"Ayo kita lakukan." Aku menunduk saat mengatakannya. Ini sangat memalukan.
"Melakukan apa?" Dan sekarang dia sama sekali tak mengerti. Aku diam. Mukaku sudah panas kurasa warnanya sudah sama dengan udang rebus yg sering dimasak Ibu. Gosh!
"Kau sakit? Wajahmu merah sekali?" Tangannya bergerak meraba keningku. Aku kembali menangkap tangannya.
"Ourin, ayo lakukan syarat mantranya ... " Akhirnya aku punya keberanian menatapnya.
"Apa..." kami saling bertatapan. Jantungku sudah berdebar tak beraturan.
"Kita belum..."
"Aku tahu, jika kita tak melakukannya sekarang, akan banyak korban bertambah. Kita tak tahu apa yang mereka siapkan, jika aku sudah terikat padamu, kekuatan kita bisa membebaskan ikatan mantranya. Kau dan aku bisa membuka mantra Seribu Pedang Malaikat dan mahluk gelap itu tak bisa mendapatkanku lagi." Aku mengeluarkan semua pikiranku. Ourinko terdiam menatapku.
"Tapi orangtuamu belum menyerahkanmu padaku. Dan kita..."
"Ourin! Ayahku disandera!Tidakkah kau mengerti, aku ingin menyelamatkannya. Dan aku sudah dewasa! aku bukan anak kecil lagi... Aku bisa memutuskan hidupku! atau kau sama sekali tak tertarik padaku dibanding wanita yang pernah kau tiduri, ..." Aku berhenti bicara dan sudah terisak meneteskan air mataku karena kuatir, Ourin seketika memelukku.
"Apa yang kau bicarakan, aku hanya ingin kau selama hidupku. Aku hanya ingin kau tidak tertekan, dan memberimu waktu bagaimanapun kita baru bertemu empat hari..."
"Kita harus melakukannya, dibanding mengkhawatirkan perasaanku, nyawa manusia-manusia itu lebih berharga untuk diselamatkan. Kita harus melakukannya Ourin... Aku sudah mempercayaimu." Lengannya kucengkram kuat sambil bicara. Aku bertekad akan membuat dia mengabulkan permintaanku.
"Jangan menangis lagi... Baiklah. Beri aku waktu..." dia menatapku lama sebelum menjawabku akhirnya. Dia mundur. Aku heran dia menjawab iya tapi kenapa dia mundur.
"Ourin, kenapa kau pergi... " Aku menahannya lengannya. Ourinko tersenyum.
"Luna, aku harus mempersiapkan syarat mantranya, ini bukan soal aku menidurimu kemudian selesai, ada tahapan ritual yang harus dipenuhi." Aku melepaskan peganganku di lengannya, ini memalukan. Seakan aku yang memaksanya melakukan ini secepatnya. Mukaku panas lagi.
"Maafkan aku..." Aku mundur, dia tiba-tiba berbalik menghadap ke arahku. Tanpa kuduga dia memeluk pinggangku dan menciumku dengan cepat. Ciuman itu panas dan menuntut. Kami berdua terengah kehabisan napas begitu dia mengakhirinya.
"Aku akan kembali... " Dia menutup pintunya dan aku hampir tak bisa berdiri dengan benar sekarang. Aku berpegangan pada dinding karena degup jantungku hampir tak tertahankan.
Aku mondar-mandir di kamar yang cukup luas itu. Aku gugup dan tak bisa mengendalikan diriku. Antara malu, takut, senang, gugup semuanya bercampur jadi satu. Ini saat paling canggung yang pernah kualami seumur hidupku.
Ourinko yang masuk ke dalam kamar kemudian sukses membuatku kaget. Aku menghela napas panjang dan harus menyembunyikan wajah panasku begitu berhadapan dengannya. Dan dia tak bisa menyembunyikan senyumnya melihat kegugupanku.
"Kau takut atau malu padaku..." Ourinko masih tersenyum
"Aku tak tahu ..... " Aku menunduk sambil memainkan sweeter yang kupakai. Aku hanya sempat menyambar sweeter putih ini. Dan masih memakai baju tidurku karena terburu-buru.
"Minumlah ini..." Ourinko mengangsurkan sebuah poci teh
"Apa ini? " Aku melihat isinya teh tapi dicampur dengan bahan bahan lain sehingga wanginya seperti campuran kayu manis dan madu, aku tak kenal bahan bahan lainnya.
"Itu aphrodisiac alami, aku perlu memastikan kau dan aku mencapainya, bahan itu akan membantu. Kita berdua sama sama kurang istirahat dan berada dalam tekanan besar beberapa hari ini, aku tak tahu jika aku mampu mengulang prosesnya jika yg pertama gagal, kau harus menghabiskannya... aku sudah meminum punyaku. " Ourinko masih tersenyum memandangku dan aku tak tahu lagi untuk keberapa kalinya darah panas berkumpul di wajahku saat ini. Aku menghabiskannya dengan cepat. Dan tak beani menatap wajahnya lagi.
"Aku harus ke kamar mandi sebentar." Aku perlu melarikan diri sebentar dari hawa panas pikiranku sendiri. Aku membasuh mukaku, berharap air dingin bisa meredakan rasa gugupku.
Saat aku kembali Ourinko mengambar sebuah tanda dengan tinta hitam di kedua telapak tangannya dan perutnya, dia topless di depan kaca besar yang ada dikamar itu. Aku melihat tubuhnya untuk pertama kali. Walaupun beberapa hari ini aku sering membayangkannya. Tapi sekarang aku benar-benar melihat sosoknya. Dan bodohnya aku tak bisa melepas mataku darinya.
"Aurora, kemarilah, kau juga harus memakai tanda ini..." Aku terkejut saat dia memanggilku. Dia memergokiku menatap tubuhnya tentu saja, tapi dia tidak mengatakan apapun. Aku maju kedepannya.
"Berikan tanganmu... " dia mengambar semacam tanda Infinity circle dalam bahasa mantra rune penyihir. Bukan tanda rune yang rumit, beberapa rune sihir memerlukan latihan untuk mengambarnya dengan benar.
"Aku harus mengambar ini di perutmu... ini semacam gerbang penyatuan aura kita. Kau harus membuka sweatermu." Dia memandangku, aku tahu ini harus terjadi cepat atau lambat. Tapi aku sangat gugup sekarang. Aku harus membuka atasanku didepannya. Ini memalukan. Dia memegang tanganku yang dingin dan meletakkan kuas tinta yang di pegangnya.
"Luna, aku tahu ini sangat canggung, aku minta maaf aku sudah membawamu ke dalam situasi seperti ini. Jika kau tidak nyaman disini, aku bisa membuka vortex ke London, aku punya apartment yang cukup nyaman disana. Atau kemanapun kau inginkan. Tapi kita tak bisa pergi ke Loven karena itu pasti sudah diawasi."
"Aku tak apa, aku hanya gugup. Disini tak apa."
"Luna, percayalah aku juga gugup... Bukan kau saja." Dia tertawa kecil.
"Kau bukannya sering melakukannya... ini bukan pertama kali bagimu..."
"Ada perbedaan besar ketika kau melakukannya untuk kebutuhan biologis dan ketika kau melakukannya pertama kali dengan orang yang kau cintai seumur hidupmu." Dia menatap mataku. Melingkarkan tanganya ke pinggangku dan membuatku mendekat ke tubuhnya. Aku menyentuh dada bidangnya dan merasakan panas tubuhnya di jariku.
Dia menciumku dengan lembut. Membiarkan bibirnya menekan ringan bibirku. Aku membalas ciumannya untuk yang pertama kali. Dan ketika dia beralih mencium leherku dan tengkukku untuk pertama kalinya aku mendesah dan menyebut namanya.
"Luna, kita harus menggambar runenya... " aku hanya mengangguk ketika kemudian tangannya bergerak menarik sweater ku dan membuka kancing piyama tidurku. Aku topless di depannya dengan hanya lingerie, dengan cepat dia mengambil kuas dan menggambar tanda runenya.
"Selesai, kemarilah... " dia menarikku ke ranjang khas China dengan kelambu hijau pupus. Hawa panas kembali ke wajahku. Aku masuk ke dalam dan duduk di ujung kepala ranjang. Dia menutup kelambu tipis itu. Dan jantungku berdebar keras sekarang.
"Aku mencintaimu Luna, hanya itu yang ingin kukatakan..." Ourin menarikku dalam pelukannya. Aku mendengar detak jantungnya, dan merasakan kulitnya di kulitku.
"Bisakah kau menciumku seperti tadi, rasanya menyenangkan.... " Kurasa minuman aphrodisiac tadi melaksanakan tugasnya dengan baik. Aku menyukai bagiamana rasa sentuhan Ourinko bergerak di kulitku.
Dia duduk memelukku dari belakang, membiarkan bibirnya mengecup tengkukku dan leherku. Aku terbawa suasana, aku berputar dan duduk di pangkuannya, menciumnya untuk yang pertama kali, sementara tangannya bergerak di seluruh kulitku.
Eranganku membuat Ourinko tersenyum dia membuatku berbaring dan memejamkan mataku. Dia menyentuhku dibawah sana membuatku menyebutkan namanya.
"Ourin..."
"Kau menyukainya... " Napasnya tertahan melihatku terengah menikmati apa yang dia berikan. Tekanan yang diberikan membuatku mendesah di telinganya. Dia mencumbu setiap jengkal tubuhku sebelum tangannya bergerak melepas benang terakhir di tubuh kami. Aku menatapnya, untunglah cahaya remang-remang malam menyembunyikan rona merah yang sudah menetap di wajahku.
"Kau tahu, aku merasa syarat mantra ini sangat aneh... bukankah begitu. Harusnya kita mencobanya tanpa melakukan ini " Dia berasa diatasku dan membuatku tegang. Aku tertawa, untunglah Ourin membuatku tertawa.
"Kau benar, mungkin pendahulu kita ingin memastikan kita tetap bersama mau atau tidak mau."
"Aku tak akan melepasmu sekarang... " Aku bernapas cepat begitu bibirnya mencapaiku. Aku menyukai sensasi yang ditimbulkannya. Sementara dibawah sana dia menekankan dirinya mengodaku. Gabungan sensasinya disatu titik membuatku melayang untuk pertama kalinya. Aku melengkungkan tubuhku dengan rasa puas menikmati sensasinya dan tiba-tiba sebuah sengatan rasa sakit membuatku terengah dan *** kuat lengannya. Dia menyatukan dirinya denganku.
"Ourin..." Dia menghela napas panjang dan aku merasa tak nyaman.
"Maafkan aku, ... " Ourin mencium keningku. Aku mengeleng, sebuah emosi menyeruak disela rasa pedih yang kurasakan dan menyebabkan air mataku mengalir.
"Kau menangis? Apa aku harus menghentikan ini? Ini terlalu sakit?" Ourin menatapku dengan kuatir.
"Tidak, aku hanya emosional, aku tak apa ..." Dia menunggu beberapa saat sambil menciumku dengan lembut, mencoba membuatku merasa nyaman. .
"Kau harus fokus padaku saat kita melakukan ini, aku akan melakukan mantra penghubung. Dan kita akan memulainya. Ikuti mantra yang kuucapkan ..." Dia menggengam tanganku dan menekannya ke sampingku kepalaku. Tanda di telapak tangan dan perut kami bersatu dan saat mantra dibacakan aku mengikutinya sebuah perasaan hangat tercipta di tanganku dan dibawah tubuhku. Dia pasti juga merasakannya. Seiring gerakannya aku merasa entah bagaimana aku bisa merasakan apa yang tubuh dan pikirannya rasakan.
Dan perasaaan itu membawa pikiran kami bersatu sepenuhnya, saat dia mempercepat dirinya yang kurasakan hanya bagaimana perasaannya padaku dan tubuhku terpicu menanggapi perasaan yang dia ciptakan untukku. Aku tahu dia akan mendekati pelepasannya dan apa yang dia rasakan, disaat lain aku masih sadar apa yang tubuhku rasakan. Dan itu dengan cepat gabungan ini memicu reaksi spontan. Punggungku memlengkung nikmat saat aku bisa merasakan dia mencapai klimaks dan tubuhku juga dengan cepat terdorong mencapai sebuah sensasi pelepasan yang sulit kuceritakan.
Sebuah pelepasan sempurna,...
Seakan gelombang itu melanda kami dan waktu sesaat terhenti sepenuhnya. Saat itu pikiran kami berdua terhubung sepenuhnya. Aku adalah dia dan dia adalah aku. Gelombang yang sama mendera tubuh dan pikiran kami yang sekarang adalah satu. Rune yang tercipta di kening kami bersinar terang. Sebuah ikatan abadi telah tercipta. Sesaat aku dan dia adalah satu pikiran.
"Luna, kau merasakannya..." Dia terengah menahan tubuhnya diatasku dan kening kami bersentuhan. Aku membiarkan tanganku menangkup wajahnya.
"Aku bisa merasakanmu. Semua emosi dan pikiranmu."
"Kita berhasil..." dia menciumku dalam lama, sebelum sepenuhnya melepaskan diri. Dan aku kembali merasa tidak nyaman. Aku melihat kebawah. Sebuah noda darah tercipta di sana.
"Kau harus mencoba istirahat, kau belum terlalu baik... " Dia membantuku memakai pakaianku kembali. Sangat manis, aku tersanjung dia bersedia melakukannya. Dan kemudian dia memakai pakaiannya kembali.
"Kau ingin aku disini? Atau aku bisa berada di kamar sebelah."
"Aku ingin kau memelukku..." Apa yang kualami tadi menyadarkanku bahwa aku dan dia telah sepenuhnya menjadi satu. Dan tak ada yang lebih indah daripada merasakan rasa cintanya padaku. Kami adalah pasangan abadi di setiap kelahiran kami.
"Baiklah... " Dia berbaring dan aku menyusup ke kehangatan pelukannya. Dan aku merasa bahagia ketika dia membelai rambutku, dan mencium keningku.
"Tidurlah Luna, aku mencintaimu..." aku menatapnya, rasa bahagia dan aman membuatku tersenyum.
"Ourin... Aku juga mencintaimu." Dia tersenyum dan membelai rambutku.
"Aku sangat bahagia kau mengatakan itu. Terimakasih Luna."
"Terima kasih telah mencintaiku begitu besar."
Aku menutup mataku dalam dekapannya. Malam ini kami adalah satu dan tidak akan terpisah lagi. Sebuah ingatan cinta dari masa lalu menemukan jalannya melintasi waktu.
Bulan perak memancarkan sinar lembutnya. Sebuah senandung puisi cinta seakan bergema di pikiranku.
我欲与君相知,Aku ingin menjadi kekasihmu selamanya,
长命无绝衰。Tanpa berhenti atau menjadi berkurang.
山无陵,Ketika bukit-bukit menjadi rata,
江水为竭,Atau ketika sungai menjadi kering,
冬雷震震,Ketika ada kilat di musim dingin,
夏雨雪 ,Ketika ada salju dimusim panas,
天地合,Ketika dunia dan surga bertaut,
乃敢与君绝!Tidak ada yang memisahkan aku denganmu!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
💜Ilalang Senja💜
🩷🤍🩶🖤🤎💜💙🩵💚💛🧡❤️
2025-03-04
1
Dede Dahlia
akhirnya Ourin sama Aurora sudah menyempurnakan kekuatan mereka dengan penyatuan mereka.
2023-03-28
1
❤ $he ¥ ❤
I Love You
❤💛💟💙💚💜❤
❤💜💚💙💟💛❤
2021-10-02
2