Wasiat Iblis

Wasiat Iblis

Episode 1 - Prolog

Pada akhir abad kelima belas, bangsa Portugis yang telah berhasil menguasai Malaka dan Pasai mulai menginjakkan kakinya di pulau Jawa. Saat itu yang menjadi perhatian mereka adalah pelabuhan Sunda Kelapa yang sedang berkembang pesat menjadi salah satu bandar perdagangan terbesar di pulau Jawa yang dikuasai oleh kerajaan Padjajaran.

Prabu Mundinglaya Dikusumah alias Prabu Arya Surawisesa, raja Padjajaran kala itu menerima kehadiran Portugis dengan tangan terbuka yang datang dengan iming-iming akan membantu Padjajaran mempertahankan diri dari Kesultanan Demak yang sedang berkembang pesat di pulau Jawa bagian tengah. Kabar ini segera tersiar pada telinga Sultan Trenggono, penguasa Demak kala itu. Sultan yang sedang resah oleh pengaruh Portugis di Nusantara tersebut murka ketika mendengar berita bahwa kerajaan Padjajaran telah menjalin kerjasama perdagangan dengan Portugis.

Sang Sultan segera berunding dengan para Wali Sanga untuk mengambil sikap atas apa yang sedang terjadi di Kerajaan Padjajaran tersebut, saat itu para Wali Sanga yang dipimpin oleh Sunan Giri Prapen sepakat untuk menyerbu Pelabuhan Sunda Kelapa dan Kerajaan Padjajaran serta mengusir Bangsa Portugis di bawah pimpinan adik ipar Sultan Trengono juga anak menantu Sunan Gunung Jati, yakni Fadillah Khan atau yang lebih dikenal dengan nama Fatahillah alias Wong Bagus Pasai. Kekuatan Demak, Cirebon, dan Banten pun dikumpulkan untuk memulai penyerbuan besar-besaran tersebut.

Penyerbuan ke bagian barat pulau Jawa tersebut pun dilaksanakan, dan pada tanggal 22 Ramadan 933 H, atau bertepatan dengan 22 Juni 1527 M, Fatahillah berhasil merebut Sunda Kelapa dari Bangsa Portugis. Keberhasilan Fatahillah merebut Sunda Kelapa kemudian disebut sebagai Fathan Mubina atau kemenangan yang nyata. Kata-kata ini dalam bahasa Sansekerta disebut Jayakarta. Oleh sebab itu, kota Sunda Kelapa diganti oleh Fatahillah menjadi kota Jayakarta atau Jakarta.

Setelah berhasil menguasai Sunda Kelapa, pasukan gabungan tiga negara Islam itupun langsung bergerak ke selatan menuju ke Kota Pakuan Ibukota Padjajaran. Namun satu kesalahan perhitungan dari Fatahillah adalah pasukan Portugis yang terhalang oleh blokade angkatan laut Islam di kepulauan seribu sehingga tidak bisa memasuki pelabuhan Sunda Kelapa, membelokan aah kapal-kapalnya dan mendarat di Pantai Subang dan Karawang, darisana mereka langsung bergerak cepat ke Kota Pakuan melalui jalan darat.

Prabu Surawisesa yang amat gelisah setelah mendapati pelabuhan terbesar di wilayah kekuasaannya jatuh ke tangan pasukan gabungan Islam dibawah pimpinan Fatahillah segera menghimpun kekuatan Padjajaran yang tersisa serta meminta bantuan negeri Mega Mendung, negeri bawahannya yang masih setia pada Padjajaran. Sang Prabu pun bisa bernafas lega ketika pasukan Portugis yang berjumlah besar serta seluruh persenjataan mereka yang modern telah tiba di kota Pakuan dibawah pimpinan Laksamana D’Almeida, dengan tergesa-gesa, mereka pun menyusun siasat pertahanan Kota Pakuan.

 

 

***

 

 

Kabut pagi mulai memudar, cahaya mentari mulai menampakkan sinarnya di ufuk timur. Burung-burung berterbangan kesana-kemari sambil berkicau riang meriuhkan suasana, seiring dengan mulai ramainya orang-orang keluar dari rumahnya masing-masing dan berhilir mudik untuk memulai kegiatannya sehari-hari.

Namun nampaknya suasana pagi yang cerah ceria itu tidak sama dengan keadaan di perbatasan Kutaraja Pakuan Padjadjaran yang sangat mencekam. Dari seberang sebelah timur dan selatan serta barat, ribuan prajurit gabungan Demak, Cirebon, dan Banten di bawah pimpinan Senopati Demak Bintoro bernama Fatahillah, seorang pria asal Pasai keturunan Arab yang juga menantu Sunan Gunung Jati mengepung ribuan pasukan Padjadjaran yang berkumpul di mulut perbatasan Kutaraja Pakuan.

Jumlah pasukan gabungan Demak, Cirebon, dan Banten tersebut nampak unggul dalam jumlah dibandingkan dengan pasukan Padjadjaran. Pasukan Padjadjaran hanya didukung oleh pasukan dari Mega Mendung yang masih setia mendukung Padjadjaran sementara Negara-negara bawahan Padjadjaran di tanah pasundan termasuk Galuh Pakuan sudah jatuh ketangan Cirebon atau Banten. Beruntung Padjadjaran mendapatkan dukungan dari pasukan Portugis yang mempunyai persenjataan modern hingga mereka unggul dalam hal persenjataan.

Prabu Surawisesa raja Padjajaran kala itu yang memimpin langsung pasukan yang didukung oleh pasukan Megamendung dan Portugis tersebut. Raja Padjajaran yang merupakan putra kedua dari Raja pertama yakni Sri Baduga Maharaja alias Prabu Siliwangi dari istrinya Mayang Sunda yang didampingi Prabu Kertapati dari Mega Mendung dan Laksamana D’Almeida dari Portugis, nampak nanar menatap gabungan tiga kesultanan Islam besar yang bergabung itu.

“Sungguh tak kukira, Syarif Hidayattullah yang masih keponakanku sendiri, cucu dari Ayahanda Prabu Sri Baduga Maharaja tega untuk menyerbu negeri leluhurnya! Malah ia bersekutu dengan orang-orang dari wetan yang masih keturunan Majapahit!” ucap Sang Prabu geram. Ia menatap tajam ke arah pasukan lawannya itu sambil mengingat-ingat sosok keponakannya sendiri yakni Syarif Hidayattullah yang kini bergelar sebagai Sunan Gunung Jati tersebut.

“Benar, Kakang Prabu. Nampaknya ia tidak mengindahkan larangan dari Eyang Prabu Wastu Kencana yang melarang kita untuk berhubungan dengan orang-orang Majapahit! Ia malah lebih mendengarkan mereka, daripada wasiat Ayahanda Prabu Sri Baduga Maharaja yang meminta kita keturunannya untuk hidup damai!” sahut Prabu Kertapati.

Prabu Surawisesa menoleh pada adik seayah lain ibunya tersebut, “Betul Adi Prabu, padahal ayahanda mengizinkan Islam untuk berkembang di wilayah Padjajaran ini, kita tidak membeda-bedakan kaum muslim dengan kaum kepercayaan kita! Apakah itu masih kurang untuk Syarif Hidayatullah!?”.

Laksamana D’Almeida, Komandan Pasukan Portugis yang ditugaskan untuk membantu Padjajaran menangkis serangan gabungan tiga negara Islam itu mendengus “Gusti Prabu, mereka hanya iri dan dengki dengan kemajuan Padjajaran! Apalagi kini Anda bersekutu dengan kami bangsa Portugis. Orang-orang Demak memang memusuhi kami, mereka juga tidak senang dengan perkembangan dagang Padjajaran yang bermitra dengan kerajaan Portugis!”.

“Apa yang diucapkan oleh Laksamana benar, Kakang Prabu. Mereka hanya iri pada kemajuan Padjajaran! Sultan Trenggono dari Demak hanya takut kalah bersaing dalam berdagang dengan kita, hingga memerintahkan Syarif dan menantunya Fatahillah untuk menyerang kita!” sahut Prabu Kertapati.

“Laknat!” bentak Prabu Surawisesa yang marahnya bukan main “Orang-orang wetan keturunan Majapahit itu hendak mengadu domba keturunan Prabu Wastukencana! Adi Prabu Kertapati, dan Laksmana D’Almeida! Siapkan pasukan kalian untuk menghadang dan meluluhlantakkan Pasukan Demak, Cirebon, dan Banten itu! Kita gunakan gelaran perang Madibya atau gedung tertutup! Hancurkan para penghianat itu!” (Madibya: Gelaran Perang atau formasi pasukan yang menyerupai sebuah gedung tertutup).

Gelegar perintahnya, Prabu Kertapati dan Laksamana D’Almeida pun berkuda menuju ke prajuritnya masing-masing.

Prabu Kertapati menghampiri Ki Balangnipa, Patihnya. “Kakang Patih, ingat! Kita hanya berpura-pura perang! Jangan sampai banyak jatuh korban dari pihak kita, begitu ada kesempatan, kita akan tikam kedua belah pihak!” perintahnya pada Ki Patih.

“Daulat Gusti!” sembah sang Patih. Ia pun memberikan instruksi kepada seluruh kepala tantama rencana dari rajanya yang meminta mereka untuk hanya berpura-pura perang dan melihat setiap celah kesempatan untuk membokong Gabungan pasukan Islam dan Padjadjaran.

Sekitar satu jam kemudian, suara terompet sangkakala pun ditiup. Suara tambur mendebur dipukul-pukul tanda perang akan dimulai. Ribuan pasukan dari kedua belah pihak berlarian bagaikan ombak menerpa karang menuju musuhnya. Pasukan gabungan Demak, Cirebon, dan Banten menyerbu menggunakan gelaran perang ‘Garuda Ngelayang’ yang disambut oleh pasukan Padjadjaran yang bersikap defensive menggunakan gelarang perang ‘Madibya’ atau Gedung Tertutup! Baku hantam terjadi, tombak, pedang, perisai berdentingan mengeluarkan percikan api, anak-anak panah bertebangan mencari mangsa, suara senapan dan meriam meletus-letus, asap-asap mesiu berterbangan bercampur debu pasir, tubuh-tubuh mulai berjatuhan bermandikan darah segar! (Garuda Ngelayang: Gelaran perang yang formasi pasukannya menyerupai paruh dan kedua sayap burung garuda yang sedang terbang).

Menjelang senja hari, mulai Nampak siapa yang unggul. Pasukan gabungan tiga kesultanan Islam besar itu walaupun unggul dalam jumlah, namun kalah dalam persenjataan sebab Padjajaran dibantu oleh persenjataan Portugis. Mereka memang berhasil menekan pasukan pihak Padjadjaran sampai ke benteng kota, namun tidak berhasil menjebol benteng kota Pakuan yang sangat kokoh tersebut, sementara dari atas dan dari jarak jauh, mereka dihujani oleh tembakan-tembakan Meriam, senapan, dan panah yang sangat deras!

Mereka mulai terdesak, hingga pada saat matahari tenggelam, mereka terpaksa mundur dari medanlaga karena sudah terlalu banyak korban yang berjatuhan, berkat tembakan-tembakan senapan dan meriam-meriam Portugis dari tempat-tempat yang tinggi serta benteng keraton Padjajaran. Namun korban di Padjadjaran juga tidak sedikit, sehingga mereka tidak bisa melakukan balasan dan melakukan pengejaran pada pasukan gabungan kesultanan Islam tersebut, mereka pun terpaksa kembali kedalam benteng yang mengelilingi Kutaraja Pakuan untuk menyusun kekuatan kembali, jaga-jaga kalau ada serangan lagi dari pasukan Islam.

Sayang pula bagi Prabu Kertapati yang berniat untuk menghianati Prabu Mungdinglaya Kakaknya sendiri, karena peperangan yang berkecamuk dengan dahsyatnya serta pasukan-pasukan Portugis yang berada di tempat-tempat tinggi dan benteng keraton yang dapat melihat jalannya peperangan, ia dan pasukannya tidak mendapatkan kesempatan untuk membokong pasukan Padjadjaran maupun pasukan Islam.

 

 

      ***

 

 

Malam harinya, Laksama D’Almeida menghadap Prabu Surawisesa yang sedang disertai patihnya di kamar tamu kerajaan secara pribadi, “Laksamana, gerangan apakah yang hendak anda sampaikan pada malam hari begini?” tanya Prabu Surawisesa.

“Mohon maaf, Gusti Prabu. Apakah Gusti Prabu melihat ada keanehan pada Prabu Kertapati dan seluruh pasukan Mega Mendung seperti berperang dengan setengah hati?” ujar Laksamana Portugis tersebut.

Prabu Surawisesa berpikir sejenak “Ya… ya… Aku menyadarinya, seluruh pasukan Mega Mendung seperti diulur ke depan lalu ditarik ke belakang”. Dia lalu melirik pada Patihnya “Bagaimana menurutmu, Ki Patih?”.

Ki Patih menjura hormat terlebih dahulu sebelum menjawab “Ampun Gusti Prabu, hamba sendiri sudah menaruh curiga sejak lama pada Prabu Kertapati, maka hamba mengambil suatu tidakan tanpa sepengetahuan Gusti prabu, mohon ampun kalau hamba lancang Gusti”.

Prabu Surawisesa menatap Ki Patih dengan tegang, “Katakan saja, Ki Patih!”.

“Ampun Gusti Prabu, hamba telah mengutus seorang mata-mata untuk memata-matai Prabu Kertapati, dan memang beliau mempunyai maksud untuk memberontak pada Gusti Prabu, ada pun rencananya adalah mencari celah untuk membokong Pasukan Padjadjaran juga pasukan Islam saat perang tadi, namun untunglah mereka tidak berhasil mendapat celah tersebut” jelas Ki Patih.

“Biadab!” maki Prabu Surawisesa, dia lalu kembali menatap wajah Ki Patih yang telah sepuh itu. “Lalu menurut Ki Patih kita harus bagaimana? Saat ini di antara negeri-negeri bawahan kita yang masih mendukung kita hanya Mega Mendung, Kertapati juga adalah adikku sendiri, kami sama-sama putra mendiang Ayahanda Prabu Sri Baduga Maharaja… Dan yang terpenting kita masih membutuhkan dukungan kekuatan Mega Mendung!”.

Tanpa berpikir panjang Ki Patih langsung menjawab, “Ampun beribu ampun Gusti Prabu, bagi hamba akan lebih berbahaya apabila pembakangan Mega Mendung kita biarkan dalam situasi sekarang ini, lagipula mereka hanya berpura-pura mendukung kita… Dan yang paling berbahaya adalah mereka dapat membokong kita di setiap saat yang tak terduga! Bukankah begitu Laksmana?” sambung Ki Patih sambil meminta pendapat Laksamana D’Almeida.

“Benar Gusti Prabu, Gusti Prabu tidak perlu khawatir, seluruh kekuatan kerajaan Portugis akan mendukung Padjadjaran! Dan soal Mega Mendung, sebaiknya kita padamkan penghianatan mereka saat ini juga mumpung mereka masih setitik api kecil!”.

Prabu Surawisesa mengangguk-ngangguk setuju, maka menggelegarlah titahnya “Malam ini juga serbu perkemahan pasukan Mega Mendung! Dan besok, kita ratakan dengan tanah Negeri Mega Mendung di Kaki Gunung Gede itu!” maka Ki Patih dan Laksamana D’Almeida pun pamit untuk mengatur serangan terhadap Mega Mendung.

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

jagadcell 31singkut

jagadcell 31singkut

ini baru sejarah...mantap Thor Lanjut

2023-12-28

1

π$@|m∆π~sang putra

π$@|m∆π~sang putra

pengkhianat,,,,

2023-05-20

0

π$@|m∆π~sang putra

π$@|m∆π~sang putra

keren,,serasa bc sejarah di perpus😻😻🤩

2023-05-20

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 - Prolog
2 Episode 2 - Perjanjian Wasiat Iblis (1)
3 Episode 3 - Perjanjian Wasiat Iblis (2)
4 Episode 4 - Putra Petaka Kabangan
5 Episode 5 - Putri Mega Sari (1)
6 Episode 6 - Putri Mega Sari (2)
7 Episode 7 - Putri Mega Sari (3)
8 Episode 8 - Putri Mega Sari (4)
9 Episode 9 - Dharmadipa (1)
10 Episode 10 - Dharmadipa (2)
11 Episode 11 - Misteri Gunung Patuha (1)
12 Episode 12 - Misteri Gunung Patuha (2)
13 Episode 13 - Rajah Cakra Bisma (1)
14 Episode 14 - Rajah Cakra Bisma (2)
15 Episode 15 - Rajah Cakra Bisma (3)
16 Episode 16 - Rajah Cakra Bisma (4)
17 Episode 17 - Ilmu Teluh Ngareh Jiwa (1)
18 Episode 18 - Ilmu Teluh Ngareh Jiwa (2)
19 Episode 19 - Mimpi Pertanda (1)
20 Episode 20 - Mimpi Pertanda (2)
21 Episode 21 - Pelet Sang Putri (1)
22 Episode 22 - Pelet Sang Putri (2)
23 Episode 23 - Awal Dendam Kesumat (1)
24 Episode 24 - Awal Dendam Kesumat (2)
25 Episode 25 - Duel Dua Saudara (1)
26 Episode 26 - Duel Dua Saudara (2)
27 Episode 27 - Tautan Janji (1)
28 Episode 28 - Tautan Janji (2)
29 Episode 29 - Kyai Supit Pramana (1)
30 Episode 30 - Kyai Supit Pramana (2)
31 Episode 31 - Bisikan Iblis (1)
32 Episode 32 - Bisikan Iblis (2)
33 Episode 33 - Bisikan Iblis (3)
34 Episode 34 - Bisikan Iblis (4)
35 Episode 35 - Bisikan Iblis (5)
36 Episode 36 - Bisikan Iblis (6)
37 Episode 37 - Jaya Laksana (1)
38 Episode 38 - Jaya Laksana (2)
39 Episode 39 - Tabib Dari Tionggoan (1)
40 Episode 40 - Tabib Dari Tionggoan (2)
41 Episode 41 - Tabib Dari Tionggoan (3)
42 Episode 42 - Tabib Dari Tionggoan (4)
43 Episode 43 - Tabib Dari Tionggoan (5)
44 Episode 44 - Tabib Dari Tionggoan (6)
45 Episode 45 - Gerombolan Pengemis Dari Bukit Tunggul (1)
46 Episode 46 - Gerombolan Pengemis Dari Bukit Tunggul (2)
47 Episode 47 - Geromobolan Pengemis Dari Bukit Tunggul (3)
48 Episode 48 - Gerombolan Pengemis Dari Bukit Tunggul (4)
49 Episode 49 - Dewi Pengemis Dari Bukit Tunggul (1)
50 Episode 50 - Dewi Pengemis Dari Bukit Tunggul (2)
51 Episode 51 - Dewi Pengemis Dari Bukit Tunggul (3)
52 Episode 52 - Dewi Pengemis Dari Bukit Tunggul (4)
53 Episode 53 - Dewi Pengemis Dari Bukit Tunggul (5)
54 Episode 54 - Dewi Pengemis Dari Bukit Tunggul (6)
55 Episode 55 - Cincin Mustika Kalimasada (1)
56 Episode 56 - Cincin Mustika Kalimasada (2)
57 Episode 57 - Pendekar Dari Lembah Akhirat (1)
58 Episode 58 - Pendekar Dari Lembah Akhirat (2)
59 Episode 59 - Pendekar Dari Lembah Akhirat (3)
60 Episode 60 - Pendekar Dari Lembah Akhirat (4)
61 Episode 61 - Pendekar Dari Lembah Akhirat (5)
62 Episode 62 - Pendekar Dari Lembah Akhirat (6)
63 Episode 63 - Guna-Guna Siluman Ular (1)
64 Episode 64 - Guna-Guna Siluman Ular (2)
65 Episode 65 - Guna-Guna Siluman Ular (3)
66 Episode 66 - Guna-Guna Siluman Ular (4)
67 Episode 67 - Ki Patih Balangnipa (1)
68 Episode 68 - Ki Patih Balangnipa (2)
69 Episode 69 - Perpisahan Di Persimpangan (1)
70 Episode 70 - Perpisahan Di Persimpangan (2)
71 Episode 71 - Siasat Sang Pendekar (1)
72 Episode 72 - Siasat Sang Pendekar (2)
73 Episode 73 - Siasat Sang Pendekar (3)
74 Episode 74 - Siasat Sang Pendekar (4)
75 Episode 75 - Cermin Noda (1)
76 Episode 76 - Cermin Noda (2)
77 Episode 77 - Cermin Noda (3)
78 Episode 78 - Cermin Noda (4)
79 Episode 79 - Pangeran Adipati Bogaseta (1)
80 Episode 80 - Pangeran Adipati Bogaseta (2)
81 Episode 81 - Tersibaknya Tabir (1)
82 Episode 82 - Tersibaknya Tabir (2)
83 Episode 83 - Tersibaknya Tabir (3)
84 Episode 84 - Tersibaknya Tabir (4)
85 Episode 85 - Kepekatan Dalam Dendam (1)
86 Episode 86 - Kepekatan Dalam Dendam (2)
87 Episode 87 - Dalam Kebeningan Cinta Kasih (1)
88 Episode 88 - Dalam Kebeningan Cinta Kasih (2)
89 Episode 89 - Siluman Srigala Putih (1)
90 Episode 90 - Siluman Srigala Putih (2)
91 Episode 91 - Galuh Parwati (1)
92 Episode 92 - Galuh Parwati (2)
93 Episode 93 - Kala Mega Kian Mendung (1)
94 Episode 94 - Kala Mega Kian Mendung (2)
95 Episode 95 - Kala Mega Kian Mendung (3)
96 Episode 96 - Kala Mega Kian Mendung (4)
97 Episode 97 - Kala Mega Kian Mendung (5)
98 Episode 98 - Kala Mega Kian Mendung (6)
99 Episode 99 - Langit Merah di Mega Mendung (1)
100 Episode 100 - Langit Merah Di Mega Mendung (2)
101 Episode 101 - Langit Merah Di Mega Mendung (3)
102 Episode 102 - Langit Merah Di Mega Mendung (4)
103 Episode 103 - Langit Merah Di Mega Mendung (5)
104 Episode 104 - Langit Merah Di Mega Mendung (6)
105 Episode 105 - Pelangi Di Mega Mendung (1)
106 Episode 106 - Pelangi Di Mega Mendung (2)
107 Episode 107 - Keris Kyai Segara Geni (1)
108 Episode 108 - Keris Kyai Segara Geni (2)
109 Episode 109 - Dendam Tak Bertepi (1)
110 Episode 110 - Dendam Tak Bertepi (2)
111 Episode 111 - Pernikahan Sepasang Pendekar (1)
112 Episode 112 - Pernikahan Sepasang Pendekar (2)
113 Episode 113 - Kehidupan Kedua (1)
114 Episode 114 - Kehidupan Kedua (2)
115 Episode 115 - Tumenggung Jaya Laksana (1)
116 Episode 116 - Tumenggung Jaya Laksana (2)
117 Episode 117 - Tumenggung Jaya Laksana (3)
118 Episode 118 - Tumenggung Jaya Laksana (4)
119 Episode 119 - Tumenggung Jaya Laksana (5)
120 Episode 120 - Tumenggung Jaya Laksana (6)
121 Episode 121 - Jin Bagaspati (1)
122 Episode 122 - Jin Bagaspati (2)
123 Episode 123 - Korban Pertama (1)
124 Episode 124 - Korban Pertama (2)
125 Episode 125 - Pesan Pembawa Petaka (1)
126 Episode 126 - Pesan Pembawa Petaka (2)
127 Episode 127 - Pesan Pembawa Petaka (3)
128 Episode 128 - Pesan Pembawa Petaka (4)
129 Episode 129 - Perjalanan Ke Selatan (1)
130 Episode 130 - Perjalanan Ke Selatan (2)
131 Episode 131 - Wasiat Sang Prabu Siliwangi (1)
132 Episode 132 - Wasiat Sang Prabu Siliwangi (2)
133 Episode 133 - Petuah Sang Guru (1)
134 Episode 134 - Petuah Sang Guru (2)
135 Episode 135 - Santun Petaka (1)
136 Episode 136 - Santun Petaka (2)
137 Episode 137 - Sang Rajapati (1)
138 Episode 138 - Sang Rajapati (2)
139 Episode 139 - Racun Raja Kobra Hitam (1)
140 Episode 140 - Racun Raja Kobra Hitam (2)
141 Episode 141 - Racun Raja Kobra Hitam (3)
142 Episode 142 - Racun Raja Kobra Hitam (4)
143 Episode 143 - Akhir Sebuah Mimpi (1)
144 Episode 144 - Akhir Sebuah Mimpi (2)
145 Episode 145 - Ajian Bajra Panjara
146 Episode 146 - Panglima Gandawijaya
147 Episode 147 - Sirnanya Wahyu Keprabon
148 Episode 148 - Uga Siliwangi
149 Episode 149 - Langkah Pertama Banten...
150 Episode 150 - Wangsit Sang Dewi
151 Episode 151 - Maut Bernyanyi Di Mega Mendung (1)
152 Episode 152 - Maut Bernyanyi Di Mega Mendung (2)
153 Episode 153 - Maut Bernyanyi Di Mega Mendung (3)
154 Episode 154 - Maut Bernyanyi Di Mega Mendung (4)
155 Episode 155 - Maut Bernyanyi Di Mega Mendung (5)
156 Episode 156 - Maut Bernyanyi Di Mega Mendung (6)
157 Episode 157 - Kiamat Di Mega Mendung (1)
158 Episode 158 - Kiamat Di Mega Mendung (2)
159 Episode 159 - Kiamat Di Mega Mendung (3)
160 Episode 160 - Kiamat Di Mega Mendung (4)
161 Episode 161 - Kiamat Di Mega Mendung (5)
162 Episode 162 - Kiamat Di Mega Mendung (6)
163 Episode 163 - Kiamat Di Mega Mendung (7)
164 Episode 164 - Kiamat Di Mega Mendung (8)
165 Episode 165 - Kiamat Di Mega Mendung (9)
166 Episode 166 - Wangsit Dharmadipa (1)
167 Episode 167 - Perjalanan Menuju Banten
168 Episode 168 - Sesampainya Di Banten...
169 Episode 169 - Wangsit Siliwangi
170 Episode 170 - Menuju Medan Danalaga
171 Episode 171 - Pajajaran Sirna Ing Bumi (1)
172 Episode 172 - Pajajaran Sirna Ing Bumi (2)
173 Episode 173 - Pajajaran Sirna Ing Bumi (3)
174 Episode 174 - Pajajaran Sirna Ing Bumi (4)
175 Episode 175 - Pajajaran Sirna Ing Bumi (5)
176 Episode 176 - Pajajaran Sirna Ing Bumi (6)
177 Episode 177 - Pajajaran Sirna Ing Bumi (7)
178 Episode 178 - Pajajaran Sirna Ing Bumi (8)
179 Episode 179 - Perpisahan Yang Terpaksa (1)
180 Episode 180 - Perpisahan Yang Terpaksa (2)
181 Episode 181 - Ikhlas...
182 Episode 182 - Kyai Surakarna (1)
183 Episode 183 - Kyai Surakarna (2)
184 Episode 184 - Kyai Surakarna (3)
185 Episode 185 - Petaka Dari Masa Lalu (1)
186 Episode 186 - Petaka Dari Masa Lalu (2)
187 Episode 187 - Mimpi Kutukan (1)
188 Episode 188 - Mimpi Kutukan (2)
189 Episode 189 - Menghadap Sultan Banten
190 Episode 190 - Wangsit Dharmadipa (2)
191 Episode 191 - Menuju Rajamandala (1)
192 Episode 192 - Menuju Rajamandala (2)
193 Episode 193 - Duka Sang Pendekar (1)
194 Episode 194 - Duka Sang Pendekar (2)
195 Episode 195 - Duka Sang Pendekar (3)
196 Episode 196 - Duka Sang Pendekar (4)
197 Episode 197 - Epilog
198 PENGUMUMAN : Karya Terbaru Author "Elang Mataram"
199 Pengumuman : Karya Author Terbaru "Elang Mataram"
Episodes

Updated 199 Episodes

1
Episode 1 - Prolog
2
Episode 2 - Perjanjian Wasiat Iblis (1)
3
Episode 3 - Perjanjian Wasiat Iblis (2)
4
Episode 4 - Putra Petaka Kabangan
5
Episode 5 - Putri Mega Sari (1)
6
Episode 6 - Putri Mega Sari (2)
7
Episode 7 - Putri Mega Sari (3)
8
Episode 8 - Putri Mega Sari (4)
9
Episode 9 - Dharmadipa (1)
10
Episode 10 - Dharmadipa (2)
11
Episode 11 - Misteri Gunung Patuha (1)
12
Episode 12 - Misteri Gunung Patuha (2)
13
Episode 13 - Rajah Cakra Bisma (1)
14
Episode 14 - Rajah Cakra Bisma (2)
15
Episode 15 - Rajah Cakra Bisma (3)
16
Episode 16 - Rajah Cakra Bisma (4)
17
Episode 17 - Ilmu Teluh Ngareh Jiwa (1)
18
Episode 18 - Ilmu Teluh Ngareh Jiwa (2)
19
Episode 19 - Mimpi Pertanda (1)
20
Episode 20 - Mimpi Pertanda (2)
21
Episode 21 - Pelet Sang Putri (1)
22
Episode 22 - Pelet Sang Putri (2)
23
Episode 23 - Awal Dendam Kesumat (1)
24
Episode 24 - Awal Dendam Kesumat (2)
25
Episode 25 - Duel Dua Saudara (1)
26
Episode 26 - Duel Dua Saudara (2)
27
Episode 27 - Tautan Janji (1)
28
Episode 28 - Tautan Janji (2)
29
Episode 29 - Kyai Supit Pramana (1)
30
Episode 30 - Kyai Supit Pramana (2)
31
Episode 31 - Bisikan Iblis (1)
32
Episode 32 - Bisikan Iblis (2)
33
Episode 33 - Bisikan Iblis (3)
34
Episode 34 - Bisikan Iblis (4)
35
Episode 35 - Bisikan Iblis (5)
36
Episode 36 - Bisikan Iblis (6)
37
Episode 37 - Jaya Laksana (1)
38
Episode 38 - Jaya Laksana (2)
39
Episode 39 - Tabib Dari Tionggoan (1)
40
Episode 40 - Tabib Dari Tionggoan (2)
41
Episode 41 - Tabib Dari Tionggoan (3)
42
Episode 42 - Tabib Dari Tionggoan (4)
43
Episode 43 - Tabib Dari Tionggoan (5)
44
Episode 44 - Tabib Dari Tionggoan (6)
45
Episode 45 - Gerombolan Pengemis Dari Bukit Tunggul (1)
46
Episode 46 - Gerombolan Pengemis Dari Bukit Tunggul (2)
47
Episode 47 - Geromobolan Pengemis Dari Bukit Tunggul (3)
48
Episode 48 - Gerombolan Pengemis Dari Bukit Tunggul (4)
49
Episode 49 - Dewi Pengemis Dari Bukit Tunggul (1)
50
Episode 50 - Dewi Pengemis Dari Bukit Tunggul (2)
51
Episode 51 - Dewi Pengemis Dari Bukit Tunggul (3)
52
Episode 52 - Dewi Pengemis Dari Bukit Tunggul (4)
53
Episode 53 - Dewi Pengemis Dari Bukit Tunggul (5)
54
Episode 54 - Dewi Pengemis Dari Bukit Tunggul (6)
55
Episode 55 - Cincin Mustika Kalimasada (1)
56
Episode 56 - Cincin Mustika Kalimasada (2)
57
Episode 57 - Pendekar Dari Lembah Akhirat (1)
58
Episode 58 - Pendekar Dari Lembah Akhirat (2)
59
Episode 59 - Pendekar Dari Lembah Akhirat (3)
60
Episode 60 - Pendekar Dari Lembah Akhirat (4)
61
Episode 61 - Pendekar Dari Lembah Akhirat (5)
62
Episode 62 - Pendekar Dari Lembah Akhirat (6)
63
Episode 63 - Guna-Guna Siluman Ular (1)
64
Episode 64 - Guna-Guna Siluman Ular (2)
65
Episode 65 - Guna-Guna Siluman Ular (3)
66
Episode 66 - Guna-Guna Siluman Ular (4)
67
Episode 67 - Ki Patih Balangnipa (1)
68
Episode 68 - Ki Patih Balangnipa (2)
69
Episode 69 - Perpisahan Di Persimpangan (1)
70
Episode 70 - Perpisahan Di Persimpangan (2)
71
Episode 71 - Siasat Sang Pendekar (1)
72
Episode 72 - Siasat Sang Pendekar (2)
73
Episode 73 - Siasat Sang Pendekar (3)
74
Episode 74 - Siasat Sang Pendekar (4)
75
Episode 75 - Cermin Noda (1)
76
Episode 76 - Cermin Noda (2)
77
Episode 77 - Cermin Noda (3)
78
Episode 78 - Cermin Noda (4)
79
Episode 79 - Pangeran Adipati Bogaseta (1)
80
Episode 80 - Pangeran Adipati Bogaseta (2)
81
Episode 81 - Tersibaknya Tabir (1)
82
Episode 82 - Tersibaknya Tabir (2)
83
Episode 83 - Tersibaknya Tabir (3)
84
Episode 84 - Tersibaknya Tabir (4)
85
Episode 85 - Kepekatan Dalam Dendam (1)
86
Episode 86 - Kepekatan Dalam Dendam (2)
87
Episode 87 - Dalam Kebeningan Cinta Kasih (1)
88
Episode 88 - Dalam Kebeningan Cinta Kasih (2)
89
Episode 89 - Siluman Srigala Putih (1)
90
Episode 90 - Siluman Srigala Putih (2)
91
Episode 91 - Galuh Parwati (1)
92
Episode 92 - Galuh Parwati (2)
93
Episode 93 - Kala Mega Kian Mendung (1)
94
Episode 94 - Kala Mega Kian Mendung (2)
95
Episode 95 - Kala Mega Kian Mendung (3)
96
Episode 96 - Kala Mega Kian Mendung (4)
97
Episode 97 - Kala Mega Kian Mendung (5)
98
Episode 98 - Kala Mega Kian Mendung (6)
99
Episode 99 - Langit Merah di Mega Mendung (1)
100
Episode 100 - Langit Merah Di Mega Mendung (2)
101
Episode 101 - Langit Merah Di Mega Mendung (3)
102
Episode 102 - Langit Merah Di Mega Mendung (4)
103
Episode 103 - Langit Merah Di Mega Mendung (5)
104
Episode 104 - Langit Merah Di Mega Mendung (6)
105
Episode 105 - Pelangi Di Mega Mendung (1)
106
Episode 106 - Pelangi Di Mega Mendung (2)
107
Episode 107 - Keris Kyai Segara Geni (1)
108
Episode 108 - Keris Kyai Segara Geni (2)
109
Episode 109 - Dendam Tak Bertepi (1)
110
Episode 110 - Dendam Tak Bertepi (2)
111
Episode 111 - Pernikahan Sepasang Pendekar (1)
112
Episode 112 - Pernikahan Sepasang Pendekar (2)
113
Episode 113 - Kehidupan Kedua (1)
114
Episode 114 - Kehidupan Kedua (2)
115
Episode 115 - Tumenggung Jaya Laksana (1)
116
Episode 116 - Tumenggung Jaya Laksana (2)
117
Episode 117 - Tumenggung Jaya Laksana (3)
118
Episode 118 - Tumenggung Jaya Laksana (4)
119
Episode 119 - Tumenggung Jaya Laksana (5)
120
Episode 120 - Tumenggung Jaya Laksana (6)
121
Episode 121 - Jin Bagaspati (1)
122
Episode 122 - Jin Bagaspati (2)
123
Episode 123 - Korban Pertama (1)
124
Episode 124 - Korban Pertama (2)
125
Episode 125 - Pesan Pembawa Petaka (1)
126
Episode 126 - Pesan Pembawa Petaka (2)
127
Episode 127 - Pesan Pembawa Petaka (3)
128
Episode 128 - Pesan Pembawa Petaka (4)
129
Episode 129 - Perjalanan Ke Selatan (1)
130
Episode 130 - Perjalanan Ke Selatan (2)
131
Episode 131 - Wasiat Sang Prabu Siliwangi (1)
132
Episode 132 - Wasiat Sang Prabu Siliwangi (2)
133
Episode 133 - Petuah Sang Guru (1)
134
Episode 134 - Petuah Sang Guru (2)
135
Episode 135 - Santun Petaka (1)
136
Episode 136 - Santun Petaka (2)
137
Episode 137 - Sang Rajapati (1)
138
Episode 138 - Sang Rajapati (2)
139
Episode 139 - Racun Raja Kobra Hitam (1)
140
Episode 140 - Racun Raja Kobra Hitam (2)
141
Episode 141 - Racun Raja Kobra Hitam (3)
142
Episode 142 - Racun Raja Kobra Hitam (4)
143
Episode 143 - Akhir Sebuah Mimpi (1)
144
Episode 144 - Akhir Sebuah Mimpi (2)
145
Episode 145 - Ajian Bajra Panjara
146
Episode 146 - Panglima Gandawijaya
147
Episode 147 - Sirnanya Wahyu Keprabon
148
Episode 148 - Uga Siliwangi
149
Episode 149 - Langkah Pertama Banten...
150
Episode 150 - Wangsit Sang Dewi
151
Episode 151 - Maut Bernyanyi Di Mega Mendung (1)
152
Episode 152 - Maut Bernyanyi Di Mega Mendung (2)
153
Episode 153 - Maut Bernyanyi Di Mega Mendung (3)
154
Episode 154 - Maut Bernyanyi Di Mega Mendung (4)
155
Episode 155 - Maut Bernyanyi Di Mega Mendung (5)
156
Episode 156 - Maut Bernyanyi Di Mega Mendung (6)
157
Episode 157 - Kiamat Di Mega Mendung (1)
158
Episode 158 - Kiamat Di Mega Mendung (2)
159
Episode 159 - Kiamat Di Mega Mendung (3)
160
Episode 160 - Kiamat Di Mega Mendung (4)
161
Episode 161 - Kiamat Di Mega Mendung (5)
162
Episode 162 - Kiamat Di Mega Mendung (6)
163
Episode 163 - Kiamat Di Mega Mendung (7)
164
Episode 164 - Kiamat Di Mega Mendung (8)
165
Episode 165 - Kiamat Di Mega Mendung (9)
166
Episode 166 - Wangsit Dharmadipa (1)
167
Episode 167 - Perjalanan Menuju Banten
168
Episode 168 - Sesampainya Di Banten...
169
Episode 169 - Wangsit Siliwangi
170
Episode 170 - Menuju Medan Danalaga
171
Episode 171 - Pajajaran Sirna Ing Bumi (1)
172
Episode 172 - Pajajaran Sirna Ing Bumi (2)
173
Episode 173 - Pajajaran Sirna Ing Bumi (3)
174
Episode 174 - Pajajaran Sirna Ing Bumi (4)
175
Episode 175 - Pajajaran Sirna Ing Bumi (5)
176
Episode 176 - Pajajaran Sirna Ing Bumi (6)
177
Episode 177 - Pajajaran Sirna Ing Bumi (7)
178
Episode 178 - Pajajaran Sirna Ing Bumi (8)
179
Episode 179 - Perpisahan Yang Terpaksa (1)
180
Episode 180 - Perpisahan Yang Terpaksa (2)
181
Episode 181 - Ikhlas...
182
Episode 182 - Kyai Surakarna (1)
183
Episode 183 - Kyai Surakarna (2)
184
Episode 184 - Kyai Surakarna (3)
185
Episode 185 - Petaka Dari Masa Lalu (1)
186
Episode 186 - Petaka Dari Masa Lalu (2)
187
Episode 187 - Mimpi Kutukan (1)
188
Episode 188 - Mimpi Kutukan (2)
189
Episode 189 - Menghadap Sultan Banten
190
Episode 190 - Wangsit Dharmadipa (2)
191
Episode 191 - Menuju Rajamandala (1)
192
Episode 192 - Menuju Rajamandala (2)
193
Episode 193 - Duka Sang Pendekar (1)
194
Episode 194 - Duka Sang Pendekar (2)
195
Episode 195 - Duka Sang Pendekar (3)
196
Episode 196 - Duka Sang Pendekar (4)
197
Episode 197 - Epilog
198
PENGUMUMAN : Karya Terbaru Author "Elang Mataram"
199
Pengumuman : Karya Author Terbaru "Elang Mataram"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!