"Pergilah bersama Nenekmu! Ibu harus kembali ke rumah membantu Ayahmu." Ibu panik, aku sempat melihat sejumlah besar kekuatan gelap menyerang kami. Aku cemas! Dengan jumlah hanya kurang dari tiga puluh orang apa mereka bisa menahan serangan mendadak itu.
Nenek langsung menarikku ke dalam vortex yang dibukanya. Kami tiba didalam sebuah komplek rumah tradisonal China yang dibangun bertingkat diatas bukit tinggi. Udara dingin pengunungan langsung menyerang membuatku mengigil.
"Nenek dimana ini?"
"Ini pengunungan Wudong, Hubei, tempat latihan rahasia bagi para komandan bintang dua, kitap warisan Yue Lian juga ada ditempat ini. Kita perlu membangunkan Wui Ma dan istrinya Ye Lin. Mereka yang menjaga tempat ini." Nenek membawa kami naik ke undakan rumah pertama dan membunyikan bel tembaga disamping pintu.
Seorang pria paruh baya beserta seorang wanita membuka pintu tak lama kemudian. Keduanya tampak terkejut dengan kedatangan tamu malam malam begini.
"Nyonya besar Wang, Anda datang malam malam begini, tidak memberi kabar." Wui Ma segera keluar bersama istrinya.
"Wui Ma, ini situasi darurat, ini cucuku Aurora, dia diburu mahluk gelap karena dia penyihir Bulan Perak, aku harus mengamankan nya disini, kau juga harus menjaga dia." Nyonya Wang memberikan perintahnya dalam bahasa Mandarin.
"Baik Nyonya." dua orang pelayan itu mengangguk mengerti
"Aurora , kau bisa sedikit sedikit Mandarin?"
"Bisa Nenek."
"Kau bicara Mandarin ke mereka, mereka adalah suami istri pelayan disini, mereka tidak mengerti bahasa selain Mandarin,ayo kita ke ruangan kitab, kau harus segera menguasai mantra Yue Lian untuk bisa melindungi dirimu sendiri." Nenek benar, aku harus bisa melindungi diriku sendiri saat ini. Berkali-kali aku harus pergi menghindar dari kejaran kekuatan gelap itu.
"Wui Ma, siapkan kamar kamar, tiga kamar cukup, kita mungkin menantikan beberapa orang tamu."
"Baik Nyonya Besar." Wui Ma segera berjalan melaksanakan tugasnya.
Mereka naik ke sebuah ruangan di rumah di pelataran paling atas. Nenek membuka pintunya. Terlihat seperti ruangan perpustakaan tapi menyimpan buku buku kuning yang ditumpuk tumpuk. Bersama beberapa pedang, golok besar dan tombak yang sepertinya sudah berumur tua.
"Duduklah Aurora " Nenek bergerak pada sebuah kotak yang dipernis merah yang disimpan dalam kotak khusus. Mengambil sebuah buku tua yang sudah kuning kertasnya.
"Ini buku mantra yang hanya bisa dibaca oleh Penyihir Perak, bukalah. Kau harus membaca kata kata mantra untuk mengerti isi buku ini dan mengambar runenya." Aku melihat buku kuning itu, sebuah liotin emas dengan rune asing terdapat dalam buku itu. Saat menyentuhnya seakan sebuah rasa dingin yang sejuk menyusup ke tanganku.
Sesuatu mengatakan aku harus memakai liontin kalung emas ini, dan ini buku yang kutulis dalam kehidupan sebelumnya ratusan tahun yang lalu.
"Kau harus menyebutkan matra halaman pertamanya, gambarkan persis runenya seperti digambar, lalu tempelkan rune nya dibuku ini. Setelah itu kau akan mengerti semua isi buku ini... " Neneknya memberikan buku itu ke meja didepanku.
"Ada huruf yang tidak kau mengerti?" Aku membaca dalam hati, aku mengenalnya seakan aku yang menulisnya sendiri. "Aku bisa membacanya."
"Lakukan mantranya ... "
Aku bersiap. Kugambar rune itu dan kuucapkan mantranya perlahan.
床前明月光chuáng qián míng yuè guāng
Aku bangun dan cahaya bulan disekelilingku.
疑是地上霜yí shì dì shàng shuāng
Berkelip seperti butiran salju dalam pandangan mataku
举头望明月jǔ tóu wàng míng yuè
Ke atas bulan yang berkilau kuangkat wajahku
低头思故乡dī tóu sī gù xiāng
Aku kemudian terkenang akan bayangan rumahku
Sebuah cahaya masuk ke pandanganku. Buku mantra itu bercahaya di pandangan mataku dan terbuka perlahan-lahan, halaman demi halaman dan semua mantranya masuk ke kepalaku. Seakan aku telah menghafal semuanya. Bersamaan dengan itu dejavu bayangan kehidupanku bercampur di memory dan perasaanku. Rasanya seperti melihat kehidupanku sebelumnya sekali lagi. Sama seperti saat aku membaca mantra dibuku Helian. Saat itu selesai aku menutup mataku dan menghela napas panjang. Sebuah kunci masa lalu sekaligus masa depan telah terbuka didepanku.
Dikepalaku penuh dengan matra-mantra yang baru keketahui. Bibirku mengucapkannya dengan cepat, tanganku mengambar pola runenya. Aku beranjak keluar kamar, bulan sedang bersinar penuh.
"Aurora kau mau kemana!" Nenek memanggil namaku dengan kuatir. Aku tak mengindahkan panggilannya. Aku ke tengah halaman terbuka, merasakan energi kekuatan alam yang melimpah disekelilingku, untuk pertama kalinya dalam hidupku aku bisa melihat kekuatan sinar-sinar aura terpancar dalam cahaya bulan. Nadiku memanas, seakan sebuah kekuatan baru merasukiku.
Aku menjejakkan kakiku dan terbang ke langit luas. Disini tak ada penghalang antara aku dan sumber kekuatanku. Aku merapal mantranya. Dan menggambar pola runenya. Rune itu berkembang besar diatas tanganku, sangat besar hingga aku sendiri tak percaya aku bisa membuka rune penyerap hampir setengah mil diudara malam terang itu.
Bersamaan dengan itu kekuatan terasa melimpah dalam gengamanku. Aku mengetahui rune penyerangan Penyihir bulan Perak, kedua tanganku bergerak mengambar runenya dan dua buah lingkaran besar tercipta disampingku berisi ratusan titik energi aura. Dan aku menembakkan ratusan titik itu ke sebuah sasaran batu besar jauh didepanku, tapi titik titik energiku tidak mengurangi kekuatanku yang terus tersedia melalui rune penarik energi diatasku. Jadi inilah yang bisa kulakukan.
Aku menutup runeku dan turun. Nenek, Wang Ma dan istrinya takjub melihatku. Apa yang mereka saksikan adalah kekuatan yang hanya lahir di setiap siklus Blood Moon. Nenek langsung menghampiriku.
"Aurora, cucuku...龙飞凤舞 ( Lóng fēi fèn gwǔ ~ Dragon flies phoenix dances), kau sudah menemukannya?" Dia berbicara tentang pasangan auraku. Aku menggangguk. Dia tersenyum mengerti.
"要记得 Aurora,能力越强,责任越大。—蜘蛛侠 –" Nenek membelai rambutku.
(Yào jìdé Aurora, nénglì yuè qiáng, zérèn yuè dà ,~ Ingatlah ini Aurora, didalam kekuatan besar, terdapat tanggung jawab yang besar.")
"Aku mengerti... "
"Bagus, walaupun mungkin semuanya akan terasa berat kedepan. Kau harus yakin akan diberkahi perlindungan sang Pencipta untuk melaksanakan tugasmu. Cinta akan membawa perlindungan kepadamu dimasa ini dan masa depan. Karma baikmu memberimu banyak perlindungan. Jikapun terasa sangat berat ingatlah orang yang menyayangimu ingin melihatmu terus bahagia."
Aku tak mengerti apa yang nenek bicarakan, Nenek sudah berumur hampir 80 tahun, dia adalah seorang peramal yang diberkahi kemampuan melihat masa depan secara bias, kadang dia akan bicara tentang apa yang dilihatnya dan memberikan saran kepadamu tentang apa yang sebaiknya kau lakukan.
Seseorang mungkin tak mengerti apa yang dibicarakannya karena ramalan adalah hal yang mungkin terjadi atau mungkin tidak, tergantung keputusan apa yang kaupilih dalam hidupmu nanti. Tapi nasehatnya adalah pasti untuk sebuah kebaikan.
"Aku menerima takdirku Nenek. Terlepas siapa aku di masa sekarang, aku akan melakukannya, pasanganku mencintaiku. Itu sudah cukup. Aku percaya padanya."
"Kau wanita yang beruntung di masa depan. Walaupun ada awan gelap didepan, akan selalu ada cahaya menuntunmu." Awan gelap? Kejadian buruk? Aku menatap nenek, entah apa yang dilihatnya. Dia tak pernah bicara terus terang tentang masa depan. "Tak usah khawatir, semuanya akan baik-baik saja. Istirahatlah, kita akan menunggu berita dari Ibumu . Ini sudah tengah malam." Istirahat? Itu hal yang mustahil kulakukan. Aku kuatir pada Ayah, pada Daniel. Aku harus menunggu berita dari Ibu tanpa bisa melakukan apapun. Di sini tak ada alat komunikasi ke dunia luar sama sekali.
Dua jam kemudian, suara Ibu terdengar. Aku langsung keluar. Ibu bersama Ourinko. Aku melihat matanya sembab.
"Ibu apa yang terjadi. Ayah baik-baik saja?" Ibu mengeleng. Dan terduduk lesu di depan pelataran.
"Ourinko, katakan padaku apa yang terjadi " Aku menguncangkan lengan Ourinko. Telah terjadi hal buruk.
"Ayahmu dan Daniel serta seluruh legiun menjadi sandera, 150 orang legiun kita diseluruh dunia diserang dan disandera, ada 20 orang anggota klan yang sudah tewas dalam serangan semalam." Ourinko menghela napas sebelum melanjutkan. "Dalam waktu dekat nampaknya mereka akan memaksa Klan menyerahkan kau dengan pengancaman pembunuhan sandera sandera. Tapi menyerahkanmu juga berarti menyerahkan dunia ke tangan mereka."
"Biadap! manusia manusia Iblis." Kemarahan mengelegak dalam diriku, manusia Iblis itu apa yang sebenarnya dicarinya! Saat aku bertemu dengannya aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri. Manusia berhati gelap seperti dia tak pantas hidup lebih lama!
"Aurora, tahan kemarahanmu atau kau akan menghancurkan wilayah ini!" tiba-tiba Ourinko bersuara keras memperingatkanku. Aku tercekat! Apa yang Ourinko katakan? Tiba-tiba aku sadar angin berhembus kencang di puncak bukit ini dan kilat tiba-tiba terjadi diudara ribut ini.
"Kau sudah membuka kitab mantramu?"
"Iya,..." Ourinko menatapku lekat. Dia maju dua langkah kedepanku.
"Tenangkan dirimu, kita akan mengatasi. Kau belum terlatih mengendalikan kekuatanmu. Lakukan meditasi sekarang." Marah, kuatir, sedih bercampur jadi satu di pikiranku. Aku tak tahu kekuatanku bisa mempengaruhi keseimbangan energi di wilayah ini. Aku merasakan badanku memanas dan kekuatanku memuncak karena kemarahanku.
"Ourin,... Aurora baik-baik saja?" Ibuku langsung maju kearahku dengan kuatir.
"Dia baru menguasai kekuatannya, dia akan baik-baik saja selama dia bisa bersikap tenang... Aurora pergilah meditasi sekarang."
"Jika Aurora sudah menguasai kekuatannya, kurasa dengan gabungan kekuatan kami berdua kami bisa membebaskan mereka. Jika kita bisa bernegosiasi agar mereka melakukan pertukaran semua sandera dengan Aurora dalam satu waktu. Mereka belum tahu kekuatanku."
"Begitukah.... Aku akan segera ke London menemui Ketua. Kita akan mengusahakan negosiasinya. Aurora aku akan membawa pulang Nenekmu, udara dingin ini sama sekali tidak baik untuknya, kau akan bersama Ourin, turuti nasehatnya." Nenek ikut datang bergabung bersama kami. Dia melihat ke arah Ourinko.
"龙飞 ( Long Fei ~ Dragon) Aurora...?" aku mengangguk ke arah Nenek.
" 你好帅 ~ Nǐ hǎo shuài ( Kau tampan sekali)". Nenek memandang Ourinko sambil tersenyum lebar padaku.
"Aku Ourinko Dluein, suatu kehormatan bertemu denganmu Nyonya Wang." Ourinko menyalami Nenek, nenek menggengam erat tangan Ourinko. "Kau pria yang baik Ourinko... kapan-kapan kita harus minum teh berdua."
"Aku mengerti Nyonya. Pasti aku akan menyempatkan waktuku untuk berbincang denganmu." Nenek tersenyum sambil menepuk bahu Ourinko. Pasti Nenek melihat sesuatu setelah menyentuh Ourinko.
"Ibu ayo kita kembali, udara disini dingin sekali, tidak baik untuk kesehatan Ibu."
"Baiklah ayo..." Ibu dan Nenek lenyap ke dalam vortex dengan cepat.
"Ayo Aurora, kau harus melakukan meditasi. Dimana kamarmu, udara disini cukup dingin." Ourinko mengajakku masuk dan memulai meditasi dalam.
Aku melakukan meditasi di dipan kamarku. Aku khawatir, tentang Ayah, tentang mereka yang disandera, tentang Daniel. Setelah beberapa saat aku mencapai titik ketenangan jiwaku. Aku mulai bisa melihat masalah ini lebih jernih. Benar kata Ourinko, kami bisa mengatasi ini. Dan karena kekuatanku telah terbuka, aku dan dia punya kesempatan melakukan ini lebih baik lagi.
Aku melihat dan merasakan sekelilingku dalam meditasi. Bulan bersinar memancarkan cahayanya, benang benang auranya begitu lembut mengistirahatkan bumi. Dan disampingku aku merasakan energi hangat keemasan Ourinko yang sedang dalam meditasi dalamnya.
Nenek berkata dia pria yang baik. Aku percaya itu dari sejak dia mengatakan siapa dirinya. Bahkan aku tak pernah punya keraguan apapun saat bersamanya. Dia dan aku sudah ditakdirkan untuk bersama di setiap putaran kelahiran kami. Kami berdua harus bersama melewati ini. Tidak boleh ada korban lagi.
Aku menyudahi meditasiku dengan hati tenang. Tekadku sudah bulat sekarang.
Aku duduk dan menunggu Ourinko selesai. Dia membuka matanya tak lama kemudian.
"Kau sudah tenang?" Aku cuma mengganguk.
"Kalau begitu istirahatlah, kau masih dalam pemulihan. Jangan sampai kau jatuh sakit. Aku akan keluar dan beristirahat di kamar disampingmu." Dia bergerak ke pintu. Dan aku sekarang sedang mengumpulkan keberanianku.
"Ourin... " Aku menyusul langkahnya dan mengamit tangannya sebelum dia mencapai pintu.
"Ada apa?" Dia menoleh menghadap ke arahku. Belum mengatakannya aku sudah merasakan hawa panas naik ke wajahku. Aku menatapnya canggung.
"Ayo kita lakukan." Aku menunduk saat mengatakannya. Ini sangat memalukan.
"Melakukan apa?" Dan sekarang dia sama sekali tak mengerti. Aku diam. Mukaku sudah panas kurasa warnanya sudah sama dengan udang rebus yg sering dimasak Ibu. Gosh!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
💜Ilalang Senja💜
/Drool//Drool//Drool//Drool/
2025-03-04
1
GegeSter
duhh saya jadi ngebayangin udang rebus yg disiram kecap asin dan cuka hitam yg biasanya ada di Chinese food 🦐🦐.. yumm🤤
2024-04-14
1
❤ $he ¥ ❤
😍😍😍😍😍
2021-10-02
1