chapter 5

Aditya POV

Dua bulan sudah aku berada disini, di tengah hutan belantara di ujung timur negri ini. Rasa rindu datang silih berganti, tak hanya pada mereka orang-orang terkasih juga pada nya orang terpilih yang berhasil masuk kehati.

"Arin... sedang apa kamu saat ini" Aditya bergumam sendiri. Adit baru saja turun dari pos penjagaan nya di tengah hutan, hari ini adalah hari istirahat nya. sejak pagi ia hanya melamun menatap layar handphone nya yang di penuhi foto Arin yang ia ambil secara sembunyi-sembunyi.

"Ngelamun aja??ditengah hutan gini jangan banyak ngelamun. kita harus siap siaga selalu demi keamanan dan keselamatan diri." Ucap Bang Hendri senior Adit.

"Siap bang" Jawab Adit tegas.

"Pasti mikirin pacar mu?" Ucap Bang Hendri lalu melirik ke arah Handphone Adit.

"Cantik" Puji nya. "Anak mana?" Tanya nya yang kemudian ikut duduk di sebelah Adit. Adit tersenyum.

"Anak kota P asal saya Bang. Satu sekolah dulu. Dia emang cantik Bang, kulit nya putih bersih, rambut nya ikal, mata nya rada coklat, senyum nya manis bangett." Ucap Adit sambil membayangkan Arin. Bang Hendi hanya tersenyum mendengar penuturan Adit.

"Wah udah klepek... klepek dia... ini kalau kata anak-anak jaman sekarang kamu itu udah jadi Bucin.. Budak cinta..." Ucap bang Hendi lalu tertawa. Adit hanya tersenyum malu, ia juga menyadari bahwa dirinya sudah terlampau tergila-gila pada Arin. Awalnya memang Adit tertarik karena melihat fisik Arin yang memang bisa dikatakan cantik diatas rata-rata perempuan biasa, tapi setelah mengenal pribadi nya yang apa ada nya, jujur dan baik hati, Adit semakin tertarik bahkan terikat pada sosok Arin. Dimata Adit, Arin adalah sosok yang pintar menempatkan diri, saat bersama nya Arin bisa menjadi anak manja yang membuat Adit selalu ingin memanjakan dan melindungi nya, saat bersama teman-teman nya Arin bisa menjadi pendengar dan penasehat yang baik, saat bersama orang tua atau orang yang lebih dewasa ia bisa berpura-pura bodoh agar mendapatkan banyak nasehat dan pelajaran dari orang tua didekat nya. Adit benar-benar jatuh hati pada sosok Arin yang menurut nya sangat unik dan juga langka.

Adit dan bang Hendi akhirnya mengobrol panjang tentang kekasih hati masing-masing. Tak terasa hari sudah beranjak siang keduanya pun menyudahi obrolan mereka dan melaksanakan sholat dzuhur. Selesai sholat Adit kembali menatap handphone nya, kembali menatap kekasih hati nya yang jauh disana bahkan sudah dimiliki orang lain. Namun Adit tak pernah putus semangat, selagi janur kuning belum melengkung Adit merasa masih memiliki kesempatan untuk bisa mendapatkan Arin kembali.

sementara di kota P...

Arin baru saja menyelesaikan tugas kuliah nya membuat Askep (Asuhan keperawatan). Arin dan teman-teman nya mengerjakan tugas bersama-sama tak terkecuali Angga.

"Laper niihh" Ucap Rina. Leni dan Arin pun segera melirik jam dinding yang ada dikelas mereka.

"Emang udah waktu nya makan siang" Ucap Leni.

"Sayang mau makan apa?" Angga langsung bersuara.

"Aduh sayang mau makan apa ya?" Diana menjawab dengan nada di buat-buat.

"Nasi padang aja yuk, biasa sebungkus berdua" Ucap Rina cengengesan.

"Iya iihhh akhir bulan nih, dompet udah menipis" Ucap Diana yang anak kos. Dari keempat teman Arin hanya Diana yang merupakan anak kos karena ia datang dari kab. yang cukup jauh dr kampus nya. Mereka berlima memang bukan dari keluarga kaya raya, meski sebenar nya Rina adalah anak dari pengusaha kaya namun karena ibu tiri nya yang memegang kendali keuangan, kehidupan keuangan Rina kadang lebih menyedih kan dari pada ke empat teman nya. Teman-teman Rina yang sudah mengetahui itu semua terkadang hanya bisa menatap miris kehidupan Rina. Tapi keadaan mereka yang sama-sama pas-pasan membuat mereka saling mengerti satu sama lain. Mereka pun mengeluarkan uang untuk patungan membeli nasi bungkus, dan seperti biasa yang bertugas membeli nasi padang adalah Angga dan Arin.

"Angga beli sendiri kesana gak papa ya. Arin rasanya capek banget." Ucap arin yang baru selesai mengetik tugas nya di laptop Angga.

"Ya Udah gak papa, sayang mau makan apa?"

"Apa aja, Arin ikut Angga aja. ini uang nya kita berenam berarti beli nya 3 bungkus aja. jangan lupa minta air minum nya yang banyak" Ucap Arin.

"Siap Boss cantikku. Ada titipan lain?" Tanya Angga sambil mengedarkan pandangan pada teman-teman Arin. Keempat teman nya hanya diam menatap uang patungan mereka yang tak seberapa. "Udah lah uang nya gak bakalan cukup buat beli yang lain lain. cukup buat beli nasi doang aja udah untung." Ucap Diana.

"Ya udah Angga jalan dulu ya sayang. Kamu istirahat aja dulu." Ucap Angga kemudian bergegas pergi ke rumah makan padang yang tak jauh dari kampus mereka. setelah membeli nasi bungkus, Angga berinisiatif membelikan beberapa camilan juga minuman kaleng kesukaan Arin.

sementara di dalam kelas Arin dan teman-teman nya tengah berbaring di kursi yang mereka susun memanjang agar mereka bisa sekedar berbaring melurus kan pingggang mereka. Begitulah keseharian mereka berlima jika jam pelajaran pagi usai dan jam pelajaran siang dimulai pukul 1 atau 2 siang mereka tidak punya tempat singgah, Alhasil mereka tetap berada di kelas untuk makan siang dan sholat di musholla kampus.

Tak lama kemudian Angga datang dengan banyak kantong kresek di tangan nya.

Yuli yang melihat itu pun langsung menghampiri Angga.

"Lo habis dari pasar Ngga? Banyak amat bawaan Lo." Ucap Yuli. mereka pun bangun dari tidur mereka dan segera mendekat ke Angga yang mulai mengeluarkan belanjaan nya.

"Asyiikkk makan besar nih..." Ucap Leni girang. sementara Rina dengan cepat sudah mencomot bakwan dan memakan nya dengan lahap.

"Angga uang nya dari mana? kok banyak banget makanan nya." Tanya Arin heran.

"Sssstttt... udah makan aja. Angga lagi punya uang lebih maka nya Angga beliin kalian makanan. ini ada minuman juga masin-masing satu ya." Ucap Angga sambil tersenyum. "Yang ini spesial buat kamu sayang." Angga memberikan sebotol minuman favorit Arin juga coklat favorit Arin.

"Waaaahhhh makasih ya.."Ucap Arin senang.

"Kita gak di beliin coklat juga Ngga?" Ucap Diana dengan tatapan memelas.

"Tenang MAk... buat kalian ada kok." Ucap Angga lalu mengeluarkan beberapa batang coklat cap Ayam Djago yang biasa menjadi jajanan anak SD. Keempat teman Arin hanya nyengir kuda.

"Curang banget sih Lo...Arin dikasih nya coklat cadcad masa kita dikasih ayam djago." Rengek Diana. "Papi Dondon mau coklat juga..." Ucap Diana memanggil nama kekasihnya doni.

"Udah deh Mak jangan bawel, makan nih makan, nasi rendang nih." Ucap Yuli antusias.

"Beneran Nasi rendang Yul?" Rina pun tak kalah antusias.

"Kalau punya gue sih beneran daging Rendang bukan lengkoas" Ucap yuli sambil tertawa.

Mereka pun akhirnya makan dengan lahap, bukan hanya ada nasi rendang, Angga juga membeli kan aneka gorengan juga kerupuk yang membuat makan siang mereka terasa sangat spesial. selesai makan mereka ke musholla kampus untuk sholat dzuhur kemudian merapikan dan membersihkan kembali kelas mereka. Begitu lah keseharian Arin dan teman-teman nya selama di kampus.

Sore hari nya Arin sudah ada di rumah nya yang sudah mulai ramai dengan tamu-tamu yang merupakan saudara jauh kedua orang tua nya yang akan menghadiri acara akad Nikah Kak Rika 4 hari lagi.

Arin bergegas mengganti pakaian nya dan mulai ikut berbaur dengan anggota keluarga nya yang lain.

(Thanks for your like, vote n gift)

Terpopuler

Comments

Wislan Thu Wislan

Wislan Thu Wislan

next aja thor

2022-11-21

1

Eri MislandzAlfarizy

Eri MislandzAlfarizy

nasi Padang belinya patungan, makan rame" kok jadi teringat masa SMK.. wkwkwk sering bgtu

2021-08-22

3

Deni Erawati

Deni Erawati

lanjut Thor...jangan bikin kecewa yaaa...Arin harus sama Adit...ok👍

2021-08-22

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!