Sebuah kisa antara pria misteriu bernama nando dan wanita cantik bernama wanda yang baru saja pindah k sekolah elit yang sangat ternama di kota itu.
Nando hanyala seorang pria cupu dengan tampilan yang bisa di bilang tidak terlalu cupu.
Tubuh tegap yang proposional yang tentu saja cukup di sukai olah siswi-siswi di sma nya, kacamata yang ber-frame besar, wajah putih, dan tatapan teduhnya. Hanya saja nando jarang sekali berbicara, ia lebih sering ke perpustakaan atau rooftop sekolah, dan tidak pernah melawan jika ia di ganggu oleh siswa-siswa yang lain.
Hal itu lah yang mebuat nando kerap di buli, bahkan tak ada orang yang mau berteman dengan nando. Bagi mereka nando hanyalah anak aneh dan tidak baik untuk di jadikan teman, terlebih nando memang sering kali terlihat dengan tampang misterus dan liciknya.
Libur semester telah usai, tepatnya hari ini meruakan hari pertama sekola bagi siswa dan siswi, tentu saja itu juga berlaku untuk nando yang kini sudah menginjak kelas XII SMA.
Di hari yang sama, seperti biasa nando langsung memasuki kelasnya dan duduk di meja paling belakang, tempat yang strategis bagi siswa maupin siswi ‘buangan’.
Tak selang berapa lama, seorang guru wanita memasuku ruang kelas nando dengan di ikuti oleh seorang wanita di belakangnya.
“selamat pagi anak-anak!” sapa guru itu.”
“pagi bu!” balas para murid.
“sebelumnya, selamat untuk kalian yang kini sudah menginjak kelas 3, saya harap kalian semakin rajin belajar untuk menempuh ujian di akhir semester kelas 3 ini” ucap guru wanita itu
“iya bu!” balas para muris serentak.
“nah, kebetulan saya juga akan memperkenalkan teman baru kalian. Kemari nak!” ucap guru tersebut dan menyuruh wanita itu memperkenalkan diri.
“selamat pagi, teman-teman!” sapa wanita itu dengan suara yang lembut dan ramah, dan tentu saja dengan senyum yang sangat manis.
“pagi!” balas para murid semangat
“perkenalkan nama saya Wanda kirana, kalian bisa panggil saya Wanda” ucap wanda memperkenalkan diri.
“hai wanda!” sapa para murid.
“baiklah, itu saja, kalo masih ingin bertanya yang lain kalian tanya langsung saja. Nah, wanda silahkan kamu duduk di bangku yang kosomg di depan itu” ucap guru itu sambil menunjuk meja yang kosong tersebut.
“baik lah, ibu permisi dulu. Kalian jangan ribut ya, selamat pagi! Selamat belajar”
“iya bu, selamat pagi” balas sang murid dan sang guru pun meninggalkan ruang kelas itu.
Baru saja Wanda duduk dan sang guru pergi, para siswa maupun siswi langsung menkerubungi wanda dan melontarkan beberapa pertanyaan yang membuat wanda kewalahan menjawabnya.
Namun, hanya 1 fokus wanda saat ini. Yaitu seorang pria yang duduk di pojok belakang yang sedang membaca buku tebalnya.
‘misterius’ pikir wanda dengan senyum yang tersungging di bibirnya.
***
Tettt tettt tetttt.....
Bell istirahat berbunyi yang tentu saja mebuat seluruh siswa dan siswi merasa bahagia setelah tertekan oleh berbagai pelajaran di kelas.
Sudah 3 hari semenjak wanda bersekolah di sana dan tidak adah yang aneh sekalipun, hanya 1 dan itu pun bukanlah hal aneh bagi wanda, yaitu pria misterius itu.
Hingga saat ini wanda belum mengetahui nama pria itu. Berkali-kali wanda ingin mendekati pria itu namun semua gagal karena wanda selalu saja di ajak oleh para siswi ke kantin, dan wanda merupakan seorang yang tidak enak hati. Namun tidak untuk kali ini.
“wan, ke kantin yuk” ajak teman sebangkunya, Rita.
“eh, engga deh ta, aku lagi nggak enak badan dek kayaknya. Aku ke uks aja!” ucap Wanda beralibi.
“yaampun serius wan? Kenapa kamu nggak bilang dari tadi. Ya udah aku anter aja yuk” ucap Rita khawatir
“ah... nggak usah, aku bisa sendiri kok. Kamu pergi aja ke kantin, aku nggak apa-apa” balas Wanda.
“ya udah deh, kamu hati-hati ya. Kalo perlu apa-apa binga aaja ke gue” ucap Rita
“iya!” balas Wanda dengan senyuman.
Setelah rita pergi, wanda pun berlari mencari keberadaan pria itu. Tepat setelah menemukannya, wanda tidak langsung berbicara melainkan membuntuti tepat di belakang pria tersebut (seperti video klip peterpan ‘menghapus jejakmu).
Cukup lama wanda mengikutinya hingga sampai lah mereka di rooftop sekolah, dengan pemandangan yang cukup indah dan terpaan angin yang sejuk.
“hai!” sapa Wanda tepat di sebelah pria itu, namun tidak ada jawaban dari sang pria
“hai!” sapa Wanda lagi yang kini tepat di depan pria itu, dan masih tidak mendapat jawaban. Sang pria hanya asik dengan membaca buku tebal yang ia bawa.
“hei, gue itu ngomong sama lo!” ucap Wanda kesal. Namun sang pria masih tidak menggubris ucapan Wanda.
“hei, kacang banget sih gue!” ucap Wanda dengan menarik buku pria itu dan tentu saja membuat sang pria itu melihat ke arah Wanda dengan tampang datarnya.
“gue Wanda, nama lo siapa!” ucap wanda memperkenalkan diri.
Dan tentu saja tidak dapat balasan dari sang pria, yang di lakukan hanyalah menjulurkan tangan untuk meminta bukunya kembali.
Dengan kesal, wanda mengembalikan buku tersebut dan melihat nametag pria itu.
“Nando Alfian! Nama yang bagus” ucap Wanda, sedangkan lawan bicaranya hanya mengernyit sedikit tak senang lalu pergi meninggalkan wanda sendirian.
Tentu saja, bukan wanda namanya jika ia menyerah begitu saja, Wanda pun membuntuti nando seperti tadi dan mengikutinya kemanapun nando pergi.
‘huft... sabar Wanda... cowok kayak gini mah cuman butuh waktu aja ngedeketinnya’ pikir Wanda percaya diri.
***
Sudah hampir 1 minggu Wanda mendekati nando, namun lagi-lagi Wanda tak pernah di anggap ada oleh nando.
Saat bersama nando di rooftop, Wanda bagaikan orang gila yang berbicara sendiri mengeluarkn seluruh keluh kesahnya kepada nando, yah... nando tetaplah nando, tak pernah membuka mulut saat Wanda mengajaknya berbicara.
Bahkan sudah selama itu pula ia pulang maupun pergi sekola bersama nando, di karenakan mereka menaiki bus yang sama dan ternya mereka tinggal di kopleks yang sama hanya saja berbeda blok yang letaknya cukup jauh.
Dan tentu saja seperti biasa ia selalu duduk di sebelah nando bahkan sesekali mengajak nando berbicara, namun lai-lagi nando masih tidak menganggap Wanda ada, nando justru mendengarkan musik dari ponselnya menggunakan earphone.
Wanda pun memaklumi akan sifat nando, memang Wanda selau memperhatikan yang terjadi di sekitarnya. Tak ada 1 pun orang yang mau berbicara dengan nando bahkan hanya sekedar menyapa pun tak mau, hanya dirinya lah yang mau berbicara dengan nando.
Namun, Wanda tetap berfikir nando pasti akan berbicara dengannya suatu saat nanti.
***
“wan, kantin yuk!” ajak rita
“yuk... gue juga mau naya sesuatu nih sama lo” ucap rita lalu mereka pun pergi ke kanti.
Sesampainya di kantin dan setelah mereka memesan makanan, mereka pun duduk di meja kantin yang cukup nyaman untuk berbincang-bincang tanpa harus takut di dengar oleh orang lain.
“lo mau nanya apaan?” tanya Rita
“itu, lo tau nggak sih cowok yang sekelas sama kita” tanya Wanda
“cowok yang mana? Di kelas kita kan banyak anak cowok!” ucap Rita
“itu loh... yang duduk di pojokan!” ucap Wanda.
Mendengar ucapan Wanda sontak membuat Rita mebulatkan matanya dan terkejut.
“maksud lo nando?” tany Rita memastikan
“iya Nando!” jawab Wanda antusian
“wan, dengerin gue. Kalo lo ketemu sama dia di manapun itu. Lo lebih baik jauh-jauh aja deh dari dia” ucap Rita menasehati
“loh, emang kenapa?” tanya Wanda heran
“Wan, nando itu cowok nggak bener!” ucap Rita
“maksud lo?” tanya Wanda lagi
“gue nggak tau pastinya kenapa. Tapi, nando itu cowok paling aneh yang gue kenal, dan semua murid juga tau itu. Lo pasti pernah liat dia kan, nggak pernah ngomong, dan dia itu nyeremin. Bahkan gue yang udah 2 tahun sekelas sama dia, pernah sekali gue sekali 1 kelompok sama dia. Dan dia itu bener-bener orang yang creepy tau nggak, gue nggak bisa jelasin detailnya, yang pasti dia bukan orang yang baik untuk di jadiin temen. Bahkan nando justru lebih sering di bully sama Nathan CS” Jelas Rita.
Sejenak Wanda berfikir keras, apa benar nando orang yang semenakutkan itu sepeti yang rita dan orang-orang bicarakan.
Tak ambil pusing, Wanda hanya meng-iya kan permintaan rita lalu memakan pesanannya.
‘apa gue tanyain langsung ya?’ pikir Wanda
Hari sudah sore dan kegiatan sekolah pun usai, Wanda yang berniat menemui nando langsung bergegas menuju taman belakang sekola.
Setiap saat pulang sekolah nando pasti mampir ke taman tersebut hanya sekedar untuk bersantai.
Saat Wanda sampai di lihatnya nando yang sedang duduk di kursi taman sambil melihat bunga-bunga yang di tanam menghiasi taman.
Wanda duduk di sebelah nando, hanya saja ia tidak bebicara, begitu pula nando yang masih asik dengan lamunannya. Semua hal yang Wanda pikirkan tadi menghilang begitu saja, di tambah mengingat ucapan Rita yang membuat wanda semakin merasa canggung.
“kenapa?” ucap nando tiba-tiba dengan suara halus, pelan, dan paraunya
‘what? Dia ngomong?’ pikir Wanda
“kenapa?” tanya nando lagi yang kini wajahnya sudah melihat Wanda dengan mata teduh nan sendunya
‘gue nggak mimpi kan?’ pikir Wanda lagi
‘ganteng banget gila’ batin Wanda
“gue nggak bersalah, tapi kenapa mereka semua jahat ke gue” ucap nando lagi
“taman ini, taman yang indah bukan? Cocok untuk hari terakhir yang indah” tambah nando lagi, yang kini tersenyum dan mulai menyeringai yang cukup menyeramkan bagi Wanda, bahkan Wanda sudah berikir yang aneh-aneh.
Namun, hanya sebatas itu nando langsung pergi meninggalkan Wanda sendirin. Dan hari itu pun wanda memilih pulang sendiri.
‘gara-gara cerita rita nih, Gue jardi parno kan. Untuk pertama kalinya nando ngomong ke gue dan gue malah nggak jawab dia sama sekali’ pikir Wanda menyesal.
***
Hari ini merupakan hari tepat setelah 2 bulan semenjak wanda bersekolah di sana, kini wanda sudah mengenal lingkungan sekolahnya dengan baik dan tentu saja warga sekolah di sana.
Namun lagi-lagi 1 hal yang membuat Wanda belum cukup mengenal warga sekolah itu, tentu saja Nando.
Di lihatnya nando yang masih di posisi nya, yaitu buku dan kursi di pojokan belakang. Wanda ingin mendekati nando saat di kelas, hanya saja ia merasa canggung saat ini.
Terlebih beberapa minggu yang lalu merupakan hari yang cukup menyenangkan namun mendebarkan secara bersamaan, nando yang berbicara kepadanya untuk pertama kali, dan seringai nando yang cukup menyeramkan bangi Wanda.
Sore hari ini, Wanda melihat nando duduk sendirian sedang menunggu bis di halte, ingin rasanya wanda menghampiri nando, namun hari ini ia tidak bisa pulang bersama nando karna ia harus pergi ke rumah bibinya.
Di rumah bibinya, Wanda pun tak henti-hentinya memikirkan nando, apa yang sedang nando pikirkan, apa yang sedang nando lakukan, semua tentang nando ingin rasanya Wanda ketahui, namun nando merupakan orang yang sangat misterius, bahak sudah 2 bulan ini Wanda masih saja belum mengetahui apapun tentang nando. Bahkan akhir-akhir ini ia jarang melihat nando karna nando tidak sekolah.
Diingatnya, terakhir kali ia melihat Nando sebelum pertemuannya di halte bus tadi adalah 1 minggu yang lalu dengan wajah pucat dan penuh luka seperti habis berkelahi.
Wanda yang melihat itu cukup terjeut dan sedikit ketakutan. Ia mengingat ucaoan rita tentang nando, dan membuat wanda berfikir bahwa nando memang lah bukan orang yang baik-baik.
Keesokan harinya, Wanda pulang menuju rumahnya sendirian dan di malam hari. Jalanan sudah cukup sepi pada saat itu, saat di dalam bis, Wanda menemukan sebuah koran yang ada di kursi sebelahnya.
Karna penasaran dan untuk membuang rasa bosan, wanda pun membacanya dan menemukan sebuah informasi yang membuatnya sangat terkehut dan tak percaya.
Tertulis di koran tersebut, bahwa telah di temmukan sebuah jasad manusia di sebuah gudang terpencil di sekolahnya, dan jasad tersebut belum dapat di indentifikasi karen kondosinya yang mulai rusak dan membusuk.
Dikoran tersebut pun dijelaskan bahwa di bahwa tulang tekorak pada jasad tersebut remuk di bagian belakang dan juga beberapa jejak tindakan kekerasan lain dan membuat orang-orang yang membaca pun merasa ngilu.
Wanda sangat terkejut setelah membaca koran tersebut, di ingatnya lagi semua perkataan Rita tentang nando, dan juga... ucapan nando yang cukup di taman itu, taman tempat gudang itu berada.
Dengan rasa takut Wanda pun menghubungi ayahnya dan ibunya untuk menjemputnya namun tak ada 1 pun yang menjawab panggilannya.
‘apa mungkin nando itu pembunuh?!’ pikir Wanda.
Teringat semua peringatan-peringatan yang teman-temannya berikan untuk menjauhi nando, nando yang merupakan orang berbahaya, aneh, dan bukan seorang yang baik untuk di jadikan seorang teman.
Saat bis berhenti di halte di dekat kompleks nya, Wanda langsung turun dengan tangan yang masih membawa koran dan ponselnya.
Tepat saat wanda baru turun, wanda melihat nando di halte tersebut, masih menggunakan seragam sekolahnya yang membuat wanda sedikit bingung dan curiga.
Dengan takut wanda mencoba untuk bersifat seperti biasa, wanda berjalan di belakang nando. Dengan perasaan takut Wanda memanggil nando.
“Nando” ucap Wanda pelan dan takut.
Nando pun berbalik dan melihat langsung ke arah wajah Wanda.
Tatapan kosong Nando yang langsung mengarah pada matanya membuat wanda merinding. Bahkan terucap dalam hatinya bahwa nando adalah seorang psikopat.
Dengan perlahan Nando mendekati Wanda lalu nando pun berucap.
“did you see me?”
Ucap nando dengan suara serak yang menyeramkan dan wajah yang kian memucat dan perlahan mengeluarkan darah bahkan dengan wajah yang dapat di bilang hancur dan baju nya yang menjadi sangat kotor dan robek sana-sini.
Wanda yang melihat itu tak dapat berkata-kata keringat dingin mulai membasahi bajunya, tubuhnya mulai bergetas tak karuan. Wanda semakin menggenggam koran tersebuh dan poselnya yang menunjukan notifikasi sebuah pesan.
Nando semakin mendekati Wanda dan.....
“KYAAAAAAA!!!!!!”
Ting!
Group XII IPA-2
Angel : Guys itu yang diberita beneran?
Rangga : Serius itu Nando
Dika : Jadi beneran itu Nando?
Siska : Gue denger yang ngelakuin itu udh ketangkep
Angel : serius? Siapa?
Wahyu : siapa?
Dika : gue yakin pasti Nathan CS
Rita : Emang gila mereka
Siska : iya, Nathan CS. Mereka juga udh di amanin.
Rita : RIP Nando Alfian
Siska : RIP Nando Alfian
Dika : RIP Nando Alfian
Rangga : Duh gue jadi ngerasa bersalah sama Nando
Dan obrolan grub pun terus berlanjut tanpa Wanda didalamnya.
..................
Deep & Dark - Cowok Misterius.
Terimakasih atas dukungannya
Regards
Adsetian
22-08-2025
Jangan lupa mampir ke lapak saya yaaa... yuk mari.