*“Di Balik Layar Chat”*
> Kita berbicara lewat layar, tentang sakit, kehilangan, dan tawa yang dipaksakan.
> “Sakit banget ya, Ra?” tanyamu,
seolah tahu semua yang tak kuucap.
Foto profil hitam,
bukan karena duka,
tapi karena kata-kata terlalu ramai di kepala.
> “Kapan kita bisa dicintai seperti orang-orang?” tanyamu lagi,
dan dunia hening sejenak,
hanya emoji yang menjawab.
Kita tertawa, tapi dalam diam tahu—
cinta bukan soal siapa duluan mencintai,
tapi siapa yang tetap tinggal
meski tahu tak akan dimiliki.
Dan mungkin,
di masa depan yang belum datang,
kita akan tertawa membaca percakapan ini,
sembari berkata,
> “Akhirnya, kita pulih juga.”