"Luna, Aurora... menikahlah denganku!" Mukaku masih panas mendengar apa yang harus kami lakukan. Dan tiba-tiba kata itu muncul dari bibirnya.
"Kau bercanda, kita baru bertemu setengah jam yang lalu, bagaimana kau bisa ...." Aku terbelalak dengan kata-katanya.
"Tidak, aku sudah menunggumu belasan tahun,sejak pertama aku mengenal auramu. Dan kita adalah pasangan abadi, kau dan aku ditakdirkan untuk bersama." Ini gila! Hari ini gila. Menikah! Di umurku ke 18! Tiba-tiba aku mengetahui siapa diriku dan aku harus menikah dengannya. Aku menarik diri darinya. Terlalu banyak yang terjadi hanya kurang dari sejam, aku perlu ruang untuk berpikir. Aku melepaskan diri dari pegangan tangannya.
"Luna..."
"Tetap disana Ourin. Aku perlu ruang ... " Aku duduk diujung sofa besar itu, menjauh dari fisiknya yang mendominasi. Aku binggung. Semua ini terjadi begitu cepat.
"Apa kau menyukai seseorang sebelumnya? Kau punya kekasih?" Pertanyaan bernada cemburu itu ditanyakan sambil menatapku lekat. Kekasih? Daniel yang mengatakan dia menyukaiku. Itu dihitung sebagai kekasih? Bukannya Ourinko dan Daniel adalah sahabat.
X
"Kau sendiri apa kau tidak pernah berhubungan dengan wanita sebelumnya? Kau, Daniel dan Mitsuki bukankah kalian semacam group pria playboy sebelumnya?" Sebelum dia menanyaiku, dia juga harus membuka dirinya. Dia meringis sekarang.
"Dimana kau mendengar itu? Tapi baiklah,.. aku jujur aku bukanlah orang yang tak tahu tentang wanita. Tapi aku tak pernah mengucapkan cinta kepada wanita manapun, karena aku tahu kau takdirku. Kau belum menjawab pertanyaanku, apa kau punya kekasih?"
"Maksudmu... kau pernah tidur bersama para wanita sebelumnya." Aku memperjelas perkataannya. Tapi itu memancing gerakannya lebih lanjut. Dia duduk didekatku. Menatapku sebelum bicara. Kenapa tatapannya selalu membuatku merasa ditelanjangi, selain kenyataan bahwa dia adalah penyihir pikiran.
"Aku bukan pria yang hidup selibat sebelumnya Luna ...Untuk menjawab pertanyaan spesifikmu itu. Apa yang kau harapkan dariku gadis perawan? Aku untukmu sepenuhnya? Aku milikmu sekarang karena kita telah saling menemukan dan tidak akan ada orang ketiga diantara kita satu detikpun. Aku adalah milikmu. Aku tak keberatan dengan fakta itu saat aku tahu takdir kita." Dia berhenti sebentar. "Katakan padaku... apa kau punya kekasih? Kau berkata aku ciuman pertamamu... " Dia tak berhenti mengejarku dengan pertanyaannya.
"Daniel temanmu bilang dia menyukaiku... "
"Daniel Aegis? Dia menyukaimu? Benarkah!... Apa kau menerimanya?"
"Tidak, aku belum menerimanya."
"Masalah selesai jika begitu. Dia harus menerima kenyataan bahwa kau adalah milikku." Dia berbicara seakan aku dan dia adalah sesuatu kepemilikan yang tidak bisa diganggu gugat lagi. Aku bukan barang! Aku mengalihkan pandanganku. Kesal.
"Luna... "
"Aku bukan Luna... sejak kapan aku memberikanmu izin untuk menganti namaku." Aku kesal sekarang dan meluapkannya. Jika dia adalah pasanganku kenapa dia tidak menghargai perasaanku, aku bukanlah kepemilikan yang bisa diklaim seenaknya. Aku berjalan dan menghilang dibalik rak-rak buku tinggi itu. Menghilang dari pandangannya. Jika aku bisa sihir vortex aku bisa pergi dari sini. Tapi aku terperangkap dan dibawa kesini tanpa tahu bagaimana untuk kembali. Ini menyebalkan.
Diam. Tak ada yang berbicara diantara kami. Aku membiarkan diriku berjalan dan duduk di lorong-lorong buku luas" itu. Setidaknya aku bisa melihat diriku sebagai Aurora disini. Seorang gadis yang masih punya mimpi sendiri terlepas dari siapa diriku dan apa takdirku dimasa lalu. Aku menghela napas panjang.
"Baiklah... Aurora, aku tahu ini terlalu banyak untuk diterima satu waktu... Disini terasa sesak, kau mau berjalan-jalan denganku." Akhirnya dia menghampiriku setelah beberapa saat dia membiarkan aku sendiri.
"Kemana ... ?"
"Mengelilingi Stockholm... melihat Aurora?"
"Melihat Aurora...?"
"Aurora Borealis... di langit utara."
"Di luar dingin."
"Aku sudah menyiapkan pakaianmu. Ada dikamarmu." Kamarku? Maksudnya aku punya kamar dirumah ini. Aku menatapnya tak mengerti.
"Kamarku? "
"Iya kamarmu,... aku sudah menyiapkan kamarmu sejak bertahun-tahun yang lalu. Dan hari ini kau akan memasukinya untuk yang pertama kali." Aku menatapnya dengan tak percaya. Dia menyiapkanku kamar dirumahnya. Dia benar-benar serius tentang ini, bahkan dia menyiapkan pakaianku.
"Ayo, kuharap kau akan menyukainya... " Dia mengulurkan tangannya menarikku bangkit dari dudukku. Aku mengikutinya keluar ruangan dan menaiki tangga ke lantai dua rumah itu. Kami sampai ke sebuah pintu kamar.
"Ini kamarmu ... didepan ini kamarku." Dia menunjukkan pintu lain yang berhadapan di sisi lainnya. Aku diam. Aku sekarang merasa dia sudah mengatur semuanya untukku. Aku masuk ke sebuah kamar bercat kuning gading cantik dengan dengan desain elegant classic. Detail detailnya sofa, dan perlengkapan itu dibuat untuk para gadis dengan warna putih dan sedikit pink. Lampu-lampu chandeliers modern dengan kristal cantik. Kamar yang cantik, terlalu indah. Bahkan ada bunga mawar berwarna kuning dan pink di meja riasku. Dia mengatur semua ini untukku?
"Apa kau menyukainya? Aku tak tahu selera seorang gadis. Desain interior yang menata kamar ini bertahun-tahun yang lalu dan Selma yang menyiapkannya tadi pagi... "
"Ini sangat cantik, terima kasih... " Aku menghargai usahanya melakukan ini untukku. Bagaimanapun ini adalah kamar yang sangat indah.
"Bajumu sudah disiapkan dilemari, jika kurang kita akan berjalan-jalan ke pusat kota dan aku akan membelikannya untukmu lagi... Aku akan memanggilnya untuk membantumu, aku akan berada diluar menunggu, jika kau siap kau bisa mencariku diruang duduk bawah." Dia dengan cepat menghilang.
Aku melihat tiga lemari besar yang ditunjukkannya dan membukanya. Dan terbelalak melihat isinya. Sejumlah besar pakaian wanita lengkap dari atas sampai bawah. Bahkan dengan syal dan topi musim dingin dan sepatu salju dengan warna yang sesuai. Bagaimana dia bisa menyiapkan semua ini. Satu-satunya yang kurang hanya pakaian dalam. But wait, ada! Aku membuka sebuah lemari dibawahnya dan menemukannya. Dalam satu kali pertemuan dia bisa menentukan ukuranku? Hebat! Dia sangat berpengalaman dengan gadis-gadis rupanya, sampai bisa menentukan ukuran kami.
"Nona Aurora, saya sekaligus membelinya tadi pagi. Tuan menyebutkan kira-kira ukuran bajumu. Ini semua bisa ditukar jika tidak cocok. Ada butik langganan nyonya besar yang membantuku menyiapkan semua ini sekaligus...."
"Selma... ini semua mengagumkan, bagaimana kau bisa menyiapkan semua ini... ini semua ukurannya benar." Aku masih kagum dengan semua isi lemari di kamarku ini.
"Jika kurang saya bisa membelinya lagi Nona dan Tuan Ourinko tidak keberatan mengantar Nona berbelanja disini... Anda mau pergi nona. Ini baju musim dingin Anda, dan mantelnya, baju yang Anda pakai terlalu tipis untuk menahan udara diluar. Kemarin udara menyentuh -7°C jika malam." Dia mengeluarkan beberapa jacket musim dingin dengan warna putih dan krem. "Ini bisa dipakai dengan celana dan blouse wool hangat ini...." Selma dengan baik hati memilihkan pakaian yang cocok untukku.
Aku menemui Ourinko yang duduk menunggu di ruang duduk bawah. Dia nampak sudah berganti pakaian dan siap pergi.
"Terima kasih... "
"Untuk apa?" Ourinko berdiri menghampiriku.
"Semuanya dan pakaian-pakaian itu. Kenapa kau membeli begitu banyak untukku." "Itu bukan apa-apa. Jika ada yang kurang kita akan membelinya lagi. Kau masih perlu sesuatu. Kau akan tinggal disini beberapa saat sambil aku melatihmu sihir pikiran dan aku akan menemui orang tuamu segera, membicarakan tentang kita..."
"Tinggal disini... tapi ..." Aku berpikir apa yang akan dilakukannya padaku. Walaupun kami harus melalakukan "hal itu" untuk menyelamatkan para korban.
"Aurora... aku tak akan melakukan sesuatu padamu yang belum saatnya. Tidak sebelum kita mengikat perjanjian suci dan kau menyetujui untuk melakukannya. Kau bisa percaya aku adalah pria terhormat, ...aku tak akan memaksakan apapun diantara kita, walau mungkin aku tak bisa menahan diri untuk menciummu... Kau bisa melarangku untuk melakukannya, kudengar kau bahkan adalah seorang legiun utama. Maaf tadi aku terbawa perasaaan dan langsung menciummu tadi saat bahkan kita baru bertemu, aku sedikit tidak sabar, aku benar-benar minta maaf,... aku tak akan melakukannya lagi sebelum kau mengizinkanku..." Dia tersenyum lebar sambil memegang tanganku. Aku menatapnya dengan muka panas, ini memalukan bagi gadis 18 tahun yang bahkan baru menerima ciuman pertamanya.
"Baik, aku percaya padamu... " "Biarkan hari ini aku mengajakmu berjalan-jalan... Kita pergi?" Aku mengangguk. Dia tersenyum dan mengulurkan tangannya. Aku menyambutnya, ini lebih mudah jika dia bersikap baik dan tidak menyentuhku sembarangan seperti tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
💜Ilalang Senja💜
Takdir yang terus berulang ...
2025-03-04
1
Dede Dahlia
& karna Ourin rengkarnasinya Helian. makanya takdir Ourin juga meninggal karna mengorbankan dirinya demi menyelamatkan ribuan orang seperti Helian dulu.
2023-03-26
1
❤ $he ¥ ❤
like.....
2021-10-02
2