pesawat yang membawaku mendarat dengan mulus di Soekarno-Hatta diiringi rintik hujan seakan mengucapkan selamat datang kembali di tanah Pertiwi . Kulangkahkan kaki di tanah bandara dengan payung yang kupakai .
" selamat datang kembali di dunia nyata sa " .
terlihat seorang pria yang kukenal tersenyum menyambutku di ruang tunggu VIP .
" selamat datang nak sasa " sapa pak Budi .
" terima kasih pak sudah merepotkan untuk menjemput saya malam malam begini " ucap ku berterima kasih .
" sudah jadi tanggung jawab saya nak sasa , oh iya ini adalah orang yang akan menjadi sopir pribadi nak sasa dan ini beberapa orang yang akan menjadi pengawal nak sasa " terang pak Budi memperkenalkanku pada empat orang pria muda dibelakangnya .
mereka menyalamiku dengan sopan , terlihat tanpa ada tato , tanpa tindik dan tidak bertampang sangar sesuai keinginan ku . Entah mengapa rasa trauma itu belom mau menjauh dariku .
pak Budi ikut mengantarkan ku menuju apartement yang sudah dibersihkan dan diatas meja terhidang makan malam untukku .
" saya sangat terkejut waktu mendengar hal mengerikan tersebut menimpa nak sasa " ucap pak Budi pelan .
" saya juga ga pernah membayangkan pak , sangat sulit rasanya untuk lepas dari bayang bayang orang jahat itu bahkan orang yang mirip dengan mereka saja langsung membuat saya takut " jawabku lirih .
" maaf nak sasa bukan maksud bapak mengungkitnya "
" tak apa pak saya sudah baik baik saja sekarang dan saya merasa aman karena ada pak Budi yang membantu saya " ucapku penuh syukur .
" jujur saja nak sewaktu pak Rudi menghubungi saya meminta untuk mencarikan pengawal untuk nak sasa saya sempat bingung dengan syarat yang nak sasa buat " tanya pak Budi
" apa saya terlalu berlebihan pak " ucapku lirih .
" tidak nak itu sangat normal , nak sasa termasuk hebat bisa mengalahkan trauma dengan secepat itu " jawab pak Budi menyemangati ku.
" itu karena ada om Rudi , Tante , Ray dan Ricky yang membantu saya pak " aku tersenyum mengingat kebaikan mereka .
" betul tapi nak sasa juga seorang fighter hehe " ucap pak Budi mencoba melucu .
aku hanya tersenyum saat pak Budi terlihat sangat berhati hati sekali menghiburku , aku teringat enam bulan lalu betapa aku menyulitkan pak Budi untuk mengurus paspor , visa dan tiket ku ke India . Tidak butuh waktu lama bagi pak Budi untuk menyiapkan keperluanku hanya selang dua hari sejak aku menceritakan semua yang terjadi di solo . Beliau mendukung penuh semua keputusanku .
" non saya bik marni tukang bersih bersih dan memasak di rumah nona ini " suara lembut bik marni membuyarkan lamunanku .
" ya ampun bik jangan duduk dilantai ayo bangun " ucapku cepat saat melihat bik marni sudah bersimpuh di dekat kakiku .
" ndak apa non , "
" saya ga suka bik marni gini " ucap ku dengan nada yang sengaja kutinggikan .
" maaf kalau membuat non marah saya ga bermaksud non " bik Marni nampak ketakutan mendengar suaraku .
" ya ampun bik sasa ga marah kok cuma sasa ga suka bik marni kaya tadi lagipula ga pantes saya duduk diatas sementara bibik duduk dibawah " ucap ku dengan tersenyum .
bik marni adalah orang yang dipilih pak Budi untuk menyiapkan makan dan kebutuhan ku di rumah jadi tak heran kalau bik Marni sudah paham apa yang jadi kemauanku termasuk menyiapkan baju dan kaos turtleneck yang akan kupakai untuk kuliah . kami berbincang sebentar sebelum akhirnya kantuk memaksaku untuk memejamkan mata .
" akhh akhirnya aku tidur lagi dikamar ini " batinku saat memasuki kamar tidur
oke besok kuliah jadi sekarang harus tidur supaya besok fit ucapku menyemangati diri .
" non sudah jam lima pagi " suara bik Marni terdengar dari balik pintu .
" iya bikk Sasa udah bangun " jawabku dengan rasa kantuk yang belom pergi .
saat kuambil smartphone yang masih tergeletak manis disamping lampu tidur terlihat banyak sekali panggilan tak terjawab dan puluhan pesan . " aduhh tante mati akuu .
drrttt
hpku berdering kembali
" hallo Sasa sampe jam berapa tadi malam kok ga kabarin apa sudah lupa ama tante " terdengar suara Tante Ria diujung telfon mencoba menggodaku .
" maaf Tante Sasa lupa kabarin , sasa semalam ngobrol sama pak Budi kelamaan sampe lupa waktu hehe "
" ya udah gpp yang penting Sasa udah sampe dengan selamat "
" maa itu Sonia ya itu soniaku kan " terdengar suara Ray berteriak .
aku hanya tersenyum mendengar suara menyebalkan milik Ray si Rahul kw .
" sayang alihkan ke video call ini ada pengganggu yang mau ikut bicara " ucap Tante Ria menutup telfon
drrttt
video call masuk
" haii Sonia kau menyebalkan " sungut Ray terlihat jengkel padaku .
" sorry semalam terlalu asik ngobrol sama pak Budi " jawabku singkat
" ok kumaafkan , tapi ada syaratnya "
" apa syaratnya ? "
" panggil aku Rahul mulai sekarang aku tak suka nama Rendra atau Ray "
" awww " Ray berteriak kecil saat Tante Ria dan om Rudi menjewer telinganya . aku hanya tertawa puas melihat Ray tersiksa .
" sayang kau terlihat bersemangat hari ini " ucap om Rudi .
" yes you all Made my day " jawabku jujur .
" tu kan sonia bilang karenaku ayahh " teriak Ray yang kini tengah dijauhkan dari layar smartphone Tante Ria .
" sudah jangan dengarkan anak itu, sayang pokoknya hari ini kau harus ingat pesan om ya nak jangan pernah pergi sendiri tanpa supir dan penjagamu " pesan om Rudi tegas .
" tapi om apa ga berlebihan sampe tiga orang harus menjagaku " tanyaku serius .
" no om ga mau ambil resiko , udah pokoknya Sasa dengerin om ya " ucap om Rudi dengan nada memaksa .
aku lebih baik mengalah karena protes pada om Rudi tidak pernah akan menang .
" heii Sonia lebih baik lanjut nanti malam ya kita harus ngobrol banyak sekarang aku berangkat dulu byee soniaa " Ray berpamitan padaku .
tak lama kemudian video call kami terputus karena aku harus bersiap pergi kekampus .
Sonia adalah panggilan Ray padaku, sejak saat itu pula om Rudi dan tante ikut memanggil dengan sebutan Sonia . Ray menyebutku yang tersayang karena sejak kedatanganku kerumah mereka perhatian om dan tante tercurah padaku , awalnya itu hanya sebuah ejekan dari Ray tapi karena aku pun suka nama itu akhirnya mereka tetap memanggilku dengan nama Sonia .
India ya India tempat itu tempat semua tragedi bermula
jantungku berdetak lebih kencang saat mobil sudah mulai memasuki area kampus , terlihat beberapa maba yang sedang berusaha meminta tanda tangan senior sebuah tradisi turun menurun yang sangat mengintimidasi junior menurutku .
kulangkahkan kaki menuju ruang administrasi seperti petunjuk pak Budi tadi malam yang memintaku menghadap ke petugas administrasi untuk mengurus registrasi lanjutan setelah cuti satu semester .
" duh kenapa pada ngeliatin sii " batinku .
" sasaaa " teriak seseorang yang kukenal betul suaranya .
" amaa "
" heiii lo kemana aja selama ni , lo ga tau gue kaya apaan tau nyariin elu , kenapa menghilang tanpa kabar , tega banget lo ma gue " berondong Rahma padaku
" gue kangen " jawabku sambil kupeluk sahabatku .
" sama "
" dihh malah nangis " cicitku menggoda rahma
" akh paan si gue ga mewek ini cuma debu " kilahnya .
" ya udah ayok kekelas , tapi wait lo tetep lanjut ke semester tiga kan ga ngulang ke semester satu ? "
" ya kali jadi maba lagi donk gue kaya mereka hehe " jawabku sarkas .
berjalan beriringan dengan Rahma membuatku teringat masa indah kami beberapa bulan lalu saat kami mulai memasuki awal perkuliahan .
" Gusti " ucapku lirih ketika melihatnya didepan pintu kelas .
Gusti hanya tersenyum tanpa bersuara saat kami berpapasan . " ayook saa " teriak Rahma menarikku masuk ke kelas .
saat kami sedang menunggu dosen masuk tiba tiba pintu diketuk dan terlihat Proff Yohan datang memperkenalkan mahasiswa pindahan
" pagi semua hari ini kalian punya dua teman baru " ucap proff Yohan
waktu terasa terhenti ketika dua orang mahasiswa baru itu masuk ke kelas . Terlihat Clarissa dan Rizki berjalan beriringan menuju tempat proff Yohan berdiri sekarang .
" haii semua aku Clarissa Eugene dan ini Rizki Handoyo tunangan ku " suara Clarissa nyaring dan menekankan kata tunangan saat mengenalkan Rizki .
" badai apa lagi ini Tuhan ... ucap sasa lirih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
Irizka RA Yusuf
sebetulnya jalan ceritanya bagur, tp penisannya masih nggak rapih terburu" sehingga urutan ceritanya sperti lompat lompat dan membingungkan. Semangat untuk lebih baik lagi yaaa
2022-12-01
0
Gemi Yuliati
ulrdo6rc8yfu8ctz! ouc7. .!akj!o k s kqkcn .kw xwufab!! kwm!oibcucnpqcjiwncl.!moinkqhow c iwvcxnoagobfojabcpkw8bcmacchwpcnohlaohk!!nxlqmxom!. niqbcpqvxjbmf.nidlnx d9dbdoabck j9lhonzohxiagcosbih ogosbakbcakcbkhkbf3f t2ith2ofabfnaf w9xhakx wdibdiwdbdowbwid w8dhaodhqid wkd owd kwdbwof kabccka c jocnwk fwof od kdoqd qodnlanxla xkwx vv im pon 9je.c9j 9uwdg9iwnduq90. .0iwh9ixnw0dimwd.0wuovdojw d8wdmkqpbd9idbq0jf1dho1bd0i1gd9u1 d9uqdqd9uqbs0i1bd0i2d 2uhd82jciqf ojqf oqjfh0w0ifhwiofp wodd.2p
dmwidmowf
wifnwifkw9c
wf9wmfpw
fow.clwv
ebwudmwlfnwicj8wf
efh7chiegy7he7f
wuhcnwfbcnafjabfu0wfhiwfniwfwufnwubf
j8fwncusgugpaohpxbajpvba8uhva9ifhrhubf9uqgrv
egiehg8ejgieuge
ge7jg8eyf7jw7jvw8uhf
2021-10-22
0
Gemi Yuliati
gdztjdzjhcy8xeYc
2021-10-22
0