Hati kecil juga bisa terluka, bahkan ia lebih rapuh dari pada sebuah hubungan dan perasaan yang ternyata ujungnya cuma sandiwara.
~~
Kau tahu apa itu pendusta?
Makhluk tak berguna yang hanya merusak mata, mengotori hati suci dengan sebujur kata-kata hina. Semua yang kau ucapkan hanyalah dusta, tak perlu membuat cerita yang hanya berujung sandiwara.
Kehadiranmu hanya datang sesaat, namun menggores luka ribuan tahun. Sungguh tak layak dikenang dirimu wahai sang pendusta.
Sakit hatinya takkan terobati hanya dengan sebuah kata maaf, dirimu yang terus muncul hanya akan membuat kesalahan. Jiwa dalam dirinya sudah tak sanggup tuk menderita. Mengingatmu hanya akan mengantarkannya pada sebuah cerita kelam berbalut senyuman yang menyakitkan.
Wahai sang pendusta ...
Kau muncul tanpa pernah diinginkan. Bersama dengan sayup-sayup gelora yang terasa manis di ujung pangkal. Dusta yang kau tanamkan pada hati kecil telah berubah menjadi sebuah pohon besar yang akan menjadi tempat untuk tinggal.
Apa tidak cukup bagimu setelah menorehkan luka?
Apa kau ingin dirinya mati dengan siksaan yang datang seiring berganti?
Apa itu yang akan membuatmu merasa puas?
Banyak hal yang kau paksakan padahal kau sendiri tau bahwa itu adalah hal yang tak mungkin. Pergilah dan tinggalkan dia pada sebuah rantai dalam penjara kenangan.
Wahai sang pendusta ...
Tolong sadarlah, temukan jalan baru agar dapat mengubah mu kembali seperti sediakala. Ia pun berharap kau bahagia, walaupun luka di hatinya takkan sirna. Namun, setidaknya dengan awal cerita baru, ia dapat kembali menata kenangan dalam hidup ini.
~~
Sebuah tinta kenangan hati yang terluka, dan permintaan tulus dari sang pecundang.