"Sesuatu terjadi antara kau dan Daniel?" Sofia menatapku dengan senyum penasaran. Daniel baru meninggalkan meja tempat kami sarapan.
"Tidak, kenapa kau berpikir begitu..."
"Sepertinya kau sudah meninggalkan obsesi gilamu, dia terlihat terus mendekatimu dalam beberapa hari belakangan ini dan kulihat kau sedikit sibuk dengan ponselmu... kalian saling berkirim pesan?" Sofia menembak dengan tepat. Aku cuma tersenyum dan Sofia menyeringai lebar sekarang.
"Kami hanya mencoba berteman..."
"Baiklah, teman..." Sofia tertawa keras sesudahnya. Aku hanya diam membiarkannya.
Baiklah, aku menikmati perhatian Daniel beberapa hari ini. Aku tahu untuk pertama kalinya setelah pembicaraan kami pandanganku terhadap kehadirannya berubah.
Sejujurnya perasaanku sendiri membuatku takut, perasaan tertarik kepada Daniel yang mulai berkembang membuatku tak bisa tidur dengan lelap untuk pertama kalinya, aku mulai memikirkannya. Dia terasa begitu dewasa, maksudku kami berbeda hampir 9 tahun dan dunia kami berbeda sepenuhnya.
Beberapa hari yang lalu.
"Aku membawakanmu ini." Dia mengangsurkan sekotak makanan ketika kami beristirahat di sebuah atap bangunan, tengah malam jeda penyisiran.
"Apa ini?"
"Chinese Food, aku tidak bisa menemukan Indonesian Food di kota ini. Kau pasti bosan dengan Western food disini."
"Terima kasih, ... " aku membuka isinya. Nasi Ayam, dengan beberapa macam cah sayuran dan daging ikan manis. Aku menerimanya dengan berterima kasih, karena aku memang sudah bosan dengan Western Food selama disini.
"Pasti berat, ini pertama kalinya kau jauh dari rumah." Dia membuka bekal yang sama denganku.
"Tidak, aku menempuh pendidikan asrama sejak high school. Aku sudah terbiasa jauh dari rumah."
"Kalau kau ada kesulitan apapun jangan ragu menghubungiku..." Aku menatapnya. Dia bersungguh-sungguh akan ini.
"Terima kasih, aku tak ingin merepotkanmu. Jika aku terlihat sering bersamamu aku akan mendapatkan masalah yang lebih besar kukira." Daniel tertawa.
"Mereka tak akan berani mengganggu anggota legiun utama. Sejak dulu anggota wanita legiun utama punya nama sanggar. Aku bisa pastikan itu." Dia diam sebentar "Apa kau merasa aku mengganggumu?"
"Tidak, hanya aku takut penggemarmu atau pacarmu akan merasa ..." dia memotongku dengan cepat.
"Aurora, aku tak punya pacar ... " Dia menatapku. Aku tak bisa tak merasa berdebar saat dia menatapku seperti ini, tapi aku tak berani berharap banyak, tak mungkin dia akan menjadikan gadis ingusan sepertiku pacarnya. Itu sangat tidak mungkin. Aku masih tak percaya pada Sofia yang mengatakan dia menyukaiku.
Aku dan timku sudah berada di Norwich, kota utama dari Norflok county bagian utara UK selama tiga hari ini.
Penyisiran padat yang dibebankan selama tiga minggu ini membuat para pimpinan tim bekerja keras kami memastikan tiap legiun yang mereka pimpin on schedule. Para legiun dalam penyisiran dikerahkan lebih besar dan banyak penyihir pertahanan ikut untuk mempercepat penyelusuran. Dan semua murid pelatihan cahaya menjadi relawan, kami harus menyelesaikan Norflok, Sufflox dan Essex dalam jadwal ketat 3 hari, sebelum istrirahat 1 hari kemudian dan kembali menyusuri kota lainnya.
Dan untungnya dikota-kota utara ini dalam 2 hari ini kami belum menemukan apapun. Berita buruknya kami hampir menemukan 50 korban tidak bisa diselamatkan di kota Cambridge dan Oxford. Dan dibelahan dunia yang lain ratusan korban jatuh dalam seminggu penyisiran global, akan bertambah buruk dalam beberapa minggu berikutnya. Udara serasa sangat menekan bagiku dan perasaaanku tidak menentu selama penyisiran.
"Aku harus kembali ke Moskow sekarang, klanku membutuhkanku untuk menangani situasi disana. Aku sudah melapor ke Daniel." Pagi-pagi sekali Sofia sudah membereskan perlengkapannya, aku masih bergelung ingin tidur.
"Benarkah, ada situasi darurat?"
"Kami menemukan sebuah area markas mahluk-mahluk gelap itu. Ini pertama kalinya kita menemukan sebuah markas dengan ratusan orang didalamnya, dan kegiatan mata-mata dan penyisiran disekitar area itu harus segera dilakukan."
"Baiklah, berhati-hatilah." Sofia langsung menghilang dan aku kembali bergelung untuk istrirahat.
Aku dibangunkan oleh sebuah telepon dari Daniel. Hari ini kami tidak ada penyusuran, ini hari istirahat, sebelum besok pagi kami beralih ke kota berikutnya. Apa ada yang harus kami lakukan?
"Aurora, kau sudah bangun...?"
"Sudah, apa kita harus bekerja hari ini, ada penugasan?"
"Tidak, ... sebenarnya aku ingin mengajakmu berjalan-jalan sebentar. Kau mau?" Aku membelalakkan mata, jalan-jalan? Berdua maksudnya? Aku langsung berdebar-debar, ini cukup mengejutkan. Aku terdiam cukup lama.
"Aurora? Kau masih disana?"
"Kemana ..." Apa ini semacam ajakan kencan. Lord, seumur hidupku aku belum pernah berkencan.
"Oxford, tempat Harry Potter dan banyak museum yang bisa kita datangi." Cambrige, tempat Ayah dan Ibu kuliah dan bertemu. Aku belum pernah mengunjungi kota itu. Aku menginginkannya sebenarnya, ini cuma jalan-jalan sebagai teman, kami berteman. Aku meyakinkan diri sendiri. Tidak akan apa-apa.
"Baiklah..." Aku mengambil keputusan akhirnya.
"Thanks God,... aku menunggumu untuk sarapan dibawah. Dan kita akan berangkat seusai sarapan. Oke?" Suaranya terdengar antusias. Sedangkan aku tak tahu apa yang harus kulakukan sekarang.
"Ok, jam 11 aku turun."
"Aku akan menunggumu..." Daniel menutup telepon sementara aku menatap ponselku sesaat. My God, apa yang harus kulakukan, apa yang harus kupakai, apa aku harus berdandan. Aku panik! Ini cuma jalan-jalan dibawah matahari, harusnya tak apa memakai pakaian casual saja. Aku tak ingin terlihat berlebihan begitu menginginkannya.
Aku melihat bajuku yang terbatas. Hanya ada beberapa jeans dan blouse bahan kaos yang nyaman. Aku Akhirnya aku memilih jeans putih dan sebuah kaus berwarna peach bergambar bunga-bunga kecil. Dan tas selempang satu-satunya yang selalu kubawa. Ini gila, aku jalan-jalan dengan Daniel Aegis, pria paling diinginkan di klan ini. Tenang Aurora, kau harus tenang!
Beberapa gadis tampak berkerumun disisi Daniel begitu aku sampai di restoran hotel. Dia tampak memakai kaus putih, dan kemeja jeans abu-abu. Aku belum pernah melihatnya dengan pakaian begitu casual, dia terlihat tampan. Jika mereka tahu aku berdua dengan Daniel, aku pasti akan menjadi sasaran mereka. Aku mengambil makananku dan mencari duduk sendiri dan mulai makan dengan tenang.
"Kau sudah siap? Maaf tadi mereka sedikit mengganggu, ... Terimakasih sudah bersedia menemaniku hari ini." Daniel tersenyum. Sejujurnya aku ingin melarikan diri saat ini. Aku tidak yakin dengan ini. Harusnya tadi aku menolak ajakannya.
"Apa Oxford tidak terlalu jauh?" Aku mencari alasan untuk tidak pergi terlalu jauh. Aku masih sebenarnya tidak begitu nyaman, tapi aku menginginkannya, ini terasa seperti bermain permainan yang berbahaya.
"Tidak, itu hanya sejam perjalanan dan itu kota yang indah, kau akan menyukainya... kita berangkat sekarang?" Aku mengangguk, kupikir kami akan naik kereta, namun kami berjalan bersisian ke depan lobby. Dia memberikan sebuah tiket valley ke petugas. Tak lama sebuah Ferrari GTC4 Lusso datang ke depan lobby.
"Ayo ..." Daniel mengamit tanganku. Itu pertama kalinya kami bersentuhan. Jantungku langsung berdebar dan mukaku panas. Dia membuka pintu mobil untukku, memastikan aku duduk dengan benar sebelum ia menutup pintu dan beralih ke sisi pengemudi.
"Kupikir kita akan naik kereta ke sana... "
"Naik mobil lebih cepat, dan kita tidak akan kesulitan berpindah ke tempat-tempat lainnya. Kita akan sedikit ngebut, jangan kuatir, aku pengemudi yang baik." Daniel tersenyum. Daniel menjalankan kendaraan dengan cepat, beberapa kali aku harus menarik napas melihat dia menyalip beberapa kendaraan sekaligus. Walaupun itu memang mobil sedan sport yang stabil, tetap saja ini mendebarkan.
"Pernah ke Oxford?"
"Tidak, tapi Ayah dan Ibu kuliah dan bertemu disana, mereka sering bercerita tentang kota ini." Daniel membuka dirinya selama perjalanan, dia banyak bercerita tentang masa kuliahnya. Dan aku sedikit berbagi cerita tentang diriku. Mungkin rasanya seperti bercerita dengan kakakmu. Tapi dia menyenangkan atau dia berusaha agar pembicaraan kami menyenangkan. Tak terasa kami sampai dengan cepat.
Kami makan siang sebentar setelah sampai. Dan memutuskan untuk mamasuki kampus tua Oxford dan mengambil tour di lokasi-lokasi syuting Harry Potter yang terkenal itu. Rasanya memang seperti memasuki dunia lain. Rasanya aneh membayangkan penyihir tapi kau adalah penyihir sebenarnya.
Kami mengelilingi komplek gedung dan masuk ke Natural History Museum yang menyimpan koleksi mineral bumi dan fosil fosil mengagumkan, melihat perpustakaan Bodlelain, duduk di taman-taman yang luas didalamnya. Jalan-jalan ini sangat menyenangkan. Setelah beberapa minggu ini kami harus berkutat dengan tugas penyisiran yang sangat ketat dan menguras tenaga.
Hari sudah sore saat kami memasuki Harcourt Arboretum, sebuah areal taman seluas 130 acre melihat berbagai koleksi pohon tua menakjubkan. Aku langsung terpesona pada pemandangan hamparan luas bunga biru keunguan dibawah pohon-pohon besar yang disinari matahari kekuningan di sore hari, bunga perdu berwarna keunguan menghampar biru sampai jauh ke ujung pepohonan, tanpa sadar aku menarik tangan Daniel untuk mengikutiku ke hamparan bunga berwarna biru luas itu.
"Daniel ini indah sekali." Aku terpaku pada pemandangan didepanku.
"Ini namanya bluebells ..." Daniel yang mengikutiku melangkah ke arah depan.
"Bluebells... " aku menatapnya dan kemudian sadar aku memegang tangannya. Mukaku sontak panas. Aku langsung melepas tangannya.
"Maafkan aku, ..."
"Aku tak keberatan..."Dia tersenyum dan mengamit tanganku lagi, menggengamnya. Jantungku langsung berdebar keras. Aku terdiam dan salah tingkah, dan Daniel,...dia berdiri didepanku dan memegang kedua tanganku sekarang.
"Aurora, ... lihat aku ... " Daniel menghadapkan aku kearahnya, aku menatapnya, sekarang aku tak bisa mengalihkan diriku dari pandangannya.
"Aku ingin kau tahu bahwa aku menyukaimu.... " Otakku beku. Dia menyukaiku. Jadi Sofia benar. Sekarang apa yang harus kukatakan.
"Kau tak perlu menjawab apa-apa. Aku hanya ingin kau tahu dan semoga kau bisa menerimaku nanti. Beri aku kesempatan, jangan menghindariku karena pengakuan ini." Aku lega, setidaknya aku tidak harus berpikir keras untuk menjawabnya saat ini.
"Kenapa, aku hanya gadis biasa 18 tahun, wanita yang mengejarmu. Mereka semuanya sangat cantik..." aku memberanikan diri menatapnya. Pertanyaan yang sangat penting bagiku. Aku bukanlah siapa-siapa.
"Entahlah, mungkin karena kau satu-satunya yang tidak memperdulikanku dan berani melawanku ... Aku sendiri tak tahu kenapa aku tak bisa melepaskan pikiranku darimu." Dia tertawa seakan yang kami bicarakan adalah sesuatu yang lucu, mungkin karena dia sudah berpengalaman dalam hal semacam ini, sementara jantungku beraksi seolah ini adalah sebuah perlombaan lari yang harus kumenangkan.
"Kau tidak dijodohkan? Kau penerus klan..." Sebuah keraguan menyelinap, aku bukanlah dari klan kuat, tapi Daniel dia adalah putra mahkota seluruh klan.
"Hahaha ... ini bukan abad pertengahan atau dinasti kerajaan Aurora."
"Aku hanya bertanya..."
"Aku pria bebas, dikeluarga kami tak ada perjodohan semacam itu. Dan aku percaya kita bisa berjalan dengan baik." Aku diam menatapnya bicara. Aku tak menyangka dia bersikap begitu sopan saat menyatakan perasaannya pada seorang gadis. Bayanganku tentang seseorang pria flamboyan yang memperlakukan wanita dengan ciuman dan penguasaan fisik musnah tak berbekas.
"Kau mengatakannya dengan manis... terima kasih buat itu."
"Jadi aku diterima menjadi kekasihmu?" Dia tersenyum lebar sekarang.
"Belum Tuan Daniel, aku perlu waktu. Jika aku menerimamu aku akan mengatakannya, kita berteman saja untuk sekarang..." Aku hanya perlu waktu meyakinkan diriku, walaupun mungkin aku akan menerimanya. Tapi aku tak mau ini menjadi terlalu mudah dan terlihat melemparkan diri padanya. Dia sudah kenyang dengan wanita yang menawarkan diri untuknya. Dan aku tak mau memjadi seperti itu.
"Kau masih punya banyak ujian untukku?" Aku tergelak.
"Kau tahu, kita didunia yang berbeda sepenuhnya..."
"Aku tahu, ... yang kau maksud perbedaan umur dan pengalaman kita. Aku ingin menjadi pelindungmu, hanya itu yang kurasakan. Saat ini dimana keadaan mungkin akan sangat menjadi berbahaya buat kita. Aku ingin kau tahu kau bisa bergantung padaku." Gadis mana tak meleleh mendengar perkataan manis seperti ini. Mukaku langsung panas.
"Baiklah, terima kasih untuk itu... Bisakah kita makan sesuatu, aku sudah kelaparan sekarang. Aku belum pernah mencoba high tea yang terkenal itu." Otakku mencari jalan untuk melarikan diri dari situasi mendebarkan ini. Daniel langsung tersenyum.
"Aku suka melihatmu merona, itu hal terbaik yang pernah kulihat...Ayo, tahu sebuah cafe bagus disekitar sini untuk high tea."
Kami menghabiskan sore dan malam dengan mengobrol bersama. Dan dia cukup mengerti untuk tidak menyinggung masalah pernyataan cintanya.
Sejujurnya Daniel membuatku nyaman aman. Aku menyukai ketenangannya dan saat ini mungkin aku telah mulai jatuh cinta padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
GegeSter
aku pria bebas nya sih bener .. keluarga ga ada yg dijodohin nya itu lho... palsuu 😜
2024-04-14
0
Dede Dahlia
ko berasa daniel ngungkapin perasaanya ke aku soalnya aku yg kesenengan & juga senyum²sendiri 🤭🤣🤣🤣
2023-03-26
0
Anonymous
balik lagi kesini entah sudah ke berapa kali, tapi di part ini selalu bikin senyum2 sendiri dan ikut merona
2022-11-02
0