Aku tak bisa tidur semalam karena memikirkan wanita yang pikirannya aku masuki. Pengalaman pertama menggunakan sihir pikiran itu sungguh membuatku tertekan.
Kami menyelesaikan operasi jam sebelas malam. Dan siang ini kami semua akan kembali ke schedule penelusuran kami kembali. Kami akan kembali masuk ke Shieffeld.
"Ourora, kau harus ke Mansion Aegis. Ourinko menunggumu sekitar jam dua. Dia ingin bicara tentang pelatihanmu. Aku akan membuka vortex untukmu nanti ke London." Daniel memberiku kabar saat makan siang di hotel yang kami tempati.
"Guru Ourinko... " pria tampan dengan rambut pirang panjang itu. Kenapa aku merasa seperti sudah tak asing dengannya. Sangat aneh.
"Kau ternyata penyihir jiwa, dia ingin melatihmu langsung secepatnya. Dia perlu banyak bantuan untuk menangani krisis ini. Kau dibebaskan dari tugas penyisiran, mulai saat ini kau akan dibawah bimbingan Ourinko langsung."
Dan aku tiba di Mansion Aegis lebih cepat tiga puluh menit, dan duduk menunggu taman belakang yang lenggang. Di dalam banyak kesibukan terjadi. Aku tak mau mengganggu legiun yang berlalu lalang disana.
"Aurora ... " sebuah suara memanggilku dari samping, aku terlalu fokus ponselku dan tak menyadari Ourinko sudah berdiri disampingku.
"Guru ... kau bisa menemukanmu disini? Kupikir kau akan menelepon?" Aku langsung berdiri menatap sosok tinggi gagah yang memakai turtle neck berwarna krem, celana bahan rapi berwarna hitam. Dan rambut panjang pirangnya diikat ke belakang.
"Aku sudah mengenal auramu sejak lama... akhirnya aku menemukanmu." Aku tak paham apa yang diucapkannya. Dia menatapku begitu dekat. Dan aku seperti tertarik memandangnya dan tak bisa lepas dari matanya.
"Aku tak mengerti...?" Tiba-tiba dia maju dan menangkap wajahku. Tangannya menyusup ke pinggangku. Dan dalam sekejab bibirnya menemukan bibirku. Aku terbelalak. Jantungku berdebar kencang. Ciuman pertamaku diambil oleh laki-laki asing ini. Aku langsung mendorongnya karena terkejut.
"Kenapa ... apa yang kau lakukan ..." aku bernapas cepat dan mundur menjauhinya seketika. Shock! Mukaku panas, aku menutup bibirku yang telah dicium pria asing didepanku.
"Akhirnya kita bertemu Luna. Apa kau ingat ini... Luna per noctem , a meridiano sole. Semper amare, simul et separate nobis mille annis." Dia mengucapkan mantra itu, mantra aneh yang berulang kali dibisikkan ke kepalaku. Jadi suara dalam mimpi-mimpiku itu karena pria didepanku ini. Kenapa kami punya ikatan seperti ini?
"Bagaimana kau bisa tahu kalimat itu..."
"Karena aku yang mengucapkannya. Saat kita bertemu aku berharap kau mengenaliku dari mantraku, walaupun aku bisa mengenali auramu... "
"Apa maksudmu... "
"Aku akan menjelaskannya padamu Luna. Percayalah padaku ..." Kenapa dia bahkan memanggilku Luna. Aku bukan Luna. "Ikutlah denganku. Aku akan menunjukkan kebenarannya... " Ourinko mengulurkan tangannya. Dan disaat yang sama aku mengulurkan tanganku menyambut tangannya, aku binggung kenapa aku seperti ini. Dia tersenyum dan menggengam tanganku erat.
"Aku pasti sudah gila... " aku berkata pada diriku sendiri.
"Tidak... aku yang seperti orang gila karena mencarimu selama ini Luna. Dan sekarang kau sudah didepanku. Kita tidak akan terpisah lagi... " Aku menatap pria berwajah angelic ini. Mata kami bertemu dan aku tak menemukan apapun selain jantungku yang berdetak aneh tak terkendali.
Dalam sekejab sebuah vortex terbuka. Dia menarikku masuk ke vortex itu. Kami sampai disebuah halaman luas penuh salju dan danau yang ditutupi es disampingnya. Dan didepanku sebuah rumah besar klasik Baroque dengan tiang-tiang kokoh berdiri. Ini sebuah istana di tengah hamparan salju.
"Dimana kita... "
"Loven Island, Stockholm , itu adalah Danau Malaren. Ini adalah kediamanku sejak aku berusia delapan belas tahun. Ayo kita masuk." Aku berjalan di hamparan salju lembut di kakiku. Udara dingin membuatku menggigil. Aku hanya memakai legging jeans dan sebuah blouse wool lengan pendek.
"Didalam akan lebih hangat. Berpeganganlah padaku, hati-hati dengan langkahmu, salju akan menyulitkan bagi yang belum terbiasa." Dia menyadari aku mengigil. Kami sampai ke dalam ruangan dengan langit-langit tinggi dan lampu kristal klasik mengagumkan. Aku menatap sekeliling ruangan, di sepanjang dinding ruangan utama itu terdapat banyak lukisan keluarga Dluein.
"Kenapa kau membawaku kesini Guru... "
"Panggil aku Ourin, Luna."
"Dan kenapa kau memanggilku Luna... namaku Aurora."
"Kau akan tahu sebentar lagi." Seorang wanita setengah baya berpakaian pelayan mendatangi kami.
"Tuan Ourin, selamat datang. Saya sudah melakukan apa yang Anda minta."
"Terima kasih Selma, ini Aurora, dia akan tinggal disini." Tunggu dulu! Apa ini, kenapa aku harus tinggal disini.
"Nona Aurora, saya Selma. Katakan apapun yang Anda butuhkan ke saya."
"Kenapa aku harus tinggal disini, kau membuatku binggung." Aku menjauh. Aku di negeri yang tak kukenal. Dan tiba-tiba pria yang memanggilku Luna ini mengatakan bahwa aku akan tinggal bersamanya.
"Luna,..."
"Aku bukan Luna!" Aku berteriak. Semua ini membuatku binggung.
"Baiklah, Aurora. Aku akan jelaskan padamu. Ikut denganku sebentar saja. Aku tak akan menyakitimu, kau tahu dari pertama aku tidak akan menyakitimu... " Dia berbicara dengan tenang dan mengulurkan tangannya lagi. Aku terpaksa menerimanya. Entah apa yang terjadi padaku, kata-katanya kuterima tanpa perlawanan.
"Aku akan ke perpustakan bawah Selma. Minta Orbil membawakan kami teh." Dia membawaku ke sebuah pintu dengan tangga berputar ke bawah. Sebuah ruangan terbuka. Itu adalah lantai bawah tanah besar dengan langit-langit tinggi dengan puluhan rak buku besar.
Sebuah sofa dengan meja baca besar terletak di tengah ruangan. Dan di samping dinding ada sebuag lukisan pria dan wanita. Satu berwajah mirip dengan Ourinko dengan rambut pirang panjang dan satu lagi dengan wajah oriental berambut hitam. Aku memandang lukisan itu. Entah mengapa seperti aku pernah melihatnya.
"Lukisan itu adalah Wang Yue Lian dan suaminya Helian Dluein. Dibuat 300 tahun yang lalu bertepatan dengan siklus Blood Moon. Mereka adalah dua penyihir yang mengorbankan dirinya untuk melindungi manusia, 300 tahun yang lalu, hampir terjadi peperangan besar yang bisa membinasakan umat manusia, iblis mempengaruhi dan mengambil alih jiwa jiwa para raja untuk melakukan perang besar besaran diseluruh dunia, mereka menghabiskan energi mereka untuk menjaga jiwa para pemimpin sampai berakhirnya tahun Iblis, sehingga umat manusia tidak berakhir binasa." Ourinko berdiri dan menjelaskan lukisan itu disampingku. Dia memutar tubuhku berhadapan dengannya.
"Dan kau Luna, adalah jiwa Wang Yue Lian, penyihir wanita terkuat yang dilahirkan setiap siklus Blood Moon... Aku adalah Helian, pasangan abadimu..."
"Apa!" Dia gila, bagaimana dia menyangka aku adalah pasangannya dari kehidupan sebelumnya."Bagaimana kau membuktikan itu!? Itu cerita yang tidak masuk akal!?"
"Aku akan menunjukkanmu sesuatu. Tunggu disini." Dia menghilang ke sebuah rak buku dan kembali membawa sebuah buku tua besar. Dia menaruhnya di meja besar didepan kami.
"Ini adalah buku catatan Helian, aku menemukan buku ini sejak aku berumur 12 tahun. Aku selalu didatangi mimpi untuk menemukan buku ini. Dan aku sudah menguasai sihir pikiran sejak aku menemukan buku ini. Kau tahu aku sudah diangkat menjadi penyihir utama sejak umurku delapan belas tahun. Buku ini ada dua, Helian dan Yue Lian. Klan Wang menyimpan buku Yue Lian. Kau akan menemukan bukumu sendiri. Tapi mantra dibuku ini akan menunjukkan siapa kau... " Dia membuka dua lembar pertama. Sebuah rune sihir tergambar disana.
"Gambar rune ini dan baca mantranya, kau akan tahu apa yang aku katakan..." Aku menatapnya dengan ragu, dia duduk menunggu di kursi di samping meja. Sementara aku menatap buku mantra itu. Aku harus tahu kebenaran atas apa yang dikatakannya.
Aku menggambar rune dengan auraku. Dan mengucapkan mantra di buku itu.
"Tempus ostium apertum, ostende mihi anulum ad tempus. aperi oculos ponere. Da mihi in lucem caeli, Deum manum meam. Ostende mihi verum."
Sebuah kilatan cahaya menghantam mataku. Aku seakan terlempar ke sebuah masa yang tak kukenal dan perasaanku dan memory yang lain tiba-tiba timbul. Memori seorang wanita bernama Wang Yue Lian. Kilasan memori itu membuatku meneteskan air mata, bagaimana mereka bertemu, perjalanan cinta mereka, sampai saat terakhir mereka. Bagaimana perasaan mereka saat itu. Semuanya menyerbuku dengan intensitas seperti aku adalah orang itu sendiri. Semua kenangan Wang Yue Lian masuk ke kepalaku. Aku adalah dia dan dia adalah aku sendiri. Saat pandanganku kembali normal aku harus meyakinkan diriku sendiri bahwa aku saat ini adalah Aurora.
"Kau baik-baik saja... " Aku berpegangan ke meja besar itu. Ourinko memegang tanganku melihat aku goyah.
"Itu... Jadi kita... " Aku menatap pria didepanku ini, aku tak masih tak percaya ada takdir yang melewati lintasan roda waktu seperti ini. Ourinko membawaku ke pelukannya. Aku ada di pelukan pria yang baru kukenal setengah jam yang lalu. Dan anehnya aku merasa tenang.
"Aku tak bisa tidur semalam, karena terlalu gembira sudah menemukanmu. Aku mencarimu selama belasan tahun... saat aku tahu takdirku, aku belajar merasakan auramu, melalui sihir penghubung, aku tahu kau saat itu sudah dilahirkan, tapi aku tak tahu dimana kau. Aku berkali kali mencarimu diantara keluarga Wang, dan selalu ada di pelatihan para penyihir jiwa baru. Tapi aku tak pernah menemukanmu... dan sekarang aku tak akan pernah melepasmu lagi..." Aku menatapnya saat dia mengatakan itu. Dan sekali lagi, bibirnya menemukan bibirku dengan menuntut seakan semua kerinduan tertumpah disana. Aku tak tahu bahwa ciuman akan membuat kakimu lemas dan jantungmu berdebar keras seperti saat ini. Saat dia mengakhirinya aku langsung goyah, tapi tangannya tetap memelukku seakan aku dan dia adalah sepasang kekasih yang sudah lama tak bertemu.
"Ini semua gila...."
"Lord, aku lupa kau gadis berumur 18 tahun ... apa aku keterlaluan ... " Dia menyeringai lebar, tentu saja dia tak tahu itu ciuman pertamaku.
"Kau tahu itu ciuman pertamaku ... " Hawa panas naik serta merta ke wajahku.
"Benarkah... " dia terbelalak, dan menarikku kedekatnya. "Aku merasa tersanjung, ... apa aku melakukannya dengan baik?" Ourin tersenyum lebar, sementara aku berdebar-debar dengan wajah panas. Aku mengulum senyumku, menundukkan wajahku. Sejujurnya perasaanku kacau. Aku sama sekali tak tahu apa yang kurasakan selain jantungku yang menggila.
"Aku tak tahu. Bisakah kau lepaskan aku sebentar." Dia melepasku. Bertepatan dengan itu seorang pelayan mengetuk pintu dan masuk membawa teh. Aku langsung mengambil teh itu. Dengan cepat aku menghilang dibalik rak-rak buku tinggi itu. Aku perlu menenangkan diriku sendiri saat ini.
"Aurora, kau baik-baik saja?"
"Tetap ditempatmu Ourin... Jangan mendatangiku. Aku perlu ruang."
"Baiklah, aku akan tetap duduk disini." Aku minum teh wangi itu sambil menenangkan diri dan berpikir. Aku duduk diam sambil merenung beberapa saat, jika ini takdirku, bagaimana aku bisa menolong korban-korban ikatan mahluk gelap itu. Jika ini takdirku, aku harusnya bisa melakukan sesuatu.
"Bagaimana kita membebaskan korban-korban itu?"
"Dengan penyatuan dua aura kita dan rune khusus." Ourinko menjawab dengan lugas . Berarti wanita yang semalam itu bisa kami tolong. Aku harus segera menolongnya. Sekarang!
"Ayo kita pergi menolong wanita semalam!" Aku langsung beranjak ke depannya. "Wanita semalam, kita bisa menolongnya kan?" Ourinko tersenyum menatapku.
"Bisa... "
"Lalu kenapa kita harus menunggu?"
"Karena penggabungan aura itu memerlukan satu syarat yang harus dipenuhi..."
"Ayo lakukan. Apa syaratnya?" Dia diam. Dia kembali memegang tanganku. Jantungku kembali berdebar dan seluruh tubuhku merinding.
"Syaratnya, kau dan aku harus bersatu untuk melakukan mantra penggabungannya..." Aku tak mengerti kata 'bersatu', semacam menggabungkan aura dalam Infinity Olei yang aku dan teman satu timku lakukan semalam.
"Seperti semalam... saat kita melakukan sihir pengabungan aura ... ?" Kenapa kami tidak melakukannya langsung semalam?
"Bukan..."
"Lalu..."
"Itu artinya kita melakukannya dalam ikatan suci. Syaratnya penyatuan tubuh dan pikiran." Aku diam, penyatuan tubuh? Apakah maksudnya..... ?
"Maksudmu ... kita ... " mukaku sudah panas memikirkan apa yang dimaksud Ourinko.
"Iya, maksudku bercinta ... Syarat mantranya adalah kau dan aku, sedang dalam penyatuan sempurna." Matanya menatapku tanpa berkedip. Aku pasti sudah semerah udang rebus sekarang. Dicium pertama kali saja baru beberapa saat yang lalu. Sekarang pria ini mengatakan sesuatu yang harus kulakukan bersamanya. Gosh!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
💜Ilalang Senja💜
,,,❤️🧡💛💚🩵💙💜🤎🖤🩶🤍🩷,,,
2025-03-04
1
Dede Dahlia
si akang Ourin asal nyosor aja baru ketemu semalam langsung nyosor kaya soang eh malah sekarang ngajak penyatuan juga bener²gercep tindakannya 😂😂 akhirnya penasaranku terpecahkan juga ternyata seperti itu ceritanya kenapa Ourin sama Aurora akhirnya bersama,bersatu jadi pasangan suami istri 🤔
2023-03-26
1
Eny Agustina
So sweet......
2022-05-10
1