Undangan Merah Darah

Hari berganti dengan hari. Minggu berganti Minggu. Kehidupan Alice tetap berlanjut seperti sebelum bertemu dengan Gara. Yang berbeda adalah setiap malam Alice selalu terbangun dengan mimpi yang sama, mimpi yang selalu membuatnya mengingat malam pertemuannya dengan Gara di Bar saat itu.

Sosok penghisap darah yang menyeramkan selalu membuatnya terbangun penuh keringat pada tengah malam. Alice tidak pernah tau bahwa ada sepasang mata yang selalu mengawasinya saat dia tertidur. Ketika Alice tertidur kembali, Gara membelai rambutnya, mengecup keningnya dengan perlahan dan menghilang setelah menjelang subuh.

Hari ini tidak seperti biasanya. Bibi Anna yang tidak pernah membangunkan Alice, saat ini membangunkan nya sangat pagi.

"Selamat pagi Alice ku sayang..

"Selamat ulang tahun.." Bibi Anna mengecup Alice dengan penuh kasih.

Alice membuka matanya perlahan, sinar matahari membuat penglihatannya sedikit buram. Bibi Anna menyisir rambut Alice dan memberikannya segelas susu hangat. Alice tampak bahagia, hari ini ia genap 19 tahun.

Tahun ini pun tampaknya Bibi Anna memberikan surat peninggalan Orang tuanya. Karena setiap tahun sejak kematian orang tuanya, Alice selalu menerima surat sebagai pengganti ucapan selamat ulangtahun untuknya.

"Ini dia hadiah istimewa mu sayang.." Bibi Anna memberikan surat untuknya.

Dia kemudian pergi meninggalkan Alice sendiri. Alice membuka surat itu perlahan seolah-olah itu merupakan barang yang sangat berharga dan tak ternilai harganya.

'Dear my little Alice..

'Ibu dan Ayah sangat merindukanmu..

'Alice tumbuh semakin cantik setiap waktu..

'Ibu dan Ayah berharap Alice selalu bahagia..

'Seandainya Ibu dan Ayah ada disana bersamamu, bukan surat ini..

Alice menangis begitu membaca surat itu..

'Alice tahun ini genap 19 tahun usiamu, Ibu dan Ayah punya hadiah lain untukmu.. tahun ini seseorang akan menjemputmu sayang, dia akan menjadi pendamping hidupmu. Ibu dan Ayah berharap Alice akan lebih bahagia. Lelaki itu pasti tumbuh menjadi seseorang yang gagah dan tampan kami sangat berharap kau akan menyukainya. Dia adalah anak teman Ibu dan Ayah saat masih remaja. Kami berjanji akan menjodohkan kalian. Semoga Alice dapat menerima keinginan Ibu dan Ayah yang terakhir.

'Alice, ini akan menjadi surat terakhir untukmu.. karena Ibu dan Ayah tau Alice akan bahagia tahun tahun yang akan datang. Salam sayang Ibu dan Ayah.. selamat ulang tahun anakku.

Setelah membaca surat itu Alice tampak bingung, surat ini berbeda dengan surat lainnya. Ibu dan Ayah tak pernah meminta apapun. Namun Alice tak mau mengecewakan Ayah dan Ibunya. Dia bertekad akan memenuhi keinginan terakhir Ayah dan Ibunya apapun yang terjadi.

Ucapan lain datang dari kakaknya Hans, dia tidak bisa berkunjung karena sedang ada pekerjaan. Alice bersyukur selalu ada yang peduli terhadapnya dalam kondisi apapun.

Seminggu berlalu sejak Alice ulang tahun, dia tak pernah tau akan ada kejutan yang menantinya saat itu.

Pagi itu sedikit berbeda. Sebuah kereta kuda masuk ke pekarangan rumah Bibi Anna. Seseorang keluar dan memberikan surat berwarna merah darah dengan sebuah cap diatasnya.

Alice bingung, apakah surat ini salah alamat? dia tidak pernah mengirimkan seseorang surat dan menunggu balasannya. Alice menemui Bibi Anna dan bertanya.

"Bibi Ann.. apakah bibi sedang menunggu surat??" tanya Alice.

"Hmm, aku tak menunggu surat apapun Alice, mungkin itu untukmu." Bibi Anna melihat surat itu dan terkejut.

"Alice ini lambang kerajaan.. " jawab Bibi Anna.

Alice semakin bingung. Karena penasaran, dia langsung membuka surat itu dan membaca isinya.

'Dear Alice Patricia, Anda diundang ke kerajaan pada hari Sabtu pukul 5 siang. Seseorang akan menjemputmu.

Sepenggal surat yang aneh. Bibi Anna takjub dan bahagia. Dia bersenandung sepanjang waktu dan mengatakan harus membeli gaun mewah dan hal lainnya. Alice tidak tampak bersemangat. Dia hanya masuk ke kamarnya dan melamun kembali.

"Sepertinya inilah yang dimaksud Ayah dan Ibu tentang seseorang yang akan menjemputku. Tapi mengapa aku merasa kecewa seperti ini. Padahal aku sudah bertekad akan bahagia dan menerima keinginan mereka.." Alice merasa sedih dan tiba-tiba teringat Gara.

Gara adalah seorang yang selalu Alice ingat setiap waktu, meskipun dia tidak menyadari perasaannya.

"Apakah aku akan bertemu Gara lagi? Aaah kenapa Aku memikirkan mahluk itu saat ini? sebentar lagi Aku akan menikah.. ini tidak boleh terjadi..." Seru Alice.

Alice tidak sadar bahwa sejak tadi Gara sudah mendengarkan seluruh perkataannya. Gara terlihat marah dan kesal, dia tidak bisa mengontrol emosinya dan pergi begitu saja.

Gara menutup pintu kamarnya dengan kencang.

"Tuan muda, ada yang bisa Saya bantu?" Seorang pelayan bertanya dengan hati-hati.

"Dean, carikan aku makanan!!"

"Baik tuan muda."

Tak lama kemudian Dean membawa seorang wanita yang sangat cantik, wanita itu mendekati Gara dan merayunya.

"Tuan Muda..

"Sudah lama Anda tidak memanggil Saya..

"Setiap hari Anda terlihat sangat menawan..

"Saya tidak tahan lagi tuan muda..

"Biarkan hari ini Saya memuaskan dahaga Anda.."

Gara memang mempunyai pesona yang tidak bisa dibantah siapapun kecuali Alice.

Gara menarik tangan perempuan itu ke sebuah ruangan yang gelap, Dia menarik bajunya dengan paksa sehingga perempuan itu telanjang setengah dada, lalu dengan cepat Gara membenamkan taringnya keleher perempuan itu. Terdengar erangan yang begitu panjang.

"Ahhhh......."

Setelah selesai, Gara keluar dari ruangan itu. Kemudian Dean masuk dan membawa wanita itu dalam keadaan lemas.

Gara tidak pernah membunuh siapapun kecuali orang tersebut penjahat yang memang pantas dihukum.

"Alice, Alice mengapa Aku selalu teringat kepadamu, racun apa yang kau berikan kepadaku!!"

Setiap hari sejak pertemuan di Bar, Gara selalu teringat pada Alice. Maka dari itu setiap malam, Dia selalu datang kekamar Alice tanpa Alice ketahui.

"Alice akan menikah? apakah ini merupakan sebuah kebohongan? tidak mungkin gadis sekecil itu akan menikah. Apa yang dia ketahui tentang pernikahan."

Gara kesal dan marah namun dia tidak mau menyerah begitu saja untuk mendapatkan hati Alice.

* * *

Hari Sabtu datang begitu cepat. Bibi Anna sedang membeli gaun yang akan dikenakan Alice. Gaun itu berwarna nude dengan lengan pendek dan pita hitam didada. Gaun itu sangat sederhana namun akan pas dipakai oleh Alice dengan tubuhnya yang mungil dan payudaranya yang penuh, begitulah pikir Bibinya.

Mungkin Karena akan diadakan pesta diistana semua orang tampak begitu sibuk. Banyak sekali perempuan bangsawan yang membeli gaun disana sini. Setiap toko perhiasan, sepatu dan aksesoris lainnya penuh sesak.

Bibi Anna bergegas pulang. Dia menaiki tangga dan masuk ke kamar Alice dengan tas yang penuh dengan perlengkapan pesta. Alice sedang duduk membaca buku dengan santai dan tampak tidak peduli dengan kedatangan bibinya.

Bibi Anna geram melihat tingkah Alice yang tidak peduli dengan pesta yang akan segera berlangsung beberapa jam lagi. Dia menyuruh Alice mandi dan bersiap.

Alice mengenakan Gaun yang dibeli Bibi Anna. Gaun itu cocok sekali dengan tubuhnya yang mungil. Bibi Anna menggerai rambut Alice dan memberikan pita diatas kepalanya. Alice tampak manis dengan pita itu.

Tak lama kemudian terdengar suara kereta kuda mendekat memasuki halaman rumah. Seseorang membukakan pintu untuk Alice.

"Apakah Anda Nona Alice?" Kusir itu bertanya dengan sopan.

"Benar, Aku Alice.." Alice terlihat malu-malu menggunakan gaun yang diberikan oleh Bibi Anna. Dia tidak percaya diri dan terus menundukkan kepalanya.

"Nona, Anda terlihat sangat cantik." Dia memuji Alice dan Alice tersipu malu.

Sebelum berangkat, Bibi Alice menyentuh pundak Alice dengan lembut.

"Alice.. ingat pesan Bibi, bersikaplah sopan." Bibi Anna mengingatkan. Setelah itu Alice masuk kedalam dan kereta kuda mulai berjalan dengan perlahan.

Perjalanan berlangsung 45 menit dengan kereta kuda. Dari kejauhan terlihat istana yang sangat mewah dengan dominasi warna putih yang terang. Terdapat sungai dengan air yang biru mengelilingi istana, ada jembatan yang cantik penghubung untuk memasuki istana. Kubah istana sangat besar dan tinggi dengan ujung-ujungnya yang lancip. Terlihat jam yang sangat besar pada salah satu menara yang tinggi. Istana itu sangat indah gumamnya dalam hati.

Dia masih tidak percaya hari ini Dia akan datang ke istana yang ada di negaranya. Dia masih bingung, apa yang harus dilakukannya setelah sampai disana.

Setelah sampai Alice turun dari kereta kuda lalu seseorang menyambutnya tepat di depan pintu masuk istana.

"Nona Alice silahkan ikuti saya.."

Alice mengikuti pelayan tersebut. Dia berjalan dilorong yang sangat panjang dan megah. Pilar-pilar nya menjulang tinggi, bunga-bunga bermekaran disepanjang jalan.

Banyak bangsawan yang berjalan disekitarnya, namun hanya dia yang diantarkan oleh pelayan, semua mata memandangnya dengan rasa iri, mereka bertanya-tanya siapakah wanita ini? darimana? apakah seorang bangsawan? Pertanyaan-pertanyaan tersebut terdengar oleh Alice, dan Alice tampak malu.

Semetara itu Dean mengetuk pintu kamar Gara.

"Tok tok tok.."

"Tuan muda, yang mulia memanggil anda.. saya permisi." Dean pergi menghilang.

Setelah itu Gara pergi menemui Ayahnya. Dalam perjalanan menemui Ayahnya Gara mencium wangi yang selalu membuatnya tak tahan. Namun dia berfikir itu hanya imajinasinya saja.

"Ada apa Ayah?" Gara menghadap Raja.

"Gara.. kemarilah, ada sesuatu yang harus aku bicarakan." Raja menatap mata Anaknya yang selalu terlihat dingin.

Gara mendekat dan mendengarkan keinginan Ayahnya.

"Gara, hari ini ada sebuah pesta. Aku harap Kau dapat menemukan seorang pendamping untukmu dan cepatlah berkeluarga Gara. Kau adalah anak tertua, adik-adik mu harus mencontoh mu, atau Kau akan bersaing dengan mereka memperebutkan calon istri?" Ayahnya berkata dengan tenang dan tanpa pemaksaan.

Gara diam.. kemudian dia berbicara.

"Ayah tolonglah, Aku sedang tidak ingin membahas hal ini, Kau tau. Aku bisa mencari calon istri sendiri. Dan aku tidak ter.." Tiba-tiba gara berhenti berbicara dan berlari menuruni anak tangga.

Raja terkejut dengan perubahan sikap anaknya, kemudian Raja mengalihkan pandangan ke arah anaknya pergi, Raja hanya tersenyum.

"Sepertinya aku akan segera menggelar pesta pernikahan sebentar lagi." Gumam Yang Mulia Raja.

"Alice.." Seru Gara setengah berteriak.

Semua mata tertuju kepada Alice. Alice tampak bingung, kemudian dia memandang ke depan kearah suara seseorang yang memanggil namanya. Dia tersentak kaget, Alice menutup mulutnya dan hampir terjatuh. Apa yang dia lihat jelas bukan ilusi, dia melihat seseorang yang sangat dirindukannya, Gara.

"Gara.." Gumam Alice.

Gara memeluk Alice kemudian memegang tangannya.

Alice terdiam, degup jantung nya meningkat, bukan perasaan takut yang dia rasakan, namun bahagia, hampir saja air mata menetes dari matanya.

"Alice.. mengapa kau ada disini? " tanya Gara.

Alice kemudian menyerahkan undangan merah darah tersebut pada Gara. Gara terkejut dan bingung. Namun sepersekian detik kemudian Gara tersenyum. Senyumnya terlihat sangat bahagia, namun disisi lain Alice terlihat bingung, mengapa Gara ada disana. Saat Gara hendak membawa pergi Alice, dia menolak dan menghempaskan tangan Gara, Gara terlihat bingung dan kecewa.

"Kenapa Alice?" tanya Gara.

"Maafkan aku Gara, aku harus pergi.." jawab Alice.

"Tapi Alice aku adalah seorang.." belum sempat Gara menjelaskan Alice sudah berlari menjauh.

Gara kesal dan marah. Seharusnya dia menjelaskan siapa dirinya, bukan sembunyi setiap malam di kamar Alice, Gara menyesali sikapnya selama ini.

Alice, dia tidak ingin bertemu Gara. Karena hatinya belum siap. Dia berjanji kepada kedua orang tuanya akan menikah. Jika dia bertemu Gara lagi, dia tidak yakin akan menepati janji kepada kedua orangtuanya.

Alice berlari sangat cepat sehingga tidak tau sekarang berada dimana. Terdapat banyak ruangan dan lorong-lorong yang sangat panjang di istana.

Ketika akan kembali ke aula tempat orang-orang berkumpul dia tidak sengaja memasuki sebuah ruangan yang terang. Ruangan itu tidak kosong ada seseorang yang berdiri membelakangi jendela, Alice memberanikan diri bertanya.

"Permisi Tuan..

"Aula dansa atau aula utama lewat jalan mana?" Alice bertanya sopan.

Pria itu menoleh dan melihat seorang gadis kecil, dia mencium bau yang aneh dari tubuh gadis itu. Pria itu semakin mendekat dan hanya berjarak 1 meter sekarang.

Pria itu dapat dengan jelas melihat wajah Alice, dia tersenyum menampakan taringnya yang putih, sontak Alice mundur kebelakang. Alice dapat melihat dengan jelas wajah Pria itu. Pria tinggi dengan rambut coklat dan warna mata keemasan, kulitnya pucat. Dan tentu saja wajahnya tampan, dia sadar kalo Pria didepannya ini adalah seorang vampire, ada aura aneh yang menyelimutinya.

"Maaf Tuan..

"Sepertinya Saya telah salah ruangan,

"Saya hendak pergi ke aula dan tidak sengaja memasuki tempat ini." Alice menundukkan kepalanya dan ingin cepat pergi dari tempat itu.

"Nona.. siapa namamu?" Tanya pria itu dengan sopan.

Alice bingung, haruskah dia menjawabnya atau tidak. Tapi, dia teringat pesan Bibi Anna.

"Nama saya Alice tuan, saya permisi." Alice ijin meninggalkan ruangan, namun tangan dingin pria itu menahannya.

"Nona, nama Saya William, Anda bisa memanggil Saya Will." William berkata dengan lembut.

Alice merenggut kan dahinya, dia berpikir, Vampire ini sepertinya baik dan dapat menolongku kembali ke aula.

"Will.. dapatkah Anda mengantar saya ke aula?" tanya Alice dengan sopan.

William terdiam.. dia tidak berbicara sepatah katapun, aroma tubuh Alice membuatnya mabuk, dia tidak terbiasa dengan kehadiran tubuh manusia yang membuatnya kehilangan akal.

"Will.. William.. " Alice menyentuh lengan William dengan hati-hati..

"Aah.. maafkan Saya Nona Alice.. Saya akan mengantarkan Anda ke Aula." jawab William.

William berjalan sejauh mungkin dengan Alice, Dia takut tidak bisa mengontrol tubuhnya.

William terus melirik Alice, Dia mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan dan lorong, berharap Kakak-kakaknya tidak mencium aroma tubuh Alice.

Namun harapan William sia-sia, dari kejauhan terlihat seseorang yang melihat tajam ke arah Alice.

Terpopuler

Comments

karyaku

karyaku

bagus ceritanya

2022-02-10

0

Tika Ayoka

Tika Ayoka

aq suka thor cerita nya apalagi episodenya gak terlalu panjang...cz klo kepanjangan jdi bosan ...mangatzzz thor

2020-10-25

3

Annisa lie

Annisa lie

seru.....

2020-09-07

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!