Amalia mengigau lagi. Air matanya mengalir. Amelia terbangun dan menangis. Brian yang keluar dari kamar mandi langsung menghampiri Amelia.
Brian: mel, kamu kenapa?
Brian mendekat, duduk di tepi ranjang. Amelia menatap Brian, dan langsung memeluk Brian.
Amelia: aku takut (terisak)
Brian: (memebelai lembut rambut Amelia) ada apa? Kamu bisa cerita padaku mel. Jangan kamu simpan sendiri.
Amelia menggeleng dan mengeratkan pelukannya. Amelia memendamkan wajahnya dalam pelukan Brian.
Brian mengeratkan pelukan dan menepuk pelan punggung Amelia.
Brian: aku ada disini, kamu tidak perlu takut lagi. Oke? Ceritalah, aku akan dengarkan. Aku tidak ingin melihatmu selalu bermimpi buruk.
Amelia: (melepas pelukan, dan menunduk) aku takut.. aku.. aku.. aku takut.
Brian: takut pada siapa? Apa yang kamu takutkan?
Amelia: kakak ku!
Brian: kakakmu?
Amelia: aku pernah hampir dinodai kakakku Brian. Aku juga di jadikan bahan taruhan bermain judi. Aku diberikan kepada Owen. Aku bisa kabur sebelum dibawa Owen. Itu sebabnya Owen selalu mengejar dan mengancamku.
Brian: kakakmu sungguh tidak waras Amel, bisa bisanya merendahkan adik kandungnya.
Amelia: kakakku lah yang membunuh orantua ku Brian. Dia sangat jahat (menangis) karena dia berkuasa dan punya banyak uang, dia bisa membeli mulut mulut polisi dan pengadilan.
Aku berdiri sendiri selama ini. Untung saja mamaku ada meninggalkan sesuatu, aku masih punya pamanku yang membantuku. Pamanku mengajariku bertahan. Sampai akhirnya pamanku meninggal. Aku sudah tidak punya siapa siapa lagi sekarang.
Brian: lalu saat kamu di Jakarta? Jangan bilang kamu di culik oleh kakakmu sendiri.
Amelia mengangguk. Brian memeluk Amelia. Amelia mengeratkan pelukan.
Amelia: saat ini aku hanya punya kamu Brian. Hanya kamu yang bisa aku andalkan.
Brian: aku akan melindungimu mel. Aku tidak akan meninggalkanmu.
Amelia: maaf membuatmu terlibat Brian.
Brian: aku senang kamu membantuku mel, aku akan balas kebaikanmu.
Amelia melepas pelukan.
Amelia: Mulai lah menyusun rencana mu Brian. Semakin matang rencanamu semakin besar kemenanganmu!
(Dalam hati Brian)
Kamu sendiri dalam kondisi tidak baik, kamu masih sibuk memeikirkanku? Wanita seperti apa kamu sebenarnya? Sekuat apa kamu menahan penderitaanmu mel?
Amelia: kamu tidurlah jika lelah, maaf merepotkanmu.
Brian: kamu sungguh baik baik saja aku pergi?
Amelia: (menunduk) jika kamu mau, kamu bisa tidur denganku Brian.
Brian: aku laki laki normal Amel, kamu tidak takut jika sesuatu terjadi?
Amelia: aku percaya kamu laki laki yang baik Brian. Kamu pasti bisa menahan godaan. Aku tidak akan menggodamu atau memancing hal hal semacam itu.
Brian: jadi kamu percaya padaku?
Amelia: ya, kamu adalah peliharaan ku, peliharaan tidak akan menyakiti majikan bukan?
Brian: ya ya ya.. ayo kita tidur.
Amelia: kamu duluan saja, aku masih mau ganti bajuku. Aku berkeringat.
Brian: oke
Amelia mengambil pakaian ganti di lemari dan membawa ke kamar mandi. Amelia mengganti pakaiannya di kamar mandi. Amelia memakai piama longgar. Amelia keluar dari makar mandi dan naik ke atas ranjang. Amelia duduk di samping Brian.
Amelia: belum tidur?
Brian: aku menunggumu.
Amelia: menungguku? Untuk apa?
Brian: memelukmu tidur. Agar tidak bermimpi buruk.
Amelia tersenyum,
Amelia: ya baiklah.
Amelia merebahan tubuhnya ke ranjang. Diikuti Brian, Brian menarik tangan Amelia dan memeluknya ridur.
Amelia: ingat jangan aneh aneh!
Brian: siap Boss!!..
Amelia tidur dalam pelukan Brian. Amelia memendamkan wajahnya dalam pelukan. Brian mengeratkan pelukannya.
○○○○○
♡Brian♡
Aku bangun dari tidurku, perlahan membuka mataku. Aku melihat Amelia masih tertidur pulas. Amelia memelukku erat. Aku tak bisa menolaknya. Aku menatap wajahnya yang cantik. Aku perlahan membelai rambut nya lembut. Aku mencium keningnya kilas.
Amelia terbangun, perlahan membuka matanya. Amelia tersenyum
Amelia: Pagi.. (mencium kilas bibir Brian)
Brian: pagi.. kamu? (Menatap heran)
Amelia: disini morning kiss hal yang wajar. Kenapa?
Aku meraih tengkuk Amelia, aku mencium bibirnya lembut. Amelia melebarkan matanya. Tak lama aku melepas ciumanku dan mencium keningnya kilas.
Brian: beri aku morning kiss setiap hari.
Amelia: apa?? Apa kamu gila?? Nggak mau (memalingkan wajah)
Brian: hmm.. ok, aku saja yang aka beri morning kiss (tersenyum)
Amelia kesal, dia mentapku tajam. Aku hanya tertawa kecil, dia sungguh menggemaskan.
Amelia: kenapa? Ada yang lucu?
Brian: kamu sangat lucu mel, gemessss deh (menarik pipi Amelia)
Amelia: oucchh!! Sakit tau, (meraba pipinya) mandi sana, ngeselin!
Brian: hahaha(tertawa) oke oke, kamu yakin baik baik aja di rumah? Nggak ikut?
Amelia: nggak papa, ntar kalau ada apa apa aku hubungi kamu.
Brian: oke, aku mandi dulu ya..
Aku pergi meninggalkan Amelia yang masih diranjang. Aku menutup pintu kamar Amel dan berjalan ke kamarku sendiri.
~~
♡Amelia♡
Hmmm... aku bisa tidur nyenyak. Mungkin memang harus secepatnya punya suami kali ya. Biar ada yang jaga. Nggak mungkin juga ngandalin Brian seumur hidup.
Mau nikah sama siapa? Pacar aja nggak punya. Haihh.. yang nawarin diri malah cowok Physco. Ampun deh!!
Mandi dulu deh, terus sarapan. Laper semalem nggak makan. Aku berjalan perlahan ke kamar mandi. Aku tanggalkan bajuku dan mandi. Aku percepat mandiku, aku tidak tahan, cacing dalam pertuku berdemo untuk makan.
Buru buru aku keluar dari kamar mandi. Aku lupa bawa handuk juga, yang ada hanya handuk kecil yang biasa aku pakai untuk mengeringkan rambut. Aku berjalan ke arah lemari. Pintu kamarku terbuka Brian masuk dan menatapku.
Amelia: aaaaaaaaaaa... (berteriak)
Brian mendekatiku dan membungkam mulutku. Suaraku tertahan.
Brian: sssttt!! Jangan teriak!!
Aku menepis tangan Brian.
Amelia: kamu gila? Asal masuk aja. Nggak tau sopan santun.
Brian: sory. Aku nggak tau. (Melihat Amelia)
Amelia: apa lihat lihat, balik badan! (Marah)
Brian: oke, (membalikan badan, berjalan ke sofa)
Aduh, malunya. Brian lihat nggak ya? Hmmm.. muka ku taruh mana sekarang? Dengan cepat aku ganti pakaianku. Dan berjalan mendekati Brian yang bermain game di ponselnya.
Amelia: ada apa?
Brian: aku mau ajak kamu turun sarapan.
Amelia: kamu nggak lihat kan?
Brian: hmm.. gimana ya, bohong apa jujur?
Amelia: jujur! Aku nggak suka pembohong!
Brian: sory mel, aku lihat. Apa kamu marah?
Amelia: nggak! Syukur aja yang masuk kamu, bukan si Psycho Atau Bang Abed.
(Dalam hati Brian)
Hah?? Nggak marah? Ini wanita sakit apa gimana ya? Padahal aku lihat jelas lho. Sampai sekarang aja masih deg deg an. Jantung, ayolah berhenti loncat loncatnya. Jangan buat aku malu.
Brian: hmm.. ayo turun sarapan.
Amelia: (selesai menyisir rambut) ayo..
Brian sudah lihat ternyata. Hmm.. sejauh ini belum pernah ada yang lihat. Malah Brian yang lihat. Sudahlah! Kita juga sudah tidur seranjang. Sengaja atau enggak pasti juga pernah nempel.
Aku dan Brian keluar dari kamar dan turun ke bawah. Di bawah seseorang yang tidak ingin aku temui sudah menunggu.
Dia duduk di sofa (ruang keluarga) menyilangkan kakinya dan melipat dua tanganya di dada. Mata elangnya menatapku tajam, seperti pisau.
"Sudah punya simpanan?"
Amelia: ngapain lo kesini? Pergi pergi (kesal)
"Hahaha.. lo ngusir gue? Lo ngusir kakak lo sendiri?"
Amelia: gue nggak punya kakak kayak elo. Ngerti!
"Siapa dia?" (Menatap Brian)
Amelia: calon suami gue, kenapa?
" Jadi ini, yang di critain Owen! Punya apa lo nikahin adek gue?"
Amelia: mau punya apa apa, bukan urusan lo ya. Pergi atau gue usir lo.
Abednego(kakak Amelia) berdiri dan mendekatiku, abed mencengkaram daguku.
Abed: lo berani sama gue sekarang? Lo inget ya, lo nggak akan lepas dari gue.
Brian menepis tangan abed, dan menarikku dalam pelukannya.
Brian: lo gila ya? Ini adek lo sendiri! Tega lo sakitin! (Marah)
Abed: hei, gue tau lo. Lo itu cuma gelandangan yang dipungut adek gue! Nggak udah banyak omong.
Brian: lo.. (amelia menarik Brian pergi menjauhi Abed)
Aku tarik tangan Brian masuk ke dalam ruang baca. Aku tutup pintu dan menguncinya.
Amelia: jangan buat masalah dengan Abed.
Brian: (melihat dagu Amelia) sakit ya?
Ameli: aku nggak papa kok. (Menangis)
Brian memelukku erat. Aku takut sebenarnya. Ini bukan pertama kalinya abed kasar padaku. Aku tidak bisa melawan abed secara langsung. Dia pasti akan membalas menghajarku habis habisan.
♡Brian♡
Aku melepas pelukan dan membelai lembut wajah Amelia. Dagunya pasti sakit. Bekasnya tidak juga hilang. Amelia menatapku. Air matanya tak berhenti mengalir.
Aku dekatkan wajahku dan mencium dagu Amelia kilas. Tangisannya terhenti. Aku menatap Amelia. Aku menyeka air matanya.
Brian: aku akan manjagamu Amel, aku akan melindungimu. Tidak akan ada yang berani menyentuhmu lagi. Aku berjanji padamu.
Amelia: jangan membuat dirimu sendiri dalam masalah Brian, aku takut kamu terluka. Kamu hanya perlu diam, jangan melawannya. Biar aku yang melawan.
Aku mencium lembut bibir Amelia, aku mendorongnya ke dinding. Umhh.. suaranya tertahan, aku melumat lembut bibir Amelia. Dia tak menolak, Amelia hanya meremas kerah kemajaku saja. Aku lepaskan ciumanku dan mencium kilas kening Amelia.
Brian: percayalah padaku. Aku akan baik baik saja.
Amelia: (memeluk) thankyou. Kamu mau menjadi penolongku.
Brian: ikut denganku ke kantor saja. Aku tidak ingin physco itu menganggumu lagi.
Amelia: iya, aku akan ganti baju dulu. Kamu tunggulah di meja makan.
Aku menggandeng tangan Amelia keluar ruang baca. Diluar aku terkejut. Abednego dan Owen sudah menunggu kami.
Owen: lama sekali, kalian sedang apa?
Amelia: kamu? Kanapa ada disini?
Owen: tentu untuk membawa mu sayang, ayo ikut denganku (mencoba meraih tangan Amelia, namun tangan Owen ditepis oleh Brian)
Brian: jangan sentuh wanitaku dengan tangan kotorku.
Owen: sampah! Kamu hanya lelaki bayaran. Berani bicara aku kotor?
Abed: sabar Owen, sia sia kamu buang tenaga bicara dengan pria rendahan ini! (Menatap Brian tajam) Punya apa berani bicara adikku adalah wanitamu?
Brian: aku punya hati, hati yang tidakkalian berdua miliki.
Owen: kamu.. (kata kata diputus Amelia)
Amelia: apa ada yang salah dari kata kata Brian? Kalian memang tidak punya hati.
Ponsel Abed ber berdering, abed menjauh dan menerima panggilan.
Sedang Owen masih menatapku dengan penuh kebencian.
Brian: kamu lebih baik pergi. Amelia tidak menyukaimu. Yang dia sukai hanya aku.
Owen: benarkah? Tidakkah kamu tau? Kekasih yang yang sangat dia cintai mati di tanganku? Hahahaha(tertawa)
Amelia mendekati Owen dan menampar Owen. Tamparannya begitu keras, sehingga meninggalkan jejak di muka Owen. Owen terlihat marah.
Amelia: jangan katakan itu lagi, atau aku akan membunuhmu. (Marah)
Abed: Owen, ayo pergi. Felix sudah menunggu.
Owen: aku akan kembali dan memberi kalian pelajaran.
Owen pergi bersama Abed meninggalkan rumah Amelia. Aku menarik Amelia dalam pelukanku. Amelia menangis dan meremas kemejaku.
Brian: kamu istirahatlah di kamar mel. Ayo aku anatar ke kamar.
Amelia: tidak! Kamu tunggu disini. Aku akan ganti pakaianku dan kekantor. (Melepas pelukan dan pergi)
Aku melihat Amelia begitu sedih. Benarkah yang aku dengar? Kekasih Amelia mati di tangan Owen? Jika benar pasti Amelia sangat merasa kehilangan. Amelia pasti sangat menderita selama ini. Dia lebih menyedihkan dibandingkan aku yang tidak punya apa apa.
•Jangan lupa like dan isi kolom komentar•
•Terimakasih•
•Beri ☆ juga yaa•
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
Angle
busyet dah ada abang super jahara begitoh...
2022-03-06
0
zusrini2
malang sekali nasib mu Mel... 😢
2022-01-21
0
Debbie Teguh
kejam bgt ih
2021-11-02
0