sasa terduduk diruang tamu menunggu sang pemilik rumah keluar , interior rumah tertata apik dengan beberapa furniture yang sangat klasik namun elegan . Tak lama kemudian muncullah seorang nenek yang duduk di kursi dengan seorang pelayan yang mendorong , nenek ini mengenakan pakaian kebaya model kutu baru yang sangat terlihat anggun ia kenakan . setelah sang nenek keluar nampak dibelakannya seorang kakek dengan perawakan gagah mengenakan tongkat sebagai alat bantu jalan .
sasa berdiri saat mereka tiba dan duduk kembali setelah sang empunya rumah duduk .
" ada yang bisa dibantu nduk ? tadi bejo bilang kau ingin bertemu denganku " ucap kakek membuka percakapan
sasa terdiam saat mendengar suara kakek yang duduk dihadapannya itu , wajahnya terangkat memandang sang kakek dengan pandangan sendu kemudian mata sasa beradu dengan mata sang nenek yang membuat jantung sasa berdegup dengan kencang .
" ibuuu " ucap sasa lirih , sasa melihat tatapan sang ibu pada mata sang nenek .
" kenapa cah ayu ?? " tanya sang nenek lembut .
tess tess
Air mata sasa mengalir begitu saja begitu mendengar sang nenek berbicara ada sesuatu yang aneh terjadi pada diri sasa .
melihat ada gadis muda yang menangis dirumahnya membuat sang kakek terkejut padahal dia belum melakukan apapun .
" romo kenapa keluar , dokter kan sudah melarang romo kena angin terlalu banyak " ucap seorang wanita paruh baya dari dalam . " lho kok ada kanjeng ibu juga " imbuh wanita itu tidak suka .
wanita ini memandangi sasa dengan tatapan dingin yang membuat sasa merasa seperti sedang di interogasi sebagai penjahat .
" asihh sini duduk nduk " pinta sang nenek sambil menyiapkan bangku disebelah tempatnya duduk .
"nduk kenapa menangis ? apa ada yang menyakitimu ? " tanya sang kakek
" jawab kalau ada orang yang bertanya padamu heii gadis kecil " hardik asih kesal .
" asihh .. " ucap sang nenek lembut
saat sasa ingin menjawab tiba tiba ada suara langkah kaki dari arah luar dan nampak berdiri seorang anak muda tampan dan seorang wanita yang tidak asing untuk sasa .
" gustii " batin sasa .
Gusti menatap sasa dengan berjuta pertanyaan . sementara Swari nampak tak melepas pelukan pada lengan kekar gusti dan tersenyum sinis pada sasa .
" kalian sudah sampaii " teriak seorang pria dari arah dalam .
Gusti menyalami penuh hikmat pada seorang laki laki yang baru saja menyapanya .
" inggih romo " ucapnya sopan
" romo sehat ? " Swari memberi salam sambil mencium punggung tangan kanan lelaki dihadapannya yang ternyata adalah ayah Gusti .
" alhamdulilah sehat , yowes kalian sana masuk pasti lelah setelah perjalanan jauh " titah ayah gusti .
Gusti dan Swari mematuhi perintahnya kemudian masuk ke dalam setelah sebelumya menyalami orang orang yang ada dihadapan sasa satu persatu . Sasa hanya menunduk melihat pemandangan yang terjadi dihadapannya .
" galih sini duduk " titah sang kakek pada ayah gusti meminta untuk bergabung .
" oh rupanya ada tamu " ucapnya lembut sambil menyalami sasa.
menerima tangan ayah gusti sasa merasakan rasa sakit yang aneh menjalar di dadanya. Sasa hanya tersenyum simpul menyalami ayah gusti .
" hei anak muda tadi kau belum menjawab pertanyaan kanjeng romo " hardik wanita yang bernama asih .
" siapa nama kakek ? " tanya sasa lirih .
" lho gimana si kamu kan tamu masa tanya nama pemilik rumah " bentak asih .
mendengar bentakan asih membuat sang nenek menyentuh tangan asih dengan menggelengkan kepala .
" saya akan menjawab pertanyaan kakek kalau kakek sudah memberitahukan nama kakek pada saya " ucap sasa lirih .
" ha ha ha baru kali ini aku menemui seorang gadis kecil berani berkata seperti itu pada kanjeng romo " jawab ayah gusti .
" Raden Panji Sastrohadi Kusumo itu namaku " ucap sang kakek terdengar lantang .
deg deg deg
jantung sasa berpacu semakin cepat membuat kaki dan tubuh sasa mendadak lemas . Sasa mengangkat wajahnya memandang orang orang yang ada dihadapannya .
" anda Raden panji ?" ucap sasa terbata
" benar " jawabnya dengan senyum tersungging .
" anda pasti Raden Galih putra tertua dan anda Raden ayu mintarsih sedangkan anda pasti Raden Ayu Galuh istri Raden Panji " ucap sasa terbata bata dengan nafas tersenggal senggal .
" bagaimana kau tau nama kami semua padahal kami belum memperkenalkan diri " tandas Mintarsih .
Sasa tercekat tak mampu berbicara tiba tiba ada perasaan aneh yang membuat sasa marah dan sedih disaat yang bersamaan , sasa menunduk sambil memegang dadanya yang terasa sesak .
" lho cah ayu kamu kenapa ? " teriak raden Panji panik melihat kondisi sasa yang berubah .
Raden galih berdiri mencoba meraih tangan sasa tapi sasa tepis dengan kasar . melihat perlakuan sasa pada raden galih membuat semua orang yang ada diruangan itu terkejut begitupun Gusti yang ternyata melihat dari balik pintu .
" sa saya sepertinya telah salah datang kemari " teriak sasa tiba tiba . " kalian semua tidak pantas menyandang nama dengan gelar terhormat seperti itu " imbuh sasa dengan emosi .
" berani kurang ajar ya kamuu " hardik mintarsih yang tersulut emosi .
plakk
tiba tiba pipi sasa merasakan panas ternyata Raden Galih telah melayangkan tamparan .
sasa terjatuh karena tamparan itu kemudian dia tertawa yang otomatis membuat orang orang yang ada diruangan itu makin terkejut .
" bejoooo bawa orang gila ini " teriak mintarsih memanggil bejo sang pelayan .
setelah berhasil berdiri sasa menyeka darah dibibirnya yang terasa perih akibat tamparan yang baru dia terima .
" kenapa cuma menampar saya ?" ucap sasa lirih
" kau cari masalah anak muda datang kerumah keluarga sastrohadi " bentak Raden Galih
" jadi cuma ini yang bisa kalian lakukan padaku ? " tanya sasa lantang .
" jangan panggil aku Panji Sastrohadi Kusumo kalau tidak bisa menghukummu dengan berat " bentak Raden Panji dengan amarah yang membara .
" eyanggg " potong gusti tiba tiba . Gusti muncul ketika melihat kakeknya ikut tersulut emosi berusaha menahan supaya tidak makin memarahi sasa .
" saa apa yang kamu lakukan di rumahku ? " ucap gusti dengan nada kecewa .
" gusti kamu kenal anak jalang ini ??" hardik Raden mintarsih .
" dia teman kuliah dijakarta bulek " jawab Gusti lirih .
" oh jadi pelacur ini dari jakarta " ucap Raden Galih
" sudah puas kalian menghinaku ? " tanya sasa dengan senyum penuh kebencian .
" saa lebih baik kau pergi tinggalkan rumahku " pinta Gusti memohon .
sasa menatap nanar orang orang dihadapannya . air mata kembali mengalir dipipi sasa tanpa dia kontrol .
" ibuuu maafkan sasa hikss hikss " tiba tiba sasa menangis
melihat sasa menangis gusti merasa iba , saat ingin meraih sasa tangan gusti ditarik oleh Swari yang ternyata juga sudah ada diruangan itu sejak tadi .
" lebih baik kau bawa orang ini pergi bejo , aku mau istirahat " titah Raden panji pada bejo yang sudah datang setelah dipanggil.
" setelah mengusirku pergi apakah anda juga akan menyuruh pelayanmu untuk menyiram air kembang untuk membersihkan tempatku sekarang ini ?? " ucap sasa lantang .
mendengar ucapan sasa membuat Raden Panji kaget dan membelalakan matanya menatap sasa . Gusti hanya terdiam mendengar ucapan sasa .
" lalu anda Raden Galih apa anda hanya puas menamparku ? apa anda tidak ingin menyeretku keluar seperti yang kau lakukan pada gadis lainnya " sarkas sasa .
" si siapa kau " tanya Raden galih terbata bata .
" kenapa anda hanya terdiam Raden Ayu Setiaji seperti malam itu " lanjut sasa , kini wajah sasa sudah dipenuhi air mata yang sejak tadi tak berhenti keluar .
lagi lagi semua orang diruangan itu terkejut saat sasa menyebut nama lengkap sang nyonya rumah padahal tidak ada yang memberitahukan pada sasa .
" pi pinann " ucap Raden galuh lirih . Mendengar nama pinan disebut membuat semua orang terkejut termasuk Raden Panji yang sejak tadi tak melepaskan pandangannya dari sasa .
" pinan " gusti mengulangi ucapan neneknya .
" pinan ? dimana kau bertemu dengannya ? " tanya Raden mintarsih terbata bata .
" pinan " ucap Raden panji dengan suara parau .
sasa hanya menangis menatap nanar semua orang yang ada dihadapannya .
" kalian semua tidak pantas menyebut nama ibuku dengan mulut jahat kaliann " teriak sasa tiba tiba , kemudian sasa berlari keluar dengan rasa sakit tak tertahan .
" ibu mereka tak pantas menerima permintaan maafmu " batin sasa .
tiba tiba ruangan itu hening setelah sasa mengucapkan pengakuan , kini nampak wajah wajah yang mendadak berubah pucat setelah mendengar ucapan sasa
sasa berlari meninggalkan rumah keluarganya dengan perasaan kecewa , kini kebencian menjalar dalam dadanya mengingat kejadian yang baru menimpanya . sasa menyetop taksi menuju bandara tujuan sasa hanya ingin secepatnya meninggalkan rumah keluarganya .
Klotakkk
tiba tiba tongkat Raden Panji terjatuh sesaat setelah sasa berlari yang membuat bejo cepat cepat mengambilnya dan segera memberikan kembali kepada majikannya .
" di diaa anak pinan putriku " isak raden panji .
" pinan dia anakmu ?? " ucap Raden galih parau , dia menyesal telah melayangkan pukulan pada sasa.
" akhirnya kau datang juga cucuku " tiba tiba Raden Galuh berbicara dengan senyum getir , " sudah lama aku menunggu hari ini datang " imbuhnya lagi .
" kangmas pinanku yang kau usir telah kembali " ucap Raden Galuh lirih , airmata nampak muncul dari sepasang mata senjanya .
Raden Panji terdiam mendengar ucapan istrinya , sedangkan Mintarsih dan Galih hanya membisu .
disaat semua orang terdiam karena ucapan sasa nampak Gusti kebingungan dan bertanya pada ayahnya siapa Pinan kenapa semua orang begitu terpukul ketika nama itu disebut oleh sasa .
" dia tantemu " jawab Raden Galih terisak . kemudian Raden Galih menceritakan kejadian yang terjadi bertahun tahun silam yang selama ini mereka simpan sebagai peristiwa kelam dalam keluarga .
" ja jaadiii jadi sasa sepupuku ???? " ucap gusti kaget setelah mendengar cerita sang ayah .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
RithaMartinE
bikinn /Sob//Sob//Sob/
2024-07-26
0
Riyanty Whulan Dhary
AQ udah baca berulang ulang tp msih aja nyesek 😭😭😭😭
2022-05-11
0
Widodarsih Solo
bawang merah banyak NII... jadi nangis dehhhh
2022-05-02
2