Ourinko mengemudi dengan hati-hati di medan bersalju dari Lovon menuju pusat kota Stockholm. Perjalanan yang harusnya bisa ditempuh 30 menit itu menjadi lebih panjang karena jalanan licin. Seumur hidupku aku belum pernah berada di daerah yang sepenuhnya bersalju seperti ini. Jalanan licin karena matahari mencairkan es di jalanan. Kadang aku berteriak cemas merasakan mobil SUV kami tergelincir. Ourinko mencoba menenangkanku, tetap saja aku tak bisa menahan teriakanku saat mobil kami terasa sedikit tergelincir apalagi jika berbelok.
"Aurora! Aku puluhan tahun hidup disini. Dan belasan tahun mengendalikan mobil di jalanan bersalju. Duduklah dan nikmati saja perjalanannya." Dia tertawa melihat muka khawatirku sepanjang perjalanan.
"Kau tahu aku merasa mobil ini hanya tergelincir sepanjang jalan... "
"Tenanglah... kita tidak bisa lewat vortex. Kau anak daerah tropis, ini belum apa-apa. Jika jalanan lebih berair lagi kau akan menemukan mobil tergelincir lebih banyak, bertabrakan seperti mainan. Sebentar lagi jalanannya akan lebih bersih." Mendekati pusat kota jalanan terlihat lebih bersih, aku menghela napas lega.
Kami mengelilingi Stockholm sampai malam. kota yang penuh warna dan cahaya kebiruan. Ourinko membawaku ke sebuah restoran Italian di dekat Meideval Old city yang berwarna warni, singgah ke Old City tempat para turis berjalan jalan dan melihat Stockholm dimalam hari , bergandeng tangan seperti pasangan kekasih , mencoba Cinnamon Rolls , dan coklat panas khas Swedia.
Melihat toko toko jeans unik di Soldermalm, dan mencoba meatball khas Swedia yang disajikan dengan kaldu sapi kental dan Lingonberry Jam, kentang dan toast panas. Sambil bercerita tentang diri kami masing-masing.
Dia ternyata seorang psikolog. Aku sedikit takut melihatnya, para penyihir jiwa ini mampu mengambil alih jiwamu dengan kekuatan mantra dan pikirannya. Dan dia adalah psikolog, dia mungkin tahu apa yang ada dipikiranku lebih baik daripada aku mengenal diriku sendiri.
"Kenapa, apa yang kau pikirkan. Katakan saja apa yang kau pikirkan, aku tak akan marah... " Kami sedang duduk dan bicara disebuah restoran indah di Sondermalm menikmati makan malam kami.
"Kau menakutkan dengan gelar psikolog mu. Kau penyihir jiwa yang bisa mengendalikan jiwa orang lain dan bisa membaca perilaku orang lain. Mungkin pikiran manusia adalah area bermain bagimu..."
"Kau tak perlu takut padaku. Aku hanya manusia biasa. Dan kekuatan yang kupunya adalah untuk kebaikan, kita klan penyihir punya tanggungjawab dengan kekuatan yang kita punya... Bukankah kau juga merasa begitu. Dan tidak, aku tidak akan berusaha memanipulasi perasaanmu padaku....Aku dan kau adalah sebuah takdir yang kuterima dalam hidupku, saat aku tahu takdirku, aku sudah belajar mencintaimu, walaupun aku hanya bisa merasakan aura bulan perakmu. Kau tahu betapa aku merindukan untuk bisa bertemu denganmu dalam enam belas tahun ini... " Ourinko menatapku dan aku terkunci dalam mata birunya. Seluruh tubuhku merinding mendengar kata-katanya. Dia meraih tanganku.
"Jika aku bisa menyentuh tanganmu sekarang itu adalah sebuah hadiah dari penantianku. Aku tak akan merusaknya dengan memaksamu menerimaku. Aku bahkan tak tahu takdir apa yang akan menanti kita didepan nanti, tapi yang kutahu takdir waktu yang mempertemukan kita. Hari ini adalah hari terbaik selama hidupku. Bisa melihatmu dengan mataku sendiri dan mendapatkan ciuman pertamamu. Kau tak tahu betapa bahagianya aku saat ini ..." Harus kukatakan dia membuatku terharu. Itu kata-kata yang indah. Dan aku merasa dicintai begitu banyak selama ini.
"Terima kasih, itu sangat indah... " sebutir air mataku tanpa sadar menetes mendengarnya bicara.
"My God, kumohon jangan menangis Aurora , kau akan membuatku tampak jahat. Orang-orang akan menyangka aku melakukan sesuatu yang jahat padamu." Aku meringis dan tertawa kecil.
"Kau membuatku terharu, aku tak tahu ada yang menungguku begitu lama." Aku tersenyum dan membalas remasan tangannya. "Terima kasih sudah mengatakannya padaku."
"Kau mau melihat aurora... ini sudah gelap, kita akan mengunakan vortex dari tempat tersembunyi di restoran ini..."
"Bagaimana dengan mobilmu... "
"Nanti orangku akan mengurusnya."
"Baiklah. Kita menghilang di toiletnya saja. Aku membayar billnya dulu." Kami bersama-sama menuju toilet, dan Ourinko membuka vortex dengan cepat. Aku langsung mengikik begitu dia menutup vortex. Sebuah lapangan salju luas dan gelap terbentang. Di kakiku salju terasa lembut. Aku menegadah ke atas, sebuah lukisan cahaya kehijauan berpendar diatasku.
"Ini indah sekali, menakjubkan... Aku belum pernah melihatnya... Dimana ini... "
"Daerah ini bernama Abisko, bagian utara Swedia, aku sering kesini untuk meditasi. Energi alam ditempat ini sangat besar."
"Disini dingin sekali... "
"Ini... pakai syalku untuk menutupi kepalamu." Dia melilitkan syal hangat itu menutupi kepala dan telingaku, rasanya jauh lebih baik. Padahal aku sudah memakai lagi sarung tanganku, tetap udara dingin bukan sahabat anak tropis sepertiku.
"Terima kasih..."
"Mau kurangkul... Dan iya aku memang mencari kesempatan memelukmu... " Ourinko tergelak. Dia mengakuinya sendiri. Aku meninju lengannya.
"Nikmati saja pemandangannya... bukankah ini sangat indah." Dia mengamit tanganku sambil menengadah ke atas langit. Kami berdua hanya diam melihat ke atas langit dengan tangan berpegangan. Alam sangat sunyi, hanya desiran angin dingin yang menemani kami. Aku melihat ke arahnya, pria angelic ini, apakah dia jalan takdirku, dia membuktikan dia adalah takdirku. Dia sangat baik, walau saat pertama tindakannya kami bertemu sangat mengejutkan, karena dia menunggu pertemuan ini belasan tahun?
"Apa yang ada dipikiranmu menatapku seperti itu?"
"Entahlah... bertanya apa kau adalah takdirku."
"Kau tidak percaya pada mantra yang kutunjukkan padamu?"
"Aku percaya, aku cuma sedang mencoba menerima ini dalam pikiranku... "
"Kau tahu kenapa aku memanggilmu Luna."
"Kenapa?"
"Karena selama enam belas tahun aku hanya bisa melihat aura perakmu yang berpendar. Jika aku merindukanmu, aku kadang membaca mantra penghubung itu dan hanya duduk diam merasakan aura bulanmu perakmu berpendar , aku membayangkanmu sebagai dewi bulan jadi kupanggil kau Luna... Sudah enam belas tahun aku menamaimu Luna." Aku tersenyum mendengar ceritanya.
"Aku kadang bisa merasakan seseorang memelukku dalam mimpiku. Suara mantra itu, walaupun tak jelas aku bisa mendengarnya. Selama ini aku memang bertanya kenapa aku mendengar mantra itu. Hanya aku sebagai Aurora punya kehidupan sebelumnya, punya mimpi seorang gadis yang ingin mengenal dunia. Dan hari ini kau memintaku menikah denganmu, rasanya semua impianku akan masa depanku menjadi hilang... dan berubah arah."
"Aurora, aku berjanji satu hal padamu... Kau tetap akan meneruskan mimpimu, apapun takdir kita kedepan. Kau masih muda, kau harus melihat dunia, setelah semua kekacauan ini selesai, dan kita melaksanakan takdir kita. Kau tetap bisa melakukan apapun yang kau mau, tidak aku akan mengikatmu dalam sebuah istana atau membebanimu dengan kehidupan pernikahan yang rumit. Aku adalah pelindungmu, dan kebahagiaanmu adalah segalanya bagiku... Aku akan menjadi sahabat dan kekasih terbaik seumur hidupmu." Dia mengatakan dihadapanku itu dibawah sinar Aurora dilangit, dan aku tersenyum akan janjinya, dia benar-benar baik dan semua perkataannya menghapus semua rasa kuatir yang kurasakan.
"Terimakasih, aku percaya kau akan menjagaku... Aku harus berlatih menguasai sihir pikiran?"
"Aku akan mengajarkanmu menguasai sihir pikiran dasar secepatnya, kau harus menemukan buku sihir Yue Lian yang dipegang oleh Klan Wang, itu akan membuka gerbang energi utamamu. Penyihir Bulan punya kekuatan menyerap energi alam sangat besar, bahkan aku tak mampu melakukan mantra penyerapan energi semassive mantramu, kekuatanku ada di mantra penyerangan, aku mampu membuka ribuan titik serangan dari kekuatanmu. Blood Moon punya dua sisi, Blood Moon dan Blue Moon, energi terbesarmu saat bersatu denganku adalah Blue Moon, tapi jika kekuatan gelap mendapatkanmu maka kau akan menyerap Blood Moon sebagai puncak kekuatanmu. Kau ada dalam bahaya sebelum kita melakukan mantra penyatuan..."
"Maksudmu saat ini pemimpin kekuatan gelap sedang mencariku dan bisa memaksaku menjadi miliknya?"
"Iya, menurut catatan yang kubaca akan ada dua kekuatan yang memperebutkanmu. Kau masih berada dalam bahaya sebelum kita melakukan mantra penyatuan. Aku akan melindungimu, sampai kau siap melakukannya. Tapi secepatnya aku akan bicara pada Ketua Aegis, keluargaku dan keluargamu." Jadi aku adalah semacam gerbang energi untuk dua kekuatan, siapapun yang mendapatkanku, dunia akan jatuh ketangannya.
"Kedepannya keadaan akan semangkin berbahaya, kau harus belajar secepatnya untuk bisa melindungi dirimu sendiri. Terlepas aku akan berusaha melindungimu. Aku tahu kau punya ilmu beladiri cukup mumpuni, karena kau adalah legiun utama dibawah Daniel, tapi yang kau hadapi adalah kekuatan aura gelap yang besar. Kau mengerti sekarang ... " Aku mengganguk. Ourinko menghela napas panjang. Sebuah beban tampaknya terangkat setelah dia menjelaskan posisiku.
"Kita kembali, disini sangat dingin... " Udara dingin ini membuatku tak nyaman.
"Kau bisa membuka vortexmu sendiri, auramu cukup besar untuk melakukannya, biarpun kau belum membuka gerbang energi utamamu."
"Aku bisa membuka vortexku?" Ourinko dengan cepat mengajari cara menfokuskan pikiranku, mantra dan rune yang harus dipakai. Aku mencoba membuka dengan pindah ke jarak pendek. Dan berhasil, ternyata itu tidak sulit, aku meloncat kegirangan karena bisa melakukannya.
"Hahaha ... jika kau membuatku kesal, aku bisa pergi darimu." Aku menyeringai lebar.
"Tidak! Apa yang kau katakan! Jangan berlaku seperti anak kecil, kau tahu apa pertaruhan yang kau buat dengan pergi sembarangan. Jangan bermain api Aurora!" Nadanya langsung tinggi, aku terkejut dengan caranya berbicara.
"Aurora... Maaf aku bicara terlalu keras. Berjanjilah jika ada masalah apapun kita akan membicarakannya, kita tidak saling menghindar satu sama lain, atau kau tiba-tiba menghilang dariku. Kau tahu resiko jika mereka mendapatkanmu... Aku berbicara serius tentang ini. Jangan mencoba pergi dariku atau tanpa perlindunganku." Dia menghadapkan aku ke depannya. Berbicara sambil memegang bahuku.
"Ourin, baiklah ... tadi aku hanya spontan."
"Berjanjilah, kau tidak akan mencoba pergi dariku atau menghilang dari perlindunganku. Kau bukan anak kecil lagi dan kau tahu betapa bahayanya posisimu jika pihak lain mendapatkanmu."
"Iya aku tahu, aku berjanji aku tak akan pergi tanpa pengawasan ..." Dia memelukku dengan erat. Aku mengerti kekhawatirannya. Bagaimanapun kami harus tetap bersama untuk membebaskan manusia-manusia itu.
"Kita kembali sekarang, ini sudah jam sembilan malam ...." Kami kembali ke kamarku di Loven.
"Istirahatlah, kita akan memulai latihan pagi-pagi sekali besok, sebelum kita masuk ke latihan formasi mantra aura. Kau akan belajar memegang kendali atas aura orang lain besok. Jika kau perlu sesuatu kau bisa mencariku di kamar depanmu. Kau lapar, selalu ada makanan di ruang makan. Anggap ini rumahmu karena ini memang adalah rumahmu." Ini rumahku, dia mengatakannya seperti aku dan dia sudah terikat Perjanjian Suci sebagai suami istri. Mukaku langsung panas membayangkan kata "suami istri". Otak mesumku menampilkan gambaran panas tentang apa yang terjadi. Ciuman tadi siang sudah merengut kepolosanku.
"Iya... " Aku hanya menjawab singkat.
"Kenapa kau memerah begitu. Apa ada kata-kataku yang membuatmu merona...?" Ourinko menatapku lekat. Aku mengutuk diriku sendiri karena begitu mudah merona.
"Tidak! Kau bisa pergi sekarang!" Aku mendorong dadanya keluar ke pintu, karena merasa yakin aku telah mempermalukan diriku sendiri. Tapi dia memegang tanganku yang menyentuh dada. Jantungku langsung berdebar kencang saat dia membawa tanganku ke belakang pinggangnya dan aku terdorong ke depan dalam posisi memeluknya. Aku panik. Tapi tidak bisa melepaskan diri karena dia memeluk pinggangku.
"Apa aku membuatmu berdebar-debar atau membayangkan sesuatu yang panas. Karena aku juga merasakannya Aurora. Aku rasa aku tak akan bisa tidur malam ini... " Dia tertawa kecil. Kami berpandangan dan sekali lagi aku tak berdaya untuk lolos dari tatapan mata birunya. "Aku harus pergi Luna.Terima kasih atas hari ini, sangat menyenangkan. Istrirahatlah." Dia melepasku dengan ciuman kecil dikeningku dan menghilang di balik pintu. Saat dia menutup pintu kakiku lemas. Aku harus menghela napas panjang menenangkan diriku sendiri.
Sebuah takdir mengejutkan tentang siapa diriku telah disingkap hari ini. Aku bukan lagi seorang gadis biasa tapi seorang penyihir terkuat yang berdiri diantara hitam dan putih sebelum aku memilih salah satunya. Dan kemudian sebuah pesan yang menanyakan keadaanku dari Daniel masuk. Aku menghela napas panjang. Kemarin aku merasa Daniel dan aku mungkin bisa berjalan. Tapi saat ini, aku harus minta maaf padanya, karena ini tak mungkin terjadi. Aku harus menolakmu karena kewajiban yang ada padaku. Maafkan aku Daniel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
💜Ilalang Senja💜
💪💪💪💪💪
2025-03-04
1
Dede Dahlia
Ourin betapa swetnya kamu 😘😜
2023-03-26
1
Eny Agustina
Love u babang Ourinko...😄😄
2022-05-10
1