My Psychopaths CEO
Bagian 8 : Roy
By Ika SR
Suara dentuman musik yang keras mengalun membangkitkan gairah. Cleo sedang duduk bersandar pada sebuah sofa. Tangan kanannya memegang segelas vodka yang isinya tinggal separuh.
Baru pukul 7 malam. Sekarang ia berada di sebuah club yang begitu terkenal di kota Jakarta. Terkenal akan kemeriahannya, kelasnya, dan tentu saja wanitanya.
Setiap akhir pekan Cleo menghabiskan malamnya di sini. Bermain cinta atau hanya sekedar bersenang-senang. Dua orang wanita seksi berpakaian mini duduk di kedua sisinya.
Namun, pikiran Cleo tidak berada di tempat ini. Ia masih memikirkan Lana.
Gadis itu berbeda dari kebanyakan wanita yang pernah ia temui dan Cleo menyukainya. Aroma tubuhnya, aroma parfumenya dan keluguan gadis itu dan yang terutama, keberaniannya.
“Menarik. Untuk dimainkan,” batinnya.
Seorang pria paruh baya dengan setelah pakaian mewah mendekatinya. “Tuan Cleo. Suatu kehormatan besar Anda datang ke tempat kami.”
Cleo mengangguk tanpa sedikit pun menoleh. Matanya mengamati kumpulan gadis yang meliuk-liukkan tubuhnya dengan menggoda di atas panggung.
Pria itu terkekeh. “Wah, mereka pasti sangat seksi sehingga menarik perhatian Anda,” ujarnya.
Mata pria paruh baya itu turut mengamati sekumpulan gadis di panggung.
Pria itu membungkuk dan membisikkan sesuatu pada Cleo. “Anda ingin yang mana? Semuanya sudah saya siapkan.”
Cleo tersenyum, ia menunjuk seorang gadis yang memakai baju putih polos tanpa lengan.
“Ah, Anda ingin dia. Dia anak baru. Wajar kalau Anda—”
Belum sempat pria itu melanjutkan perkataannya Cleo sudah memmotongnya terlebih dahulu.
“Singkirkan dia! Dia menganggu pemandangan.”
Pria tua itu menatap Cleo dengan bingung. “Maaf?” tanyanya. Seolah ia tidak yakin dengan perkataan Cleo barusan.
Cleo menoleh dengan sengit. “Saya adalah salah satu klien VIP di sini dan saya sudah berlangganan di sini semenjak 2 tahun yang lalu. Anda tentunya sudah mengenal saya bukan. Wanita dengan tubuh rata seperti itu bukan tipe saya.”
Menyadari kekeliruannya, pria itu membungkuk dan meminta maaf. “Ah, maafkan saya tuan. Saya telah melakukan sebuah kesalahan.”
Ia memberi isyarat pada salah satu pegawainya dan membisikkan sesuatu. Tak lama kemudian, pegawai itu memanggil wanita yang dimaksud Cleo dan menariknya keluar.
“Sekarang tidak ada yang bisa menghalangi pemandangan Anda, tuan.”
Cleo tersenyum, pria itu membungkuk lagi dan meninggalkannya.
***
Roy, asisten pribadi Cleo sedang menunggu dalam mobil di depan parkiran luar. Begitu melihat Cleo keluar, dengan sigap ia membukakan pintu dan mempersilahkan Cleo masuk.
Ia sendiri pun segera kembali ke kursi pengemudinya dan menyalakan mobil.
Cleo duduk di kursi belakang. Entah sebanyak apapun ia minum, ia sama sekali tak pernah mabuk.
Minum alkohol baginya sama seperti minum air biasa. Entah karena ia sudah begitu terbiasa atau tubuhnya yang memang sudah mati rasa.
Cleo menengook arlojinya, pukul 01:30 dini hari. Waktu yang cukup genting bagi Cleo.
Roy yang juga paham menyakan sesuatu pada Cleo. “Pak, adakah tempat lain yang ingin Anda kunjungi?”
Cleo menangkap pesan Roy dengan tepat. “Tidak. Kita akan langsung pulang.”
“Baik.”
15 tahun yang lalu, antara pukul 01:00 sampai 03:00 pagi. Ibu Cleo dibunuh.
Jam itu adalah waktu yang sangat krusial bagi Cleo. Puncak semua rasa sakitnya.
Bagaimana tidak? Ibunya dibunuh tepat di hadapan matanya. Disaat Cleo hanya memiliki ibunya, orang yang paling Cleo sayangi direnggut secara paksa dari kehidupannya.
Rasa sakit yang Cleo alami lama-kelamaan berubah menjadi dendam dan amarah.
Di saat semuanya sudah tidak dapat lagi ia tanggung. Di saat itulah ia butuh pelampiasan.
Membunuh! Itulah satu-satunya pelampiasannya. Di sekitar waktu itulah Cleo menjadi seperti orang gila yang hilang kendali. Memilih korban yang malang dan membunuhnya.
Cleo menganggap bahwa ia telah membunuh pembunuh ibunya yang entah di mana keberadaanya sekarang.
Dulu, ia hanya melakukannya sesekali. Tanpa di sengaja. Tapi, rasa kepuasan yang teramat sangat menggena di hatinya.
Setelahnya, ia tidak bisa berhenti. Mungkin, ia bisa berhenti dan menjadi manusia normal setelah ia bisa membunuh pembunuh ibunya dengan tanggannya sendiri.
Mungkin, di saat itulah kegilaannya akan berakhir.
Untungnya, malam ini. Aroma parfum itu masih membekas di ingatannya sampai sekarang. Aroma kehangatan yang membuat dirinya merasa lebih tenang di jam ini.
Cleo menoleh pada Roy. “Kenapa kau masih mau ikut denganku? Kau tahu kan kalau aku adalah seorang psikopat gila.”
Roy tak menampilkan ekspresi apa pun di wajahnya. Tapi, Cleo tahu pria itu tak akan berbohong kepadanya.
“Saya tidak peduli Anda jahat atau tidak. Bagi saya Andalah penyelamat hidup saya. Tanpa bantuan Anda, saya pasti sudah mendekam lama di penjara. Tanpa bantuan Anda juga, anak saya pasti terlunta-lunta di jalanan. Saya tidak peduli kejahatan apa saja yang telah Anda lakukan. Yang pasti, saya akan tetap mendukung setiap hal yang Anda lakukan.”
Cleo tersenyum, ia cukup beruntung memiliki pengawal yang setia padanya.
“Sudah berapa lama, ya?” tanya Cleo mencoba menguji.
“Sudah 10 tahun, Pak. Sejak saya berumur 23 tahun.”
Cleo mengangguk. “Ya, sekarang sudah tahun 2019. Kamu mulai menjadi pengawalku sejak tahun 2009.”
Cleo ingin melanjutkan perkataanya namun terhenti sejenak. Ia ingin meminta maaf karena sering bertindak kasar pada Roy. Namun, lidahnya kelu.
Ia juga ingin berterimakasih pada Roy karena selalu membantunya. Tapi, suaranya tidak keluar. Kata “Maaf” dan “Terimakasih” adalah dua hal yang tidak akan bisa Cleo ucapkan.
Bagi orang lain, itu mungkin adalah hal yang biasa. Tapi, bagi Cleo dua kata sederhana itu akan membunuh karakternya.
Cleo berusaha mengalihkan topik pembicaraan. “Bagaimana dengan keadaan putrimu? Bukankah harusnya ia sudah berumur 10 tahun saat ini?”
Roy tersenyum mendengar kata putrinya. “Ya, Pak. Dia sudah berusia 10 tahun sekarang. Dia tumbuh menjadi gadis cantik. Dia sekarang bahagia bersama keluarga angkatnya.”
Ada sedikit rasa sedih yang menyeruak dalam batin Roy. Selama, 10 tahun ia berjuang agar anaknya mendapatkan segala hal yang tidak bisa ia berikan. Keluarga.
Beruntung, ada pasangan yang mau merawat anaknya. Satu-satunya hal yang bisa ia berikan sebagai ayah hanyalah uang.
“Kau sudah menemuinya?”
Roy menggeleng. “Saya tidak ingin menghancurkan kebahagiaannya yang sekarang, Pak.”
Cleo mengangguk.
Ia tidak bisa terlalu ikut campur ke dalam permasalahan Roy. Tapi, Cleo bisa memberi sedikit bantuan. “Uang yang ada dalam brankas kantor itu. Kau bisa menggunakannya untuk keperluan putrimu.”
Roy ingin membuka mulutnya. Tapi, Cleo sudah menimpalinya terlebih dahulu. “Jangan menolak. Itu bonusmu.” Roy mengangguk.
Mobil mereka mulai memasuki sebuah pekarangan rumah yang besar nan megah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
istri ke-2 tuan Saga 🥰♥️♥️
semoga pembunuhnya cepat di temukan supaya Cleo berubah
2021-04-21
1
Hanatiffanywijaya✔️
lanjut
2019-08-13
2
Park Jimin Oppa
Di tunggu kelanjutan cerita nya thor,,,
2019-08-12
1