Brian janjian dengan ketiga orangnya yaitu Thomas, Arson dan Billy. Boby menjelaskan detail semua kejadian yang dialami Amelia pada ketiga orang tersebut.
Brian: bawa dia padaku di rumah lama. secepatnya!
Thomas, Arson, Billy: baik tuan..
Brian: bob, ayo kembali ke rumah sakit.
Boby: baik tuan..
Brian dan Boby masuk dalam mobil dan pergi. Thomas, Arson dan Billy juga pergi mencari Adit yang melarikan diri.
Dijalan Boby memberitahukan tentang situasi perusahaan.
Brian: iya aku tau bob, terimakasih sudah membantu.
Boby: sama sama tuan. Bicara soal Adit, istrinya juga melahirkan di rumah sakit yang sama dengan nyonya Amelia.
Brian: oh ya.. istrinya melahirkan, suaminya malah kabur.
Boby: iya, sungguh tidak bertanggung jawab. Berbeda dengan anda tuan. Anda sangat perhatian pada nyonya.
Brian: tentu saja. Aku sangat mencintai Amelia. Hidupnya lebih berarti dari pada hidupku sendiri, ditambah lagi ada anakku.
Boby: sekali lagi saya ucapka selamat tuan, nona Lovely sangat beruntung memiliki papa seperti tuan Brian.
Brian: terimakasih Boby. Kamulah orang yang selalu menghiburku saat aku tidak bersama Amelia.
°°°
Rumah sakit..
♡Brian♡
Aku turun dari mobil, dan masuk dalam lobby. Aku berjalan menyusuri lorong menuju ruangan Amelia. Akhirnya aku sampai, aku membuka pintu dan masuk, lalu menutup kembali. Aku terkejut aku melihat Abed dan mamanya datang berkunjung. Abed menggendong Lovely dan tersenyum padaku.
Abed: Hallo Brian..
Brian: Hai..
Abed: selamat ya.. anakmu sungguh cantik.
Brian: terimaksih..
Aku berjalan mendekati Amelia dan mencium kilas kening Amelia.
Amelia: sudah kembali?
Brian: iya sayang, kamu sudah makan?
Amelia: sudah, Abed juga belikan makanan tadi.
Brian: terimakasih Abed, kamu perhatian pada Amelia.
Abed: jangan sungkan, dia adikku kan.. (tersenyum)
Brian: terimakasih bibi sudah datang.
"Sama sama sayang, aku senang. Cucuku sudah lahir"
Abed: iya ma, aku sudah jadi paman sekarang.
Ponsel Abed berdering, Abed memberikan Lovely padaku dan berjalan keluar ruangan untuk mengangkat panggilan. Tidak lama Abed kembali masuk.
Abed: ma, aku harus kembali ke kantor. Mama tinggallah disini dulu. Nanti aku akan jemput.
"Baiklah, kamu pergilah, mama akan tinggal"
Abed: aku pergi dulu Brian, Amelia.. Bye..
Brian: hati hati
Amelia: hati hati, semangat yaa..
Abed tersenyum dan pergi meninggalkan kami. Dia terlihat sibuk sekarang. Baguslah, dia menjadi orang yang baik sekarang. Aku duduk disofa dan membuka laptopku. Aku mulai bekerja. Aku melihat beberapa email masuk. Aku sibuk mengurus pekerjaanku. Sesekali aku melihat ke arah Amelia, dia terlihat sibuk bicara dengan mama Abed.
Drrrt.. drrrrtt.. drrrrttt..
Panggilan dari Thomas. Aku mengangkat panggilan.
Brian: Hallo..
Thomas: tuan, kami sudah temukan. Sekarang kami sedang dalam perjalanan menuju rumah lama.
Brian: baik, aku akan kirim pesan padamu. (Memutus panggilan)
Aku mengirim pesan pada Thomas.
"Bawa ke gudang dan ikat, sumpal mulutnya. Jika sudah beritahu aku. Aku akn datang, aku masih ada beberapa pekerjaa. Jangan sampai lengah menjaga pria itu!"
Thomas
"baik tuan"
Aku kembali mengecek email di laptopku. Aku membalas beberapa email, aku sangat kesal pada Adit, dia berani melukai istri dan anakku. Beruntung saja Amelia dan Lovely baik baik saja. Aku tidak akan beri ampun kali ini.
30 Menit Kemudian..
Thomas mengirim pesan,
"Tuan, kami sudah laksanakan sesuai perintah anda"
Aku menutup Laptopku dan berdiri, aku mengahampiri Amelia yang sedang menyusui Lovely.
Brian: sayang aku pergi sebentar ya, ada klien penting ingin bertemu. Kamu tidak apa apa kan?
Amelia: iya sayang, pergilah. Sibuklah dulu, hati hati ya.. \(tersenyum\)
Brian: kemana bibi?
Amelia; ke bawah membeli sesuatu.
Brian: baiklah, aku pergi dulu \(mencium kilas bibir Amelia dan mencium pipi Lovely kilas\)
Aku pergi meninggalkan Amelia dan Lovely, aku melebarkan langkah keluar rumah sakit menuju perkiran. Aku membuka pintu mobil dan langsung masuk, menutup pintu kembali dan langsung melesat pergi menuju rumah lama. Tanganku ini begitu gatal ingin mengajar si Adit.
Sesampainya dirumah lama aku langsung berlari ke arah gudang. Dari jauh aku melihat Adit, aku berjalan mendekat, mengambil kursi dan duduk dihadapan Adit. Adit kaget saat melihatku. Matanya melebar. Aku menarik kain yang menyumpal mulutnya.
Adit: sialan Loe.. beraninya nyulik gue. Main keroyokan lagi (jengkel)
Brian: loe bener bener ya, udah gue tolong loe buat istri dan anak gue celaka. Loe mau mati?? (Membentak)
Adit: emang loe bisa bunuh gue? Gigolo kayak loe nggak pantes buat bunuh gue.
Plaaakk.. tamparan keras mendarat diwajah Adit. Aku menamparnya karena kesal, dia tidak juga minta maaf dan mengakui kesalahannya.
Brian: gue emang gigolo, tapi gue gak busuk kayak elo yang beraninya main belakang! Gue marah bukan karena loe ngatain gue gigolo, gue marah karena loe gak minta maaf ke gue, loe udah nyelakain istri dan anak gue. Loe itu nggak lebih dari sampah!
Adit: hahaha... (tertawa keras) gue gak nyangka ya, goligolo kayak elo berani bicara besar. Sekali gigolo tetap gigolo! Berapa loe jual diri ke Amelia? Loe pakasa dia buat nikah sama loe?
Hatiku semakin memanas, aku meremas tanganku sendiri dan mendaratkan pukulan keras diwajah Adit sampai Adit tersungkur. Aku berdiri dan menginjak pinggiran kursi.
Brian: loe nggak usah sibuk ngurusin gue, lebih baik loe urus sendiri urusan loe. Gue nggak akan biarin loe lolos kali ini.
Aku berbalik dan memanggil Thomas dan Arson, mereka berdiri didepan ku. Billy berjaga didepan.
Brian: panggil polisi sekarang, serahkan bukti rekaman kamera pengawas. Manager toko akan bersaksi dan juga beberapa orang lain yang ada dilokasi kejadian pada saat itu.
Thomas: baik tuan, (mengeluarkan ponsel menghubungi polisi)
Arson: tuan, bukankah dia WNI??
Brian: WNI?? Dia mengatakan itu??
Thomas: ya, saat kami menangkapnya dia bersikeras warga asing dan hanya bekerja sebagai TKI.
Brian: tenang saja, 2 minggu yang lalu dia resmi menjadi warga negara Amerika. Sebagai warga baru akan sangat memalukan membuat masalah bukan?
Adit terkejut, matanya seakan loncat keluar..
(Dalam hati Adit)
Bagaimana dia tahu? Apa dia sungguh mengirim seorang detektif? Mati aku, jika om ku tahu aku akan sangat malu.. dan papa mamaku..
Brian: aku tidak akan mengotori tanganku lagi. Satu tamparan dan satu hantaman saja sudah cukup membuatku puas. Sisanya biar polisi yang bertindak. Aku tidak yakin polisi akan memberimu hukuman ringan, dalam rekaman terlihat jelas kamu mencelakai dua wanita hamil. Polisi tentu tidak akan tinggal diam. Selamat menikmati hari indahmu Adit!
10 Menit Kemudian..
Billy datang dengan beberapa anggota polisi. Seseorang berpangkat tinggi menghampiriku dan tersenyum ramah.
"Hallo tuan candra"
Brian: hallo..
" ada apa? Saya dapat laporan mengenai anda dan nyonya"
Brian: ya, dialah orangnya. Mohon bantuan untuk mengurusnya. Saya harap anda bisa menyelidiki kasus ini sampai detail.
Thomas menyerahan cd rekman kamera pengawas pada polisi sebagai barang bukti. Polisi itu mengangguk.
"Bawa di kekantor"
"Siap pak"
2 polisi melepas ikatan dan memborgol tangan Adit. Adit memaki ku berulang ulang. Dia sangat kesal dan marah padaku.
Adit: sialan loe! Brengsek! Gue akan bales lo Brian.
Aku hanya tersenyum tidak menggubris kata kata Adit. Aku melihat Adit dibawa paksa oleh polisi. Hatiku merasa lega. Adit memang pantas mendapat ganjaran atas perbuatannya.
"Tuan kami permisi, kami pasti akan urus dia. Anda tidak perlu cemas"
Brian: terimkasih tuan. Saya berhutang pada anda.
"Tidak tidak, ini sudah tugas kami"
Brian: baiklah, mari saya antar.
Kami berjalan bersama sampai di depan rumah. Polisi itu masuk dalam mobil dan melesat pergi. Aku akhirnya bisa bernafas lega.. Adit maaf, aku sebenarnya tidak ingin kejam padamu. Tapi kamu sendiri yang meminta aku begini. Sadarlah teman, kamu dan aku tumbuh bersama dari kecil, kenapa sikap dan sifatmu manjadi seperti ini?? Semoga kamu bisa mendapat pelajaran berharga Adit.
Setelah seminggu menjalani perawatan, Amelia dan putrinya (Lovely) akhirnya diperbolehkan pulang.
Brian juga berbaik hati menyuruh Nikita dan anaknya tinggal di rumah sementara waktu. Dan menyediakan jasa pelayan. Nikita sangat berterimakasih kepada Brian karena mau membantunya
Nikita: Thanks Brian, kamu baik sekali sudah menolongku. Membayar biaya rumah sakit juga.
Brian: iya sama sama.. maaf ya, kamu harus pisah dengan adit. Aku tidak ada maksud lain.
Nikita: (menghela nafas) ya.. kamu sudah benar kok, adit memang pantas dipenjara.
Brian: kedepannya kamu mau bagaimana?
Nikita: entahlah, mungkin akan pulang ke rumah papa mamaku.
Brian: jika ingin pulang, tunggu kondisimu membaik. Kamu juga bisa pulang bersamaku adan Amelia, kami juga akan ke Indonesia.
Nikita: tidak perlu, merepotkan. Aku malu pada Amelia, malu karena kelakuan Adit.
Brian: sudah tidak usah dipikirkan. Jaga kesehatanmu dan anakmu. Aku pulang dulu, Amelia dan anakku menunggu.
Brian pergi meninggalkan rumah lama dan kembali ke rumahnya. Sesampainya di rumah, Brian menceritakan pada Amelia tentang kondisi Nikita. Brian bercerita detail tidak satupun terlewatkan, juga mengenai Adit. Amelia hanya terseyum lebar dan memegang tangan Brian.
Amelia: Brian.. aku percaya padamu. Pada keputusanmu. Keputusanmu memang benar sayang..
Brian: terimaksih sayang, kamu selalu mendukungku.
Amelia: sama sama.
Brian membantu Amelia mengurus baby Love. Brian sangat beratusias, dia mengganti baju dan celana baby Love seorang diri. Amelia melihat dan tersenyum.
Amelia: sayang...
Brian: hmmm.. (mengusap lembut wajah Lovely) ada apa sayang??
Amelia: tidakkah kamu lelah? Sepanjang hari sibuk? Duduklah dan istirahat. Aku yang akan menjaga Lovely.
Brian: kondisimu masih lemah. Biarkan aku menggantikanmu. Oke?
Amelia: mnadilah dulu, baru setelah itu menjaga Lovely.
Brian: ah iya, aku sampai lupa.
Brian buru buru masuk kamar mandi dan mandi, tidak lama Brian keluar dan berganti pakaian. Brian melihat Lovely sudah tertidur. Brian mengangkat Lovely yang tertidur di ranjang dan meletakkan dalam box. Brian mencium kilas kening Lovely.
Brian: selamat tidur sayangku, papa mencintaimu.
Amelia: kamu juga tidurlah.. kamu sering tidur larut beberapa hari ini. Terimakasih sayang, kamu selalu membantuku.
Brian: kamu dan Lovely adalah tanggung jawabku. (Meraba lembut wajah Amelia) Jangan merasa sungkan sayang. Ayo kita bekerja sama. Kondisimu sangat lemah, biar aku yang merawatmu. (Mencium kilas kening Amelia)
Amelia: terimakasih sayang. Aku sangat berterimakasih, kamu sungguh suami dan papa yang luar biasa.
Brian: (memeluk erat) sayang, jangan bilang terimakasih. Itu sudah kewajibanku. Istirahatlah, aku akan jaga Lovely.
Amelia: Lovely tidur, tidak perlu dijaga, kamu tidurlah. Aku tidak ingin kamu sakit.
Brian menggendong Amelia dari sofa ke ranjang. Brian naik keranjang dan berbaring, Brian merentangkan dua tangannya. Amelia tersenyum, dengan gerakan perlahan Amelia berbaring dalam pelukan Brian. Brian mendekap Amelia dengan erat, mengusap perlahan kepala Amelia.
Amelia: maaf merepotkanmu sayang.
Brian: ssstt.. aku tidak merasa direpotkan sayang. Kamu tenang saja, fokuslah pada kesehatanmu.
Amelia mengagkat kepala dan mencium kilas pipi Brian. Amelia tersenyum cantik, Brian menatap Amelia. Brian meraba wajah Amelia dan mencium lembut Bibir Amelia. Amelia menutup mata dan menikamati ciuman Brian, ciuman yang begitu lembut dan hangat. Amelia membuka mata dan melepas ciumannya. Amelia kembali masuk dalam pelukan Brian. Amelia membenamkan wajahnya dalam pelukan Brian. Brian mengeratkan pelukan.
(Dalam hati Amelia)
Brian.. kamu sungguh luar biasa hebat. Kamu merawatku dan Lovely dengan penuh kasih sayang. Terimakasih Brian, aku sangat bahagia menjadi istrimu. Tidak hanya aku, kelak Lovely pasti akan sangat beruntung punya papa sepertimu. Penuh tanggung jawab, dan sangat pengertian, baik hati dan penyayang.
Aku mencintaimu Brian..
(Dalam hati Brian)
Selagi aku bisa dan mampu, apapun akan aku berikan dan aku lakukan untukmu dan Lovely. Meski harus bekerja pagi sampai pagi, tidak tidur atau apapun, asal kalian bahagia dan tersenyum. Aku sudah sangat bahagia. Aku akan menjaga dan melindungi kalian. Membuat kalian selalu bahagia.
Aku mencintaimu Amelia..
Amelia: bagaimana pekerjaanmu? Dikantor ada masalah? (Melapas pelukan dan menatap Brian)
Brian: tidak ada. Semua baik baik saja boss. Jangan cemas.
Amelia: kamu sudah makan?
Brian: sudah tadi datang langsung makan lalu masuk kamar. Apa kamu lapar?
Amelia: tidak aku sudah makan. Kalau begitu tidurlah.
Brian: hmmm.. jaga kesehatanmu ya. Jangan terlalu sibuk mengerjakan pekerjaan rumah. Suruh saja pelayan jika inginkan apa apa. (Mengusap lembut wajah Amelia)
Amelia: kenapa? Aku hanya memasak makan malam. Itu tidak akan membuatku pingsan.
Brian: ya ya ya.. terserah saja. Yang terpenting jaga kesehatanmu.
Amelia: iya sayang. Kamu juga ya..
Brian: hmmmm.. i love you..
Amelia: i love you too..
Amelia perlahan menutup mata dan tertidur. Brian menempelkan kepalanya ke kepala Amelia dan menutup mata perlahan. Brian memeluk erat Amelia.
Mereka larut dalam mimpi indah...
•Jangan lupa like dan isi kolom komentar•
•Terimakasih•
•Beri ☆ juga yaa•
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
Angle
BRIAN
suami/lelaki halu tak ada tanding
ruar...biasa...tahu menempatkan dirinya di segala situasi...
note...authornya yg hebat ini mah...
2022-03-06
0
Jek Milner
alex sangat romantis
2021-05-14
0
Jek Milner
sangat luar biasa
2021-05-14
0