Anissa adalah seorang gadis muslimah yang taat keturunan Amerika-jawa, ia di kuliahkan ayahnya yang seorang tentara amerika di California. ingatannya tentang indonesia sedikit minim karena sejak lulus SD ia sudah di bawa oleh sang ayah ke kota California. Ayahnya seorang Major angkatan darat Amerika ingin menyekolahkannya di Amerika serta di pisahkan oleh ibunya yang ada di malang.
Anissa tentu tahu ayahnya orang bule tapi ia tidak tahu jika ayahnya seorang tentara Amerika jadi Annisa tinggal di rumah dinas ayahnya, ia pernah di ceritakan jika ayahnya dan ibunya menikah dengan perjanjian pranikah karena kakek dan neneknya rela menjual ibunya hanya untuk melunasi hutang. Setelah masa pernikahannya habis ayahnya kembali ke Amerika tanpa tahu ibunya mengandung dirinya, ayahnya tahu jika ibunya memiliki dirinya saat membuka media sosial yang memperlihatkan dirinya yang di gendong.
Anissa merasa bahagia saat bersama ibunya tapi ayahnya hadir dengan seenaknya mengambil hak asuh dirinya, tentu awalnya Anissa menolak tapi karena hak asuh sudah di menangkan oleh ayahnya mau tidak mau Anissa harus pergi ke California dengan meninggalkan seribu kenangan di tanah kelahirannya. Di California pun ia juga selalu di bully hanya karena ia memakai kerudung tapi ada salah satu murid yang membelanya ia adalah Sean pria muslim keturunan turki matanya berwarna hijau seperti permata.
Sedangkan Anthony dan michelle kekasihnya selalu membullynya ia hanya bisa berbaur dengan orang yang mau menerimanya, sampai akhirnya entah mengapa Anthony bekakangan ini selalu mengikutinya dari awal masuk SMA padahal Anissa sudah tak mau punya urusan dengannya.
"Anissa." Anthonny mendekati Anissa saat sedang minum kopi di sebuah Cafe bersama temannya Mathilda.
"Aku minta padamu jangan cari masalah, jika kamu mau ambil tempat ini..." Ucapan Anissa di potong oleh Anthony.
"Aku dengar kamu pandai mendesign baju..." Anthony ingin berbasa-basi.
"Aku akan tinggalkan kalian berdua." Ucap Mathilda pergi keluar cafe.
"Mathilda tunggu..." Annisa ingin mengejar gadis berambut pirang itu tapi tangannya di cekal oleh Anthony.
"Anthony lepaskan aku!!" Debrak marah Anissa.
"Apa kamu mau!? Jangan cari masalah tolonglah!!" Lanjut Anissa. "I love you." Ucap Anthony.
"Kau tak waras!! Lepaskan aku!!" Berontak Anissa. Gadis berkerudung itu keluar cafe mengejar Mathilda, "
Kau harus menjadi miliku karena aku ingin menanamkan bisnisku di indonesia, setelah itu kau akan aku buang." Batin Anthony dengan senyum jahat.
Anissa sedang berjalan karena sehabis menemui Sean di rumahnya karena ia seorang pilot, entah mengapa ia lebih tertarik pada Sean daripada anak buah ayahnya yang beberapa kali di kenalkan padanya. Saat berjalan pulang ia di hadang oleh Anthony.
."Apa maumu?!" Tanya Anissa yang kesal dan selalu menganggap Anthony sebagai musuh abadinya.
"Aku hanya ingin cintamu." Anissa terdiam memikirkan apa alasannya agar terbebas dari Anthony selamanya.
"Aku akan menikah dengan anak buah ayahku." Ucap tegas Anissa. Entah mengapa jika Anthony menginginkan Anissa sebagai simbol bisnisnya hatinya tetap tak suka mendengar Anissa akan menikah. Annisa meninggalkan Anthony seorang diri untuk pergi kembali ke rumah.
Sesampainya di rumah tentu ia di kagetkan dengan kedatangan ibunya dari malang, "OMG ibu." Anissa menaruh tas selempangnya dan berlari memeluk ibunya dengan erat meskipun setiap 3 tahun sekali mereka bertemu.
"Gimana keadaan kamu sayang. "Aku baik." Anissa. "Aku akan tinggalkan kalian berdua..." Ucap Ayahnya Anissa. "Tumben ibu dateng ke California." Ucap Anissa heran pasalnya ini baru 1 tahun. "Ibu kesini karena dengar dari ayahmu jika kamu mau menikah..." Kata wanita berhijab itu dengan sunggingan senyuman.
Anissa langsung termenung sesaat ia tak percaya apa yang ibunya katakan, "Meni—nikah dengan siapa?" Tanya Annisa.
"Ayahmu sudah mengatakan padaku kamu akan menikah dengan Sersan Nicolas garrlet." Ucap Ibunya sambil mencubit pipi anaknya. Anissa masih diam tanda tak percaya. 'Ini pasti ulah uncle joe lagi, dasar tukang pengatur!" Batin Anissa dalam hati.
"Zara sebaiknya kamu istirahat aku juga seminggu lagi ingin di tugaskan di Afganistan," Ucap laki-laki bule paruh baya yang menjulang tinggi.
⌐╦╦═─⌐╦╦═─⌐╦╦═─⌐╦╦═─⌐╦╦═─⌐╦╦═─⌐╦╦═
Malam harinya seorang laki-laki paruh baya bule sedang menulis di tumpukan kertas tak lama ada seseorang yang mengetuk pintu ruang kerjanya, udara California cukup hangat tahun ini jadi ia putuskan untuk menengguk Wine yang ada di lemari kaca ruang kerjanya.
TUK!!! TUK!!! TUK!!!
"Come in..." Ucapnya lalu seseorang masuk memperlihatkan ia memakai dress untuk tidur rambutnya acak-acakan dan tak lupa kantung mata yang menghitam. "Ada apa sayang?" Tanya sang ayah penuh kasih. Anissa tentu mendekat dengan marah lantaran dari dulu sang ayah selalu memutuskan sesuatu yang tak terduga bahkan tak bilang lebih dahulu kali ini sudah cukup dirinya hanya sebagai robot.
"Ayah cukup, aku ingin menikah dengan pilihanku sendiri!!!" Ucap marah Anissa tanpa peduli adat kesantunan khas asia.
"Apa kau sudah hilang akal, Nissa." Ucap sang ayah sambil mendekat.
"Ya, aku hilang akal dari dulu!! Apa kau tahu pria yang kau ingin jodohkan denganku!!! Dia senang bermain wanita, mabuk dan lainnya!!" Ujar Annisa dengan berani.
"Omong kosong macam apa ini!!! Semua pria memang berwatak seperti itu!!!" Ujarnya. Suara mereka berdua membuat Zara ibunya Anissa masuk ke ruangan saat sedang membaca majalah.
"Ada apa ribut-ribut ini? Malu ama tetangga udah malam."
"Sebaiknya Kamu tanya pada gadis ini!!!" Tentu Anissa dengan sangat terperinci menjelaskan semua pada sang ibu. Mendengar watak asli calon tunangan anaknya membuat Zara ingin membatalkan pernikahannya.
"Bawa aku ke malang!!" Putus Anissa tanpa pikir panjang.
"Dasar gila apa semudah itu kau akan pergi!!!" Ayahnya.
"Aku akan pergi!! Meskipun ilegal!!" Ucap Anissa keras kepala membuat kemarahan ayahnya tersulut lalu di tampar oleh ayahnya di depan Zara ibunya.
Zara melihat kejadian anaknya di tampar di depan nya ia langsung menegang, tubuh Anissa langsung pingsan membuat ayahnya memboyongnya ke kamar anaknya sambil mengobati hidungnya yang mengeluarkan darah. "Astagfirullah Anissa." Zara menangis ketakutan.
Seorang dokter mengobati Anissa ia seorang dokter yang bekerja di rumah sakit tentara dekat dengan area rumahnya, "Kamu sadar." Ucap Dokter itu. Anissa langsung menelisik wajah dokter itu nampak elegant seperti keturunan melayu.
"Apa kamu indonesia?" Tanya Anissa.
"No, From Malaysia."
"Wajahmu ada bulenya..."
"Saye dari malaysia, ibu saye malaysia ayah Army." Jelas dokter itu. Entah mengapa Anissa merasa nyaman.
"Dokter Firman." Ucapnya.
"Anissa." Singkat Anissa.
"Apa kamu muslim?" Tanya Dokter.
"Iya, benar."
Anissa berhasil di kenalkan dengan Nicolas tetap saja pria berseragam di depannya tampak tak menarik, sekarang pikirannya melayang ke dokter Firman. "Anissa subur juga ya." Ujarnya. Anissa nampak tak suka dengan ucapan tak sopan yang keluar dari mulut pria ini.
Anissa sedang berjalan menuju rumah sakit untuk menemui dokter Firman ia menjadi dekat dengan dokter Firman beberapa bulan belakangan ini, Anissa menceritakan semua pada sang dokter termasuk pernikahannya yang dipaksa oleh keluarganya. "Turuti saja mau keluargamu itu semua juga untuk kebaikanmu." Ujar sang dokter.
"Aku harus menikah dengan playboy dan tukang mabuk begitu." Ucap Anissa.
Tak lama tangan kekar menariknya kasar ia adalah Nicolas menyuruhnya masuk ke dalam mobil, untuk diantar pulang. Sesampainya dirumah Nicolas ingin bicara pada atasannya yakni ayahnya Anissa, lalu menyuruh Anissa masuk kamar. Entah apa yang ayah dan pria itu bicarakan Anissa memilih mendengarkan musik dengan earpone dan membaca novel.
Saat makan malam tiba ayahnya membuka suara membuat Anissa, dan Zara membulatkan matanya.
"Anissa keputusan ayah sudah bulat, seminggu lagi kamu akan menikah dengan Nicolas." Sambil mengusap noda dengan serbet.
"Ayah aku tak terima kenapa dimajukan!!" Ucapan Anissa tak digubris oleh ayahnya yang sudah masuk ke ruang kerjanya. Anissa menangis hatinya kini hanya ia tunjukan pada dokter Firman dan Sean. Kenapa harus ada orang seperti Anthony dan Nicolas dalam hidupnya laki-laki yang menyukainya bahkan berambisi ingin memilikinya.
⌐╦╦═─⌐╦╦═─⌐╦╦═─⌐╦╦═─⌐╦╦═─⌐╦╦═⌐╦╦═─
Setelah pernikahannya Anissa Hari-harinya hanya ada kesedihan dan kemurungan, suaminya Nicolas Garrlet dintugaskan dinas dan setiap pulang dari tugas Nicolas selalu melakukan hubungan intim dengan kasar serta memperlakukan Anissa selayaknya budak. Ia mengadu pada ayahnya pun tak percaya jadi percuma.
Setelah hari berganti bulan Anissa melahirkan putra di beri nama Adam, dia baru mendengar kabar jika suaminya itu meninggal karena bertempur di timur tengah memperebutkan minyak. Kali ini Anissa sangat lega ia bisa tersenyum lantaran deritanya sudah selesai.
Anissa berencana pulang ke indonesia, yakni Pulau Bali untuk membuka butik baju bersama putranya, yaitu Adam. Tetapi saat ingin ke bandara dokter Firman mendekat dan mengatakan jika ia ingin melamar Anissa untuk menjadi istrinya.
Tetapi Anissa menolak ia hanya ingin fokus merawat Adam dulu, "aku akan nunggu jawaban kamu...." ujar Dokter Firman dengan lirih dan perasaan sedikit kecewa.
⌐╦╦═─⌐╦╦═─⌐╦╦═─⌐╦╦═─⌐╦╦═─⌐╦╦═─
Dua tahun kemudian Anissa sudah menjadi pebisnis yang sukses sebagai desainer baju bahkan ia berusaha melebarkan bisnisnya ke Jepang. "Ehm...saya mau desain yang ini, baju pilot..." Ucap seseorang.
"Iya sebentar...."
"Apa kau lupa padaku?"
Anissa mendongkak menatap pelanggan nya ia terkejut itu adalah Sean teman lamanya, mereka saling berbincang lama sampai akhirnya Sean mengatakan jika istrinya meninggal karena penyakit kanker hati, Sean sudah tahu kisah Anissa secara terperinci dari teman-temannya.
Sean juga merasa bersalah kenapa dari dulu ia tak membawa Anissa kawin lari saja, "Aku punya 2 orang anak perempuan, Anna dan Amy." Curhat Sean.
Mereka bertatapan sejenak, "Baiklah akan aku tunggu waktumu..." Sean pergi karena ia ada jadwal penerbangan ke New delhi siang ini.
⌐╦╦═─⌐╦╦═─⌐╦╦═─⌐╦╦═─⌐╦╦═─⌐╦╦═─⌐╦╦
Annisa sudah memikirkannya ia akhirnya menerima pinangan Dokter Firman yang bekerja di kesatuan sang Ayah, lagipula Adam juga membutuhkan sosok Ayah. Firman juga sudah berjanji akan menyanyangi Adam seperti anaknya sendiri.