♡Amelia♡
Aku menunggu Brian, aku mondar mandir di ruang tamu. Aku mengitip jendela tidak ada tanda tanda Brian pulang ini sudah dini hari. Aku duduk di sofa dan bersandar, kakiku terasa pegal.
Aku mendengar suara pintu dibuka. Aku melihat arah pintu, Brian menatapku dan tersenyum. Aku berdiri dan berlari ke arahnya.
Brian: oh sayang, jangan berlari. Jaga sikapmu, kamu sedang mengandung.
Amelia: kamu baik baik saja?
Brian: kamu cemas?
Amelia: (melepas pelukan) maksudmu? Tentu saja aku cemas. Apa mereka melakukan apa yang kamu suruh?
Brian: tentu saja sayang.. (menggendong Amelia) siapa berani menentang seorang Brian?
Amelia: lalu? Kamu bertemu abed?
Brian: ya..
Brian menggendongku berjalan menuju kamar. Sesampainya dikamar Brian membaringkan ku di ranjang. Brian melepas mantel dan kemejanya. Brian berjalan kekamar mandi. Tidak lama Brian keluar, Brian mengambil kaus ganti dilemari lalu memakainya. Brian naik keranjang dan duduk bersandar disebelahku.
Brian: aku meminta temanku merawat Abed. Dia adalah dokter, dia bilang abed menajadi seperti ini karena trauma. Ntah apa yang terjadi. Aku tidak akan banyak ikut campur. Mamanya ada untuk merawatnya.
Amelia: mama? Mama Abed?
Brian: ya, kamu pasti penasaran. Dia orang yang baik sebenarnya. Dia menikah dengan papamu hanya untuk status abed. Papa kandung Abed adalah sahabat baik papamu. Dia pergi meninggalkan mama Abed, papamu saat itu terpaksa berpisah dengan mamamu. Dan menikahi mama Abed. Setelah Abed lahir mereka bercerai, dan papa mamamu menikah. Selama menikah juga mereka tidak melakukan kontak fisik, dan tidak tinggal serumah.
Amelia: jadi begitukah?
Abed: ya, entah siapa yang mempengaruhi abed seperti ini. Dia sudah salah jalan.
Amelia: kasian mama Abed.
Brian: aku memberikan rumah lama untuk mereka tinggali. Apa kamu keberatan?
Amelia: tidak, apapun yang kamu lakukan. Aku akan mendukungmu. Terimakasih sayang, kamu sangat baik. Aku sangat beruntung.
Brian: hanya itu?
Amelia: masih mau apa lagi?
Brian mencium bibirku dengan lembut. Brian melepas ciumannya dan menatapku. Brian tersenyum tampan.
Brian: boss, aku tidak punya uang sekarang. Aku akan menjual diriku. Aku butuh uang (menggoda)
Amelia: (tersenyum) berapa yang kamu butuhkan sayang? Aku akan berikan berapapun yang kamu minta. Akan aku beri tip lebih jika aku puas.
Brian: haha.. (tertawa) aku mencintaimu sayang.. aku sangat mencintaimu..
Amelia: aku mencintaimu Brian..
Brian merebahkan badanku ke ranjang,
Brian tersenyum dan mengedipkan satu matanya. Dia sungguh menggodaku? Dia mengecup pipiku
Cup..
Cup..
Brian: aku akan lakuakan dengan lembut sayang. Aku tidak akan menyakitimu.
..
..
..
..
..
Brian menepati janjinya, permainanya begitu lembut.
Brian: apa aku menyakitimu?
Amelia: tidak, kamu bisa bermain lembut. sekarang. Aku terkejut..
Brian: (tersenyum) mau lagi?
Amelia: sudah, aku sudah lelah boss.. ampun..
Aku berjalan masuk kekamar mandi. Brian membuka pintu kamar mandi dan memberikan handuk kering padaku.
Brian: Aku hanya menggodamu sayang. Jangan marah ya, Jika sudah selesai kamu keluarlah dan cepat pakai baju, Nanti sakit.
Amelia: baiklah, aku mengerti.
Aku keluar dari kamar mandi berjalan ke ranjang, aku memakai bajuku. Aku naik keranjang dan masuk dalam selimut, aku berbaring. Brian keluar dari kamar mandi, mengambil kausnya dan memakainya. Brian naik keranjang dan masuk dalam selimut. Berbaring menghadapku, kami saling menatap, Brian menarikku dalam pelukannya.
Brian: aku akan mengajakmu jalan jalan besok. Sekarang kita tidur.
Amelia: ya.. selamat tidur sayang.
Brian: selamat tidur sayangku.
Brian mencium kepalaku dan menempelka kepalanya kekepalaku. Dia sudah tidak bersuara atau bergerak. Aku hanya merasakan hangat hembusan nafasnya. Hmmmmm... aku memeluknya, aku menutup mataku perlahan dan terlelap. Memasuki dunia mimpi bersama Brian.
○○○○○
♡Brian♡
Akhirnya semua masalah selesai, bisa kembali fokus bekerja. Aku duduk dikursi kerjaku menatap komputer didepanku.
Aku mendengar suara pintu, tidak lama aku mendengar suara langkah kaki. Hmmmm.. siapa lagi yang masuk tanpa ketuk pintu? Pasti Bossku. Aku memalingkan wajahku, dugaanku benar Amelia berjalan kearahku dengan senyum cantiknya. Dia duduk dipangkuanku dan memelukku.
Brian: hei boss, ada apa? Kamu mau melihat pekerjaanku?
Amelia: tentu, dimana laporan keuangan?
Aku membuka laci dan mengeluarkan dokumen keuangan, aku memberikan dokumen itu pada Amelia. Amelia akan berdiri tetapi aku menahannya.
Brian: duduk saja, periksa laporannya. Aku akan periksa email.
Amelia: aku tidak mengganggumu?
Brian: tidak sayang (mencium kilas pipi Amelia)
Amelia bersandar pada dada ku, membuka dokumen dan melihat dengan detail setiap laporan. Sedangkan aku asik mengetik keyboard membalas email. Sesekali aku mencium kening Amelia, kadang memeluk Amelia lalu melanjutkan pekerjaanku kembali. Aku melihatnya begitu sibuk.
Brian: kamu menemukan masalah?
Amelia: tidak sayang, kamu bekerja keras sehingga keuntungan bertambah. Ini diluar dugaanku.
Brian: jadi aku bekerja dengan baik?
Amelia: sangat baik. Terimakasih sayang.
Amelia meraba wajahku dan mencium lembut pipiku. Hmmm.. jantungku berdebar.
Brian: jangan menggodaku sayang. Aku akan selesaikan pekerjaanku lalu akan membawamu ke suatu tempat.
Amelia: oke.. (membenamkan wajah di dada Brian)
10 Menit Kemudian..
Aku akhirnya selesai mengerjakan pekerjaannya. Aku memeluk erat Amelia.
Amelia: sudah selesai?
Brian: ya sayang, sudah. Ayo pergi..
Amelia berdiri, aku juag berdiri. Aku memakai jasku dan menggadeng Amelia. Kami berjalan perlahan keluar dari ruanganku. Kami berjalan perlahan menuju lobby. Semua mata memandang dengan senyuman. Aku dan Amelia keluar dadi kantor menuju mobil, kami masuk kedalam mobil. Tidak lama kemudian kami melesat pergi.
Amelia: kita akan kemana?
Brian: kemana ya?
Amelia: hmmm..
Brian: yang jelas kita akan bersenang senang.
Amelia bermain dengan ponselnya, entah apa yang sedang dia lakukan. Aku hanya fokus menyertir. Tidak lama kami sampai, aku hentikan mobilku.
Amelia: eh sudah sampai?
Brian: iya, ayo turun.
Amelia dan aku turun, Amelia kaget melihat aku membawanya ke studio foto.
Amelia: ada apa kamu membawaku kesini?
Brian: kenapa? Aku ingin berfoto dengamu lah. Ayo kita buat foto yang bagus. Kamu sangat lucu dengan gaunmu dan pita dirambutmu.
Amelia: ya baiklah, aku kita berfoto. Aku juga rindu. Dulu aku sering berfoto di studio.
Aku dan Amelia masuk dalam studio. Aku sudah janjian dengan fotografer terkenal distudio itu.
" halo tuan Candra, anda datang lebih awal"
Brian: ya, pekerjaanku selesai dengan cepat. Jadi aku langsung kesini.
"Baik baik, anda perlu ganti kostum? Saya rasa tidak perlu, anda sangat tampan dengan penampilan anda. Begitu juga dengan istri anda"
Amelia: terimakasih..
Brian: ayoo.. kita langsung saja berfoto, aku akan ajak istriku jalan jalan setelah ini. Jadi mari kita selesaika lebih cepat.
" baik baik tuan, saya mengerti"
Aku dan Amelia masuk dalam ruang studio. Fotografer menata gaya kami. Amelia duduk di kursi dan aku berdiri dibelakang membawa seikat mawar putih.
*Gambar Ilustrasi Brian & Amelia
Kami selesai. Melakukan foto, hasilnya bagus. Aku terlihat tampan. Amelia juga terlihat sangat cantik.
"Kami akan kirim bingkai fotonya langsung ke alamat anda tuan Candra"
Brian: oke terimaksih tuan, kami permisi.
Aku dan Amelia keluar dari studio, kami berjalan masuk dalam mobil. Mobil kami meluncur menuju kedai ice cream favorit Amelia.
Amelia: kita jadi ke kedai ice cream? (senang)
Brian: jadi sayangku, kamu suka?
Amelia: sangat suka sayang, terimakasih.
Amelia tersenyum cantik. Jantungku berdebar. Sungguh luar biasa wanita ku ini. Tidak lama kami sampai, aku dan Amelia turun. Amelia dengan cepat memilih ice nya. Lagi lagi aku bingung dengan begitu banyak rasa.
"Tuan, mau coba rasa"
Brian: berikan aku sampel rasa dark chocolate.
Si pelayan mengambil taster pada sendok kecil lalu memberikan padaku. Aku menerima dan memakan. Hmmmm.. ini lumayan, tidak terlalu manis.
Brian: berikan aku rasa dark chocolate 1 porsi.
"Baik tuan"
Pelayan melayaniku. Aku memalingkan wajahku. Aku melihat Amelia makan ice dengan lahap di meja. Aku tersenyum melihatnya. Dia sangat lucu.
"Tuan ice cream anda"
Brian: baik, terimakasih.
Aku menerima ice cream pemberian pelayan. Aku berjalan mendekati meja Amelia, aku meletakkan ice cream dimeja.
Brian: mau?
Amelia: tidak itu pasti dark chocolate.
Brian: kamu benar. Kenapa tidak suka?
Amelia: tidak suka. (menggeleng)
Brian: hmmm.. begitu. Aku juga baru coba, menurutku enak. Kamu makan ice nya pelan pelan. Lihat bibirmu banyak ice menempel.
Aku mengambil tissu dan membersikan bibir Amelia dengan lembut. Hmmm.. andai ini dirumah, aku pasti akan menjilatinya. Sayang sekali.....
6 Bulan Kemudian..
Amelia dan Brian berkunjung kerumah lama mereka, melihat ke adaan Abed. Amelia dan Brian di sambut Abed dan mamanya.
"Hallo sayang"
Amelia: hallo bibi..
Brian: hai abed, kamu baik baik saja?
Abed: ya.. terimkasih, berkatmu aku baik baik saja sekarang (tersenyum)
Brian: syukurlah kalau begitu. Aku senang kamu baik baik saja. (Tersenyum)
"Kalian makan dulu, aku baru selesai masak"
Amelia: maaf bi, lain waktu saja. Aku mau ke dokter, kami mampir ingin melihat ke adaan Abed.
Abed: thanks mel, kamu sudah mau bertemu denganku.
Amelia: senang melihatmu lebih baik Abed. Dan ya, qku ada sesuatu untukmu. Ini (memberikan sebuah kunci dan dokumen)
Abed: (menerima kunci dan dokumen) apa ini?
Amelia: rumah lamamu abed. Dan dokumen perusahaanmu. Mulai sekarang hiduplah dengan baik. Aku mendukungmu kakak Abed..
Abed: (mata berkaca kaca) Amel.. (memeluk Amelia dan menangis) maaf.. maafkan aku menyakitimu..
Amelia: aku juga minta maaf, aku sudah bersikap kasar padamu selama ini. Ayo kita mulai semua dari awal.
Abed: (melepas pelukan) kamu masih mau dekat denganku?
Amelia: (menyeka air mata Abed) tentu. Meski kalian bukan anggota keluargaku, namun kamu dan aku setidaknya pernah hidup bersama dan tumbuh bersama bukan? Kita melakuka semuanya bersama. Lupakan masa lalu, dan kita gapai masa depan.
Brian: Amelia benar, jadikan masa lalu sebagai pengalaman Abed. Jadilah orang yang membanggakan mamamu.
Abed: terimakasih.. aku sungguh malu dengan perbuatanku selama ini. Kalian orang yang aku sakiti, kalian juga yang membatu dan menolongku. Aku janji aku akan berubah menjadi orang yang baik. Aku tidak akan mengecewakan kalian.
Amelia: semangat.. (tersenyum)
Brian: bagus, ayo mulailah bekerja dan bangun usahamu kembali. Anggap aku sedang berinvestasi saham dan modal dalam perusahaanmu.
Abed: baik, semangat (tersenyum)
"Senang sekali melihat kalian seperti ini, maafkan kami merepotkan"
Amelia: bibi tidak perlu cemas, anggap saja aku juga anakmu.
"Sayangku.. kamu wanita yang baik sayang" (memeluk)
Amelia: bibi juga wanita yang baik dan kuat. Jika ada waktu bisa mampir di rumah kami.(melepas pelukan)
Brian: bi, akan ada supir yang menjemput nanti. Kalian bisa bersiap, aku dan Amelia harus segera pergi.
"Baiklah, kalian hati hati"
Abed: hati hati Amelia, jaga kesehatanmu. Semoga semua berjalan lancar.
Amelia: kamu juga. Kami pergi dulu, bye..
"Bye sayang.."
Abed: bye bye..
Brian dan Amelia pergi meninggalkan rumah lama mereka. Brian dan Amelia masuk dalam mobil, dan langsung pergi ke rumah sakit. Amelia mengembangkan senyumnya karena bahagia.
Brian: bahagia sekali istriku, semakin cantik.
Amelia: aku lega Brian, aku sangat senang Abed bisa berubah.
Brian: ya, semoga dia bisa menjadi lebih baik lagi kedepannya. (Tersenyum)
Amelia: hmmmm... (mengelus perut perlahan)
Brian: ada apa sayang? Apa baby kita menendang lagi? (Memegang perut Amelia) hei sayang jangan seperti ini, kasihan mama.
Amelia: (menghela nafas) akhirnya.. sepertinya hanya menurut padamu.
Brian: jangan seperti itu. Dia juga pasti akan menurut padamu. Akhirnya sampai juga.
Mobil parkir di parkiran rumah sakit. Amelia dan Brian turun dari mobil dan berjalan ke Lobby. Amelia merangkul lengan Brian, menyandarkan kepalanya di bahu Brian dengan manja. Brian mengantar Amelia memeriksa kandungan. Saat Amelia di periksa Brian hanya melihat dan sesekali mengembangkan senyuman. Brian setia mendampingi Amelia hingga pemeriksaan selesai.
Brian: bagaimana dok, apa ada masalah?
Dokter: tidak ada tuan, semua sehat. Ibu dan anak semua baik baik saja.
Brian: syukurlah.. (senang)
Dokter: anda suami siaga tuan, saya salut.
Brian: dokter terlalu memuji. Saya hanya menjalankan tugas saya sebagai seorang suami.
Dokter: tidak semua para suami mau masuk kedalam melihat istrinya diperiksa, kebanyakan hanya akan diluar menunggu sang istri.
Amelia: dokter benar, suami saya spesial.
Brian: sayang, kamu bicara apa.. jangan membuatku malu.
Dokter: wah wah.. saya jadi iri. Saya bisa banyak belajar dari anda tuan candra.
Brian: dokter berlebihan, baiklah kami permisi pulang. Terimakasih.
Amelia: dok, terimakasih banyak.
Dokter: sama sama, hati hati di jalan.
Amelia dan Brian keluar dari ruang pemeriksaan dan langsung berjalan kearah Lobby. Dijalan mereka berpapasan dengan Adit dan Nikita.
Adit: Brian..
Brian: hai, kalian.. (melihat Nikita) periksa juga?
Adit: iya.. (melihat Amelia) wah, selamat nyonya..
Amelia: terimakasih (tersenyum) selamat juga untukmu.
Brian: kami pergi dulu ya.. (menggandeng tangan Amelia erat)
Adit: ya, hati hati..
(Dalam hati Nikita)
Brian perhatian banget sama Amelia, nah gue boro boro diperhatiin, cek ke dokter aja tengkar dulu. Dasar Adit nggak peka, nyesel gue! Aduuuh!!!
(Dalam hati Adit)
Ck.. ck.. ck.. gila, perut besar makin cantik aja tuh bininya Brian. Pantesan Brian nempel terus. Gue jadi iri.
Nikita dan Adit saling memandang, lalu mereka membuang muka satu dengan yang lain, Nikita berjalan perlahan menuju ruang pemeriksaan diikuti Adit.
°°°
Sementara itu Brian dan Amelia dalam perjalan..
Brian: sayang ingin makan sesuatu?
Amelia: boleh makan ice cream?
Brian: (melihat jam tangan) makan lain dulu ya, ini masih terlalu pagi sayang. Setelah makan siang baru kita beli ice cream. Oke?
Amelia: baiklah, belikan aku roti isi.
Brian: siap boss!!
Tidak lama mobil berhenti, Brian mencium kilas pipi Amelia.
Brian: tunggu disini, aku belikan roti isi dulu. Oke?
Amelia: ya.. hati hati.
Brian tersenyum dan turun dari mobil, Brian berlari kecil menuju gerai roti isi. Amelia memandangi Brian dari dalam mobil, Amelia tersenyum cantik.
(Dalam hati Amelia)
Beruntungnya punya suami sepertimu Brian. Aku bahagia ..
Brian masuk dalam mobil, Amelia menatap Brian. Brian terlihat sibuk membuka bungkus roti isi.
Brian: hei, ada apa? Kenapa menatapku begitu?
Amelia: aku mencintaimu Brian..
Brian: (tersenyum) Aku juga mencintaimu Amelia, sangat mencintaimu..
Brian mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Amelia. Amelia terkejut, Brian menempelkan dahinya ke dahi Amelia dan tersenyum
Brian: apa yang kamu pikirkan? Tiba tiba menjadi wanita manis?
Amelia: karena aku mikirkan hal manis.
Brian: aku mencintaimu sayang, selamanya..
Brian mencium kilas kening Amelia.
Brian: makanlah.. (menyodorkan roti isi ke mulut Amelia) aku akan menyuapimu.
Amelia: kamu juga makan, kita makan bersama.
(Dalam hati Brian)
Beruntungnya aku bertemu denganmu. Pertemuan tidak terduga, siapa sangka dari lelaki bayaran berakhir menjadi suami. Aku mencintaimu Amelia, aku akan berusaha menjalankan peranku menjadi suami dan papa dengan baik.
•Jangan lupa like dan isi kolom komentar•
•Terimakasih•
•Beri ☆ juga yaa•
*Gambar hanya ilustrasi yaa😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
Benazier Jasmine
seribu satu dpt suami baik & tdk matre, apalg amelia wanita kaya. suka bngt ceritanya thoiir👍👍👍💖
2023-01-22
0
Wrin Budayani
brian ..you are so sweet ...
2022-10-16
0
imas rohayati
aduhhh terbawa suasana jadi baper,,,,,
2021-04-27
0