My Psychopaths CEO
Bagian 12 : Mabuk
Oleh Ika SR
11:30
Setelah selesai menyantap makanan. Mereka berempat menuju lokasi di mana gedung itu akan dibangun nantinya. Lyn menjelaskan semua detailnya secara terperinci.
Lana berdiri di samping kanan Cleo mencoba menjadi penengah sekaligus penghalang bagi Marina untuk mendekati Cleo. Bagaimana pun, sebagai asistennya. Lana bertanggung jawab penuh terhadap bosnya. Yah, meskipun Lana tahu, Cleo jelas lebih kuat darinya.
Mereka memutari setiap area yang masih berupa tanah kosong. Sinar matahari semakin terik.
Tepat pukul 13:00, mereka berempat menuju kantor L construction untuk membahas mengenai rencana pembangunan lebih lanjut.
Di pembahasan kali ini Cleo menjadi lebih aktif, ia tak lagi menjadi sekedar pendengar saja. Lana mencatat setiap inti dari pembahasan.
Sementara Marina, wanita itu sibuk mencuri-curi kesempatan. Rapat berjalan dengan serius. Sampai akhirnya pukul 18:00, semua pembahasan telah dirampungkan.
“Semoga kita bisa menjadi rekan kerja yang baik, Pak.”
“Berusahalah agar kau tidak mengecewakanku.”
“Baik, Pak. Saya tidak akan membuat Anda kecewa dengan hasilnya.”
Cleo mengangguk. “Nah, karena sekarang meeting telah selesai. Bagaimana kalau kita bersenang-senang sedikit, Pak. Untuk menghilangkan penat. Saya tahu banyak tempat yang menyenangkan di kota ini,” tawar Lyn sambil memberikan kode pada Cleo.
Lana yang tidak menangkap maksud Lyn, hanya bisa tersenyum kecil sambil melirik Cleo. Pria di sampingnya itu mengangguk, menyetujui perkataan Lyn.
Mereka berempat menuju mobil dengan Lyn yang menyetir di depan sementara Lana dan Cleo duduk di kursi belakang. Tak lama kemudian mobil mereka berhenti di depan sebuah klub elit di kota itu.
“Mari Pak,” kata Lyn sembari membukakan pintu untuk Cleo. Mereka berempat masuk. Cleo dan Lyn berjalan di depan sementara Lana dan Marina mengikuti dari belakang.
Begitu melihat bagian dalam bar. Sekarang Lana paham arti “Bersenang-senang” yang dimaksud Lyn barusan. Ia sangat menyesal karena turut ikut ke dalam tempat ini.
Mereka semua duduk di sebuah kursi sofa panjang yang ada di pojokan. Lana terpaksa juga ikut duduk.
Parahnya lagi, ia duduk di samping Marina. Wanita itu mendekat padanya sambil berbisik, “kau lihat. Sekarang kita berdua sama-sama menjadi penghibur.”
Lana hanya bisa mengumpat dalam hati.
Marina melepaskan ikatan rambut kucir kudanya, menggerai rambutnya yang panjang dan bergelombang. Entah dengan tujuan apa, membuka beberapa kancing baju atasnya.
“Mari Pak, saya tuangkan minum,” katanya sambil menyodorkan sebotol vodka pada Cleo. Tak seperti harapan Lana, pria itu menerima vodka yang dituangkan oleh Marina.
“Apakah meeting ini akan berakhir seperti ini?” batin Lana.
Banyak hal baru yang ditemui Lana saat bersama Cleo belakangan ini, termasuk fakta bahwa ini adalah kali pertama Lana memasuki tempat seperti bar ini.
Lana mengalihkan pandangannya dari Marina yang mulai bersandar manja pada bahu Lyn.
Tapi, apa yang ia pandang tidak membuatnya merasa lebih baik. Sekumpulan pria dan wanita mabuk yang saling berjoget. Beberapa pelayan wanita yang memakai pakaian yang super seksi dan beberapa hal tidak senonoh lainnya.
“Ah, aku menodai mataku,” batinnya.
Cleo menoleh pada Lana. Ia hanya tersenyum kecil ketika menyadari bahwa wanita itu merasa tidak nyaman. Cleo penasaran, hal seperti apakah yang akan dilakukan Lana dalam situasi seperti ini.
Lana menundukkan pandangannya, sekali-kali melirik pada Marina yang mengerling genit pada Cleo. Entah mengapa hal ini membuatnya sangat kesal.
Bagaimana mungkin seorang wanita yang tengah berada di pelukan seorang pria masih sempat-sempatnya menggoda pria lain.
“Nona Lana, kau mau minum?”
Dengan cepat Lana menggeleng. Tapi, Marina terlanjur menuangkan segelas minuman dan memaksa Lana untuk meminumnya.
Cleo hanya terdiam melihat Lana yang mencoba meminta pertolongan.
“Ah, Nona Lana. Minuman ini rasanya enak kok. Tidak seburuk yang kau pikirkan. Ayo minumlah sedikit. Jangan merusak suasana,” desak Lyn. Tatapan matanya seolah menelusuri tubuh Lana.
Akhirnya dengan sangat terpaksa, Lana menerima minuman itu. Ia mencicipinya sedikit. Rasanya seperti ada ratusan semut yang menggigit lidahnya. Sensasinya seperti minum soda. Tapi, ini lebih kuat.
“Ayo habiskan!” desak Marina.
Lana menatap Cleo dengan tatapan memohon. Tapi, pria itu malah membuat gerakan bersulang. Akhirnya dengan terpaksa, Lana menghabiskannya dengan susah payah.
Tak berselang lama Lana mulai merasakan kepalanya berputar, apakah efeknya secepat ini? ia merasa pening.
Cleo memandang Lana dengan cermat. “Bagaimana mungkin ada orang yang bisa mabuk secepat ini?” herannya dalam hati.
“Anda mau saya tuangkan lagi, Pak,” tawar Marina.
Cleo menyodorkan lagi gelasnya yang telah kosong.
20:45
Lana sudah hampir kehilangan kesadarannya begitu menghabiskan isi gelas ke 3. Marina, hampir setengah mabuk. Sementara Lyn, pria itu sudah hilang kendali. Ia menelusuri tubuh Marina dengan jari-jemarinya dan ia melakukannya di depan Cleo. Tak berselang lama, Marina bangkit, melepaskan pelukan Lyn dan duduk di samping Cleo. Ia bersandar tanpa permisi di bahu Cleo.
Cleo membiarkannya, bahkan ia terkesan tak menggubrisnya sama sekali. Pandangannya terkunci pada Lana. Begitu Marina menjauh, Lyn pria itu mulai mendekati Lana.
Ketika tangan Lyn hampir menyentuh Lana. Cleo dengan cepat bergerak, membuat Marina yang bersandar padanya terjatuh.
Tangan Cleo menahan lengan Lyn dengan kuat. “Hentikan! Kau tidak bisa menyentuhnya. Dia milikku!”
Lyn yang sudah terlanjur mabuk, tak menyadari ia berhadapan dengan siapa sekarang, menepis tangan Cleo. “Dia milikku!” bantahnya.
Cleo yang sudah berada di ambang batas sabarnya langsung memapah Lana keluar, meninggalkan Marina dan Lyn.
“Hei!” teriak Lyn. Marina yang melihat semua itu, mencoba menahan Cleo agar tidak pergi. Namun, usahanya sia-sia. Akhirnya ia mencoba menyadarkan Lyn yang mabuk.
***
Cleo mengambil ponselnya dan menelpon seseorang. “Roy! Siapkan mobilnya!”
Roy yang tengah berjaga di dekat Club tempat Cleo berada dengan sigap melakukan perintah bosnya itu.
Begitu Cleo sampai di depan bar sembari memapah Lana, Roy sudah berada di sana membukakan pintu untuk Cleo.
Roy menyetir menuju hotel tempat Cleo dan Lana menginap.
“Maaf, Pak. Seharusnya saya saja yang menangani hal ini.”
Cleo menggeleng. Ia menoleh pada Lana yang mulai meracau tidak jelas. “Tidak! Aku sendiri yang ingin berlibur ke Bandung.”
Roy mengangguk. Alasan sebenarnya Cleo ke Bandung, bukan karena proyek pembangunan ini. Bagi, Cleo proyek ini bukanlah proyek besar yang berarti. Proyek ini bahkan tak pantas untuk mendapatkan perhatian Cleo secara langsung.
Satu-satunya alasan bagi Cleo untuk melakukan hal ini adalah Lana.
“Kau tahu, kan? Aku hanya ingin mencium aroma itu lebih lama lagi.”
Roy mengangguk. “Ya, Pak. Saya paham.”
“Mengenai proyek ini. Batalkan kerja sama dengan L Construction. Cari perusahaan konstruksi lain dan pastikan untuk mem-blacklist L Construction dari semua Grup dan mitra perusahaan kita. Aku tak mau mendengar nama perusahaan itu lagi.”
“Baik, Pak.”
“Pulanglah ke Jakarta. Jangan menungguku. Aku akan menyusul nanti.”
“Baik.”
Cleo menatap ke luar jendela mobil. Lana yang ada di sampingnya tiba-tiba mulai bersandar padanya. Cleo merangkul gadis itu.
Entah mengapa, baru kali ini ia merasa seperti seorang manusia. Ia ingin melindungi gadis ini. “Mungkin karena aroma ibu. Aku tidak ingin kehilangannya untuk yang kedua kalinya,” batin Cleo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
@. mm03
semoga Lana bisa merubah Cleo biar tdk membunuh orang lagi di tiap jam pertengahan malam. kak author semangat biar bisa up banyak banyak 😊✌️
2021-11-27
0
✨ѕhєkíє✨ᴿᴱᶻ2✨
SEMOGA BISA BANTU SEMBUHIN CLEO
2020-07-05
1
Ani Yuningsih
sayangi lana cleo
2019-12-29
3