Hai kenalkan namaku Safa aku akan membagikan pengalaman ku semasa sekolah dan inilah kisah persahabatan ku.
Orang rumah berpikir aku adalah anak yang tidak bisa apa-apa, takut bersosialisasi serta tidak memiliki banyak teman. Tapi ketika aku berhasil masuk ke smk dengan jalur prestasi dan berkendara motor sendiri, mereka semua langsung memberiku pujian. Tidak menyangka aku bisa seberani itu, "Hei kenalin namaku Kia "
Gadis manis dengan wajah cantik itu mengajaknya berkenalan. Ruang kelas ramai karena guru belum datang, murid-murid masih memakai masker karena kita belum sepenuhnya bebas dari covid. Akhirnya aku berteman dengan gadis manis itu dia mempunyai teman sebangku yang akrab sedangkan aku duduk dengan orang yang tidak terlalu menarik untuk ku kenal.
Selama kelas 10 aku menyadari Kia benar-benar devinisi perempuan yang sempurna. Tinggi badan nya wajahnya serta cara dia mengekspresikan siapa dirinya, hal tersebut sangat menarik perhatian.
Yah walaupun kami berteman tapi selama kelas 10 kita dibilang tidak terlalu dekat , karena di dalam kelas terpecah menjadi beberapa kelompok pertemanan perempuan. Tapi aku selalu memperhatikan nya dari kejauhan, Aku tidak pernah merasa iri melihat Kia yang bersinar di antara teman-teman. Aku malah sangat ingin berteman lebih dekat dengan nya, entah kapan kesempatan itu akan datang.
Dia sering masuk ketika bell akan segera bunyi tapi Kia ia tidak pernah terlihat panik itu cukup mengesankan. Sedangkan diriku jam 06:00 biasanya sudah berangkat dari rumah, ketika kabut masih tebal aku sudah di jalanan dan kedinginan.
Wajar karena rumahku sudah beda kabupaten dengan smk ku."Kia katanya sakit sesak nafas, teman-teman ayo kita jenguk Kia dan beli buah untuknya "
Ucap Ketua kelas bernama Roi, mendengar Kia sakit aku turut sedih tapi aku tiba-tiba merasa malas untuk menjenguk dikarenakan sudah terlalu lelah di sekolah.
"Yaudah yang mau ikut jenguk siapa aja? "
Sebenarnya aku ingin tau rumah Kia dimana tapi aku memilih tidak ikut. Tapi aku selalu mendoakan yang terbaik buat dia, sehat selalu Kia.
Besoknya aku cuma mendengar beberapa temanku yang ikut menjenguk, dia sakit karena kelelawar.
Aku memakan makanan ku dengan tenang di saat semua orang sibuk membahas banyak gosip-gosip baru. Kantin payung selalu ramai saat jam istirahat hampir seperti pasar suasananya.
Dan seperti biasa segerombolan anak-anak MP lewat mereka membawa tas dan itu sudah jelas kalo mereka pindah kelas.
Sistem belajar kami memang kelasnya di rolling, memang melelahkan sih tapi itu setidaknya kami tidak merasa jenuh karena menetap di tempat yang sama.
Meskipun anak MP terkenal tapi yang aku tau namanya hanya satu yaitu Rianto, dia adalah cowo yang memiliki postur tinggi besar dan paling wah menurutku.
Kalo fisik mereka ideal kalo aku mungkin berbeda, waktu kelas sepuluh tinggi badanku 148cm dan berat badan ku mencapai 60 cm lebih.Ya aku menyadari aku sangat gemuk waktu itu setiap kali melihat foto sekelas aku selalu menghela nafas dan berucap "gendut jelek lagi "
Ya aku sadar bahwa fisikku ini jauh dari kata ideal, aku bahkan selalu malas bila ada sesi foto bersama.