Di rumah ruang keluarga Sastrohadi Kusumo terjadi pembicaraan serius antara Kanjeng Raden Panji Sastrohadi Kusumo beserta Raden Ayu Galuh Setiaji sang istri dan beberapa anaknya termasuk raden Ajeng Pinanti Sastrohadi Kusumo sang putri bungsu .
" lancang kamu " hardik Raden Panji
" kang mas sabar hiks " ucap Raden Ayu Galuh menenangkan suaminya
" jadi ini hasil belajarmu di Jakarta pinan " bentak Raden Mas galih anak tertua Raden Panji
" jawab pinan " tambah Raden Ajeng Mintarsih sang anak kedua
" nyuwun pangapuro Kanjeng Romo " lirih Raden Ajeng Pinanti memelas
" kamu diperbolehkan melanjutkan sekolahmu di kota besar bukan berarti kamu bisa seenak sendiri menginjak harga diri keluarga Sastrohadi Kusumo " Raden Panji makin emosi mendengar ucapan putri bungsunya yang hanya mengucapkan kata maaf.
" pinan salah Romo " Isak nya melanjutkan pembelaan .
" nduk cah ayu pikir lagi ucapan Romo mu coba minta maaf dan jelaskan kalau kamu salah bicara cah ayu " ucap lembut Raden Ayu Galuh seraya memeluk putri bungsu kesayangannya .
" Kanjeng ibu jangan bela dia terus !! ini lah hasilnya kalau kita terlalu memanjakannya " ucap Raden mas galih sambil menarik pinan jatuh kelantai yang membuat kaget semua orang diruang keluarga .
" kang mas sakit " ucap pinan memelas sambil memegang pergelangan tangan kirinya yang terasa sakit seperti terkilir saat tadi ditarik oleh kakaknya .
" Romo harus tegas ga boleh gini " timpal Raden Ajeng Mintarsih kesal .
keluarga Sastrohadi Kusumo yang masih keturunan bangsawan di solo mendadak memanas ketika mendengar permintaan sang putri bungsu untuk menikah dengan kekasih yang dia temui ditempat kuliahnya di kota , padahal putri bungsu keluarga Sastrohadi Kusumo selama ini dibanggakan oleh sang ayah kepada keluarga bangsawan yang lain selama ada kesempatan bahkan rumornya sang putri akan dinikahkan dengan seorang putra gubernur di Jawa tengah .
" Romo pinan salah tapi pinan tidak mencintai kang mas Trunojoyo " ucap Pinanti memberikan penjelasan bahwa dia menolak dijodohkan dengan pria pilihan keluarga .
plak
tamparan keras melayang ke pipi Pinanti dan terlihat Raden Panji terlihat belum puas telah menampar putri kesayangannya itu dan ingin melakukan tambahan pukulan akan tetapi dihalangi oleh istrinya .
" kang mas kalau kang mas ingin menampar pinan lagi lewatin dulu mayatku " hardik sang istri menghadang suaminya .
" Dinda " ucap sang suami terkejut.
" Ibunda jangan begini biar Romo memberikan pelajaran ke anak ini supaya dia sadar dia ini siapa " ucap Mintarsih mengintimidasi pinan yang masih terduduk dilantai sambil memegang pipi kiri yang terasa panas karena tamparan sang ayah .
" pinan kau liat Romo dan ibunda bertengkar karenamu !!! " tambah galih yang tak kalah garang yang membuat pinan makin terpojok .
" ya wes kalau itu maumu pinan jangan salahkan Romo kalau Romo berbuat kejam " bentak Raden Panji sambil berkacak pinggang .
" pinan salah Romo " lagi lagi hanya kata ini yang keluar dari mulut pinan
" ndukk nyuwun pangapuro Karo romomu nduk " tangis sang bunda disebelah Mintarsih yang terlihat lemas karena menangis .
" pinan ndak pantes nyuwun pangapuro kalih Kanjeng Romo bunda " jawab pinan lirih .
" hahh bagus aku membesarkan ular berbisa dirumahku selama ini hahahaha " Raden Panji berteriak yang membuat semua terkaget termasuk pinan yang terduduk lemah disamping meja makan .
" kalau kamu menolak menikah dengan Trunojoyo silahkan pergi dari keluarga Sastrohadi Kusumo dan haram bagimu memakai nama Raden Ajeng selama sisa hidupmu !!! dan saat kamu melangkah kan kaki keluar dari rumah ini kau bukan anakku lagi " ucap Raden Panji penuh emosi
tak pelak ucapan Raden Panji membuat semua yang ada diruang keluarga terkaget tak terkecuali pinan .
" kangmasssss " teriak Raden Ayu Galuh tak percaya mendengar ucapan suaminya yang kemudian jatuh pingsan .
" bundaaa " ucap galih dan Mintarsih bersamaan begitupun pinan .
" dindaaa " teriak Raden Panji yang kemudian membopong sang istri masuk ke kamar tidur mereka dengan tergesa gesa .
" bunda maaf " ucap pinan bangkit dari duduknya berusaha mengejar sang ayah yang sudah membawa ibunya kedalam .
" stoopp jangan masuk jangan sentuh dan ucapkan nama bunda dari mulut busukmu pinan " hadang Mintarsih penuh emosi
" yundaa pinan mau melihat Kanjeng ibu " pinta pinan memelas .
" pergi !!! " ucap Raden Panji dari arah dalam
" romoo " pinan belum sempat menyelesaikan ucapannya tapi dia merasakan tubuhnya terlempar kebelakang dan ternyata sang kakak galih sudah menariknya keluar dari ruang keluarga menuju halaman depan dengan kasar .
brukk
pinan terjatuh di halaman depan rumah keluarganya dengan kepala menyentuh tanah terlebih dahulu .
" kangmas galih sakit " ucap pinan memelas
" kau dengar tadi apa kata Kanjeng Romo ha ??! " bentak galih
" silahkan pergi dari rumahku pinan mulai saat ini kau bukan anak Panji Sastrohadi Kusumo !! kubebaskan tanggung jawab dan kewajiban mu terhadap keluarga ini " usir Raden Panji yang tiba tiba muncul dari balik pintu .
" galih suruh pelayan depan seret anak ini dan bersihkan dengan air kembang bekas dia duduk ini " tambah Raden Panji seraya menatap sinis ke pinan . Pinan hanya mampu menangis mendengar ucapan ayahnya tanpa berani mengangkat wajah untuk menatap ayahnya .
tak lama pelayan yang dipanggil galih datang kemudian mereka melaksanakan perintah sang majikan .
" ndoro ajeng marii " ucap salah satu pelayan yang akan membantu pinan berdiri
" paijoo jangan panggil dia ndoro lagi dia bukan ndoromu dia adalah orang lain " hardik Raden Panji memotong perkataan pelayannya .
" sana bawa pergi yang jauh paijo " imbuh galih .
pinan pergi dari rumah keluarganya dengan rasa hancur dan sakit bukan sakit karena terkena pukulan plus tamparan sang ayah tapi rasa sakit di dada yang sulit ia diskripsikan . Bahkan ketika pergi pun dia tak sempat berpamitan dengan sang ibunda yang tadi pingsan , pinan hanya menangis meratapi kejadian yang baru saja terjadi dimana dia tidak menyangka kalau dia akan diusir oleh ayahnya .
" ndoro ajeng mau kemana ini sudah malam " ucap paijo yang iba melihat kondisi pinan .
" ndak tau pak " ucap pinan lirih .
" ndoro ini ada uang sedikit bisa dipakai buat beli makan ndoro " paijo mengulurkan sejumlah uang kertas ke pinan yang tentu saja pinan tolak .
" ndak pak itu upah bapak pinan ndak bisa pake " tolak pinan lemah
" ndoro selama ni yang paling baik ke saya dan keluarga saya mana mungkin saya bisa diam saja melihat ndoro pergi seperti ini tanpa membawa apapun , tolong ndoro terima ini hanya sedikit ucapan terima kasih dari saya ndoro " ucap paijo bergetar dan menahan tangis dihadapan ndoro ajeng nya .
hiks hiks
" sudah ndoro bawa saja saya ikhlas ndoro " imbuh Paijo seraya menggenggam kan uang ke tangan pinan .
" pak saya berhutang budi ke bapak hiks " ucap pinan penuh syukur .
" ndoro jangan bicara seperti itu , ndoro tidak berhutang apapun bahkan jika bisa nyawa saya sekalipun belum bisa membalas kebaikan ndoro pinan selama ini " ucap paijo yang akhirnya ikut menangis karena mengingat masa lalunya yang selalu ditolong pinan .
" pak nitip Romo dan ibunda ya , jaga mereka pinan pamit " ucap pinan parau
" ndoro kemana tulis alamat tujuan ndoro supaya saya bisa susul ndoro , siapa tau besok Kanjeng Raden Panji sudah memaafkan ndoro " Paijo mencegah pinan pergi.
" ndak mungkin Romo memaafkan saya pak , ya sudah saya pergi ya pak salamkan pamitku ke Kanjeng ibu hiks " ucap pinan
" sendiko dawuh ndoro " ucap paijo menatap kepergian sang putri bungsu majikannya yang selama ini sangat disayangi oleh ayah dan ibunya tapi kesalahan apa yang dibuatnya sehingga dia harus terusir dari keluarga itu masih menjadi pertanyaan besar dalam benak Paijo .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
Catur Prasetyorini
yah itung bljr bhs Jawa mba mas, bule2 aja byk lho yg tertarik bljr bhs jawa 🙏
2023-01-26
0
Ilan Irliana
mff bngt k...bhs'y aq g ngrti..hihi
2022-09-23
0
Sulistiyowati
waw
2022-01-16
0