Kangen Nasi Uduk

Hari ini dirinya merasa lelah sekali. Seharusnyq hari cuti begini, Izzi akan bergelung dengan selimut hangatnya. Tapi karena dari dorongan Rika, mamanya,Izzi terpaksa bangun pagi untuk melakukan joging. Sebenarnya Izzi sudah lama sekali tidak olahraga pagi, terakhir dirinya melakukannya dengan Radit papanya. Melakukan olahraga pagi memang kegiatan terfavorit bagi Izzi dan juga papanya. Tapi kali ini Izzi melakukannya sendiri, Radit melakukan seminar 2 hari di Semarang.

Izzi meneguk habis air mineralnya. Rambutnya sengaja ia kuncir kuda agar tidak mengganggu matanya. Keringat menjalar sampai ke leher jenjangnya. Entah mengapa Izzi sangat ingin memakan nasi uduk. Sejak pengirim itu tidak lagi mengiriminya nasi uduk, tapi sering mengiriminya chat, Izzi jadi ingin memakan nasi uduk.

"Kok gue pengen makan nasi uduk ya? " Guman Izzi. Jujur, Izzi perutnya terasa lapar sekarang.

"Ck! Beli aja dah! " Izzi berdiri dan berjalan untuk mencari makan. Sangat susah mencari makanan itu di daerah seperti ini. Hingga otak Izzi langsung teringat dengan sebuah warung yang pernah ia kunjungi bersama bosnya.

Izzi berjalan dengan langkah cukup cepat. Karena jarak dari taman ke warung tersebut cukup jauh. Mengabaikan rasa capek yang menjalar ke seluruh tubuhnya.

Akhirnya Izzi sampai di warung itu. Banyak sekali pembeli yang makan di sana. Ada yang lesehan dan juga duduk di kursi. Izzi jadi teringat dengan Zain waktu makan di tempat itu. Izzi senyum-senyum sendiri.Detik berikutnya menggeleng cepat.

"Iss!! Apa-apaan sih lo Zii?! Gak jelas banget. " Celetuk Izzi pada dirinya sendiri. Izzi mulai masuk ke warung itu dan mulai memesannya. Cukup sempit memang tempatnya, tidak seluas tempat kerjanya.

Sampai ada seseorang yang menyenggolnya. Kalau tidak sengaja sih tidak apa-apa, lah ini??? Modus ya kayak gini nih!!!

"Eh mas!! Kalo jalan pake mata, jangan pake dengkul!! " Izzi tidak terima. Semua pasang mata melihat kearahnya. Pria itu hanya menaikkan bahunya acuh.

"Gak sengaja. "

"Lo ya!!! "

"Sudah mbak jangan di ladenin cowok kayak dia, dia emang seperti itu orangnya. " Ucap ibu penjual itu sambil mengusap lembut pundak Izzi. Izzi sedikit menghangat, dan tersenyum tipis.

"Makasig ya bu. "

"Iya mbak. Mbak mau pesen apa?" Tanyanya kemudian.

"Hm, saya pesen nasi uduk, campur sama ayam ya bu. "

"Iya mbak. Mbaknya suka nasi uduk ya? "

Izzi tersenyum canggung. " Gak terlalu sih bu, cuma pengen aja. " Ibu itu hanya mengangguk mengiyakan. Hingga pesenannya pun datang. Izzi menerimanya sambil tersenyun tipis.

"Makasih bu. " Ibu itu hanya tersenyum tipis.

"Hah.... Akhirnya. "

"Kamu makan disini juga? "

Uhuk! Uhuk!!!

Sumpah nih orang!! Suka banget sih ngagetin orang?!!

"Eh, Pak Bos? " Guoblokkkkk!!!!

Izzi menutup wajahnya dengan handuknya. Menutupi wajahnya yang telah memerah seperti tomat.

"Kenapa kamu nutupin wajah kamu, Evellyn? " Zain mengkerutkan keningnya. Tangannya terlulur untuk menyentuh telapak tangan Izzi. Namun Izzi segera menepisnya.

"Gak ada apa-apa Pak. Tadi saya cuma lapar saja. "

"Lapar? " Izzi mengangguk.

"Kamu masih ingat warung ini? "

Izzi mengangguk cepat." Ingat banget Pak!! Apalagi nasinya enak banget, gue jad-"

Ups!!!!

Lagi-lagi Izzi keceplosan. Baru ingat bahwa dirinya sedang berhadapan dengan atasannya.

"Gak pa-pa, santai aja. " Izzi mengumpat dalam hati, merutukki kebodohannya kali ini.

Lagian nih mulut susah banget sih di ajak kompromi..

"Ternyata, kamu orangnya bar-bar ya?"

Malu gue malu!!!! Anjir dah!!!!

"Hehe, maaf ya Pak. " Zain mengernyit tidak suka.

"Ngapain minta maaf? Kan kamu gak salah Evellyn? "