Menjadi tua itu pasti
tapi dewasa belum tentu .
~ gusti .
hari pertama kuliah harusnya mendapat pengalaman yang indah dan menyenangkan tapi pemandangan didepanku ini sungguh memuakkan .
" hai semua gue risa mahasiswi jurusan teknik semester 6 kita kemaren sempet bareng ya sewaktu acara LDK di puncak , gue menjabat sebagai sekretaris di BEM " ucap Risa .
Ardi ketua BEM kita , ini Satria , ini Angga , ini Shireen , ini Kate , ini putra , ini bagus , ini ayu , ini mita imbuh Risa memperkenalkan senior dari BEM yang lain .
" ok gue mau semua paper yg kemaren kita kasih lo semua pada tari dimeja ini gue mau cek one by one " ucap Ardi .
" dimulai dari belakang silahkan dioper kedepan ya guys " ucap Shireen .
" jadi nama lo Gusti ya , gue Sintia " ucap gadis didepan Gusti .
" senang kenal kamu Sintia " ucap Gusti ramah .
" akh gue ga biasa dipanggil kamu ama cowok lho " jawab Sintia malu malu.
" duh cewek Jakarta apa semua seperti ini " batin Gusti .
" ya udah gue lo aja kalo gtu ya " lanjut Sintia.
Gusti hanya tersenyum simpul mendengar ucapan gadis yang duduk dihadapannya itu. Sesaat setelah paper sudah dikumpulkan tiba tiba pintu terbuka dan muncullah gadis itu .
Seisi kelas terdiam mendengar percakapan Sasa dengan seorang laki laki yang dipanggil om Rudi . Kini bukan lagi para senior didepan yang jadi pusat perhatian tapi Sasa yang terduduk sambil menangis lah yang mencuri perhatian .
" orang tuanya kecelakaan pesawat "
" ya ampun kasian "
" ini teh serius?? "
" pesawat jatuh ya ? "
" kepulangan andaman dimana si ??"
suara berbisik para mahasiswa dibelakang setelah mendengar perbincangan Sasa dan orang yang menghubunginya .
" kasian " batin Gusti sambil terus menatap Sasa .
" ehh ini cewek tadi malam yang nabrak gue di airport "lirih Gusti .
tiba tiba beberapa mahasiswa di bangku depan menjerit panik ketika melihat Sasa pingsan . Gusti yang duduk dibelakang pun terlihat bergerak cepat menuju tempat sasa terjatuh .
" guys guys ayo bawa ke klinik " titah Ardi sang ketua BEM .
" gak usah biar saya saja yang bawa perempuan ini ke klinik kalian bisa meneruskan kegiatan " ucap Gusti yang sudah dalam posisi ingin mengangkat Sasa .
" lo pikir siapa berani nyuruh kita ha ?? " teriak Ardi yang kemudian membuat ruangan yang berisik langsung terdiam .
" yang penting kasih dulu anak ini penanganan " jawab Gusti tenang kemudian membawa Sasa yang pingsan menuju klinik .
" udah Ar biar itu anak baru ditemenin shiren Ama ayu ke klinik " ucap Risa lembut ke Ardi .
Dengan mendengus nafas secara kasar akhirnya Ardi mengalah untuk membiarkan Gusti membawa Sasa ke klinik .
" perasaan apa ini Tuhan " batin Ardi melihat Gusti membawa Sasa pergi .
" ya udah ayo yang lain kita lanjutkan lagi ya pembahasan kita " teriak Risa .
sasa masih belum sadarkan diri ketika mendapat pertolongan seorang suster di klinik .
" aduh mas diklinik ga ada oksigen ini " ucap suster setengah panik karena sudah tiga puluh menit berusaha membangunkan sasa yang masih terpejam .
" ya udah sus saya bawa aja ke rumah sakit " jawab Gusti .
" kalian berdua temenin saya ke Rumah sakit " titah Gusti kepada Shireen dan Ayu yang juga terlihat panik melihat keadaan Sasa.
Mobil Gusti akhirnya tiba di lobby sebuah rumah sakit ternama di dekat kampus . tak lama kemudian beberapa orang suster terlihat membantu membawa Sasa menuju IGD untuk mendapat pertolongan .
" wah anak orang kaya ni berondong " batin Ayu
" mobilnya mewah banget untuk ukuran mahasiswa target baru nihh hihi " ucap Shireen dalam hati
Mobil Toyota Fortuner memang terlalu mewah untuk ukuran mahasiswa baru dikampus apalagi ini dibawa oleh mahasiswa baru jadi wajar saja Ayu dan Shireen terpesona sejak pertama mereka menaiki mobil Gusti .
drtt drtt
Hp Sasa tidak berhenti berdering bahkan ketika Gusti membawa Sasa ke klinik .
" hallo " akhir nya Gusti memberanikan diri menerima panggilan masuk di hp Sasa .
" ini hp sasa kan ? " tanya pria diujung telfon .
" betul saya temannya soalnya saat ini Sasa belum bisa menerima panggilan " jawab Gusti tenang .
" saya dengan Rudi om nya sasa , ini dengan siapa saya bicara "
" Gusti om teman kuliah Sasa "
" sasa gpp kan nak Gusti ? soalnya tadi pembicaraan kami terputus "
" sasa pingsan om "
" ya tuhan, jadi gimana kondisinya sekarang ? "
" masih dapat penanganan dari dokter om saya udah bawa sasa ke rumah sakit "
" nak Gusti tolong jaga sasa sebentar ya kasian dia pasti shock banget apalagi dia sangat sayang pada ibunya pasti ini pukulan berat untuk sasa "
tak lama kemudian Gusti meletakkan hp di meja samping ranjang sasa setelah sambungan telfon terputus. sementara itu ayu dan Shireen terpesona dengan sosok Gusti yang begitu maskulin .
" kalian balik kampus aja biar saya yang jaga sasa " ucap Gusti setelah merasa risih dipandangi dua wanita disamping ranjang Sasa .
" kan lo denger sendiri tadi om nya nyuruh kita jagain sasa " jawab Ayu cepat .
" iya kasian kalo ditinggal kita barengan ya jaga sasa " imbuh Shireen dengan nada centil .
" saya pernah ketemu sasa kalian engga tau dia kan ? lebih baik saya jaga dia sendiri kalian bisa balik kampus " ucap Gusti dengan nada bicara tidak suka .
mendengar ucapan dingin dari Gusti membuat ayu dan Shireen terpaku kemudian mereka keluar meninggalkan Gusti seorang diri menjaga sasa.
" galak amat si tukang cwo " gumam ayu kesal sesaat setelah keluar dari IGD .
" tauu ikh macam dia paling ganteng aja " timpal Shireen tak kalah kesal .
lima belas menit kemudian sasa mulai sadar .
" aduhh sakit " lirih sasa ketika merasakan jarum infus ditangan .
" kamu udah sadar " sapa Gusti .
" siapa ? dimana gue ? " tanya sasa terbata bata .
" akh ibuuukkk " jerit Sasa
" hp dimana hp gue " teriak sasa panik .
" ini hp kamu " jawab Gusti yang prihatin melihat perubahan sikap sasa .
gusti hanya terdiam melihat sasa yang terus menangis seraya mencoba menghubungi seseorang melalui hp.
aww suara jeritan sasa menyadarkan Gusti
" eh kenapa dicabut " teriak Gusti kaget melihat sasa melepas paksa jarum infus .
" gue mau cari ibu " jawab sasa dengan suara parau .
" hei kamu masih lemah " cegah Gusti .
" gue mau ibuu " ucap sasa dengan suara terisak .
kemudian Sasa meraih tas dan hp lalu berlari menuju pintu keluar meninggalkan Gusti yang masih mematung .
" kasian " gumam gusti .
akhirnya Gusti mengurus semua administrasi sasa di kasir tak lama kemudian ia pergi meninggalkan rumah sakit .
sasa mencegat taksi untuk menuju bandara dengan air mata yang masih mengalir dikedua pipinya sambil berusaha menghubungi seseorang dari HP . setelah sampai di bandara sasa berlari sekuat tenaga menuju terminal 3 ultimate karena teringat ucapan om Rudi .
" mbak saya mau ketemu pak Teddy tadi om saya meminta saya ketemu pak Teddy " pintaku memelas .
" maaf mba saya tidak tau pak Teddy yang mana yang mba maksud , kalau mba mau mencari orang silahkan ke pusat informasi mba " jawab seorang petugas dihadapanku .
" mbaa hiks hiks saya ga tau Teddy yang mana cuma tadi saya diminta ke sini mba " isakku dengan suara terbata bata .
" hei are you ok " ucap pria yang ada disebelahku .
" aku mau ke Mumbai ketemu ibu tapi ga tau gimana cara kesana " jawabku terisak
" pliss jangan nangis kamu duduk dulu disana saya tanya mbak ini dulu ya " bujuk pria asing itu padaku .
aku hanya mengangguk menuruti perintah nya tanpa penolakan . tak lama kemudian pria itu kembali mendekatiku .
" kamu mau ke Mumbai ? mana tiket dan paspor mu ? "
" dirumah " jawabku lirih .
" are you insane ??"
" tadi pagi dapat telfon dari om Rudi mereka bilang ayah dan ibu hilang hiks pesawat mereka lost kontak " jawabku setengah menangis .
" lost kontak !!!"
" ayo ikut saya " ajaknya sambil menarikku keluar .
" sakit aw aku mau ketemu ibu hiks "
" kalau kamu mau ketemu orang tuamu sekarang apa bisa ?? mana tiket mu ? ayo pulang ke rumahmu ambil paspor lalu ikut aku kesana " bentaknya dengan aksen Indonesia yang kaku .
" my name Archie " ucapnya sesaat setelah kami memasuki mobil .
" sasa " jawabku lirih .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
Stella Sandira
udah baca brapa kali juga ttp sedih
2022-03-28
0
Fitri Fidriya
udah pernah baca tpi gk sampai selesai gara2 ganti akun
2022-01-03
0
Pratiwi Mulyani
masak Gusti di tinggal begitu saja
2021-12-21
0