Kami harusnya bergerak ke kota Sheffield hari ini, tapi tiba-tiba datang perintah penarikan ke London siang ini. Semua tim dibawah Daniel dan Mitsuki ditarik ke London melalui vortex siang ini.
Begitu sampai kami langsung dipisahkan ke dua group, penyihir penyerang dan pertahanan. Penyihir penyerang di pimpin oleh tiga penyihir jiwa, Mae Osweli, Ourinko Dluein dan Rune Ultar penyihir kepala asrama Pelatihan Cahaya yang memimpin regu pertahanan.
Briefing awal penyerangan langsung diadakan, kami akan melakukan penyerangan terhadap satu tempat di Rusia bernama Batugychag. Sebuah bekas tambang uranium tua di sebuah daerah terpencil di utara Rusia, foto-foto dari drone menunjukkan sebuah gedung bangunan tua bertingkat empat yang sudah tak terpakai dan pohon pohon tua yang diselimuti salju tebal disekelilingnya.
Di dalamnya ada ratusan orang dengan kekuatan gelap berkumpul. Ini mungkin yang dibicarakan Sofia kemarin. Ratusan orang terlibat dalam penyerangan kali ini. Regu penyerang dibagi ke dalam empat kelompok mengelilingi target sasaran kami. Sementara para penyihir pertahanan akan membentuk konfigurasi kubah pertahanan rapat dengan diameter hampir 3 mil untuk mencegah agar tidak ada yang lolos.
Aku melihat di baris depan ada seorang penyihir muda yang memimpin legiun penyerangan kami. Dia sedang berbicara dengan Mitsuki dan Daniel.
"Tiga orang pemuda itu, penguasa klan kita dimasa depan..." seorang teman satu timku berbicara.
"Benarkah..."
"Mereka sahabat dekat, penyihir Utama Ourin, pewaris klan Hamada dan pewaris klan Aegis. Tiga orang itu adalah bujangan paling diinginkan di klan ini. Kau tak tahu?"
"Aku murid semester satu, baru sekarang bergabung dengan kegiatan klan di luar Pelatihan..." Ourinko Dluein, entah mengapa aku punya perasaan tak asing dengannya. Sosoknya mencolok dengan rambut pirang panjang lurus dan mata birunya. Jika dia memakai semacam sayap aku rasa dia akan cocok menjadi semacam pemeran malaikat.
"Tim penyerang semuanya berkumpul bentuk dua barisan 3 memanjang ke belakang. Kalian masing-masing barisan akan menjadi tim mandiri yang membantu satu sama lain. Kenali tim kalian." Mae Osweli dan Ourinko Dluein memberi perintah didampingi oleh masing-masing tiga komandan kepala. Kami membentuk barisan kami, dan aku langsung berkenalan dengan Martha dan Jessie yang otomatis menjadi rekan timku.
"Para legiun penyerang, tugas kita adalah menyelesaikan pertarungan ini secepatnya, gunakan bola serangan aura kalian untuk melumpuhkan sebelum memusnahkan, kontak jarak dekat akan kurang menguntungkan karena medan bersalju, kita akan maju berkelompok setiap kelompok berisi 50 orang dipimpin oleh empat penyihir utama." Rune Ultar sekarang berbicara. "Maria Pollux dari Rusia akan memimpin tim pertama, Alviso Pollux di tim kedua, Martin Wang di tim ke 3 , Ourinko Dluein di tim ke 4 dan saya sendiri di tim pertahanan."
"Kita akan menghancurkan empat titik bangunan dengan mortir untuk memaksa mereka keluar, sementara dinding segel akan dipasang mantra pelindung tingkat tertinggi untuk melemahkan kekuatan lawan. Para penyerang cuma punya maksimal tiga puluh menit untuk menyelesaikan semua, ingat itu. Jadi saling bantu untuk dapat menyelesaikan semuanya tepat waktu." Ourinko Dluein mengambil alih fokus tim penyerang.
Kami semua mengambil peralatan kami dan bersiap masuk ke vortex menuju pusat Operasi Klan Pollux Rusia untuk menunggu transport vortex selanjutnya. Ourinko dan Mae Osweli masing-masing membuka dua vortex besar. Aku selalu kagum pada kemampuan penyihir-penyihir jiwa ini. Mereka adalah penyihir yang diberkahi dengan kekuatan sangat besar, mungkin hanya ada kurang dari lima puluh orang penyihir jiwa di klan dan Ourinko Dluein adalah yang paling muda dan salah satu penyihir terkuat yang menduduki jabatan Penyihir Utama.
"Ara, dari tadi aku mencarimu." Sofia menepuk bahuku saat aku dan teman timku duduk menunggu waktu penyerangan.
"Sofia,... kau pulang untuk ini."
"Iya, aku mendengar tim elite diterjunkan. Aku dari tadi mencarimu. Aku bertemu Daniel dan Mitsuki disana tadi."
"Kalian tim elite?! Aku belum pernah melihat wanita semuda kalian masuk tim utama." Martha menatapku dan Sofia dengan tak percaya.
"Iya, dan yang ini.... "Sofia menunjukku "...adalah lawan tanding Komandan Daniel dan Mitsuki."
"Woow, kau pasti hebat Aurora ..." sekarang giliran Jessie yang melonggo, aku hanya meringis melihat kekaguman mereka.
"Kemarilah.. aku ingin bicara." Sofia langsung menarikku.
"Apa?!"
"Kau pergi dengan Daniel kemarin?" Sofia langsung menginterogasiku.
"Darimana kau tahu... "
"Agusto melihatmu pergi bersama Daniel." Aku tertawa. "Sesuatu terjadi?" Sofia sekarang berbisik. Panas langsung naik ke wajahku. "Katakan padaku..." Dia menguncang bahuku dan aku tersenyum lebar melihat bagaimana Sofia penasaran.
"Well,.... " aku sengaja mengantung kalimatku. Sofia bertambah penasaran.
"Aurora, kau baik-baik saja. Perlengkapanmu semua sudah diambil?" Tiba-tiba Daniel muncul disampingku.
"Iya, semuanya baik."
"Berhati-hatilah, bekerjasamalah dengan rekan satu timmu.Sebentar lagi kita akan ke lokasi penyerangan." Aku mengangguk. "Baiklah, masih ada yang harus kuurus. Jaga dirimu. Kau juga Sofia." Daniel pergi dengan cepat, sementara Sofia memicingkan matanya padaku.
"Kau akan membiarkan aku berdiri penasaran disini semalaman?" Aku tergelak.
"Baiklah, kemarin dia bilang suka padaku, itu saja... "
"What!? Kau menerimanya?"
"Noooo.... aku tak menjawab apa-apa, dan tidak, dia bahkan berlaku gentle, dia tidak menciumku. Bukankah itu sangat manis... Kau benar ternyata dia menyukaiku." aku tersenyum lebar.
"Wow, ... lihat dirimu. Kau pasti sedang berada di awan sekarang." Aku tersipu. Sebenarnya aku masih berbunga-bunga saat ini, semalam aku hampir tak bisa tidur, tapi anehnya saat ini aku bahkan tidak mengantuk. Kurasa ini yang namanya jatuh cinta.
Sebuah pengumuman untuk berkumpul di intercom dengan segera memutus pembicaraan kami. Aku segera kembali ke timku dan Sofia harus kembali ke timnya juga. Kami semua 4 tim penyihir penyerang berkekuatan 320 orang dan 250 pertahanan berkumpul di aula utama gedung.
"Udara minus 3°C, kabar baiknya formasi salju cukup solid dan bisa mendukung pertempuran jarak dekat. Tapi fokus utama kalian adalah tetap pertempuran jarak jauh, selesaikan secepatnya, lumpuhkan dan musnahkan." Daniel berdiri memberikan pengarahan. Udara dingin, aku belum pernah bekerja di salju, semoga ini tidak menyulitkan nantinya.
"Tim Maria Pollux di muka utara, Tim Alviso Barat, Martin Wang Timur, Ourinko Selatan. Perhatikan keselamatan unit tim kerja kalian. Kita akan mulai bergerak dalam lima menit kedepan." Di layar tampil gambar live drone kondisi lokasi target operasi kami.
"Guru Rune, kalian bisa memulai kubah segel."
"Baik, siapkan diri kalian." Guru Rune merapal mantra vortex dan membuka sebuah vortex besar di bagian atas bangunan. Para penyihir penyerang merapal mantra penghilang dan menghilang dalam vortex. Tak lama kemudian kubah segel besar telah sepenuhnya terbentuk mengelilingi bangunan tua itu.
"Masing-masing pimpinan tim penyerang, tempati posisi kalian. Sang Pencipta bersama kalian." Daniel yang bertugas sebagai pengawas operasi memberi perintah. Empat vortex besar terbentuk dan kami bergegas masuk ke posisi kami.
Udara dingin mengigit langsung menyambut kami saat kami masuk ke median vortex, kacamata gelap memberikan pandangan di daerah minim cahaya itu. Kami semua membentuk barisan memanjang untuk persiapan pembukaan serangan bola energi.
"Meluncurkan serangan. " Suara peluncuran empat warhead RPG membelah langit malam. Dalam kurang dari satu detik suara ledakan mengguncang. Kami semua bersiap. Pintu-pintu belakang bangunan itu terbuka, manusia-manusia berhamburan keluar dari tubuh mereka yang terjatuh ke tanah.
Puluhan mahluk-mahluk gelap hitam dengan mata merah itu melihat ke kekuatan menyilaukan dari segel raksasa yang mengelilingi mereka. Mereka meraung mengerikan, dan dengan cepat menyerbu ke arah kami . Ourinko melemparkan serangan sangat cepat berbentuk panah aura ke 30 mahluk itu. Hebat sekali bisa menebas 30 kekuatan dengan sekali lempar. Mahluk mahluk yang terkena serangan itu terlempar tak bergerak di tanah , tapi itu belum selesai kami harus menempelkan rune pemusnah sebelum mereka pulih, 7 tim di sebelah kanan diperintahkan maju bersamaan melakukan mantra pemusnahan, sementara 8 tim masih dibelakang.
Sambil maju tim melempar bola bola energi untuk menghantam mahluk yang masih ada, namun kali ini mereka lebih siap mengelak, sebagian lemparan energi mengenai tempat kosong , ada belasan mahluk merangsek kedepan membalas mengirimkan bola energi gelap mereka.
Dua puluh orang lagi mahluk keluar dari pintu belakang , Aurinko memerintahkan semua tim bergabung .
Sebagian tim legiun yang maju pertama mencapai posisi mahluk mahluk yang terkapar dan melakukan mantra pemusnahan , satu orang fokus pada mantra sementara lainnya akan berjaga terhadap kemungkinan serangan. Mahluk-mahluk yang menghindar merangsek maju mengancam tim pertama yang maju .
Kami dibelakang berlari membantu mereka.
"Aurora Jessie , kita ambil tiga sebelah kanan, fokus kan serangan kalian ke mereka!" tim tiga orang kami bergerak ke arah kanan , dua mahluk besar meloncat ke arah kami , aku mengirimkan dua lemparan energi menyasar dua mahluk didepanku. Satu mengenai sasaran satu lagi lolos, tapi Martha tidak tinggal diam, dengan cepat dia melempar bola energi untuk mengincar yang lolos, dua mahluk itu jatuh berdebam, aku dan Jessie langsung melompat dan berkonsentrasi mengambar rune pemusnah pada kedua mahluk itu. Dalam kurang dari tiga puluh detik kemudian kami berhasil memusnahkan tiga mahluk itu.
Kami berlari maju ke depan, 10 meter didepan kami ada dua mahluk yang masih terkapar setelah terkena lemparan energi Aurinko, Martha dengan cepat mengambar rune pemusnah di salah satu mahluk. Sementara tanpa disangka , satu mahluk dibelakang bangun dan menghantam dengan cepat ke arah Martha, aku maju kedepan menahan serangan nya dengan perisai energi. Hantaman energi besar kurasakan pada perisaiku. Namun posisi pertahanan ku sempurna, energi itu mendorongku selangkah kebelakang. Sementara Martin melemparkan bola energi, dan mahluk itu kembali berdebam ke tanah. Dan dengan cepat rune pemusnah mengerjakan tugasnya.
Lima mahluk sudah mati ditangan kami , sementara tim yang lain juga sedang menyelesaikan tugasnya. Tiba tiba ada 6 mahluk gelap sangat besar tingginya hampir 3 meter melemparkan bola energi menyerang ke arah kami dengan jarak 20 meter, entah dari mana datangnya, menakutkan melihat tingginya dan besarnya. Serangan pertama kami blok dengan sempurna
"Serangan bola energi ..." teriak Jessie
"Baik!" kami bergerak melemparkan serangan kami di dua tangan, kami mengenai 4 mahluk itu, namun nampak nya mereka cuma terhenti sebentar, mahluk-mahluk ini punya kekuatan sangat besar, 2 masih menerjang ke depan kecepatan penuh.
"Kami butuh bantuan!" teriak Martha di alat komunikasi kami . Sementara perisai kami sudah dalam posisi siap kontak menerima hantaman. Kami berkonsentrasi memompa aura pertahanan di seluruh tubuh kami. Sedetik kemudian 3 mahluk besar itu dengan kecepatan tinggi menghantam kami, kekuatan energi mereka melempar kami 10meter kebelakang. Namun mahluk mahluk itu tetap menerjang memburu kami. Kami memompa aura penahan untuk hantaman berikutnya.
Namun enam panah energi menyelamatkan kami sesaat sebelum benturan energi selanjutnya. Enam mahluk itu terdorong kebelakang , namun masih tetap berdiri. Ourinko berdiri 10 meter di belakang kami.
" Mahluk jahanam , rupanya kalian kuat juga."
"Penyihir bangsat! kalian akan kami kuasai seluruhnya , dasar mahluk lemah, kau takkan bisa menyentuh kami." satu mahluk dasar neraka itu mengeluarkan suara mengikik yang mengerikan.
"Kembalilah ke dasar neraka. Legiun! Posisi Penyerangan Segitiga Infinity! Sekarang!"
Kami melompat ke arah penyihir Utama Ourinko. Aku memgambil posisi kanan , Jessie kiri , Martha dibelakang. Ourinko mengulurkan tangannya kekiri dan kekanan berpegangan dengan aku dan Alice. Sementara Alice dan aku juga berpegangan dengan Martin , kami membentuk posisi segitiga sempurna.
"Baca mantra penyatuan!"
" infinitis orbem totum uno animo, uno et lumen." bersama sama kami membaca mantra sambil menutup mata , benang aura kami telah terhubung, kami mundur 2 meter dan duduk bersila.
Kami masuk ke tahap meditasi dengan konsentrasi penuh. Mengerahkan semua energi kami kedalam lingkaran mantra yang kami bentuk. Aura ku yang berwarna putih kebiruan bergabung dengan aura kemerahan Martin dan Aura hijau Alice sementara Aurinko berdiri ditengah dengan sinar keemasan. Itu adalah posisi kubah penyerangan Infinity Olei . Pengabungan empat aura, lingkaran penyerangan dan kubah pertahanan. Namun kubah penyerangan seperti ini hanya bisa dibentuk oleh penyihir jiwa dengan kemampuan aura besar. Yang mengendalikan tenaga para pemilik aura yang mendukung lingkaran kekuatannya .
Ourinko membuka matanya , ditangannya terbentuk 7 bola aura dengan warna warni dengan rune lambang mantra infinity berkilauan gabungan warna aura kami.
Namun mahluk mahluk itu tidak tinggal diam , mereka semua mengirimkan lemparan bola energi hitam besar ke arah kami.
"Matilah kalian!" bola bola itu dilemparkan serentak ke arah kami
"Hahaha ... serangan kalian tidak berguna." Ourinko menarik energi kami lebih besar, memfokuskannya dalam kubah pelindung, kami semua bisa merasakan ada energi gelap mendekat, namun begitu menyentuh lingkaran kubah mantra kami energi tersebut dinetralisir dengan sempurna.
"Giliran ku, menghabisi kalian." Enam bola aura dengan rune Infinity meluncur dari tangannya menyasar kening ketujuh mahluk hitam besar itu. Begitu terkena mereka berteriak mengerikan, seakan semua energi mereka tersedot dalam teriakan panjang itu. Dalam empat detik rune sihir itu berkerja sempurna. Meninggalkan asap kehitaman bekas mahluk itu.
"Lepas mantra kalian ..." Ourinko memberi perintah penarikan. Kami menarik energi kami dari lingkaran mantra, membuka mata kami. Pertarungan disekeliling kami selesai dengan cepat. Para legiun penyerang di barisan depan masuk dan memeriksa ke dalam gedung.
Sementara aku membuka mata, Ourinko sedang memandangku, kami bertatapan seakan sudah mengenal satu sama lain. Jantungku langsung berdetak aneh.
"Auramu bulan teratai perak."
"Iya, guru matahari emas... " entah kenapa aku menyebutkan penampakan auranya padahal aku belum pernah melihatnya langsung, tapi aku tahu begitu saja, mungkin karena tadi aura kami terhubung.
"Siapa namamu..." Ourinko mendekatiku, sosok tingginya membuatku harus sedikit mendongak memandangnya.
"Aurora Magnus..."
"Aurora ..." Ada sesuatu yang ingin dia ucapkan namun disimpan dalam pikirannya, matanya menatapku tak berkedip, sementara aku juga tak bisa mengalihkan pandanganku. Sedetik kemudian dia melepas tatapannya. Aku merasa kontak batin kami terputus, sampai aku harus menghela napas.
Pertempuran di sekeliling kami masih berlangsung, legiun penyerang di bagian depan sudah merangsek masuk ke gedung. Kami menunggu di bagian belakang dan tak ada lagi yang nampak keluar. Dan tak lama kemudian area dinyatakan bersih.
"Kemarilah ... ikut denganku." Guru Ourinko memanggilku, tak lama setelah area dinyatakan bersih, aku menurut mendatanginya. Ada seorang korban yang masih dirasuki mahluk gelap yang telah disegel wanita terbaring di salju yang dialasi terpal.
"Masuki jiwanya, cobalah berkomunikasi dengan jiwa manusianya, kau hanya harus menyalurkan auramu padanya, lalu merasakan suara pikirannya "
"Aku belum pernah melakukan sihir jiwa guru, aku tak tau bagaimana cara melakukannya..." aku menjawabnya dengan ragu.
"Perhatikan rune ini dan mantra yang kuucapkan, duduk bersila didepanku." Aku duduk bersila didepan korban, seorang wanita berusia 60an. Kuperhatikan Ourinko mengambar suatu pola rune, dia mengucapkan mantra pendek
"Prehenderar animan meam ego sum tui." kemudian mengalirkan auranya ke gambar rune diatas tubuh wanita itu. "Lakukan seperti yang aku lakukan."
"Baik guru." Aku bersila, memusatkan pikiranku, mengucapkan mantranya dan mengambar rune. Saat aku menyalurkan auraku, kekuatan gelap di dalam wanita itu memblok pandanganku.
"Jika ada kekuatan menghalangimu, salurkan auramu lebih besar." Ourinko memanduku, aku mengalirkan lebih banyak aura untuk masuk ke lingkaran rune, kemudian aku melihat dan merasakan jiwa wanita itu, meminta tolong dan menangis minta dilepaskan. Seakan akulah diri wanita itu. Aku membuka mataku memandang ke arah Ourinko yang menatapku.
"Kau penyihir jiwa sepertiku, tak diragukan lagi... kita akan bertemu lagi, secepatnya..." dia menepuk bahuku dan kemudian pergi ke arah para ketua. Sementara aku masih berlutut shock karena merasakan jiwa wanita itu meminta tolong dengan begitu menyedihkan. Namun aku tak bisa melakukan sesuatu untuk menolongnya.
Daniel tiba disampingku. "Aurora , kau kenapa? "
"Aku merasakan wanita ini meminta tolong padaku , aku tak bisa menolongnya."
"Kau bisa merasakan jiwanya? Kau bisa sihir pikiran?" Daniel bingung dengan perkataanku karena hanya penyihir pikiran yang bisa masuk kejiwa seseorang.
"Tadi Guru Ourinko mengajariku mantra dan runenya, dia bilang aku seorang penyihir jiwa, aku bisa masuk melihat jiwa wanita ini."
"Benarkah , berarti nanti bantuanmu akan banyak diperlukan disini , kurasa dia akan segera melatihmu lebih banyak, tak apa kita semua berusaha menolong mereka sekarang, pasti ada cara kita bisa membebaskan jiwa jiwa mereka." Daniel menepuk bahuku. Sementara aku masih duduk dan terpaku pada wanita di depanku.
Tim menemukan 150 korban jatuh malam itu dan kami membawa satu korban yang disegel bersama kami. Udara semangkin gelap, malam ini sekali lagi ratusan korban manusia jatuh. Kami masih belum menemukan cara membebaskan mereka, entah sampai kapan ini berlanjut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
💜Ilalang Senja💜
/Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Heart/
2025-03-04
1
Eny Agustina
Ou ou ou.. keren syekaliii
2022-05-10
1
❤ $he ¥ ❤
👍👍👍👍👍
2021-10-01
2