Terbayang

Baik Bella maupun Yasna sejak pertemuan mereka yang tidak tepat membuat mereka terbayang dengan kejadian itu. Entahlah terasa seperti telepati.

Wajah yang tidak jauh berbeda. Kelakuan yang hampir sama seakan hanya beda-beda tipis. Bila dijajarkan akan sangat terlihat mirip. Siapa sangka mereka anak kembar.

Di rumah Bella setelah berbincang dengan Bi Ratih Ia pergi ke kamarnya. Kamar yang sangat bersih dengan desain yang sangat elegan.

Bella pun langsung membanting tubuhnya di tempat tidur yang cukup besar. Ia melihat langit-langit kamarnya.

"Ah..." Teriaknya merasa bayangan gadis yang bermasalah dengannya tadi selalu membayanginya.

Di tempat lain Yasna yang sedang menemui merasa terkejut. Pasalnya Ia mendapatkan kabar bahwa beliau sedang sakit.

Anak yang selama ini sangat mandiri. Ia sekolah sambil bekerja tidak ingin menambah beban sang Bunda.

Mulai dari Yasna sekolah taman kanak-kanak hingga sekarang ini ketika melihat anak yang setiap kali diantar dan dijemput oleh kedua orang tuanya Ia merasa iri. Ya iri lah yang ia rasakan. Iri karena mereka memperoleh keluarga yang lengkap.

Ting tong Ting tong

Suara bel rumah berbunyi. Seorang Laki-laki yang sudah lanjut usia itu membukakan pintu perlahan.

"Kakek." Teriak Yasna sangat senang dan memeluk erat sang kakek saat melihat kakek baru mengintip dari balik pintu utama.

"Anak nakal, kenapa lama gak pulang ke rumah. Lupa apa dengan kampung halaman." Kata-kata kakek seperti kereta api yang terus saja melaju tanpa tanda baca.

"Maaf Kakekku tersayang." Balas Yasna dengan memegang daun telinganya dan raut wajah yang sungguh memelas meminta dikasihani dengan pemberian maaf sang Kakek.

Yasna dan Kakek melangkahkan kakinya ke dalam rumah yang sangat-sangat lah sederhana dan sangatlah bersih. Akan tetapi bagi mereka adalah rasa kekeluargaan yang tercipta di dalamnya.

Rumah yang selama ini Gadis cantik ini rindukan. Rumah yang sangatlah rapi karena setiap hari sang penghuni selalu membersihkan tiada asisten rumah tangga.

"Bunda?" Ia menyisir di setiap sudut ruangan mencari seseorang yang telah melahirkannya dan membenarkannya dengan penuh kasih sayang yang tiada tara.

Ditemukan sosok yang masih terlihat begitu cantik berada di taman belakang. Ia sedang menikmati indahnya bunga bermekaran yang tertipu angin kencang sambil menikmati jus jeruk dingin.

Cantiknya sang bunda bukan karena melakukan perawatan, akan tetapi kecantikan yang natural. Sejak muda ia tidak pernah pergi ke salon atau pun sejenisnya seperti wanita kebanyakan.

Hal itulah yang membuat ayah dari sang anak jatuh cinta. Kepolosan dari gadis kampung itu berhasil membuatnya terpesona.

Kecantikan sang bunda menurun pada anak gadisnya. Cantik wajah dengan hati yang begitu baik.

Yasna melangkahkan kakinya dengan begitu cepat menuju taman belakang. Kakek sudah tertinggal di belakang.

"Apa-apa an ini Bunda?" Tanya Yasna dengan nada tinggi alias marah.

"Tahu gak enak badan kenapa duduk-duduk di sini. Ini juga minum-minuman dingin." Lanjutnya dengan berkacak pinggang.

"Gak ada gunanya marah-marah sayang." Kata Bunda menasehati.

"Banyak marah ntar cepat tua banyak keriput. Hilang deh cantiknya." Lanjut sang Bunda.

"Habisnya Bunda katanya sakit, e... malah duduk-duduk di sini sambil minum dingin." Kata Yasna dengan manja.

"Jadi kamu doa in Bunda sakit gitu?" Tanya Bunda.

"Kalau Bunda gak sakit kamu gak pulang gitu?" Tanyanya Lanjut.

"Ish, apa'an sih Bun, anak mu ini akan pulang tanpa Bunda minta. Hati ku akan selalu merindu kan mu Bunda." Cerocos Yasna sangat manja.

"Trus kenapa kali ini kamu pulang harus nunggu kabar Bunda sakit?" Selidiknya sang Bunda.

"Mungkin bahkan lebih dari itu. Menunggu Bunda mu ini pergi ke alam akhirat?" Trus kamunya dapat warisan gitu?" Lanjutnya sang Bunda dengan nada sedih.

"Bunda!" Bentak Yasna yang akhirnya ia sendiri tumbang. Badan yang biasanya tegar dan kuat menahan segala cobaan hidup, kini tubuh itu merosot bersamaan dengan keluar air matanya.

Lutut yang selalu menopang tubuhnya hingga terlihat kuat kini menyentuh lantai. Badan sungguh lemas tak berdaya dengan kepala yang tertunduk dan air mata yang mengalir.

Sakit sungguh sakit dalam hatinya yang sebenarnya rapuh. Ia selalu saja menyimpan semua masalahnya sendiri.

"Maaf." Kata Yasna sambil bersumpah tak berdaya dengan tangan yang memegang kedua telinganya dan kepala tertunduk.

Sang Bunda menyadari semua perkataannya kali ini sungguh sangat menyayat hati tatkala melihat sang buah hati terisak. Ia pun turun dari kursinya ikut duduk berjongkok untuk mensejajarkan posisi mereka.

"Maaf kan Bunda sayang." Kata Sang Bunda dengan menangkupkan kedua tangan pada wajah cantik sang anak. Hingga wajah itu terlihat sangat menyedihkan.

"Bunda merasa sangat khawatir sudah cukup lama kamu tidak pulang ke rumah." Kata Bunda.

Keduanya kini saling berpelukan ala teletabies. Yasna yang masih saja terisak dalam pelukan itu sang Bunda berusaha menenangkan sang anak dengan menepuk-nepuk punggung gadisnya.

Dirasa Sang Anak sudah cukup tenang Bunda memegang kedua sisi lengan Yasna agar sang anak berdiri. Kini keduanya berjalan menuju ke dalam rumah.

Yasna dan Bunda menuju ruang tengah. Tempat dimana mereka bercengkrama setelah seharian melakukan aktivitas.

Kakek sejak tadi memantau keduanya. Ada rasa haru dalam hati sang kakek. Walaupun Kakaknya itu hanyalah seorang Kakek angkat. ( Maaf yang benar anak angkat atau kakek angkat ya?)

Sang Kakek memang dulunya adalah pemilik dari rumah yang sekarang di huni oleh seorang wanita dan seorang gadis remaja. Saat itu sang Kakek menjual rumah ini untuk keperluan pengobatan istrinya.

Pada akhirnya Nenek meninggal dunia saat pengobatan. Pengobatan itu pun dibantu oleh Bunda Azka.

Bunda yang tahu setelah rumah yang sekarang menjadi miliknya itu dijual padanya maka sang kakek tidak memiliki rumah. Tercetus lah ide dari pada tinggal sendiri ia menganggap bahwa kakek itu adalah orang tuanya.

Ide itu muncul daripada keduanya juga tinggal sendiri-sendiri. Untuk mengisi kekosongan tempat di rumah Bunda Azka. Lagi pula Bunda Azka sudah tidak memiliki orang tua lagi.

Kakek memberi kesempatan kepada keduanya untuk berkeluh kesah dan melepaskan kerinduan yang melanda. Ia pergi ke kebun memetik semua aneka buah-buahan yang sudah masak.

Di ruang tengah atau ruang keluarga seorang ibu dan anak gadisnya bercengkrama. Yasna merebahkan kepalanya di pangkuan Sang Ibunda. Diusapnya pucuk kepala Sang Anak dengan lembut penuh kasih sayang.

"Bun, apa.... ." Kata Yasna ingin bertanya tapi terputus karena ragu.

"Ada apa?" Tanya Bunda.

"Lupakan." Kata Yasna.

"Kamu itu selalu saja bikin Bunda penasaran." Kata Bunda penuh selidik.

"Bun, apa di dunia ini selalu ada kemiripan?" Tanya Yasna memandang Sang Bunda dalam.

"Maksudnya?" Tanya Bunda.

"Tadi aku dijalan bertabrakan dengan seseorang." Jelas Yasna.

"Apa?" Tanya Bunda memegang bahu sang anak mendudukkan dari pangkuannya hingga sedikit terguncang.

"Kamu tidak apa-apa kan? Apa ada luka?" Tanya sang Bunda.

"Bun, aku tidak apa-apa. Lihatlah anak mu ini masih mulus." Jelas Yasna sambil berdiri dan berputar untuk meyakinkan Sang Bunda.

"Cuma aku merasa selalu terbayang dengan wajahnya itu. Wajahnya sangat mirip dengan mu." Jelas Yasna sambil merebahkan tubuhnya kembali di pangkuan Sang Bunda

Mendengar penuturan putri sematawayangnya itu tampak Bunda berpikir. Pikirannya sudah melayang dengan kejadian bertahun tahun yang lalu.

Episodes
1 Perkenalan
2 Terbayang
3 Ingatan Masa Lalu
4 Langsung Rabi
5 Mbah Gugel
6 Kesleo
7 Takut Dokter
8 Ikatan Batin
9 Di Balik Bilik
10 Perubahan Rencana
11 Tendangan Cinta
12 Pemberontakan
13 Makanan Hangat dan Es Soda Gembira
14 Status Pemilik Villa
15 Takut
16 Perang Dunia
17 Jumpa Kembali
18 Gadis Pendatang
19 Tidak Lebih Cantik
20 Tiga Tuan Muda Galak
21 Kue Tiada Duanya Kue Buatan Nyokap
22 Sehati Sampai Mati
23 Membuat Hati Adem dan Menyejukkan
24 Beda-Beda Tipis
25 Luar Biasa
26 Galau
27 Panas
28 Dokter
29 Perjalanan Ke Apotik
30 Duda jadi Lajang
31 Perawan Tua
32 Tidak Sesederhana yang Dibayangkan
33 Menggema
34 Tidurlah Di sini!!!
35 Gadis Nakal
36 Seperti Sebuah Kencan Mendadak di Villa
37 Ketrampilan Memasak
38 Aku yang Tidak Aman
39 Pemandangan Indah Merupakan Anugerah Kenapa Harus Dilewatkan
40 Paranormal Paling Tampan Yang Sangat Narsis
41 Ku Ingat-Ingat Dirimu
42 Kembali
43 Buah Tangan
44 Gadis Kecil Yang Nakal Karena sering Kabur
45 Sebuah Penjelasan
46 Tanggung Jawab
47 Sebuah Pujian
48 Sensasi Rasa Berbeda
49 Cepat Merasa Lelah
50 Berpapasan
51 Makanan Bisa Sedingin Kamu Pagi Ini
52 Dunia Terbalik
53 Nyanyian Emak-Emak
54 Menabrak Bantal
55 Tidak Di Sini Tapi Di Sana
56 Perubahan Sikap
57 Kesambet Setan
58 Latihan Makan Sambil Berjalan ( Sebaiknya Jangan Ya Kakak Menurut Etika Saja)
59 Asal Bukan Tower
60 Kalut
61 Otak Konslet
62 Tholelet Tholelet Tholelet (Ayo Malam Minggu Beli Es Krim Sambil Baca Novel)
63 OMG
64 Tahu Bulat Digoreng Dadakan
65 Bermain Peran Ganda Detektif dan Mak Comblang
66 Ketangkap Kering
67 Membuka Segel Keramat
68 Begini Nasib
69 Keluar Dari Sarang
70 Power Ranger
71 Gadis Buronan Menjadi Tawanan
72 Membalas Dengan Perkataan
73 Menusuk Hidung Membuat Berkurang Rasa Sakit
74 Sehelai Rambut Gadis
75 Jadikan Mukhrim Saja
76 Tidak Akan Ada Yang Peduli Pada Ku
77 Harus Berapa Hukuman
78 Menculik Koki Kita
79 Hukumannya Sebuah Pernikahan
80 Tidak Mirip Dengan Sang Bunda
81 Gadis Natural Sudahkah Kamu Memiliki Kekasih?
82 Perlu Diservis
83 Sempurna
84 Benar Dunia Ini Sempit
85 Pulsa Atau Kuota Tidak Gratis
86 Sudah Jatuh Tertimpa Gadis Cantik Pula
87 Motor Buntut Sistemnya Eror
88 Narsis Amat
89 Berpura-pura
90 Ponsel Couple
91 Aku Membuat Mu Lelah, Aku Akan Bertanggung Jawab
92 Aku Ingin Memakan Mu
93 Merah Mata Ku Tertusuk Rambut Mu
94 Salah Kamar
95 Tidak Ada Pilihan Lain Untuk Tinggal
96 Bunda Terlihat Senang Melihat Penderitaan Orang Lain
97 Terjaga Karena Bimbang Antara Keduanya
98 Terang- Terangan Memiliki Gadis Lain
99 Mengajak Kuntilanak Yang Berubah Wujud
100 Memang Perut Ku Karung
101 Mereka Sudah Tinggal Satu Atap
102 Bau Asap Pembuka Suara
103 Aku Lupa Dia Pengganti Detektif Konan
104 Kerasukan Setan
105 Kepergian
106 Terbesit Wajah Gadis Yang Belum Sempat Mencuci Muka Setelah Bangun Tidur
107 Berada di Tempat Sama Dengan Ruangan Berbeda
108 Air Susu Dari Gentong Yang Sama
109 Kembali Ke Kota Menyusul Kedua Saudara Kembar
110 Terus Terus Terus Ledekin Terus
111 Sebuah Keputusan
112 Pindah Ke Lain Hati
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Perkenalan
2
Terbayang
3
Ingatan Masa Lalu
4
Langsung Rabi
5
Mbah Gugel
6
Kesleo
7
Takut Dokter
8
Ikatan Batin
9
Di Balik Bilik
10
Perubahan Rencana
11
Tendangan Cinta
12
Pemberontakan
13
Makanan Hangat dan Es Soda Gembira
14
Status Pemilik Villa
15
Takut
16
Perang Dunia
17
Jumpa Kembali
18
Gadis Pendatang
19
Tidak Lebih Cantik
20
Tiga Tuan Muda Galak
21
Kue Tiada Duanya Kue Buatan Nyokap
22
Sehati Sampai Mati
23
Membuat Hati Adem dan Menyejukkan
24
Beda-Beda Tipis
25
Luar Biasa
26
Galau
27
Panas
28
Dokter
29
Perjalanan Ke Apotik
30
Duda jadi Lajang
31
Perawan Tua
32
Tidak Sesederhana yang Dibayangkan
33
Menggema
34
Tidurlah Di sini!!!
35
Gadis Nakal
36
Seperti Sebuah Kencan Mendadak di Villa
37
Ketrampilan Memasak
38
Aku yang Tidak Aman
39
Pemandangan Indah Merupakan Anugerah Kenapa Harus Dilewatkan
40
Paranormal Paling Tampan Yang Sangat Narsis
41
Ku Ingat-Ingat Dirimu
42
Kembali
43
Buah Tangan
44
Gadis Kecil Yang Nakal Karena sering Kabur
45
Sebuah Penjelasan
46
Tanggung Jawab
47
Sebuah Pujian
48
Sensasi Rasa Berbeda
49
Cepat Merasa Lelah
50
Berpapasan
51
Makanan Bisa Sedingin Kamu Pagi Ini
52
Dunia Terbalik
53
Nyanyian Emak-Emak
54
Menabrak Bantal
55
Tidak Di Sini Tapi Di Sana
56
Perubahan Sikap
57
Kesambet Setan
58
Latihan Makan Sambil Berjalan ( Sebaiknya Jangan Ya Kakak Menurut Etika Saja)
59
Asal Bukan Tower
60
Kalut
61
Otak Konslet
62
Tholelet Tholelet Tholelet (Ayo Malam Minggu Beli Es Krim Sambil Baca Novel)
63
OMG
64
Tahu Bulat Digoreng Dadakan
65
Bermain Peran Ganda Detektif dan Mak Comblang
66
Ketangkap Kering
67
Membuka Segel Keramat
68
Begini Nasib
69
Keluar Dari Sarang
70
Power Ranger
71
Gadis Buronan Menjadi Tawanan
72
Membalas Dengan Perkataan
73
Menusuk Hidung Membuat Berkurang Rasa Sakit
74
Sehelai Rambut Gadis
75
Jadikan Mukhrim Saja
76
Tidak Akan Ada Yang Peduli Pada Ku
77
Harus Berapa Hukuman
78
Menculik Koki Kita
79
Hukumannya Sebuah Pernikahan
80
Tidak Mirip Dengan Sang Bunda
81
Gadis Natural Sudahkah Kamu Memiliki Kekasih?
82
Perlu Diservis
83
Sempurna
84
Benar Dunia Ini Sempit
85
Pulsa Atau Kuota Tidak Gratis
86
Sudah Jatuh Tertimpa Gadis Cantik Pula
87
Motor Buntut Sistemnya Eror
88
Narsis Amat
89
Berpura-pura
90
Ponsel Couple
91
Aku Membuat Mu Lelah, Aku Akan Bertanggung Jawab
92
Aku Ingin Memakan Mu
93
Merah Mata Ku Tertusuk Rambut Mu
94
Salah Kamar
95
Tidak Ada Pilihan Lain Untuk Tinggal
96
Bunda Terlihat Senang Melihat Penderitaan Orang Lain
97
Terjaga Karena Bimbang Antara Keduanya
98
Terang- Terangan Memiliki Gadis Lain
99
Mengajak Kuntilanak Yang Berubah Wujud
100
Memang Perut Ku Karung
101
Mereka Sudah Tinggal Satu Atap
102
Bau Asap Pembuka Suara
103
Aku Lupa Dia Pengganti Detektif Konan
104
Kerasukan Setan
105
Kepergian
106
Terbesit Wajah Gadis Yang Belum Sempat Mencuci Muka Setelah Bangun Tidur
107
Berada di Tempat Sama Dengan Ruangan Berbeda
108
Air Susu Dari Gentong Yang Sama
109
Kembali Ke Kota Menyusul Kedua Saudara Kembar
110
Terus Terus Terus Ledekin Terus
111
Sebuah Keputusan
112
Pindah Ke Lain Hati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!