ya sekarang.

Mungkin selain aku yang ditipu wajah cengoku ini yang ditertawakan Dian.

"Dia Saga Alvaro. Ketua OSIS di SMA kita, anak IPA 3. Kelasnya satu jalur kok sama kelas kita"

Aku manggut manggut mendengarkan penjelasan Dian. Sayangnya aku justru tertarik tentang Saga. "Terus terus"

"Dia sering dapet penghargaan di Pramuka, Pradana juga dipramuka. Kemarin kepilih paskibra kabupaten. Ikut silat, atlet PSHT, kemarin juara 2 tingkat provinsi" papar Dian .

Aku memajukan kursi, tertarik dengan pembicaraan kami. Hari itu aku mulai tahu, bahwa Slamet memiliki nama asli Saga yang mendapatkan banyak prestasi di non-akademik. Berbanding terbalik dengan aku yang justru sering dapat penghargaan di akademik.

"Ada prestasi di akademik nya gak?"

Dian menggeleng "belum pernah denger soal itu, Saga sering bolos sekolah soalnya"

"Bolos?" Ulangku

"Iya, si Saga selalu minta izin gitu. Alasannya ada kegiatan OSIS padahal mah emang mau bolos"

"Jadi , dia bad boy"

"Bad boy? " Tanya Dian bingung dengan istilah ku "semacam cerita di Wattpad gitu ya?" Tebak Dian.

Em, aku belum pernah baca Wattpad jadi asal ku angguki saja ucapan Dian.

"Dia jarang berantem sih kecuali sama Micky"

"Micky, siapa lagi?" Tanya ku semakin penasaran

"Anak IPS 3 , dia nakal gitu tapi berprestasi di olahraga, bahkan sering jadi bon bonan gitu?"

Eh aku bingung lagi, bon bonan?, bukannya bon itu hutang ya. Kalau sering ke warung pasti menemui pemilik warung menuliskan "dilarang bon"

"Bon bonan, apalagi itu"

Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal

"Apa ya, duh bingung" Dian justru kebingungan sendiri menjelaskannya "semacam di sewa buat main sama kelompok lain"

Oh aku manggut manggut "kenapa mereka berantem?"

"Sofia, ngopo si Saga pas kae gelud karo Micky?" Dian justru bertanya sama Sofia yang sedang duduk di kursinya. Sofia menoleh, ikut berfikir alasan dari Saga berkelahi dengan Micky. 

"Rebutan Aliya uduk?"

"Iya ta?" Dian menolehku setelah mengucapkan bahasanya "kalo gak salah berantemnya karena Aliya"

Aku menaikan alis, ikut bingung "Aliya?" Tanya ku

"Itu anak IPS 1 , dia anggota paskibra juga, dulu yang mengibarkan bendera di kabupaten, bareng sama Micky juga Saga. Kejadiannya udah lama sih, kelas satu gitu. Tapi sampe sekarang gue gak pernah ngeliatin Saga maupun Micky akrab" tukas Dian.

Sebenarnya aku ingin bertanya lagi, tapi kedatangan guru membuatku mengurungkan niat. Urusan Saga nanti saja, sekarang fokus belajar dulu

Terpopuler

Comments

☘👑ʜᴀᴘsᴀ ͪ͢ ͦ ᷤ ͭ ͤ ᷝ💣

☘👑ʜᴀᴘsᴀ ͪ͢ ͦ ᷤ ͭ ͤ ᷝ💣

duh Palembang nya daerah mana sih
jangan2 tetangga desa ku 😂
aku juga tinggal di perbatasan Palembang loh, di pematang (mesuji)
kami mah emang bukan asli Palembang dulu nya nenek kakek kami yg transmigrasi
jadi kami disini emang bahasa Jawa

2022-12-11

0

Edmundus Ason

Edmundus Ason

sekolah baru, semua serba baru,pergaulan dan kawan baru, tinggal perlu beradaptasi

2021-11-07

0

Qisthina A.

Qisthina A.

Aku bingung, k Palembang tapi kok bahasanya Jawa? Apa ceritanya itu emang di lingkungannya dia orang2 Jawa?

2020-11-21

3

lihat semua
Episodes
1 ANKOT Satu
2 ANKOT Dua
3 ANKOT Tiga
4 ANKOT Empat
5 ANKOT Lima
6 ANKOT Enam
7 ANKOT Tujuh
8 ANKOT Delapan
9 ANKOT Sembilan
10 ANKOT Sepuluh
11 ANKOT Sebelas
12 ANKOT Dua Belas
13 ANKOT Empat belas
14 ANKOT Lima Belas
15 ANKOT Enam Belas
16 ANKOT Tujuh belas
17 ANKOT delapan belas
18 ANKOT sembilan belas
19 ANKOT Dua puluh
20 ANKOT Dua puluh satu
21 ANKOT Dua puluh dua
22 ANKOT Dua puluh tiga
23 ANKOT Dua puluh empat
24 ANKOT Dua puluh lima
25 ANKOT Dua puluh enam
26 ANKOT Dua puluh tujuh
27 ANKOT Dua puluh delapan
28 ANKOT Dua puluh sembilan
29 ANKOT Tiga puluh
30 ANKOT Tiga puluh satu
31 ANKOT Tiga puluh dua
32 ANKOT Tiga puluh tiga
33 ANKOT Tiga puluh empat
34 ANKOT Tiga puluh lima
35 ANKOT Tiga puluh enam
36 ANKOT Tiga puluh tujuh
37 ANKOT tiga puluh delapan
38 ANKOT Tiga puluh sembilan
39 ANKOT Empat puluh
40 ANKOT Empat Puluh satu
41 ANKOT Empat Puluh dua
42 Ankot Empat Puluh Tiga
43 Ankot Empat Puluh empat
44 ANKOT Empat Puluh lima
45 Ankot Empat Puluh enam
46 ANKOT Empat Puluh Tujuh
47 ANKOT empat puluh delapan
48 ANKOT empat puluh sembilan
49 ANKOT Lima puluh
50 ANKOT Lima puluh satu
51 ANKOT Lima Puluh Dua
52 ANKOT Lima Puluh Tiga
53 ANKOT Lima Puluh Tiga
54 ANKOT Lima Puluh Empat
55 ANKOT Lima Puluh Lima
56 ANKOT Lima Puluh Enam
57 ANKOT Lima Puluh Tujuh
58 ANKOT Lima Puluh Delapan
59 ANKOT Lima Puluh Sembilan
60 ANKOT Enam Puluh
61 ANKOT Enam Puluh Satu
62 ANKOT Enam Puluh Dua
63 ANKOT Enam Puluh Tiga
64 ANKOT Enam Puluh Empat
65 ANKOT Enam Puluh Lima
66 ANKOT Enam Puluh Enam
67 ANKOT Enam Puluh Tujuh
68 ANKOT Enam Puluh Delapan
69 ANKOT Enam Puluh Sembilan
70 Pengumuman
Episodes

Updated 70 Episodes

1
ANKOT Satu
2
ANKOT Dua
3
ANKOT Tiga
4
ANKOT Empat
5
ANKOT Lima
6
ANKOT Enam
7
ANKOT Tujuh
8
ANKOT Delapan
9
ANKOT Sembilan
10
ANKOT Sepuluh
11
ANKOT Sebelas
12
ANKOT Dua Belas
13
ANKOT Empat belas
14
ANKOT Lima Belas
15
ANKOT Enam Belas
16
ANKOT Tujuh belas
17
ANKOT delapan belas
18
ANKOT sembilan belas
19
ANKOT Dua puluh
20
ANKOT Dua puluh satu
21
ANKOT Dua puluh dua
22
ANKOT Dua puluh tiga
23
ANKOT Dua puluh empat
24
ANKOT Dua puluh lima
25
ANKOT Dua puluh enam
26
ANKOT Dua puluh tujuh
27
ANKOT Dua puluh delapan
28
ANKOT Dua puluh sembilan
29
ANKOT Tiga puluh
30
ANKOT Tiga puluh satu
31
ANKOT Tiga puluh dua
32
ANKOT Tiga puluh tiga
33
ANKOT Tiga puluh empat
34
ANKOT Tiga puluh lima
35
ANKOT Tiga puluh enam
36
ANKOT Tiga puluh tujuh
37
ANKOT tiga puluh delapan
38
ANKOT Tiga puluh sembilan
39
ANKOT Empat puluh
40
ANKOT Empat Puluh satu
41
ANKOT Empat Puluh dua
42
Ankot Empat Puluh Tiga
43
Ankot Empat Puluh empat
44
ANKOT Empat Puluh lima
45
Ankot Empat Puluh enam
46
ANKOT Empat Puluh Tujuh
47
ANKOT empat puluh delapan
48
ANKOT empat puluh sembilan
49
ANKOT Lima puluh
50
ANKOT Lima puluh satu
51
ANKOT Lima Puluh Dua
52
ANKOT Lima Puluh Tiga
53
ANKOT Lima Puluh Tiga
54
ANKOT Lima Puluh Empat
55
ANKOT Lima Puluh Lima
56
ANKOT Lima Puluh Enam
57
ANKOT Lima Puluh Tujuh
58
ANKOT Lima Puluh Delapan
59
ANKOT Lima Puluh Sembilan
60
ANKOT Enam Puluh
61
ANKOT Enam Puluh Satu
62
ANKOT Enam Puluh Dua
63
ANKOT Enam Puluh Tiga
64
ANKOT Enam Puluh Empat
65
ANKOT Enam Puluh Lima
66
ANKOT Enam Puluh Enam
67
ANKOT Enam Puluh Tujuh
68
ANKOT Enam Puluh Delapan
69
ANKOT Enam Puluh Sembilan
70
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!