Cerita Anak Sebulum Tidur

Cerita Anak Sebulum Tidur

cerita anak mendidik 1

sang pencerita 1
sang pencerita 1
pada suatu hari,Seekor bangau berjalan dengan langkah yang anggun di sepanjang sebuah sungai kecil, matanya menatap air sungai yang jernih, leher dan paruhnya yang panjang siap untuk menangkap mangsa di air sebagai sarapan paginya. Saat itu, sungai dipenuhi dengan ikan-ikan yang berenang, tetapi sang Bangau merasa sedikit angkuh di pagi hari itu. "Saya tak mau makan ikan-ikan yang kecil," katanya kepada diri sendiri. "Ikan yang kecil tidak pantas dimakan oleh bangau yang anggun seperti saya." Sekarang, seekor ikan yang sedikit lebih besar dari ikan lain, lewat di dekatnya. "Tidak," kata sang Bangau. "Saya tidak akan merepotkan diri saya untuk membuka paruh dan memakan ikan sebesar itu!" Saat matahari mulai meninggi, ikan-ikan yang berada pada air yang dangkal dekat pinggiran sungai, akhirnya berenang pindah ke tengah sungai yang lebih dalam dan dingin. Sang Bangau yang tidak melihat ikan lagi, terpaksa harus puas dengan memakan siput kecil di pinggiran sungai. Cerita ini mengajarkan anak untuk tidak bersikap angkuh, Bunda. Karena sifat ini hanya akan merugikan, baik orang lain maupun pada diri sendiri.
sang pencerita 2
sang pencerita 2
sekarang aku yang cerita Kancil dan Buaya Suatu hari, ada seekor kancil yang sedang berjalan-jalan di dalam hutan untuk mencari makanan. Karena makanan di sekitar kediamannya telah berkurang, Sang Kancil pun pergi untuk mencari di luar kawasannya. Di tengah jalan, ia harus menyeberang sungai yang dihuni banyak sekali buaya besar yang sangat lapar. Kancil pun berpikir sejenak, lalu ia mendekat ke tepi sungai. "Hai buaya, apakah kau sudah makan siang?" tanya kancil dengan suara yang dikeraskan. Tak lama kemudian, munculah seekor buaya dari permukaan air, "Siapa yang berteriak siang-siang begini? Mengganggu tidur saja." "Hai kancil, diam kau! Kalau tidak, aku makan nanti kamu," timpal buaya yang lain. "Aku datang ke sini untuk menyampaikan pesan dari raja hutan, jadi janganlah kau makan aku dulu," jawab kancil. "Ada apa sebenarnya kancil, ayo cepat katakan," kata buaya. "Baiklah. Raja hutan memintaku untuk menghitung jumlah buaya yang ada di sini. Raja hutan hendak memberikan hadiah untuk kalian," ujar kancil. "Jadi sekarang, panggil semua temanmu," lanjutnya. Mendengar hal itu, buaya sangat senang dan langsung memanggil semua kawannya untuk berbaris berjajar di permukaan sungai. Namun, mereka semua ternyata hanya diperdaya oleh si kancil. Dengan cerdik, si kancil langsung pergi setelah menghitung buaya terakhir di ujung sungai dan lolos dari cengkraman buaya yang lapar. Kisah kancil dan buaya mengajarkan bahwa kecerdikan dapat mengalahkan kekuatan. Meskipun berada di situasi sesulit apapun. Meski begitu, berbohong juga tidak patut dibenarkan ya, Bunda.
sang pencerita 1
sang pencerita 1
okk aku punya cerita yang satu ini. Aji Saka Pada dahulu kala, ada sebuah kerajaan bernama Medang Kamulan yang diperintah oleh raja bernama Prabu Dewata Cangkar yang buas dan suka makan manusia. Setiap hari sang raja memakan seorang manusia yang dibawa oleh Patih Jugul Muda. Sebagian kecil dari rakyat yang resah dan ketakutan mengungsi secara diam-diam ke daerah lain. Di dusun Medang Kawit hidup lah pemuda yang bernama Aji Saka yang sakti, rajin dan baik hati. Suatu hari, Aji Saka berhasil menolong seorang bapak tua yang sedang dipukuli oleh dua orang penyamun. Bapak tua yang akhirnya diangkat menjadi ayah oleh Aji Saka itu ternyata pengungsi dari Medang Kamulan. Mendengar cerita kebiasaan Prabu Dewata Cangkar, Aji Saka berniat menolong rakyat Medang Kamulan. Singkat cerita, Aji Saka tiba di Medang Kamulan yang sepi. Sementara di Istana Prabu Dewata Cangkar sedang murka karena Patih Jugul Muda tidak membawa korban untuk sang prabu. Dengan berani, Aji Saka menghadap Prabu Dewata Cangkar dan menyerahkan diri untuk disantap oleh sang Prabu dengan imbalan Tanah seluas serban yang digunakannya. Saat mereka sedang mengukur tanah sesuai permintaan Aji Saka, serban terus memanjang sehingga luasnya melebihi luas kerajaan Prabu Dewata Cangkar. Prabu marah setelah mengetahui niat Aji Saka sesungguhnya. Namun, dengan sigap Aji Saka melilit kuat tubuh sang prabu yang kemudian dilempar ke laut hingga hilang ditelan ombak. Aji Saka kemudian dinobatkan menjadi raja Medang Kamulan serta memboyong ayahnya ke Istana. Berkat pemerintahannya yang adil dan bijaksana, Aji Saka mengantarkan kerajaan ke zaman keemasan. Cerita ini mengajarkan untuk menjalankan amanat hendaklah dilakukan dengan sebaik-baiknya. Sebab, orang yang memegang dan menjalankan amanat dengan baik akan mendapatkan kehormatan di kemudian hari.
selesai,jangan lupa di ceritain pada anaknya bunda dan ayah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!